Pernikahan yang Hampa
Berita Telaga Edisi No. 74 /Tahun VII/ Oktober 2010
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
Mengapa semakin lama menikah, kita semakin merasakan kehampaan? Bahkan sampai pasangan suami istri Kristen sekalipun!
Penyebab utamanya adalah karena adanya Perbedaan Investasi Emosional Pria dan Wanita
Ada lima Tahap Penyesuaian dalam Pernikahan:
- Pengantin Baru
- Pengenalan diri pasangan
- Penyesuaian kebiasaan hidup
- Orang tua Baru
- Setiap penambahan anak menuntut penyesuaian hidup
- Cara mendidik dan membesarkan anak menuntut penyesuaian
- Relasi anak dengan orang tua menuntut penyesuaian karena kedekatan setiap anak dengan orang tua tidak sama
- Sarang Kosong
- Satu per satu anak mulai meninggalkan rumah
- Penyesuaian hidup tanpa anak
- Masalah lama dapat timbul kembali jika belum terselesaikan
- Energi telah jauh berkurang sehingga besar kecenderungan untuk menghindar saja
- Pensiun
- Masa pensiun membuat pasangan bertemu hampir 24 jam per hari
- Istri harus mengakomodasi kehadiran suami
- Banyak hal yang tadinya tidak terlihat tiba-tiba terlihat
- Kematian Pasangan
- Kehidupan bersama yang telah dengan susah payah dibangun sekarang hilang
- Kehilangan pasangan sering mengakibatkan kehilangan pegangan dan tujuan hidup
- Penyesuaian menuntut kerja keras dan ketahanan mental; banyak pasangan terlalu cepat menyerah
- Setiap tahap menuntut penyesuaian namun sebagian pasangan tidak bersedia menyesuaikan diri. Alhasil relasi makin merenggang
- Relasi kasih seharusnya memberi energi; relasi yang hampa tidak lagi memberi energi.
- Kesenangan harus didapat dari sumber lain.
- Masing-masing menjaga teritori-untuk mencegah konflik.
- Relasi seksual tidak lagi memberi kepuasan.
- Jangan takut bertengkar dan jangan cepat menyerah!
- Jangan malu untuk meminta bantuan!
- Jangan gengsi untuk berubah!
- Jangan jauh dari Tuhan!
- Bangunlah jalur komunikasi: Masing-masing mesti memunyai akses untuk menyampaikan isi hatinya
- Buanglah rintangan defensif: Jangan benarkan diri melainkan akuilah bagian masing-masing
- Setiap langkah berarti: Setiap perubahan sekecil apa pun tetap bermakna
- Nikmatilah kesamaan; hormatilah perbedaan
Firman Tuhan di Amsal 10:5 mengatakan, "Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi; siapa tidur pada musim panen membuat malu".
Oleh Pdt. Dr. Paul GunadiCatatan: Audio dan transkrip bisa didapat melalui situs Telaga dengan kode T 226 B
Mengenal Lebih Dekat
Terpujilah Tuhan!
Mulai bulan Agustus 2010, Tuhan mengizinkan program Telaga untuk diudarakan oleh salah satu radio di Kediri. Radio yang berada dibawah naungan Gereja Isa Almasih (GIA) Kediri ini bernama Radio Surya Sejahtera FM atau seringkali disebut dengan Radio SS. Radio Surya Sejahtera FM mengudara pada frekuensi 97,2 MHz. Jangkauan siarnya meliputi antara lain Kediri, Pare, Kandangan, Kasembon, Pujon, Kab. Malang, Wates, Kelud, Plosoklaten, Papar, Warujayeng, Gringging, Ngadiluwih, Pohsarang. Program TELAGA bisa didengar pada hari Minggu pk. 18.00 WIB.
Bagi Anda yang berdomisili di sana silakan mendengarkan acara Telaga atau kalau Anda sedang wisata ke Dermaga Jayabaya Kediri, silakan mendengarkan radio ini karena kebetulan letak dari Radio Surya Sejahtera FM berdekatan dengan tempat wisata ini.
Doakanlah
Bersyukur untuk sumbangan sebesar Rp 1.000.000,- dari NN di Malang dan Rp 5.000.000,- dari NN via Bp. Paul Gunadi.
Bersyukur "talk show" di Radio Mensana FM telah dilaksanakan pada hari Minggu, 17 Oktober 2010 dipandu oleh Bp. Pdt. Manik. Ada beberapa pendengar yang bertanya langsung maupun via SMS.
Bersyukur tim rekaman telah menghasilkan 12 rekaman baru dimana beberapa judul dibuat berserie. Doakan untuk pencatatan transkrip.
Bersyukur akhirnya pemilik rumah CImanuk 56 berminat untuk membeli printer Epson FX-1170.
Bersyukur karena Bp.Andrew Setiawan telah menyelesaikan 1 artikel lagi yang berjudul "Anak Adopsi & Permasalahannya". Doakan agar Literatur SAAT dapat menerbitkannya dalam tahun ini. Doakan juga untuk Bp. Heman Elia dalam menyelesaikan 1 artikel berjudul "Pergumulan Antara Ambisi dan Realita"
Doakan untuk Radio Sakti dan WOW FM di Madiun yang masih dalam proses perijinan pindah lokasi.
Doakan untuk CD dan buklet Telaga yang dititipkan di Pastorium, VISI Malang & Surabaya dan Ibu Indrawati.
Doakan untuk staf YLSA yang mengerjakan "keyword Telaga".
Doakan untuk Sdri. Lortha G.Mahanani & keluarga dimana ayahnya (Bp. Bolo Soetiman - 79 th.) telah dipanggil Tuhan pada tgl. 21 Oktober yl., 3 minggu setelah dibaptis. Beliau adalah seorang penulis di berbagai media di Jawa Tengah maupun nasional.
Doakan untuk para korban bencana alam, baik korban banjir di Wasior, Papua Berat, korban tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat maupun korban letusan Gunung Merapi di Sleman, Jawa Tengah.
Doakan untuk Pdt. Yakub B.Susabda pada masa-masa pemulihan setelah pemasangan cincin pada pembuluh darah jantung.
Telaga Menjawab
Tanya?
Saya seorang ibu yang memiliki anak, dan anak saya kembar sepasang (putra dan putri) saya bekerja di sebuah perusahaan swasta, begitu juga suami saya. Sejak kelahiran anak kembar kami ini, kami sering berselisih paham mengenai pengasuhannya, suami saya selalu merasa kalau orang yang mengasuh anak kurang bagus dan akhirnya saya menentang perlakuan suami saya karena saya tahu mencari orang yang sempurna di hati tidak akan mungkin ada.
Pada suatu saat suami saya memukul saya di tengah malam karena anak saya cengeng dan selalu menangis, saya sedih dan menangis sambil berdoa, sebenarnya saya tidak bisa terima perbuatan suami saya kepada saya yang begitu kasar hingga memukul.
Menurut Bapak apakah yang harus saya lakukan sebagai seorang istri sekaligus sebagai seorang ibu. Saya hampir putus asa dan mohon bantuan doanya. Terima kasih.
Jawab!
Pertama-tama kami ingin mengucapkan "selamat" karena Ibu dan suami diberkati oleh Tuhan dengan anak kembar (putra dan putri). Berikut ini adalah tanggapan kami atas pertanyaan Ibu.
Memang kehidupan di dalam rumah tangga memiliki fase atau tingkatannya masing-masing. Pada waktu baru memulai bahtera hidup rumah tangga, suami dan istri pasti mengalami masa-masa penyesuaian dengan sifat karakter dan kebiasaan masing-masing. Pada waktu anak belum hadir, anda berdua mungkin memunyai waktu tidur yang cukup dan relatif lebih tenang. Namun ketika anak sudah hadir tentu Ibu dan suami akan mengalami proses penyesuaian yang baru.
Dengan kehadiran anak apalagi sepasang putra putri suasana dalam rumah pasti berubah. Tentu ada sukacita dan kebahagiaan tersendiri walaupun umumnya kita sebagai orang tua akan terganggu tidurnya di malam hari. Misalnya seperti yang diceritakan bahwa anak ibu cengeng dan menangis di malam hari, sehingga ini membuat suami merasa terganggu. Apalagi kalau jam tidur si anak belum teratur tentu ini akan memengaruhi relasi, komunikasi dan jam tidur Anda dan suami. Untuk melewati masa-masa seperti ini memang diperlukan pengorbanan dan kesabaran yang besar.
Mengenai perselisihan paham dengan suami tentang pengasuh anak, kami pun mengakui bahwa untuk mencari orang yang sempurna di hati kita tidaklah mungkin. Tidak ada orang tua yang sempurna apalagi seorang mengasuh (baby sitter) yang mengasuh anak orang lain? Tapi tidak ada salahnya kalau pendapat suami dijadikan bahan pertimbangan. Siapa tahu ia lebih jeli melihat dan menilai orang lain sehingga putra dan putri Ibu terhindar dari perlakuan yang tidak baik. Namun kalau suami ibu sudah begitu keterlaluan cerewetnya sehingga mencari-cari kesalahan si pengasuh anak, maka ibu perlu bersabar dan mendoakannya. Karena kalau ibu sudah berusaha menjelaskan dan ia tidak mau menerima, tentu akan memancing emosinya dan tidak terhindar kemungkinan ia akan memukul lagi.
Kalau peristiwa pemukulan itu hanya terjadi sekali saja, Ibu perlu berbesar hati untuk memaafkan perbuatan suami. Mungkin pada waktu itu ia sedang tidak mampu mengontrol emosinya karena tidurnya terganggu. Apalagi kalau ia sedang lelah sekali sehingga perlu istirahat dengan tenang. Tapi kalau peristiwa pemukulan sering terjadi atau berulang kali, kami anjurkan ibu untuk melakukan langkah-langkah berikut:
Mendoakan suami, minta Tuhan menyadarkan dia akan perbuatan yang salah. Agar ia lebih mampu mengontrol emosinya di kemudian hari.
Mintalah Tuhan memberikan kesabaran dan kekuatan kepada Ibu untuk memaafkan dalam menghadapi suami. Kasih Allah memaafkan setiap kita yang berdosa kiranya juga memenuhi hati dan memampukan Anda untuk mengampuni suami.
Janganlah putus asa dan menyerah begitu saja. Ingatlah bahwa putra dan putri Anda memerlukan kasih, perhatian dan rasa aman dari Anda. Kalau Anda gelisah dan suasana di dalam rumah tidak aman & tenteram, tentu mereka akan turut merasakannya. Dan itu akan membawa dampak negatif bagi tumbuh kembang mereka.
Carilah waktu dan kesempatan untuk bicara dari hati ke hati dengan suami. Siapa tahu ia merasa bersalah tapi gengsi/malu untuk meminta maaf. Namun dengan keterbukaan dan kelembutan hati ibu, ia akhirnya mau minta maaf dan menyadari serta menyesali perbuatannya.
Kalau kejadian semakin buruk di mana pemukulan semakin kerap terjadi, Ibu harus bisa menghindari diri dari pemukulan selanjutnya. Mintalah bantuan orang tua untuk membahas dan mencari jalan keluar untuk masalah ini. Orang tua di sini bisa orang tua Ibu sendiri maupun mertua, tergantung kedekatan Ibu pada mereka. Siapa yang lebih menjadi tempat aman untuk Ibu mengadu dan minta pertolongan.
Carilah bantuan kepada psikolog, konselor atau rohaniwan yang bisa membimbing Ibu dan suami dalam mengatasi masalah tersebut.
Dukungan doa dari keluarga dan teman dekat juga Ibu perlukan. Bukankah firman Tuhan mengatakan doa orang banyak sangat besar kuasanya?
Demikian penjelasan kami, kiranya beberapa ayat firman Tuhan berikut ini menjadi bagian yang menghibur dan menguatkan Ibu. Silakan ibu membaca dan merenungkannya… "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" - Filipi 4:13
- T 307 A Tanda-tanda Orang Meninggalkan Tuhan (I)
- T 307 B Tanda-tanda Orang Meninggalkan Tuhan (II)
- T 308 A Hidup yang Dikuasai Nafsu (I)
- T 308 B Hidup yang Dikuasai Nafsu (II)
- T 309 A Mengapa Istri Dominan?
- T 309 B Ketundukan Sejati
- T 310 A Suami Kasar
- T 310 B Mengasihi Secara Konsisten
- T 311 A Bekerja dan Berhikmat
- T 311 B Hidup Sederhana
- T 312 A Seri: Hidup Tanpa Penyesalan
- T 312 B (Memilih Pasangan Hidup)
- T 313 A Seri: Hidup Tanpa Penyesalan
- T 313 B (Hidup Dengan Pasangan)
- T 314 A Seri: Hidup Tanpa Penyesalan
- T 314 B (Membesarkan Anak)
- T 315 A Seri : Hidup Tanpa Penyesalan
- T 315 B (Memilih Karier)
- T 316 A Kebiasaan Buruk Pria (I)
- T 316 B Kebiasaan Buruk Pria (II)
- T 317 A Remaja Berbohong
- T 317 B Melayani Pelaku Aborsi
- T 318 A Dampak Keberhasilan Suami Pada Istri
- T 318 B Dampak Keberhasilan Istri Pada Suami
- 4135 kali dibaca