Bersiaga Dalam Badai Ekonomi
Berita Telaga Edisi No. 71 /Tahun VII/ Juli 2010
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
Salah satu penyebab utama mengapa sampai terjadi badai ekonomi yang melanda dunia dewasa ini adalah kebiasaan berutang. Di bawah ini akan dipaparkan mengapa kita tidak boleh membiasakan diri untuk berutang dan apa yang seharusnya kita perbuat untuk dapat menjaga diri dari krisis ekonomi.
Makin hari makin besar daya tarik untuk berutang-dari membeli rumah, mobil, sampai belanja lewat kartu kredit. Satu hal yang mesti kita sadari adalah bahwa berutang selalu mengandung risiko. Tatkala kita tidak dapat membayarnya, kita harus menang-gung konsekuensi buruknya yakni kehilangan yang lebih besar daripada utang itu sendiri.
Kebiasaan berutang juga membuat kita hidup di luar jangkauan atau kemampuan kita. Pada akhirnya kita membeli barang-barang yang sesungguhnya tidak dapat kita beli dan kehidupan kita tidak lagi ditopang oleh kemampuan finan-sial yang riil tetapi yang dibayangkan.
Kebiasaan berutang membuat kita hidup impulsif-berbuat sesuatu tanpa pikir panjang. Kita tidak lagi terbiasa untuk menahan diri, sebab kita sudah terbiasa memuaskan diri.
Apa yang dapat kita lakukan untuk menjaga diri dari krisis ekonomi?
Kita harus membiasakan diri untuk menabung. Ingatlah pepatah, "Sedia payung sebelum hujan." Tabungan diperlukan jus-tru untuk saat seperti ini.
Kita mesti fleksibel dalam memilih pekerjaan sementara. Di dalam kondisi seperti ini, pekerjaan yang ideal hampir tidak ada, jadi kita harus menerima apa pun yang tersedia selama itu halal.
Kita harus kreatif. Mungkin ini adalah saatnya kita menciptakan pekerjaan dan bukan hanya mencari pekerjaan.
Kita harus bekerja sama dengan orang lain dan tidak ragu meminta pertolongan mereka untuk memberitahukan kita bila ada lowongan pekerjaan. Inilah saat-nya kita menanggalkan gengsi.
Kita mesti terbuka dengan pasangan akan kondisi sesung-guhnya. Jangan menutupi atau memberi harapan kosong. Pasangan harus tahu apa yang tengah terjadi, sehingga ia pun dapat membantu kita menghadapinya.
Jika ada kesalahan, inilah saatnya untuk meminta maaf dan memberi maaf. Inilah saatnya menerapkan janji nikah, "dalam suka dan dalam duka, dalam kecukupan dan dalam kekurangan."
Berdoa dan terus berharap pada pemeliharaan Tuhan. Ingat, hal termudah yang dapat dilakukan Tuhan adalah menyediakan kita pekerjaan hari ini juga. Hal yang lebih susah adalah membuat kita bersandar dan percaya pada Tuhan. Peganglah janji Tuhan di Matius 6:33-34, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
Catatan: Audio dan transkrip bisa didapat melalui situs kami dengan kode T 276 B
Mengenal Lebih Dekat
Bersyukur karena Tuhan mengizinkan terjadinya kerjasama dengan satu radio di Pekalongan. Mulai bulan Juni 2009 Radio Blessing FM. Menyiarkan program Telaga. Radio ini merupakan "kelanjutan" radio milik keuskupan Katolik yang sudah tidak aktif lagi. Program Telaga diudarakan lewat frekuensi 102,3 MHz dan menjangkau kota Pekalongan dan sekitarnya. Bagi Anda yang berdomisili di kota Pekalongan dan sekitarnya, silakan mendengarkan TELAGA melalui Radio Blessing FM setiap hari Minggu jam 16.30 WIB.
Doakanlah
Bersyukur untuk sumbangan sebesar Rp 1.000.000,- yang diterima dari Bp.& Ibu Tan Siok Liat di Semarang.
Bersyukur pada bulan Juli ada tambahan 1 radio lagi yang menyiarkan program Telaga, yaitu radio Bethany AM di Medan. Ini merupakan radio yang ke-58.
Bersyukur artikel berjudul "Menolong Anak Menghadapi Stres" yang dibuat oleh Bp. Heman Elia, telah selesai. Doakan juga untuk Bp. Andrew A.Setiawan yang sedang mengerjakan 2 artikel yang berjudul "Anak Adopsi dan Permasalahannya" dan "Pornografi dan Bahayanya".
Doakan untuk pemasaran buku/booklet, baik yang diterbitkan olehMetanoia Publishing maupun Literatur SAAT.
Doakan untuk para konselor a.l. Bp. Isak Timotius di Malang, Ibu Esther Rey di Bandung dan Bp. Didi Darsono di Makassar.
Doakan untuk keamanan selama bulan puasa yang akan dimulai pada tgl. 10 Agustus 2010.
Judul Baru
- T 295 A Konflik Ortu & Pemberontakan Anak
- T 295 B Ketidakadilan & Pemberontakan Anak
- T 296 A Putusnya Komunikasi & Pemberontakan Anak
- T 296 B Hidup yang Rohani & Pemberontakan Anak
- T 297 A Mengasihi Anak dengan Benar
- T 297 B Mendisiplin Anak dengan Benar
- T 298 A Hilangnya Respek
- T 298 B Tenggelam dalam Diri Sendiri
- T 299 A Hormat pada Istri
- T 299 B Kerikil dalam Mengasihi Istri
- T 300 A Mengapa Bekerja?
- T 300 B Tidak Lagi Bekerja
- T 301 A Pemangsa Lewat Online
- T 301 B Persahabatan Lewat Online
- T 302 A Sampai Maut Memanggil Kita (I)
- T 302 B Sampai Maut Memanggil Kita (II)
- T 303 A Di Usia Tua Takut kepada Anak
- T 303 B Ketika Pernikahan Anak Bermasalah
- T 304 A Mengapa Anak Susah Diatur?
- T 304 B Disiplin yang Berlebihan
- T 305 A Kepribadian Dominan
- T 305 B Kecanduan Pornografi
- T 306 A Menebus Kesalahan Masa Lalu
- T 306 B Anak yang Tidak Ingat Budi
Telaga Menjawab
Saya seorang wanita yang bekerja di suatu perusahaan sebagai tenaga accounting, ingin berkonsultasi tentang rumah tangga kami, kami sudah menikah selama 6 tahun dan memiliki satu anak berusia 3 tahun. Saat ini rumah tangga kami sedang dalam kondisi yang tidak baik karena sering bertengkar dan suasana rumah pun tidak lagi menyenangkan seperti dulu. Suami saya bekerja di perusahaan sebagai kepala gudang + 4 tahun tetapi dia memiliki keinginan untuk memiliki usaha sendiri suatu saat nanti agar tidak bekerja di pabrik terus.
Untuk mencapai keinginannya, dia sering melakukan bisnis sampingan yang memberikan hasil lumayan, tetapi beberapa waktu yang lalu terjadi penipuan oleh rekan usahanya yang membawa lari modal suami saya. Saya baru mengetahui bahwa modal yang dibawa lari tersebut sebagian adalah tabungan saya untuk ujian skripsi S1 saya, saya baru mengetahui hal tersebut setelah beberapa kali dalam 3 bulan saya tanyakan mengenai tabungan tersebut yang belum diberikan kepada saya - karena deadline pembayaran sudah dekat.
Setelah mengetahui dia membohongi saya, saya menjadi sangat kecewa dan tidak dapat menerima perlakuannya padahal seandainya dia terus terang pun saya tidak akan marah.
Seiring dengan itu rumah tangga kami menjadi tidak harmonis lagi. Beberapa kebohongan dan ketidakjujuran mengenai hutang-hutang yang tidak saya ketahui mulai muncul. Saya stres Pak Paul, karena selama ini saya sudah merasa mau menerima apa adanya, saya pikir karena saya bekerja sehingga berapa pun uang gaji yang dia berikan ke saya, saya terima dan itu tidak lebih dari 40% dari gaji yang dia terima. Yang membuat saya stres kemana dan untuk apa uang tersebut. Mungkin untuk bisnisnya, dan saya yakin bukan untuk hal yang buruk, karena suami termasuk orang yang takut akan Tuhan. Saat ini saya kehilangan kepercayaan kepada suami, saya takut dia bohong lagi, dan tidak 100% percaya atas apa yang dia sampaikan.
Saya sudah memaafkan dan tidak berpikir untuk bercerai atau pergi, hanya kadang-kadang saya ingin menjauh sementara waktu untuk memberi waktu kepadanya menyelesaikan semua masalahnya.
Sikap apakah yang harus saya ambil untuk suami? Mohon sarannya, terima kasih.
Jawab!Tampaknya suami Ibu adalah seorang pekerja keras dan memunyai cita-cita tinggi. Sayangnya ia tampak terlalu berani mengambil resiko sehingga kadang bertindak kurang bijaksana. Memang setiap usaha dagang mengandung unsur resiko dan memang benar bahwa keberhasilan sering kali menuntut keberanian mengambil resiko. Namun, setiap resiko yang diambil mesti didahului dengan pertimbangan yang matang. Tampaknya suami Ibu memerlukan seorang mentor atau seorang kakak rohani yang bijak, yang dapat menjadi pembimbingnya dalam hal-hal seperti ini. Bila Ibu mengenal seseorang, mungkin Ibu dapat meminta bantuannya untuk berbicara dengan suami Ibu.
Dari pihak Ibu, sebaiknya Ibu mengemukakan kepada suami bagian pertama surat saya ini agar ia tahu bahwa Ibu mengerti dirinya dengan tepat. Ibu pun dapat menambahkan bahwa Ibu mengerti keinginannya untuk memajukan diri sebab bukankah kemajuan pribadi juga berarti kemajuan bagi semua anggota keluarga. Namun, Ibu dengan tegas memintanya untuk mulai sekarang membicarakan soal uang ini dengan Ibu - sebelum ia mengambil tindakan. Katakan kepadanya bahwa rasa percaya Ibu kandas oleh karena ketidakterbukaannya kepada Ibu. Untuk memulihkan rasa percaya ini, ia perlu membuktikan diri bahwa ia layak dipercaya dengan cara belajar terbuka dengan Ibu. Kalau ia masih sulit memahami Ibu, berikan contoh, bagaimanakah perasaannya bila Ibu-lah yang menghabiskan uang tabungannya tanpa memberitahukannya terlebih dahulu.
Satu hal lagi. Kalau belum dilakukan, mohon mulai dilakukan yaitu setiap malam, berdoalah bersama, belajarlah untuk saling mendoakan. Melalui doa kita membawa hadirat Allah masuk ke dalam ruangan hidup kita. Demikian saran yang dapat saya berikan, mudah-mudahan bisa menolong.
Jalan Keluar
Berapa pun kita merasa menderita dalam hidup ini. Tuhan memiliki cara-Nya sendiri untuk menolong kita. Jalan Keluar!
Kalau kita dapat mengerti maksud Tuhan dan tidak mengomel, pasti akan melihat jalan keluar. Setiap kesulitan memunyai hikmah. Seorang Rasul berkata, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
Seseorang penyair klasik Tionghoa, Yuan Chen (779-831) menulis syair yang indah berjudul "Sesudah Hujan Datang". Ia menggambarkan hidup bagaikan berjalan di tengah banjir yang mengancam dan melewati jembatan yang bergoyang-goyang.
Sewaktu-waktu orang bisa terbanting ke dalam lumpur. Namun, semakin orang terbenam ke dalam lumpur, semakin dekatlah pada tujuan yang ingin dicapainya.
Ini merupakan gambaran tepat untuk diri kita. Kadang kita terbenam dalam lumpur saat tujuan sudah dekat. Itulah pencobaan hidup. Namun, untuk setiap kesulitan yang datang, Tuhan memberikan jalan keluar. Ada orang-orang khusus ditempatkan-Nya untuk menjadi alat menolong bagi kita. Jadi teruslah berharap kepada-Nya!
Buku Tamu
Nama: Yusuf Budi Setianto Gereja: Happy Family Centre Komentar: Tuhan mengasihi & mencintai Anda. Biarlah Dia memberkati hati dan pikiran Anda dengan hati dan pikiran-Nya saja.
- 3745 kali dibaca