Komitmen dan Keintiman

Versi printer-friendly
Agustus

Berita Telaga Edisi No. 106 /Tahun IX/ Agustus 2013


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon




Komitmen dan Keintiman


Sekarang ini muncul sebuah tren baru di tengah kawula muda seperti Teman Tapi Mesra dan Hubungan Tanpa Status. Pada dasarnya semua ini merujuk kepada relasi yang relatif intim bak pacar namun tidak berstatus sebagai pacar. Sudah tentu jika relasi ini hanyalah pertemanan biasa, kita tidak perlu mempermasalahkannya. Namun apabila relasi ini berubah menjadi relasi intim secara fisik tanpa komitmen, hal ini perlu mendapat perhatian kita. Apa pun namanya sesungguhnya relasi seperti ini mencerminkan sebuah nilai yang berkembang di tengah kita yaitu hilangnya komitmen yang seyogianya menjadi dasar sebuah relasi yang intim.

Berikut akan dipaparkan pentingnya keberadaan komitmen dalam keintiman dan peran keintiman dalam komitmen.

• Kodrat Manusiawi

Pada dasarnya setiap relasi berpotensi bertumbuh menjadi relasi yang intim—jika mempunyai kadar KETERTARIKAN dan diberi pupuk INTERAKSI yang cukup. Dengan kata lain, jika kita merasakan ketertarikan kepada seseorang dan menindaklanjutinya dengan interaksi—apalagi secara intens—maka relasi itu niscaya bertumbuh menjadi keintiman.

• Hubungan antara Keintiman dan Komitmen

Secara alamiah, keintiman melahirkan KOMITMEN dan sebaliknya, komitmen diperlukan untuk MELINDUNGI keintiman. Jadi, dua orang yang menjalin kedekatan oleh karena ketertarikan, pada akhirnya akan bergerak ke arah komitmen yaitu janji keterikatan. Selain dari keinginan untuk memiliki, janji keterikatan merupakan wujud upaya untuk melindungi keintiman. Itu sebabnya keduanya tak terpisahkan dan harus ada. Tanpa komitmen, maka keintiman bertumbuh liar dan egois; tanpa keintiman komitmen merupakan kewajiban belaka.

• Komitmen mencakup dua unsur:
  • Kesetiaan. Di dalam lingkar kesetiaan kita berjanji untuk tidak MENDUAKAN pasangan. Artinya, kita berjanji untuk menjalin relasi yang intim ini HANYA dengan dia.

  • Keterpisahan. Di dalam lingkar keterpisahan, kita berjanji untuk memperlakukan dia secara KHUSUS dan mulai membedakan kedekatan kita dengan orang alias membuat diri kita KHUSUS baginya.

Singkat kata, KEINTIMAN tidak akan dapat terus bertumbuh bila tidak dilindungi oleh KOMITMEN. Sebaliknya, KOMITMEN sukar bertahan lama bila tidak bermuatan KEINTIMAN. Jadi, keduanya saling mengisi dan menguatkan satu sama lain.

Penyebab Keintiman tanpa Komitmen

  • Mungkin lahir dari KETAKUTAN UNTUK TERIKAT. Bila inilah penyebabnya, maka:

    • Relasi menjadi (a) sebuah relasi SALING PAKAI atau (b) yang satu memanfaatkan yang lainnya tanpa diketahui oleh pihak yang bersangkutan.

    • Relasi menjadi RENTAN PUTUS sebab ketakutan untuk terikat adalah landasannya sehingga selalu siap “menyelamatkan” diri.

  • Mungkin juga lahir dari KETAKUTAN UNTUK DITOLAK—kalau menyatakan niat untuk saling mengikat dalam komitmen. Bila inilah penyebabnya maka:

    • KETERBUKAAN sulit terjalin.

    • KEPERCAYAAN sukar bertumbuh.

  • Mungkin pula lahir dari NAFSU JASMANIAH yang membutuhkan pemenuhan tanpa harus membayar harga. Bila ini yang terjadi maka:

    • Relasi bersifat SEKSUAL semata.

    • Relasi SUKAR BERTAHAN sebab seks tidak pernah dan tidak akan dapat memertahankan relasi.

    • Relasi ini MENYEMBUNYIKAN masalah yang seharusnya dihadapi.

  • Mungkin disebabkan oleh sifat PEMBOSAN atau mudah jenuh. Bila inilah penyebabnya maka:

    • Relasi cenderung berumur PENDEK.

    • Sebaik apa pun relasi itu, rasa JENUH tetap jauh lebih kuat.

  • Mungkin disebabkan oleh MASALAH yang tak terselesaikan. Bila inilah penyebabnya maka:

    • Lama kelamaan cinta pun HILANG.

    • Masalah pada akhirnya MEMI-SAHKAN keintiman.

    • Masalah membuat TAWAR HATI dan hati yang tawar mustahil menciptakan keintiman.

  • Mungkin disebabkan oleh keputusan TERGESA. Bila ini yang terjadi maka:

    • Sesungguhnya relasi ini sudah MATI.

    • Sering timbul PENYESALAN namun tidak tahu harus berbuat apa.

    • Akan ada pihak yang merasa DIRUGIKAN dan ada pihak yang merasa terjebak.

  • Mungkin disebabkan oleh rasa KASIHAN atau tanggung jawab belaka. Bila inilah penyebabnya maka:

    • Sesungguhnya relasi telah MATI.

    • Mudah sekali terjadi KETIDAK-SETIAAN.

    • Rasa bersalah hanyalah mampu menyediakan “KULIT LUAR” bukan “tulang di dalam.”

Kesimpulan :

Sekali lagi, mesti ada Keintiman dan Komitmen. Jadi, janganlah intim bila belum sedia untuk berkomitmen dan sebaliknya, jangan berkomitmen bila belum ada keintiman.

Pelajaran dari Firman Tuhan: 2 Samuel 11-21

  • Kasus Daud dan Batsyeba serta Amnon dan Tamar adalah contoh kasus KEINTIMAN TANPA KOMITMEN

  • KEINTIMAN TANPA KOMITMEN = PERZINAHAN.

  • Akibatnya: KEHANCURAN!

Pelajaran dari Firman Tuhan: Kejadian 29-50

  • Kasus Yakub dan Lea adalah contoh kasus KOMITMEN TANPA KEINTIMAN.

  • KOMITMEN TANPA KEINTIMAN sama dengan PENIPUAN dan akibatnya: KEHANCURAN !

Nasihat akhir, "Karena segala jalan orang terbuka di depan mata Tuhan, dan segala langkah orang diawasi-Nya". Amsal 5:21

Oleh Pdt.Dr. Paul Gunadi

Audio dan transkrip bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T275




Doakanlah

  1. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Ibu Gan May Kwee, seorang ibu rumah tangga biasa, penggemar acara Telaga di Solo sebesar Rp 500.000,-.

  2. Bersyukur untuk royalti dari 2 buku digital (“Bantal Keluarga” dan “Mencintai dan Berpacaran”) yang dijual melalui P.T.Mahoni (AppStore) dalam bulan Juni sudah diterima. Selanjutnya penjualan akan dilaporkan setiap bulan.

  3. Doakan untuk tim rekaman dengan Bp. Paul Gunadi sebagai nara sumber yang akan mulai mengadakan rekaman dalam bulan September, khususnya untuk melengkapi 15 judul yang belum sinkron.

  4. Dalam tahun ini baru ada tambahan 1 radio yang bekerjasama menyiarkan program Telaga, doakan agar Tuhan membuka jalan sehingga ada radio-radio lainnya yang bersedia menyiarkan program Telaga.

  5. Doakan untuk Sdri. Betty T.S. yang merencanakan untuk mengadakan “Welcome Food Party” pada tgl. 13 September 2013 dengan tujuan promosi dan mengenal para mahasiswa baru lebih dekat lagi.

  6. Kita telah memeringati ulang tahun kemerdekaan negara kita yang ke-68; doakan agar pemerintah memerhatikan setiap warga masyarakat dan keamanan terutama menjelang pemilihan presiden yang akan diadakan dalam bulan April 2014.

  7. Bersyukur untuk penerimaan dana dari donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari :


           001 – Rp 100.000,-
           011 – Rp 150.000,-



Telaga Menjawab

Tanya?

Saya baru putus dengan pacar saya setelah berhubungan selama 5 tahun. Pacar saya memutuskan saya karena hubungan kami tidak direstui oleh orang tuanya dengan alasan yang menurut saya tidak masuk akal yaitu “karena saya berasal dari keluarga sederhana dan menganggap saya tidak cocok masuk ke dalam lingkungan keluarganya”.

Selain itu, pacar saya mengaku kalau akhir-akhir ini perasaannya terhadap saya sudah berubah menjadi perasaan seorang teman biasa saja.

Jujur hati saya merasa sedih, hati saya hancur ketika diputuskan oleh pacar saya. Saya dan pacar saya telah berdosa, kami pernah tidur bersama ketika masih berpacaran. Rasa sedih, kecewa dan rasa bersalah selalu ada di dalam hati saya, saya berdoa minta ampun kepada Tuhan, tapi rasa sakit dan kecewa itu tetap ada pada diri saya. Ada rasa penyesalan, kenapa dulu ketika diputuskan oleh pacar saya, saya tidak menuntut pacar saya untuk bertanggung jawab.

Karena dulu saya percaya kalau pacar saya adalah pria baik-baik, dia mengasihi saya meskipun dia mengatakan perasaannya sudah berubah dan mau bertanggungjawab atas perbuatannya, tapi kenyataannya sekarang setelah dia memutuskan saya, dia dekat dengan wanita lain, calon yang dikenalkan oleh keluarganya.

Apa yang harus saya lakukan sekarang? Apakah saya harus menuntut pacar saya untuk bertanggung jawab walaupun saya tidak hamil? Apakah saya harus memberitahu orang tua saya tentang masalah ini?

Apakah saya bisa memberitahukan orang tua dari pacar saya?

Karena tiap kali saya berbicara dengan orang tua saya, rasa bersalah itu semakin besar di dalam dada saya. Tapi saya takut kalau saya menceritakannya hati mereka akan hancur, kecewa dan sedih melihat saya.

Terus terang sampai saat ini saya masih terus berdoa pada Tuhan agar Tuhan yang mengubah hati pacar saya, agar dia menyadari perbuatannya.

Apakah saya masih bisa berharap kalau pacar saya akan kembali?

Jawab!!!

Kami dapat memahami perasaanmu saat ini pasti begitu campur aduk : ada rasa sesal, marah karena dikhianati, kecewa sebab tidak seperti yang diharapkan, merasa berdosa kepada Tuhan dan mungkin masih ada pula perasaan-perasaan yang lain. Di sini kami mau berterus terang, mungkin terasa agak keras dan kasar, kami minta maaf sebelumnya. Kami ungkapkan apa adanya demi kejelasan agar menjadi point-point pertimbangan bagimu.

Pertama, kami menilai jangka waktu 5 tahun berpacaran itu terlalu lama, sangat rentan menjadi bosan, atau akan ditingkatkan sampai melampaui batas kewajaran.

Kedua, seorang wanita yang menyerahkan kegadisannya harus siap menanggung akibat dikhianati, sebab banyak pria justru semakin tidak menghargainya. Mereka di satu pihak merasa bangga dan bahagia menikmati sesuatu yang istimewa, namun di lain pihak menganggap partnernya termasuk orang yang kurang gigih bertahan terhadap kaum pria. Semakin kamu bertahan semakin ia merindukan hari perkawinannya dengan kamu.

Ketiga, walau kamu sudah terlanjur merugi karena kelemahanmu sendiri, tapi kamu patut berterimakasih kepada Tuhan yang melindungi kamu untuk menjadi istrinya. Dia bukan pria yang patut kamu sesali jika batal menjadi suamimu. Dia tidak bertanggung jawab dalam banyak hal setelah berumah tangga, sekarang sudah ketahuan belangnya. Untung kamu belum punya anak dengan dia (di luar maupun di dalam perkawinan), tak mustahil kamu akan ditelantarkan olehnya.

Keempat, kami tidak rela jika kamu “mengemis” (maaf terlalu kasar) cintanya atau pertanggungjawabannya. Dia maupun keluarganya akan mengatakan, “Hal itu ‘kan dilakukan suka sama suka”. Atau yang lebih menyakitkan, “Ah, siapa tahu bahwa bukan hanya seorang saja yang telah tidur sama kamu, buktinya kamu tidak berkeberatan tidur di luar pernikahan.” Sebaiknya jangan kamu ceritakan rahasia besar ini kepada siapa pun. Ceritakanlah pada saat yang tepat, kepada calon suamimu yang tepat kelak, dengan cara yang tepat. Jangan putus asa dan jangan kau sangka bahwa di dunia ini tak akan ada pria yang memahami keadaanmu dan yang mencintaimu setulus hatinya.

Kelima, mintalah ampun kepada Tuhan atas kebodohanmu di masa lampau, bersyukurlah bahwa kau telah terhindar dari perangkap sukacita, tataplah masa depan dengan penuh pengharapan bahwa masih ada banyak perkara indah dan banyak muda-mudi yang sehat, berpartisipasilah dalam segala hal yang positif. Ingat kata-kata kami, pada suatu hari kelak tiba-tiba kamu akan dipertemukan Tuhan dengan seseorang yang memang jodohmu.



Buku Tamu

Nama : Emon S, SE. MM

Email : emon.xxxxxxxxxx@gmail.com

Anggota Gereja: GKI Bromo - Malang

Komentar:

Melalui artikel telaga saya mendapatkan referensi dan pencerahan rohani yang sangat saya butuhkan dalam pertumbuhan kehidupan rohani sebagai orang percaya di dalam Tuhan Yesus. Sebagai kepala keluarga dan imam di dalam keluarga saya sangat membutuhkan renungan keluarga untuk mengajarkan kebenaran firman Tuhan bagi isteri dan anak-anak saya untuk lebih mengenal dan memahami firman Tuhan. Melalui firman itulah sebuah keluarga akan selalu dikuatkan, ditopang dan dimampukan oleh tangan Tuhan untuk menjalani kehidupan ini. Terima Kasih, selalu percaya pada-Nya, amin, GBU