Berita TELAGA

Pedoman Menyelesaikan KONFLIK

Versi printer-friendly
Mei

Berita Telaga Edisi No. 93 /Tahun VIII/ Mei 2012


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon



Pedoman Menyelesaikan
KONFLIK

Konflik adalah sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan keluarga kita sehari-hari. Kita sudah mencoba menghindari konflik, tetapi tetap terjadi juga. Sekarang masalahnya kalau sampai konflik itu terjadi mau tidak mau kita harus menyelesaikannya.

10 nasihat atau prinsip yang diberikan Norman Wright untuk penyelesaian masalah antara suami dan istri, yaitu:

  1. Jangan mendiamkan pasangan kita, kita senantiasa berupaya untuk menciptakan dialog dalam pertengkaran dengan pasangan kita. (lebih jelasnya bisa dibaca di http://www.telaga.org /kode_kaset/t003a ).
  2. Jangan menyimpan perasaan atau menimbun perasaan terus-menerus. Jangan menimbun perasaan bukan berarti bahwa setiap hal harus dibicarakan dengan serius. Dr. James Dobson seorang psikolog Kristen dari Amerika Serikat mengatakan: "Ada waktunya kita tidak mempersalahkan setiap masalah kecil yang timbul," dengan kata lain memang mustahil meminta pasangan kita untuk duduk membicarakan setiap hal yang menimbulkan ketidaksenangan kita.
  3. Jangan menumpahkan semua perasaan pada pasangan kita. Misalnya mencaci maki, memarahi pasangan kita sampai kita merasa lega itu tidak benar. Prinsip ke-2 dan ke-3 seolah-olah bertentangan, akan tetapi keduanya sangat perlu dilakukan dengan penuh keseimbangan, perlu jujur, perlu terbuka jadi tidak bisa kita itu ekstrim yang satu dan ekstrim yang satunya lagi.
  4. Seranglah masalahnya bukan orangnya. Berselisih yang sehat berarti membatasi diri atau membatasi pertengkaran hanya pada masalahnya saja dan menahan diri tidak menyerang pribadi seseorang.
  5. Jangan lari dari pokok pembicaraan.
  6. Jangan mengatakan "Engkau tak pernah...." Perkataan ini bukanlah perkataan yang baik untuk dilontarkan karena jarang sekali ada orang yang tidak pernah misalnya mengasihi, mempedulikan, menyenangkan hati pasangan. Perkataan ini acapkali hanya membuat pasangan kita patah semangat, tidak bermotivasi untuk berubah, sebab dalam benak mereka berpikir, "percuma saya sudah berusaha mengubah diri saya, tapi engkau tak menghargainya."
  7. Jangan menggunakan kritikan sebagai lelucon. Alasannya sederhana sekali yakni kritikan yang berjubah lelucon, memberi kesan penghinaan.
  8. Siapkan suasana, tempat, waktu untuk menyatakan ketidaksepakatan Anda.
  9. Sediakan jalan pemecahan bagi setiap kritikan yang Anda lontarkan. Maksudnya waktu kita memberikan pandangan atau tidak setuju dengan sesuatu, kita juga perlu memikirkan jalan keluarnya.
  10. Kalau salah akuilah, apabila benar diamlah. Kecenderungan kita kalau salah ya susah untuk mengaku salah, kalau benar kita berkoar-koar meyakinkan pasangan kita bahwa kita benar. Nah hal ini tidak efektif, karena akan membuat pasangan kita merasa seperti diinjak-injak, dia sudah salah terus kita tekan dengan mengatakan bahwa dia itu memang salah.

Efesus 4 : 29 - 32, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."

Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi Audio dan transkrip bisa didapatkan melalui situs TELAGA http://www.telaga.org/kode_kaset/t003b




Mengenal Lebih Dekat


Bersyukur Tuhan membuka jalan untuk Telaga bisa bekerjasama dengan satu radio lagi. Radio Swara Nafiri Malinau FM di Malinau – Kalimantan Timur yang mulai mengudarakan program Telaga pada bulan Mei ini, radio ini mengudara pada frekuensi 103.6 MHz. Jangkauan siar dari Radio Swara Nafiri Malinau FM ini meliputi radius 60 Km. Program TELAGA bisa didengarkan setiap hari pk. 06.00 WIB dan pk. 21.00 WIB. Silakan Anda mengikutinya, dan semoga bisa menjadi berkat.




Doakanlah

  1. Bersyukur LBKK bulan ini telah berusia 22 tahun.
  2. Bersyukur untuk persembahan syukur yang diterima dari Pdt. Andrew Thea di Bandung sebesar Rp 1.000.000,-.
  3. Bersyukur untuk tambahan 1 artikel lagi yang dikirim oleh Bp. Yusak Timothy, M.Th. berjudul "Pergunakanlah Waktu yang Ada". Artikel tersebut bisa dibaca pada situs Telaga.
  4. Doakan untuk radio Triatma FM di Kuta-Bali yang sejak awal tahun 2012 tidak mengudara karena sedang mengurus perijinan sesuai dengan persyaratan dari KPI.
  5. Radio Barigas Terang Borneo FM di Palangkaraya juga sedang mengurus perijinan karena pindah ke tempat yang baru. Doakan agar dalam bulan Juni yad. radio ini sudah bisa mengudara kembali.
  6. Setelah 2 bulan berada di Indonesia untuk keperluan riset, pada tgl. 2 Juni yad. Sdri. Betty Tjipta Sari akan kembali ke Tilburg melanjutkan studinya.
  7. Bersyukur untuk penerimaan dana dari donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari :
    001 – Rp 100.000,-
    010 – Rp 1.250.000,- utk 5 bulan.
    011 – Rp 300.000,- utk April & Mei



Telaga Menjawab
Tanya

Saya sudah berkeluarga dan punya 2 anak yang masih balita. Beberapa waktu lalu tanpa sengaja saya menemukan SMS dan YM milik suami saya dengan seorang perempuan dan memakai kata-kata, "Sayang, kangen, my dear, dll".

Hati saya hancur waktu membacanya, Chatting mereka via YM banyak sekali kata dan kalimat yang menunjukkan suami saya berharap sekali bisa mendapatkan perempuan itu.

Dari chatting mereka, saya melihat perempuan itu hanya menganggap suami saya sebagai abangnya dan tidak mau merusak rumah tangga orang lain. Perempuan itu statusnya janda dan punya 1 anak perempuan, lebih muda dan lebih cantik dari saya ketika saya melihat fotonya.

Yang saya takutkan, lama kelamaan perempuan ini akan menyerah karena tidak seorang pun tahu seberapa kuat bisa menahan godaan. Saya pernah menanyakan ke suami apakah maksud SMS (untuk chatting-nya tidak saya singgung). Dia bilang perempuan itu hanya dianggap adik dan memang dia kagum terhadap perempuan tersebut memper-juangkan hidup anaknya. Dia saat ini sedang membantu perempuan tersebut karena ada masalah dengan pacarnya dan suami saya jadi tempat curhat perempuan itu. Mereka ini saling kenal melalui suatu event yang berkaitan dengan pekerjaan dan saat ini ada event lagi yang sedang mereka kerjakan, saya jadi takut dan galau.

Sikap suami kepada saya dan anak-anak tidak berubah, tetap penuh perhatian hanya saja karena saya tahu isi chatting YM tersebut, jadinya saya anggap itu seperti basa basi, walau saya tahu dia sangat sayang sama anak-anak, semua keponakan dan sepupunya, dia tipe "family man".

Waktu malam tahun baru dia bilang bahwa saya tidak perlu takut karena dia tidak akan meninggalkan saya, dan tidak akan melepaskan cincin kawin sebagai pengingat dan ikatannya. Saya lega mendengarnya tapi juga ragu kalau mengingat kalimat di YM bersama perempuan itu, karena di YM tersebut bahkan pernah ada kalimat dia menawarkan ke perempuan itu untuk menjadi istri kedua, bagaimana tidak sakit hati dibuatnya…… entah hanya bercanda atau tidak.

Saya tetap berusaha melayani dan memerhatikan dia, membuatkan sarapan, ngobrol tentang hal-hal lain.

Saya harus bagaimana? Saya tidak kuat kalau terus menerus dipenuhi dengan perasaan seperti ini.



Jawab

Membaca surat yang Ibu kirimkan kepada kami, kami mencoba memahami kegalauan hati Ibu sehubungan dengan temuan SMS maupun chatting suami dengan wanita lain. Kesedihan dan kekuatiran Ibu sangat manusiawi. Wanita mana yang tidak risau menemukan perilaku suami di luar rumah yang mulai berani menyerempet bahaya seperti itu.

Berdasarkan keterangan yang Ibu tulis, besar kemungkinan suami Ibu adalah suami yang baik, penyayang, penuh perhatian kepada banyak pihak, terutama kepada para wanita. Ini adalah naluri yang wajar dari setiap laki-laki yang merasa terpanggil untuk melindungi wanita. Namun, sikap suami yang mulai berani main "api" ini mengandung bahaya yang sangat serius jika tidak segera direspon secara serius, terutama dari pihak Ibu. Mengomeli dan memarahinya belum tentu merupakan tindakan yang tepat. Bisa jadi kemarahan dan omelan Ibu setiap hari justru membuatnya tidak nyaman lagi tinggal di rumah dan mencari kenyamanan di luar rumah atau dengan wanita yang sekarang menjadi partnernya di kantor.

Kehidupan rumah tangga dapat diibaratkan sebuah kapal yang sedang berlayar di lautan yang luas. Ombak dan badai yang dahsyat dapat saja menenggelamkan kapal. Nah, pernikahan yang dilandasi dengan cinta dan kasih serta janji di hadapan Tuhan untuk setia sampai maut memisahkan keduanya tidak menutup kemungkinan dapat kandas karena terjangan "ombak dan badai" godaan yang hebat. Tidak sedikit suami istri dibuat heran, karena cinta yang selama ini menjadi dasar pernikahan mereka tiba-tiba lenyap ditelan bumi. Seiring berjalannya waktu, rasa cinta itu tidak lagi dirasakan suami istri. Oleh sebab itu suami istri harus menyadari dan mewaspadai hal ini dengan segera melakukan hal-hal penting untuk memupuk cinta kasih yang hampir pudar itu. Ibu adalah orang yang ditempatkan Tuhan sebagai penolong bagi suami, maka tidak berlebihan jika sekarang Ibu harus menolong agar kehidupan rumah tangga tidak runtuh.

Beberapa hal berikut ini mudah-mudahan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk Ibu lakukan, antara lain membangun kepercayaan. Sikap saling memercayai akan menjauhkan Ibu dari sikap curiga terus-menerus. Baik pihak yang mencurigai maupun pihak yang dicurigai sama-sama tidak nyaman. Untuk itu perlu membangun kenyamanan antara sikap saling memercayai sehingga bukannya makin menjauh tetapi sebaliknya justru semakin mendekat. Selain itu, alangkah baiknya kalau Ibu dan suami bisa merencanakan waktu berduaan lebih banyak dari biasanya, karena waktu berdua akan membuat suami istri semakin intim. Selanjutnya, jika memungkinkan bisa mengikuti retret khusus pasangan suami istri (Marriage Enrichment).

Biasanya para suami kurang bersemangat dalam usaha-usaha untuk memperkaya pernikahan. Perlu usaha keras untuk membujuknya agar mau bersama-sama memperbaiki dan memperlengkapi pernikahan. Kami berdoa kiranya Tuhan memberi hikmat kepada Ibu untuk mengatasi masalah ini.




Judul Baru

T 339 A Sikap Kristiani di dalam Pekerjaan I
T 339 B Sikap Kristiani di dalam Pekerjaan II

T 340 A Autisme : Suatu Keunikan atau Kelainan ?
T 340 B Kurang Pandai : Suatu Keunikan atau Kelainan ?

T 341 A Memahami Orang Tua Lansia
T 341 B Makin Tua, Makin Curiga

T 342 A Teladan Hidup I
T 342 B Teladan Hidup II

T 343 A Belas Kasihan Tuhan
T 343 B Ketika Kematian Membayang

T 344 A Kesalahan dalam Memilih Pasangan I
T 344 B Kesalahan dalam Memilih Pasangan II

T 345 A Kesalahan dalam Membangun Relasi I
T 345 B Kesalahan dalam Membangun Relasi II

T 346 A Pernikahan di Mata Tuhan
T 346 B Apa Adanya

T 347 A Saling Menajamkan I
T 347 B Saling Menajamkan II

T 348 A Mengapa Selingkuh ?
T 348 B Reaksi Korban Selingkuh ?

T 349 A Jiwa Memberi I
T 349 B Jiwa Memberi II

T 350 A Kepahitan Anak
T 350 B Ketika Anak Terlibat Masalah

Halaman