Pesan kesalahan

  • Warning: file_get_contents(http://site.static.sabda.org/sidebar/event.php): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found dalam eval() (baris 1 dari /home/sabdanet/public_html/telaga/modules/php/php.module(80) : eval()'d code).
  • Warning: file_get_contents(https://site.static.sabda.org/sidebar/promo.php): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found dalam eval() (baris 1 dari /home/sabdanet/public_html/telaga/modules/php/php.module(80) : eval()'d code).

Ketika Tuhan Terlambat

Versi printer-friendly
Juni

KETIKA TUHAN TERLAMBAT

Tidak mudah untuk mengerti tindakan Tuhan, terutama tatkala kita tengah membutuhkan pertolongan-Nya. Kadang kita merumuskan Tuhan dan berharap bahwa Ia akan bertindak sesuai rumus tersebut. Namun pada akhirnya kita menyadari bahwa IA MELAMPAUI RUMUS YANG TELAH KITA BUAT. Marilah kita melihat pengalaman dua sahabat Kristus—Marta dan Maria—yang juga pernah mengalami kebingungan memahami tindakan Tuhan Kita Yesus yang datang terlambat untuk menyembuhkan Lazarus, sebagaimana dicatat di Injil Yohanes 11

  1. Hal pertama yang dapat kita lihat adalah, Marta dan Maria BERINISIATIF MEMANGGIL TUHAN Kita Yesus sewaktu Lazarus sakit. Ini memerlihatkan bahwa mereka memunyai IMAN bahwa Kristus sanggup menyembuhkan orang yang sakit.
  2. Hal kedua yang dapat kita lihat adalah Marta dan Maria memanggil Kristus dengan cara mengingatkan-Nya bahwa Lazarus adalah orang yang dikasihi-Nya, "Tuhan, dia yang Kau kasihi, sakit." Dari sini kita dapat memetik satu pelajaran yaitu DIKASIHI TUHAN TIDAK MEMBEBASKAN KITA DARI SAKIT PENYAKIT ATAU MUSIBAH LAINNYA.
  3. Hal ketiga yang dapat kita lihat adalah bahwa Maria adalah perempuan yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dengan kata lain, Maria adalah orang yang pernah memberi persembahan yang sangat bernilai. Dari sini kita dapat menarik satu pelajaran yaitu KENYATAAN BAHWA KITA PERNAH MEMBERI PERSEMBAHAN KEPADA KRISTUS TIDAK MEMBEBASKAN KITA DARI MASALAH KEHIDUPAN.
  4. Hal keempat yang dapat kita lihat adalah, Tuhan Yesus tidak langsung pergi mengunjungi Lazarus. Singkat kata, IA MENOLAK untuk memenuhi permohonan Marta dan Maria. Penolakan ini pastilah mengecewakan mereka. Mereka tahu mereka dikasihi Tuhan dan mereka pun tidak segan-segan mengorbankan persembahan yang besar buat Tuhan. Namun sekarang Tuhan menolak permohonan mereka.

  5. Hal kelima, oleh karena Tuhan tidak datang, Lazarus pun meninggal dunia. Masalah dengan kematian Lazarus adalah, Tuhan Yesus sendiri pernah berujar, "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Singkat kata, dengan matinya Lazarus, PERKATAAN TUHAN TIDAK TERGENAPI—setidaknya berdasarkan pemahaman manusia yang terbatas.
  6. Hal keenam yang dapat kita lihat adalah, Tuhan Yesus datang empat hari setelah Lazarus meninggal dunia. Dengan kata lain, TUHAN DATANG TERLAMBAT. Tidak bisa tidak, tindakan Tuhan Yesus sungguh membingungkan dan mengecewakan mereka. Marta dan Maria memunyai hubungan yang dekat dengan Tuhan namun secara tiba-tiba, Tuhan memanggil pulang kakaknya, Lazarus. Bukan hanya itu, Tuhan pun menolak permohonan mereka dan sampai titik kematian Lazarus, Tuhan tidak memenuhi janji-Nya—bahwa Lazarus tidak akan mati. Sungguh membingungkan dan mengecewakan!
  7. Hal ketujuh yang dapat kita lihat adalah, Tuhan membangkitkan Lazarus yang telah mati dan dikubur selama empat hari. Sebagaimana dikatakan-Nya, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati." Singkat kata, Tuhan melakukan mujizat yang jauh lebih besar daripada menyembuhkan. Ia menghidupkan orang mati! Ini membuktikan bahwa YESUS ADALAH TUHAN sebab hanya Tuhan yang memunyai kuasa untuk memberi hidup.

Ada tiga hal tentang Tuhan yang mesti dipahami:

  1. Karakter Tuhan,
  2. Cara Kerja Tuhan, dan
  3. Rencana Tuhan.

Sekilas tampaknya mudah buat kita memahami ketiga hal ini namun pada kenyataannya tidaklah demikian. Saya kira kita semua pernah mengalami betapa tidak mudahnya memahami karakter, cara kerja dan rencana Tuhan dalam hidup kita.


Apa yang terjadi sebelum Lazarus dibangkitkan sesungguhnya merupakan ujian berat buat Marta dan Maria, yang mengharuskan mereka untuk bergumul. Ada tiga pergumulan yang dihadapi mereka.

  1. PERTAMA ADALAH PERGUMULAN MEMAHAMI KARAKTER TUHAN.
    Kita tahu bahwa Tuhan adalah pengasih dan bahwa Ia mengasihi kita. Namun, bagaimanakah mungkin Ia tega membiarkan sesuatu yang buruk menimpa kita bila Ia mengasihi kita? Atau, mungkin kita harus bergumul memahami karakter Tuhan yang lain yaitu bahwa Ia adil. Bukankah sering kali kita mesti menyaksikan ketidakadilan dalam dunia ini? Jika demikian, bagaimanakah kita dapat melihat bahwa Ia adil? Berikut, kita pun mafhum bahwa Ia adalah yang Maha Kuasa. Masalahnya adalah, mengapakah Ia tidak selalu menunjukkan kuasa-Nya secara nyata? Mengapakah Ia tidak mencegah yang buruk menimpa kita bila Ia berkuasa penuh? Semua ini adalah bagian dari pergumulan mengenal karakter Tuhan dan memang ini tidak mudah. Pada akhirnya dasar pengenalan kita akan Tuhan bersumber dari fakta bahwa Ia rela turun ke dunia, menjadi manusia yang terbatas dan akhirnya mati di kayu salib. Semua dilakukan-Nya demi kita! Kayu salib memerlihatkan tiga hal:
    1. Ia adalah Allah yang mengasihi kita,
    2. Ia adalah Allah yang adil sehingga dosa mesti dibayar dan
    3. Ia adalah Maha Kuasa sebab semua terjadi di dalam kehendak-Nya yang sempurna.
  2. KEDUA, PERGUMULAN MENGENAL CARA KERJA TUHAN.
    Tuhan tidak menjawab permohonan Maria dan Marta sesuai dengan keinginan mereka. Ia malah menunda keberangkatan-Nya sehingga Ia baru datang empat hari setelah Lazarus meninggal dunia. Tuhan bekerja sesuai dengan cara dan waktu-Nya yang sempurna. Cara dan waktu Tuhan bekerja menunjukkan kesempurnaan-Nya. Pada saat kedatangan-Nya, bagi Marta dan Maria, Yesus tidak lagi dibutuhkan. Kakaknya sudah meninggal dunia. Singkat kata, pada saat itu mereka sudah tidak lagi memunyai pengharapan. Apa yang mereka dambakan sudah pupus sampai di titik terendah. Ternyata itulah yang dikehendaki Tuhan Yesus. Ia mengosongkan Marta dan Maria supaya mereka dapat menyaksikan kemuliaan Anak Allah di titik tertinggi! Kadang Tuhan pun mengosongkan kita dari segala konsep tentang siapakah Tuhan dan dari segala pengharapan supaya kita dapat menyaksikan kemuliaan Anak Allah yang terbesar. Pada saat terendah kita barulah dapat melihat kekuasaan Allah yang tertinggi! Pada saat Ia membuka jalan sewaktu kita menemui jalan buntu, di situlah kita melihat bahwa Ia adalah Allah yang Maha Kuasa dan Ajaib.
  3. DAN KETIGA, PERGUMULAN MENGENAL RENCANA TUHAN.
    Saat itu Marta dan Maria tidak dapat melihat rencana Tuhan yang utuh. Mereka hanya dapat melihat rencana mereka sendiri yaitu kesembuhan kakaknya. Namun Tuhan memunyai rencana lain yakni membangkitkan Lazarus dari kematian. Kebanyakan rencana kita manusia jauh lebih sederhana dan terbatas ketimbang rencana Tuhan. Kita hanya dapat melihat sejauh mata memandang. Tuhan melihat melampaui mata manusia. Kebangkitan Lazarus menjadi bukti dan pengharapan iman kita—beribuan tahun setelah Lazarus mati dan dibangkitkan. Salah satu hal tersulit yang mesti kita alami adalah menerima rencana Tuhan yang LAIN. Kita berharap Tuhan memunyai rencana yang SAMA dengan rencana kita. Namun, itu tidak selalu terjadi. Rencana Tuhan yang lain bukan berisikan niat jahat; rencana-Nya selalu berisikan hati yang mengasihi kita.

Untuk dapat melihat dan menerima rencana Tuhan yang lain dibutuhkan iman yang besar. Lewat peristiwa kebangkitan Lazarus, Tuhan menumbuhkan iman Marta dan Maria. Inilah yang Tuhan lakukan di dalam hidup kita pula. IA SENANTIASA BERUSAHA MENUMBUHKAN IMAN KITA SUPAYA KITA DAPAT BERELASI DENGAN-NYA PADA LEVEL KEINTIMAN TERDALAM.

Tantangan Tuhan Yesus kepada Marta adalah, "Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah." Tantangan yang sama Ia berikan kepada kita pula. Ia rindu memerlihatkan kemuliaan-Nya kepada kita namun untuk itu diperlukan iman—bahwa Ia sanggup melakukan semua yang tak terbayangkan. Rencana Tuhan yang lain bukan sama baiknya dengan rencana kita; rencana Tuhan yang lain JAUH LEBIH BAIK daripada rencana kita semula.

Ringkasan T355 (A+B)
Oleh: Pdt.Dr.Paul Gunadi
Simak judul-judul sekitar "MASALAH HIDUP" lainnya
di www.telaga.org


PERTANYAAN :

Shallom,

Pada dasarnya kita harus kembali pada konsep apa itu yang dimaksud dengan perjodohan di tangan Tuhan. Pertama adalah kita harus menyadari bahwa Alkitab tidak memberikan kita kriteria yang spesifik tentang jodoh kita bahwa kalau kita mau melihat dengan seksama Alkitab tidak secara langsung menceritakan kisah dimana Tuhan menentukan jodoh orang, yang kita tahu dengan pasti dimana Tuhan campur tangan dan menentukan jodoh untuk seseorang adalah dalam kisah Ishak itu saya. Eliezer bawahan dari Abraham, ayah Ishak pergi untuk mencarikan jodoh buat anak majikannya, Ishak itu dan dia meminta tanda dari Tuhan, Tuhan menjawab sesuai dengan tanda yang diminta. Dan datanglah Ribka, akhirnya Ishak menikah dengan Ribka. Nah, dalam cerita Alkitab hanya satu saja dimana Tuhan turut campur tangan secara langsung dalam menentukan jodoh. Yang lainnya tidak, seolah-olah memang Tuhan memberikan kebebasan kepada anak manusia untuk memilih jodohnya. Jadi yang saya gunakan adalah prinsip-prinsip atau kriteria yang Tuhan sudah tentukan untuk kita. Yang pertama adalah kita ambil dari 2 Korintus 6:14, Tuhan menghendaki kita menikah dengan sesama orang percaya. Prinsip kedua adalah yang saya baca dari 1 Korintus 7:39, kita diberi kebebasan menikah dengan siapa saja yang kita kehendaki (maksudnya orang percaya) artinya sesuai dengan selera kita, jadi kita tidak harus menikah dengan tipe tertentu, tidak! Kita masing-masing memunyai keunikan dan selera yang juga unik dan berbeda, jadi silakan kita mau yang pendek ya silakan, yang tinggi ya silakan, yang kurus ya silakan, tidak harus seragam, nah Tuhan memberikan 2 prinsip itu. Kemudian prinsip yang ketiga yang kita juga tahu adalah diambil dari Kejadian 2 yaitu Tuhan meminta kita atau Tuhan menciptakan Hawa sebagai penolong yang sepadan untuk kita, Jadi pilihlah istri atau suami yang juga sepadan dengan kita, yang cocok itu artinya yang pas, nah ini menyangkut sebetulnya kecocokan sifat dan karakteristik.

Jadi Alkitab sebetulnya hanya memberikan kita 3 garis besar, 3 pedoman dalam mencari jodoh. Dalam prosesnya kita terus-menerus meminta pimpinan Tuhan sebab dikatakan di kitab Yakobus juga siapa yang tidak punya hikmat, mintalah hikmat kepada Tuhan dan saya percaya Tuhan akan buka jalan. Seringkali kita gagal melihat faktor yang ketiga tadi, kita hanya melihat, O….dia seiman, cocok pasti dengan kita Tuhan izinkan, kedua, O….sesuai dengan selera saya, saya suka dengan orang yang seperti dia dan sebagainya. Nah, tapi kita gagal melihat dengan jelas kecocokan kita, akhirnya kita menikah dengan seseorang yang tidak cocok dengan kita, sering bertengkar, salah pengertian, kita rasanya lebih banyak susahnya daripada senangnya dengan dia. Tapi karena dia sesuai selera kita, kita tidak rela meninggalkan atau memutuskan hubungan dengan dia, akhirnya kita menikah dan kita berharap bahwa Tuhan akan mengubah dengan otomatis sifat-sifat yang tidak cocok itu dengan kita, itu tidak terjadi. Nah, kebanyakan Tuhan akan berkata, "Ya silakah kalau engkau tetap ingin menikah, Tuhan sudah tunjukkan kepada kita ketidakcocokan ini, seringnya bertengkar, seringnya memertengkarkan hal yang sama, seringnya kita merasa tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi kita, tapi tetap kita melangkah masuk ke pernikahan, ya Tuhan akan diamkan namun nanti kita mulai menuai buahnya betapa tidak cocoknya kita. Pada saat itulah kita bertanya-tanya, "Tuhan, ini ada yang salah, sebetulnya ya bukan salah, tapi memang kita kurang melihat atau memerhatikan ketidakcocokan itu".


Pertanyaan :

Penjelasan di atas pernah saya dengar dari seorang hamba Tuhan sewaktu beliau masih mengajar di sebuah STT. Keberatan saya terhadap pandangan di atas:

  1. Apakah Tuhan memunyai rencana terhadap setiap anak-anak-Nya? Kalau ya, maka ada kemungkinan rencana itu bisa berubah, misal: Tuhan merencanakan anak si A menjadi dosen yang genius, tetapi karena si A memilih pasangan yang memunyai darah yang tidak cocok dengan darahnya, maka anak yang dilahirkan menjadi anak yang idiot.
  2. Rencana Tuhan bertumpu pada kehendak manusia, suatu yang hal yang tidak mungkin! Misal, kalau semua orang yang percaya tidak mau menikah maka rencana Tuhan terhadap kehidupan anak-anak orang percaya akan gagal. Bagaimana jawaban dari mereka yang menganut pandangan di atas?
  3. Puluhan ayat yang menyatakan providensia Allah pasti terjadi dan tak mungkin gagal, kalau memilih jodoh berada di tangan manusia, maka providensia itu tidak mungkin akan terjadi dan gagal.

Mohon penjelasannya, terima kasih.

Salam : SYD 

JAWABAN :

Salam dalam kasih Kristus,

Pak SYD, terima kasih untuk surat yang Bapak sudah kirimkan kepada Telaga dan cuplikan artikel tentang "Perjodohan di tangan Tuhan".

Sebelum menjawab pertanyaan Bapak, kita perlu menyamakan definisi dulu tentang kehendak Allah. Bagi kami ada dua pengertian:

  1. Kehendak Allah dalam pengertian berkenan dengan hati Allah, sesuai dengan standar moral Allah. Misalnya dalam kasus Kain membunuh Habil, kejadian ini tidak sesuai dengan standar moral Allah.
  2. Kehendak Allah dalam pengertian tetap dalam kontrol dan ketetapan serta kedaulatan Allah. Misalnya dalam kasus penyaliban Tuhan Yesus, tidaklah berkenan di hati Allah bahwa orang yang tidak berdosa disalibkan, namun sesuai dengan kehendak Allah.

Dalam memahami kehendak Allah dalam berbagai konteks, kita harus melihatnya dalam kedua pengertian kehendak Allah di atas secara sejajar.

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan Bapak, jika seseorang tidak menuruti kehendak Allah dalam pengertian 1 dan ia tetap mengabaikan tanda-tanda yang sudah Allah berikan serta tetap memilih sesuai kehendak bebasnya, bukan berarti kehendak Allah menjadi gagal terlaksana. Orang tersebut masih berada dalam lingkaran kehendak Allah, dalam pengertian yang kedua. Jadi, segala hal yang terjadi dalam kehidupan anak-anak-Nya, tetap berada dalam lingkaran kehendak-Nya bagi anak-anak-Nya. Demikian berdaulat dan penuh kasih-Nya Allah kita.

Dalam proses seorang bergumul mencari kehendak Allah, maka Allah juga bekerja melalui pertimbangan-pertimbangan, keputusan-keputusan dan kehendak manusia dalam batas kebebasan yang diberikan Allah (Efesus 2:10; Filipi 2:13). Namun pada akhirnya, tujuan Allah yang mulialah yang akan tergenapi pada waktu-Nya (Mazmur 33:10-11; Amsal 21:30; KPR 2:23).

Janji pemeliharaan Allah kepada anak-anak-Nya adalah kekal adanya (Mazmur 31:23; 37:28; 41:3; Yoh. 10:28; Filipi 1:6) bahkan mungkin pada saat ada kesalahan yang dilakukan oleh anak-anak-Nya. Sungguh berbahagianya menjadi anak-anak Allah yang dikasihi-Nya setiap waktu.

Demikian respons kami terhadap pertanyaan Bapak. Jika masih ada pemikiran lain yang timbul, silakan Bapak tuliskan kembali untuk kita diskusikan kembali. Terima kasih, Tuhan memberkati!


Salam : Shelfie ANUGERAH ILAHI DALAM PEMULIHAN KELUARGA (Oleh Ev.Dian Mailina, M.A.K.P. *)

Keluarga adalah rancangan ilahi pertama tempat manusia dibentuk untuk bertumbuh dalam kasih, membangun kepercayaan dan meneguhkan iman. Namun, dinamika kehidupan, perbedaan dan gesekan seringkali membawa luka dan tak jarang juga sering memunculkan keretakan relasi antar anggotanya. Awalnya kurang komunikasi kemudian berubah menjadi konflik relasi. Dalam terang firman Tuhan, pemulihan bukanlah sekadar memerbaiki hubungan, melainkan sebuah proses transformasi yang menyeluruh oleh kasih karunia Allah (2 Korintus 5:18).

Ada tiga hal mendasar yang perlu dilakukan agar pemulihan dan rekonsiliasi keluarga terjadi:

Pertama, Pengampunan Sejati. Pengampunan adalah sebuah pilihan untuk melepaskan kepahitan dan menerima kembali, sebagaimana Kristus telah mengampuni kita (Efesus 4:32). Pengampunan bukanlah mengabaikan kesalahan, tetapi memilih untuk tidak membiarkan masa lalu dan luka lama terus menguasai kita. Dalam keluarga, pengampunan yang tulus berarti menerima kembali anggota keluarga yang melukai hati kita, tanpa menuntut balas atau terus mengungkit masa lalu. Ini bukan hal yang mudah, tetapi sebuah tindakan iman dari teladan Kristus yang telah lebih dahulu mengampuni kita. Ketika seseorang memilih untuk mengampuni, ia membebaskan dirinya dari kepahitan dan membuka ruang bagi pemulihan kasih dalam keluarga.


Kedua, Komunikasi Terbuka yang Penuh Kasih. Komunikasi seperti jembatan, jembatan untuk membangun kembali kepercayaan dan pengertian (Amsal 15:1). Banyak konflik keluarga bermula dari kesalahpahaman atau komunikasi yang tertutup dan menyakitkan. Komunikasi yang membangun adalah komunikasi yang menyampaikan kebenaran dengan lembut, penuh kasih dan tanpa menyalahkan. Hal ini mencakup cara mendengarkan secara aktif, memahami perasaan lawan bicara, menyampaikan isi hati tanpa ketakutan akan penolakan. Komunikasi yang penuh kasih dan jujur, seharusnya menumbuhkan rasa saling percaya dan memberi ruang untuk kerentanan yang sehat, dua hal yang penting dalam proses pemulihan.

Ketiga, Rendah Hati. Pemulihan dalam keluarga tidak akan terjadi apabila setiap orang hanya ingin dianggap benar. Karakter rendah hati menjadi awal dari proses pemulihan. Karena di dalam rendah hati, kita mengenali dan berani mengakui kesalahan dan bersedia bertumbuh bersama (Filipi 2:3-4). Kerendahan hati adalah kesiapan untuk mengakui kesalahan, meminta maaf dan menerima masukan tanpa membela diri. Sikap ini menumbuhkan semangat untuk mau bertumbuh bersama. Ketika anggota keluarga bersedia merendahkan hati di hadapan Tuhan dan satu sama lain, mereka menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan rohani dan emosional secara bersama-sama.

Apabila keluarga bersedia menjalani proses ini dalam ketekunan dan ketergantungan pada Tuhan, maka relasi yang terbentuk tidak hanya dipulihkan, tetapi juga menjadi lebih kokoh dalam kasih dan kebenaran. Pemulihan membawa damai sejahtera, memerdalam makna sebuah keluarga dan memuliakan Allah di tengah hidup kita (Kolose 3:13–14). Sebab keluarga yang dipulihkan adalah kesaksian hidup tentang kuasa kasih Allah yang menyatukan.

*) Salah seorang konselor PKTK Sidoarjo yang berdomisili di Manado





POKOK DOA (Juni 2025)

Dua puluh enam minggu di tahun 2025 sudah kita lewati. Dalam bulan Juni 2025 kita telah memeringati Hari Pentakosta. Kita juga telah memasuki musim kemarau akan tetapi cuaca masih tidak menentu. Di bawah ini ada beberapa pokok doa syukur dan juga doa permohonan sebagai berikut:

  1. Bersyukur untuk rekaman pertama di tahun 2025 telah diadakan pada tanggal 4 Juni 2025 bersama Pdt. Dr. Paul Gunadi sebagai narasumber.
  2. Doakan untuk Ibu Lilik Suharmini yang pernah membantu sebagai sekretaris di TEgur sapa gembaLA keluarGA (TELAGA) mulai 16 Maret 2001 s.d. 22 Agustus 2006. Tuhan sudah memanggil pulang ke Rumah Bapa, suami yang dikasihi yaitu Bp. Don Bosko Ivardi Perri (Edi) di Ruteng pada tanggal 17 Juni 2025 (usia 50 tahun). Biarlah kekuatan dan penghiburan dari TUHAN sungguh-sungguh bisa dialami di masa dukacita ini, baik untuk Ibu Lilik Suharmini maupun Sdri. Maylin, putri pertama yang sedang kuliah di Kupang dan Sdri. Michelle, putri kedua yang masih sekolah di Ruteng.
  3. Doakan agar dalam bulan Juli 2025 rekaman yang telah diadakan selama tahun 2024 bisa dikirim ke situs Telaga dan beberapa radio yang memerlukan.
  4. Doakan untuk Radio Swaranusa Anugerah AM di Jayapura, menurut informasi dari Sdri. Atha hanya memutar lagu-lagu saja karena belum ada program.
  5. Tetap doakan untuk pemerintah Indonesia, presiden dan seluruh jajarannya dalam mengelola dan memimpin agar sungguh-sungguh bisa menangani berbagai hal di berbagai pulau dan provinsi di seluruh Indonesia.
  6. Bersyukur untuk setiap klien yang Tuhan percayakan untuk dilayani oleh Pusat Konseling Telaga Kehidupan (PKTK) Sidoarjo.
  7. Bersyukur untuk beberapa kegiatan psikoedukasi yang telah diadakan dalam bulan Juni 2025 oleh Ibu Anita Sieria, setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik dan banyak orang diberkati.
  8. Doakan untuk setiap jiwa yang Tuhan percayakan untuk dilayani konseling di Pusat Konseling Telaga Kehidupan (PKTK) Sidoarjo.
  9. Doakan para konselor dan tim Telaga Kehidupan agar supaya diberi hikmat dan kesatuan hati dalam melayani.
  10. Bersyukur atas kepercayaan dan kesempatan yang Tuhan berikan kepada Pusat Konseling Telaga Pengharapan (PKTP) Jember.
  11. Bersyukur akun TikTok Telaga Pengharapan kini telah mencapai 1000 ‘followers’. Terima kasih pada teman-teman yang telah mendukung, membagikan dan mendoakan. Berkat teman-teman, kini bisa dimulai pelayanan Live Streaming di TikTok. Doakan agar Telaga Pengharapan mampu membagikan konten-konten edukasi seputar "mental health", memiliki ide-ide kreatif, menguasai teknis, menjadi berkat dan semakin menjangkau jiwa-jiwa yang haus akan pengharapan.
  12. GKT Balung mengundang Ev. Sri Wahyuni untuk mengisi pelayanan Firman dalam rangka merayakan HUT Komisi Pria pada tanggal 2 Juli 2025 dengan topik "PUTUSKAN RANTAI ITU".
  13. Sahabat Seperjalanan, Malang mengundang Ev. Sri Wahyuni untuk bersama-sama melayani dalam Retreat Encounter Guru dan Staf Sunodia di Samarinda pada tanggal 9 – 11 Juli 2025 yang akan datang.
  14. Telaga Pengharapan mengadakan IG Live dengan topik "Resilience" pada tanggal 18 Juli 2025 pk.19.00 WIB. Doakan untuk Ev. Grace Pangemanan, M.Th. Counseling (Konselor Sekolah Pelangi Kasih Jakarta, Divisi Parenting) sebagai pembicara.
  15. Telaga Pengharapan akan mengadakan Zoominar dengan topik "Pernikahan: Memperjuangkan atau Melepaskan" pada tanggal 19 Juli 2025 pk.19.00 WIB dengan pembicara Prof.Dra.Jenny Lukito Setiawan (Wakil Rektor Universitas Ciputra).
  16. GKT Jember mengundang Ev. Sri Wahyuni untuk mengisi pelayanan Firman di Persekutuan Pasangan Suami Istri pada tanggal 23 Juli 2025 dengan topik "Menjadi Orang Tua yang Dikenang Anak".
  17. Dengan penuh rasa syukur, Telaga Pengharapan hadir memberikan layanan konseling secara sosial, dimana kami tidak membebankan tarif pada para penerima manfaat. Namun, agar program ini dapat terus berjalan dan menjangkau lebih banyak orang, kami membutuhkan dukungan untuk biaya operasional bulanan serta tunjangan bagi staf yang melayani dengan sepenuh hati. Kiranya Tuhan mengirimkan para donatur yang berkenan mengambil bagian dalam pelayanan ini. Bersyukur untuk donasi yang diterima Telaga dalam bulan ini dari:
    • NN di Tangerang sejumlah Rp 1.500.000,-
    • 006 sejumlah Rp 1.250.000,- (Juli s.d. Desember 2025)