Info Buku TELAGA

Pertanyaan-pertanyaan untuk mencari pasangan hidup ini akan sangat menolong terutama bagi pemuda-pemudi Kristen agar sungguh mengoreksi dan menemukan apakah calon pasangan hidupnya benar-benar tepat dan dikehendaki Tuhan. 1.Apakah pacaran justru merasa didekatkan dengan Tuhan? 2.Seberapa banyak perbedaan yang membuat kita semakin sulit berkomunikasi? 3.Seberapa mampukah kita bekerja sama? 4.Apakah teman-teman kita bisa diterima oleh pasangan kita dan apakah kita juga bisa menerima teman-temannya? 5.Apakah kita memiliki nilai moral yang sama? Masih banyak lagi pertanyaan lain yang disajikan dalam booklet ini.

Bagaimana jika kami sudah terlanjur menikah dengan pasangan tidak seiman?" Pertanyaan ini seringkali muncul, dan tidak jarang menimbulkan dilema bhakan konflik dalam rumah tangga. Kehidupan yang tidak seiman akan menjadi problem tersendiri dan duri yang senantiasa menyakitkan, dan ini harus diakui dan tiudak perlu disembunyikan. Melalui booklet "Hidup dengan Pasangan Tidak Seiman" kita dapat menemukan jawaban-jawaban yang terpapar jelas, terkutip dari salah satu bagian firman Tuhan.

"Prinsip yang utama Dan pertama adalah menaati Tuhan."

Cinta jauh lebih luas daripada penghargaan, namun penghargaan dapat menjadi wujud nyata dari cinta kasih, makin banyak penghargaan yang diberikan makin besar cinta kasih ituaan tetap berjalan. Cinta kasih yang kehilangan aspek penghargaan, lama-kelamaan akan kehilangan cinta itu sendiri.

Konflik seringkali muncul dalam kehidupan rumah tangga, salah satu penyebabnya adalah latar belakang suami istri yang berbeda. Dan mungkin yang terjadi adalah lebih mudah memunculkan konflik daripada mengatasi konflik. Namun dari semua itu pasti ada sumber dan penyebab mengapa konflik itu muncul. Kebanyakan konflik memiliki satu tema yang serupa yaitu merasa bahwa pasangan kita tidak lagi seperti harapan kita atau dengan kata lain berkata "Engakau tidak hidup seperti yng aku harapkan" lebih berbahaya lagi jika harapan tersebut tidak pernah dibicarakan. Karena dianggap tidak penting atau akan selesai dengan sendirinya.

Pria-pria Kristen perlu belajar banyak hal dari seorang Yonathan. Ada empat karakter kehidupan Yonathan yang perlu dipelajari, Yaitu: dia menjadikan sesama pria sebagai sahabatnya, dia membela yang benar, dia lepas adari ambisi pribadi an dia adalah seorang yang setia.

Seorang suami yang ingin dipercaya harus membuktikan dirinya sebagai orang yang layak untuk dipercaya.

Saat-saat mencintai dan dicintai tentulah merupakan saat-saat yang paling membahagiakan dan membuat hidup kita semakin bergairah. Hampir semua orang bisa mencintai, namun yang membedakan antara cinta yang satu dengan yang lainnya adalah bagaimana kita mencintai.

Pada dasarnya, cinta dapat dibagi menjadi dua golongan besar;
1. Cinta yang menghancurkan
2. Cinta yang membangun

Kedua jenis cinta ini begitu berbeda. Jadi, sudah selayaknyalah kita mencari tahu bagaimanakah kita mencintai sebelum kita mengambil keputusan yang akan mempengaruhi kehidupan kita kelak.

Berbagai sumber media massa cetak dan elektronik, data statistik, maupun kehidupan di sekeliling kita menyatakan bahwa perselingkuhan telah menjadi penghancur bagi begitu banyak keluarga. Adanya pria dan wanita lain yang dicintai dalam sebuah rumah tangga menjadi ancaman terbesar bagi runtuhnya sebuah benteng pernikahan.

Buku Membentengi Pernikahan ini akan membantu Anda bagaimana membangun benteng yang kuat agar dapat tetap bertahan ketika serangan dari luar datang.

Menentukan pasangan hidup merupakan suatu proses yang kompleks dan panjang; banyak hal yang harus kita pertimbangkan dengan serius. Pemahaman kita tentang kehendak Tuhan sangat mempengaruhi proses sebelum memasuki mahligai rumah tangga. Hal ini penting karena kita akan menghabiskan sisa hidup kita bersama pasangan kita. Sebuah pernikahan bukanlah untuk sesaat, namun untuk selama-lamanya. Kita tidak boleh berjalan menurut keinginan dan kehendak kita sendiri. Buku ini memuat berbagai hal seputar perjodohan yang perlu kita perhatikan, antara lain:
- Jodoh dan Kehendak Tuhan
- Memulai Berpacaran
- Dengan Siapakah Kita akan Menikah?
- Peran Orangtua dan Sikap Anak dalam Memilih Pasangan Hidup
- Pertanyaan Seputar Perjodohan

Orang yang sedang berpacaran kadang-kadang lupa batas batasnya sampa dimana dia harus intim dengan pasangannya. Seringkali kita mempunyai pendapat, kalau intim pasti hubungan tubuh bahkan sampai hubungan seksual padahal ini seharusnya menjadi bagian terakhir dalam masa persiapan memasuki pernikahan. kalau terbalik prioritasnya tau apabila kita langsung masuk kearah-arah seksual, kita terlalu dekat secara seksual ; masalah-masalah yang tadinya ada kita tutupi tapi pada akhirnaya akan muncul lagi, jadi kalau sampai terbalik kita hanyalah mengundang bencana dikemudian hari.

"...keintiman yang harus dikedepankan adalah keintiman yang bersifat emosional."

Pada masa sekarang anak-anak muda cenderung melihat berpacaran dari sudut bersenang-senang, bergensi-gensian, beraksi-aksian, dan menikmati masa muda, tapi sesungguhnya makna berpacaran itu sudah sangat-sangat kabur bergeser dari makna sebenarnya. Makna atau tujuan berpacaran adalah untuk mengetahui apakah kita bisa hidup bersama kelak dalam pernikahan. jadi sungguh-sungguh berpacaran adalah masa untuk memastikan apakah kita akan dapat nanti hidup harmonis dengan pasangan kita itu. Tiga hal besar yang perlu diperhatikan selama masa berpacaran : kebiasaan hidup, kesungguhan hidup, dan kekudusan hidup.

"....berpacaran adalah suatu masa untuk mengetahui apakah kita bisa hidup bersama kelak dalam pernikahan."