Audio

Audio

Rayakan Kesetiaan I

Di dunia ada dua jenis pelayanan, yaitu pelayanan yang nyaring, hasilnya terlihat jelas dan cepat, dan pelayanan sunyi yaitu hasilnya tidak terlihat jelas dan lama. Membesarkan anak termasuk pelayanan yang sunyi. Kita tidak bisa melihat hasilnya dengan segera, bahkan adakalanya justru hasilnya mengecewakan hati. Kunci untuk tetap bertahan adalah kesabaran dan kesetiaan. Dua hal ini dapat diwujudkan dalam komitmen, disiplin dan mendemonstrasikan kasih Bapa yang tidak terbatas pada anak. Sebagai orang tua biarlah pedoman yang diuraikan di sini bisa menghasilkan kesabaran dan kesetiaan, sehingga buahnya bisa kita lihat dan kita nikmati.

Proses Berpacaran II

Berpacaran adalah bagian penting dalam persiapan pernikahan. Tanpa persiapan yang matang, pernikahan berisiko gagal. Itu sebabnya kita harus memahami lebih dalam lagi tentang berpacaran. Dalam hal ini diuraikan tentang anatomi berpacaran, apa saja yang harus diperhatikan dalam masa berpacaran, konfirmasi dari Tuhan dan dari keluarga serta teman dekat serta pertumbuhan relasi itu sendiri yang meliputi 3 hal yaitu percaya, respek dan cinta.

Proses Berpacaran I

Berpacaran adalah bagian penting dalam persiapan pernikahan. Tanpa persiapan yang matang, pernikahan berisiko gagal. Itu sebabnya kita harus memahami lebih dalam lagi tentang berpacaran. Dalam hal ini diuraikan tentang anatomi berpacaran, apa saja yang harus diperhatikan dalam masa berpacaran, konfirmasi dari Tuhan dan dari keluarga serta teman dekat serta pertumbuhan relasi itu sendiri yang meliputi 3 hal yaitu percaya, respek dan cinta.

Tidak Mau Mengalah

Pernikahan menuntut pasangan untuk saling menyesuaikan diri. Di dalam proses menyesuaikan diri kadang kita terlibat konflik akibat perbedaan yang ada. Untuk dapat menyelesaikan konflik diperlukan sikap rela mengalah. Masalahnya adalah kadang kita tidak mudah mengalah dan memang ada sebagian yang memiliki sikap tidak mau mengalah. Sikap tidak mau mengalah bukanlah sikap kompetitif—kendati keduanya memunyai persamaan. Bila sikap kompetitif lahir dari keinginan untuk menjadi yang terutama alias nomor satu, sikap tidak mau mengalah lahir dari dua sumber yaitu tidak ingin mengaku salah dan tidak ingin dirugikan.

Iri Terhadap Saudara Sendiri

Seyogianya kita tidak merasa iri dengan saudara sendiri namun pada kenyataannya, kadang kita merasa iri. Ada beberapa penyebab mengapa adakalanya kita merasa iri kepada saudara sendiri, antara lain : Kita dibanding-bandingkan oleh orang tua, sanak saudara, guru atau teman. Kita membanding-bandingkan diri karena menginginkan sesuatu yang dimiliki oleh saudara sendiri. Kita dapat merasa iri kepada saudara sendiri bila apa yang tadinya kita punyai kemudian dialihkan kepada orang lain. Kalau itu yang terjadi apa yang akan dilakukan oleh orang tua dalam menghadapi anak yang iri seperti ini ?

Menolong adalah Mengingatkan II

Pada kenyataan-Nya kita harus mengakui bahwa kita semua manusia yang terbatas. Jadi waktu Tuhan menciptakan perempuan, agar terjadi relasi yang saling tolong dan perempuan bisa menjadi penolong bagi laki-laki, bukan karena istri lebih baik dan sebagainya. Ada 9 hal yang diungkapkan sebagai istri yang menolong adalah mengingatkan, antara lain menolong berarti memberi masukan, bukan memaksakan kehendak; menolong berarti mengingatkan suami akan kemungkinan buruk yang luput diperhatika; menolong berarti mengingatkan suami untuk tidak bersandar para pengertiannya sendiri tapi pada Tuhan dan lain-lain.

Menolong adalah Mengingatkan I

Pada kenyataan-Nya kita harus mengakui bahwa kita semua manusia yang terbatas. Jadi waktu Tuhan menciptakan perempuan, agar terjadi relasi yang saling tolong dan perempuan bisa menjadi penolong bagi laki-laki, bukan karena istri lebih baik dan sebagainya. Ada 9 hal yang diungkapkan sebagai istri yang menolong adalah mengingatkan, antara lain menolong berarti memberi masukan, bukan memaksakan kehendak; menolong berarti mengingatkan suami akan kemungkinan buruk yang luput diperhatika; menolong berarti mengingatkan suami untuk tidak bersandar para pengertiannya sendiri tapi pada Tuhan dan lain-lain.

Suami yang Memimpin dan Istri yang Menolong II

Ada banyak penyebab mengapa timbul masalah dalam pernikahan. Salah satunya adalah kegagalan suami dan istri berperan sesuai dengan desain yang telah ditetapkan Tuhan. Sebagaimana kita ketahui lewat Firman-Nya di Kejadian 2:18 dan Efesus 5:22-33, Tuhan menghendaki suami bertugas sebagai KEPALA yang memimpin istri dan istri sebagai PENDAMPING yang menolong suami. Dan diharapkan sebagai seorang suami bisa terbuka terhadap pasangan dalam mengatasi masalah yang dihadapi, mengajak istri berdoa bersama dan memecahkan setiap masalah yang ada, sehingga rasa percaya istri kepada suami pun akan bertumbuh.

Suami yang Memimpin dan Istri yang Menolong I

Sebagai kepala yang memimpin, suami diminta Tuhan untuk MENGASIHI istri. Sebagai pendamping yang menolong, istri diminta Tuhan untuk TUNDUK kepada suami. Sayangnya tidak selalu suami dan istri berfungsi sesuai peran yang ditetapkan Tuhan. Alhasil muncullah masalah dalam pernikahan. Di sini kita akan melihat bagaimanakah suami memimpin istri dalam kasih dan bagaimanakah selayaknya istri menolong suami dalam ketundukan.

Tujuan Hidup

Salah satu gejala depresi yang berat adalah hilangnya tujuan atau makna hidup. Kita tidak dapat lagi menatap hari depan sebab hari depan kelam tanpa arti, tanpa harapan. Mazmur 8 memberikan pada kita pengertian yang jelas akan tujuan keberadaan kita di bumi ini. Di dalam pemahaman yang jelas ini hidup menjadi kokoh dan kita pun akan dapat melewatinya dengan penuh harapan.

Halaman

Berlangganan RSS - Audio