Skip to main content

Orangtua-Anak

Apakah yang Dapat Orang Tua Lakukan untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak?

Orang yang sehat mental sadar akan kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, bekerja produktif dan bermanfaat, mampu membuat keputusan yang tepat, berkontribusi terhadap komunitasnya, berguna bagi masyarakat terutama bagi kerajaan Tuhan, gangguan mental secara umum disebabkan oleh faktor keturunan, situasi lingkungan sebelum lahir dan kimia dalam otak, tiga hal yang memengaruhi kesehatan mental seseorang, yaitu hubungan keluarga, makan yang bergizi dan sehat serta penggunaan smartphone atau HP dengan bijaksana.

Tiga Wajah Anak

Anak berkembang secara fisik, berubah secara mental dan rohani, tiga fase perubahan, masa kecil – remaja, masa dewasa, masa paro baya, camkan prinsip tabur tuai, terima kondisi anak apa adanya, didik semasa muda, semakin tua semakin kecil harapan untuk berubah.

Beban Anak Baik

Pertama menyenangkan hati orang tua, kedua memikul tanggungjawab orang tua, ketiga menyerap derita orang tua, keempat tidak boleh ada cacat cela, terimalah latar belakang kita sebagai penetapan dan dalam rencana Tuhan, seimbangkan hidup bukan hanya untuk orang tua atau orang lain tetapi juga untuk kita sendiri, teruslah mengabdi kepada orang tua dan menjadi berkat, tetapi lakukanlah demi Tuhan.

Disiplin dan Anak Baik

Anak memerlukan disiplin bukan saja dalam hal sekolah tapi juga dalam hal kerohanian, kehidupan rohani tidak sama dengan aktivitas rohani, kenali anak dalam kekuatan dan kelemahannya, pentingkan perubahan dan perbuatan di dalam bukan di luar, beri kebebasan yang cukup untuk menyatakan dirinya, anak harus menyenangkan Tuhan, bukan hanya orang tua.

Menyeimbangkan Hormat dan Kasih 2

Orang tua harus menjaga sikap dan perilaku diri sendiri supaya bisa dihormati oleh anak, orang tua perlu konsisten dan relatif sama dalam pandangan terhadap prinsip hidup serta cara mendidik anak, orang tua perlu menunjukkan keteladanan dalam hal kasih dan berkata-kata, dari sudut perkembangan anak, kita lebih mendekatkan hukuman atau disiplin secara lisan daripada secara fisik