Kobarkan Kembali Cinta yang Memudar pada Anak

Versi printer-friendly

oleh : Yusak Timothy, M.Th.

Di era modern abad 21 ini hampir sebagian besar pasangan suami istri (pasutri) sudah bekerja sejak mereka masih lajang, selain berangkat pagi setiap hari, terkadang mereka hingga jauh malam baru pulang, entah karena banyaknya pekerjaan atau bagi mereka yang tinggal di kota besar karena menghindari macetnya jalan menuju ke rumah.

Jika kondisi ini berlangsung cukup lama, tentu akan memicu anak bertanya pada orang tuanya, "Kok, seminggu ini tidak pernah ketemu papa dan mama ?" Mereka mengira orang tua tak pernah pulang ke rumah, padahal ketika orang tua pergi kerja anak masih tidur, dan ketika pulang ke rumah anak sudah tidur.

Sebagaimana yng dapat kita ketahui bahwa Definisi Attachment adalah sbb :
Attachment merupakan hubungan timbal balik yang terjadi antara anak dan orang tua. (papalia, Wendkos-olds & Duskin Feldman,2008).1 Ainsworth juga mendefinisikan Attachment sebagai hubungan emosi yang terdapat di antara orang tua dan anak. Attachment merupakan suatu bentuk kelekatan emosional yang terdapat di antara anak dan orang tua dan menghasilkan perasaan saling membutuhkan di antara anak dan orang tua, sehingga sulit untuk terpisahkan.

Attachment merupakan sarana untuk mengobarkan kembali cinta yang memudar pada anak, karena dengan kelekatan emosi yang bisa dijadikan sebagai kesempatan untuk menyampaikan berbagai pengajaran juga dapat mencurahkan kasih sayang pada anak-anak yang Tuhan titipkan pada kita para orang tua.

Dari definisi di atas dapat dimengerti bahwa Attachment sebagai hubungan emosi yang terdapat di antara orang tua dan anak. Attachment merupakan suatu bentuk kelekatan emosional yang terdapat di antara anak dan orang tua. Antara anak dan orang tua saling membutuhkan. Mengacu pada hal tersebut maka tak ada alasan bagi orang tua untuk tidak ada Attachment dengan anak-anak yang TUHAN karuniakan.

Jika kita membaca Alkitab dengan seksama, dalam Perjanjian Lama, ketika Ibu Yokebed ada Attachment sejak Musa lahir dan selama Musa ada dalam dekapan ibunya hingga cerai susu, berdampak ketika Musa dewasa, yang menolak disebut anak puteri Firaun dan meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja( Ibr 11:24-27) 11:24 Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, 11:25 karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. 11:26 Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah. 11:27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.

Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan oleh para orang tua, janganlah mengutamakan yang sekunder dan mengsekunderkan yang utama, jika kita amati kehidupan sehari-hari, banyak orang tua yang mengutamakan karier dan usaha serta men-sekunder-kan keluarga, sehingga ketika ada masalah dengan anak-anak yang sudah menjadi remaja seperti terkena narkoba dan karena tawuran di jalan hingga orang tua dipanggil polisi dan lain sebagainya, mungkin saat itulah orang tua baru menyadari akan kesalahan dan belum tentu segera diperbaiki oleh orang tua tersebut.

Lembaga Penelitian Sosial di Universitas Michigan menemukan bahwa ibu-ibu yang bekerja menghabiskan"waktu berharga" dengan anak-anak mereka (membacakan buku, bercakap-cakap dan bermain ) kira-kira 11 menit pada hari kerja dan ½ jam pada akhir pekan. Menurut David Myers dalam "The Pursuit of Happiness", mungkin ini adalah salah satu alasan mengapa bertambahnya kekayaan materi tidak membuat bangsa Amerika semakin bahagia. Ia mendapatkan bahwa hubungan yang akrab dan penuh kasih membuat orang lebih bahagia daripada sekadar keberhasilan Ikatan emosional yang sejati di dalam keluarga ditandai oleh interaksi pribadi yang kaya, dukungan serta dorongan terhadap satu sama lain, dan ini tidak dapat dibeli dengan prestasi professional.(Quentin J. Schultze ,1996)2 Kata di atas mungkin bermakna : setelah kami memiliki segalanya, maka kami akan beli Attachment dengan prestasi professional atau dengan kata lain memberikan Attachment dengan berbagai fasilitas seperti yang dilakukan Ibunya Tao Ming Tse dalam film "The Meteor Garden", Attachment bukanlah memberikan segala hal yang belum tentu anak butuhkan, sebagai orang tua perlu menyadari bahwa yang dibutuhkan anak adalah Attachment sebagai hubungan emosi yang terdapat di antara orang tua dan anak. Dan merupakan suatu bentuk kelekatan emosional yang terdapat di antara anak dan orang tua, dan kita tak dapat memperolehnya dengan bersikeras, bukankah Tuhan berjanji akan memelihara kita, asal kita lakukan "ORA ET LABORA", dan bahkan Ia berpesan dalam Matius 6:33, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu". Bukankah Tuhan pelihara umat Israel 40 tahun di padang gurun, pakaian dan kasut mereka tidak menjadi rusak ! (Ulangan 29:5).

Sebagai penutup tulisan ini, saya akan sertakan survei dari skripsi putri saya, Naomi, (dalam tulisan), bahwa anak yang memperoleh Attachment dari kedua orang tuanya dikaitkan dengan sex pranikah, dari 267 anak remaja hanya 5 orang (1,9%) saja yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah, selebihnya 262 anak remaja (98,1%) belum pernah melakukan hubungan seksual pranikah.

Dapat disimpulkan bahwa anak membutuhkan Attachment dan Kobaran Cinta dari kedua orang tuanya, untuk dapat menjadikan anak tidak bermasalah di kemudian hari, AMIN.


1 Papalia, D.E. Wendkos-olds,S.W. & Feldman,R.D.(2008). Human development (10th Ed). New York , NY. McGraw-Hill

2 Quentin J. Schultze, Menangkan Anak-Anak dari Pengaruh MEDIA (Jakarta: Yayasan Media Indonesia,1996),hlm 30-31