Info Buku TELAGA

Setidaknya sepertiga sampai separuh usia pernikahan dihabiskan pada masa tua. Kita tidak boleh beranggapan bahwa semuanya akan berjalan lancar sebab masa tua mengandung tantangannya sendiri. Persiapan yang matang sudah tentu akan menolong kita memasuki masa tua dengan lebih baik serta menciptakan sikap positif menantikan datangnya hari tua bersama pasangan hidup.

Orang tua sering kali terkejut setelah mendengar laporan bahwa anaknya menjadi konsumen narkoba. Tapi siapa yang menduga bila mereka terjerat narkoba? Tentu kenyataan di atas membuat kita sadar bahwa narkoba telah memasuki ruang keluarga kita. Kita tidak boleh beranggapan bahwa anak kita pasti kebal terhadap masalah narkoba. Kita harus senantiasa waspada terhadap masalah yang tengah menjamur ini.

Memberi kepercayaan kepada anak berarti melepaskan pengawasan secara bertahap kepada anak. Pengawasan yang semula ketat, diperlonggar sedikit demi sedikit. Ketika anak sudah layak dipercaya untuk semua hal. kewajiban kita mengawasi dan mendidiknya pun sudah boleh dianggap selesai. Itu artinya bahwa tanggung jawab atas segala tindakan sudah berada di atas pundak anak sendiri.

Kleptomania dapat dikategorikan sebagai penyakit kejiwaan yang langka. Dengan kata lain, tidak banyak orang menderita kleptomania. Sederhananya, kleptomania dapat diartikan sebagai kegemaran untuk mencuri. Ini merupakan penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Hal yang menarik lainnya adalah gangguan kleptomania ternyata dapat menyerang siapapun, termasuk orang yang sangat rohani.

Di tengah-tengah pelavanan yang dilakukan, kita harus tetap melakukan tanggung jawab kepada keluarga kita sendiri, yang juga merupakan keluarga rohani. Kita perlu melakukan tanggung jawab kepada keluarga kita karena ini adalah kehendak Tuhan. Dan ketika kita melakukannya memang karena perintah Tuhan, maka sesungguhnya kita telah melakukan pelayanan kepada Tuhan.

Setiap hubungan pernikahan pasti tidak mungkin sama sekali lepas dari konflik. Konflik adalah bagian dari hidup bersama. Namun, seharusnya konflik tidak berubah menjadi racun yang mematikan. Konflik dapat menjadi racun yang secara perlahan melemahkan bahkan mematikan sendi pernikahan apabila konflik tersebut tidak terselesaikan dengan baik. Namun sebaliknya, konflik dapat menjadi bumbu dalam hubungan pernikahan apabila diselesaikan dengan baik. Ada pelbagai cara untuk menyelesaikan konflik, namun yang terpenting adalah sikap hati kita di hadapan Tuhan.

Persahabatan tidak bisa dijalin secara sepihak, walaupun istri mau bersahabat namun kalau suaminya menolak tentu tidak terjadi persahabatan. sebenarnya juga banyak para suami yang sungguh-sungguh mau menjadi sahabat buat istrinya, namun belom tahu apa yang harus dia lakukan. sering kali wanita maupun pria melihat satu sama lain itu sebagai mahluk yang tidak bisa dia pahami. Dalam hal-hal tertentu masing-masing bisa memahami pasangannya, tapi untuk waktu-waktu yang lain, satu pihak mengganggap cara berpikir pihak lain begitu aneh, begitu juga sebaliknya.

"...ada orang-orang baik suami ataupun istri yang sebetulanya dengan tulus berupaya untuk mengerti pasangannya tapi mengalami kesulitan."

Tuhan memberikan peranan khusus terhadap istri menjadi seorang penolong yang sepadan bagi suaminya. Seorang istri harus mengerti suaminya, karena seorang suami pada umumnya memiliki keunikan-keunikan yang membedakan dia dari seorang wanita, dan pria menghormati wanita yang stabil emosinya. Bagi pria ketidak stabilan emosi di identikkan dengan kelemahan kepribadian sehingga reaksi pria pada umumnya adalah tidak mau dekat-dekat dengan sesama pria yang beremosi terlalu kuat. Persepsi atau standar ini dibawa oleh pria kedalam rumah tangganya, sehingga pada umumnya pria akan berkeberatan kalau istrinya terlalu beremosi"...bagi banyak pria seseorang yang menujukkan emosi yang terlalu kuat menjadi seseorang yang menakutkan."

Banyak tokoh wanita baik yang diangkat dari cerita alkitab, salah satunya adalah Abigail yang disebut sebagai wanita bijaksana, karena dia adalah seorang yang selalu memikirkan terlebih dahulu dengan baik apa akibat yang akan timbul dari tindakannya, baru kemudian bertindak.

"Yang bijak adalah berpikir sebelum bertindak - yang kurang bijak adalah bertindak kemudian berpikir - yang sangat bebal adalah bertindak dan tidak pernah memikirkannya lagi."

Setiap orang tentu berharap cinta yang mereka rasakan dan nikmati saat berpacaran semakin bertumbuh lebih lagi. Namun kenyataannya berbeda, yang terjadi justru sebaliknya. Ada 3 (tiga) penyebab mengapa cinta mengalami hal seperti itu. Pertama: sesuatu yang menjadi biasa akan kehilangan daya tariknya. Kedua: pertengkaran yang tidak terselesaikan akan membunuh cinta. Ketiga: akibat konsep berpikir kita. Ketiga bagian ini akan dipaparkan secara jelas dan juga upaya-upaya apa saja yang akan dapat dilakukan unutk menemukan cinta itu kembali.

"Tuhan menghendaki agar cinta yang sudah tumbuh dalam rumah tangga tetap terpelihara."