Skip to main content

Suami-Istri

Meminta Maaf Saja Tidak Cukup (I)

Salah satu wujud nyata kasih adalah mempertimbangkan perasaan pasangan. Sayangnya tidak selalu kita berhasil mengingat perasaan pasangan sebelum kita melakukan tindakan yang melukai hatinya. Adakalanya kita melukai hati pasangan, baik dengan sengaja ataupun tidak. Apakah yang harus kita perbuat bila kita melukai atau mengecewakan hati pasangan?

Relasi yang tidak Seimbang

Neil Clark Warren, seorang psikolog Kristen di Amerika menekankan bahwa berapa sehatnya suatu relasi ditentukan oleh berapa sehatnya suami atau istri itu sendiri. Dengan kata lain, jika ada satu pihak yang tidak sehat, maka relasi itu akan terseret turun menjadi tidak sehat pula. Salah satu masalah yang kadang timbul pada masa berpacaran adalah, ada orang tidak berkeinginan untuk melakukan andilnya untuk menciptakan relasi yang sehat. Ia berharap bahwa pasangannya yang harus menyesuaikan dirinya dengannya, dan tidak sebaliknya. Singkat kata, ia adalah seseorang yang mau terima enaknya saja. Apakah cirinya pasangan yang seperti ini?

Sayang tapi Benci

Ada sejumlah faktor yang mesti dipertimbangkan dalam pemilihan pasangan hidup, salah satunya adalah apakah kita mencintai pasangan kita atau tidak. Hal ini menjadi rumit tatkala bukan saja rasa sayang yang kita rasakan tetapi juga rasa benci. Dengan kata lain, kita merasa tidak dapat hidup tanpa kehadirannya namun kita merasa tidak sanggup hidup dengannya pula. Apa saja cirinya? Dan bagaimana kalau kita sudah hidup dengan relasi seperti ini?

Istri tidak Mau Mengurus Rumah

Ada banyak penyebab timbulnya masalah dalam pernikahan, salah satunya adalah tidak terpenuhinya tuntutan suami agar istri mengurus rumah. Pada akhirnya kekecewaan melahirkan konflik dan tidak jarang, hal ini terus menjadi duri dalam pernikahan. Di sini akan dipaparkan mengapa sebagian wanita tidak suka mengurus rumah dan apa yang dapat dilakukan suami?

Pergaulan Sesudah Pernikahan

Setelah menikah, relasi dalam pergaulan haruslah mengalami perubahan. Pasangan yang tidak bersedia berubah akan menabur benih ketidaksetiaan. Kita harus mengingat bahwa bukankah pada awalnya kita pun tertarik dan jatuh cinta dengan pasangan oleh karena kita bergaul akrab dengannya. Ini adalah hukum alam: dengan siapa kita bergaul akrab, dengannya terbuka lebar kemungkinan untuk tertarik dan jatuh cinta. Itu sebabnya kita mesti mengawasi dan membatasi pergaulan setelah menikah

Kudus dan Setia

Ada pelbagai cara untuk melihat kekudusan karena memang kekudusan mencakup beberapa aspek namun salah satu aspek dari kekudusan adalah kesetiaan. Disini akan dibahas tentang kesetiaan pada pasangan nikah. Kemudian akan dibahas makna kesetiaan dan tantangannya, diakhiri dengan cara untuk menumbuhkannya

Jangan Mengabaikan Kasih

Kasih tidak selalu hidup. Sama seperti tumbuhan, kasih pun perlu siraman dan pupuk secara teratur sebab tanpa itu, pada akhirnya kasih menjadi monumen peringatan belaka - bahwa si suatu waktu dulu, kita pernah mengasihinya. Sayangnya, kendati kita telah mengetahui semua ini, kerap kita melalaikannya. Mengapakah kita cenderung melalaikannya?

Tidak Lagi Menyatu

Pada awal pernikahan umunya kita berusaha merajut tali temali yang dapat mengikat kita berdua, misalnya pergi nonton berdua dan lain-lain. Dengan berjalannya waktu dan hadirnya anak, kebanyakan hal-hal yang tadinya kita lakukan tidak lagi dapat kita lakukan. Sebagai akibatnya, relasi nikah pun makin perpaut dan komunikasi menjadi kesukaran tersendiri. Bukannya makin intim, kita malah merasa makin asing terhadap satu sama lain. Perubahan seperti apakah yang kerap terjadi dan apakah yang dapat kita lakukan untuk menanggulanginya?