Kesinergian dalam Bermisi
A.Bermisi dalam Keluarga
Pelaksanaan misi dalam keluarga merupakan sesuatu yang penting di masa kini karena misi atau pemberitaan Injil haruslah disampaikan kepada semua anak dan anggota keluarga yang masih hidup di generasi ini atau di generasi mana pun, bukan menunggu sampai mereka akan dijemput ajal (perumpamaan orang kaya dan Lazarus), ketika mereka hidup itulah merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk disampaikan misi atau pemberitaan Injil pada mereka yang adalah anak dan anggota keluarga kita tentunya.
"Bila Injil harus diberitakan kepada semua orang ....jelas ini harus dilakukan sementara mereka masih hidup. Karena itu, penginjilan dunia dalam generasi ini berarti memberitakan Injil kepada mereka yang hidup sekarang. Bagi kita yang bertanggung jawab untuk memberitakan Injil ini berarti dalam masa hidup kita; bagi mereka yang kepadanya Injil harus diberitakan ini berarti dalam masa hidup mereka. Mereka yang belum diinjili yang kepadanya kita sebagai orang Kristen bertanggung jawab hidup dalam generasi ini, dan orang-orang Kristen yang tugasnya adalah menyajikan Kristus kepada mereka hidup dalam generasi ini. Ungkapan "dalam generasi ini", karenanya, secara tegas mempunyai makna yang lain bagi masing-masing orang. Dalam analisis terakhir, bila dunia harus diinjili generasi ini atau generasi mana pun, itu dilakukan karena ada cukup jumlah pribadi orang Kristen yang menyadari dan mengambil tanggung jawab pribadi mereka terhadap usaha ini". (Thomas, 2009:109-110).
Orangtua yang berpengharapan agar anak-anaknya sedini mungkin menerima Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan tentu akan berupaya menciptakan kesempatan-kesempatan untuk dapat menyampaikan pemberitaan Injil pada anak-anak mereka.
Pada dasarnya seorang anak suka meniru segala hal yang dilakukan oleh orang tuanya. Pada saat seperti inilah orang tua memiliki peluang untuk membentuk anak tunas remaja sesuai tanggung jawab dari perilaku yang ia miliki. Jika Lois dan Eunike dalam kitab 2 Timotius tidak mendidik dengan teladan yang baik sudah tentu tak mungkin menghasilkan Timotius muda yang sebegitu taat dan takut akan Tuhan. Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu (2 Tim. 1:5). Wes Haystead menegaskan dua prinsip berikut ini:
"Ada dua prinsip penting yang menonjol dalam Alkitab tentang anak-anak. Pertama, dari rumahlah pertama-tama tanggung jawab untuk memperkenalkan pengajaran Kristen itu dituntut. Kedua, pengajaran iman yang efektif pertama-tama harus dinyatakan melalui tindakan dan keteladanan, baru kemudian dengan kata-kata. Keteladanan orang tua, pengalaman sehari-hari dan keikut sertaan dalam kegiatan ibadah merupakan bahan dasar untuk memperkenalkan anak kepada konsep-konsep berkenaan dengan Allah. Prinsip ini dengan jelas menunjukkan bahwa orang dewasa yang hidup di rumah harus membangun iklim yang dapat menyiapkan anak untuk menerima penjelasan lisan. Dan seluruh proses ini dimulai sejak bayi" (Haystead, 1998: 25).
B. Bermisi dalam Gereja
Pelaksanaan misi dalam gereja yang sudah dilakukan berabad-abad lamanya, namun gereja lebih fokus melakukan penginjilan kepada orang dewasa dan anak-anak acapkali dilupakan, hanya karena dianggap belum dapat memahami apa yang disampaikan pada mereka.
"Memulihkan keutuhan - itulah maksud penginjilan, yakni membawa kembali mereka yang terhilang ke tempatnya di dalam tata rumah tangga (economy) Allah. Karena Allah begitu mengasihi dunia sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya, agar tak seorang dan tak satu pun yang binasa dan menjadi sia-sia, melainkan agar setiap orang dan segala sesuatu menjadi bermanfaat di dalam maksud dan rencana Allah (Yoh 3:16). Injil harus diberitakan kepada seluruh ciptaan, karena itulah arti Injil yang sesungguhnya. Injil adalah pesan Allah kepada seluruh ciptaan, tindakan-Nya untuk menyelaraskan seluruh ciptaan-Nya.Markus 16:15 Kolose 1:23. Oleh karena itu, setiap tindakan yang berusaha untuk menghasilkan harmoni ini adalah tindakan yang tercakup dalam arti istilah "penginjilan". Ini adalah bagian dan pekerjaan demi Allah, sekolah, rumah sakit, pusat pedesaan, laboratorium; semuanya ini adalah cara-cara bagi Allah untuk berusaha mengembalikan keutuhan dalam kehidupan. Yang tidak kurang pentingnya adalah cara-cara yang Allah ambil melalui mereka yang kepadanya telah dikaruniakan-Nya kuasa. Melalui mereka ia menghasilkan pemerintahan yang teratur sehingga kondisi-kondisi tersebut dapat berlaku dan didalamnya Injil dapat menyebar (I Tim. 2:14). Dan melalui mereka juga Ia mewujudkan peristiwa-peristiwa yang melaksanakan penghakiman-Nya atas dosa (Luk. 19:41-44) (Thomas, 2009: 226-227).
Gereja misioner memiliki begitu banyak aktivitas dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten untuk melaksanakan hal diatas, yang sering dilaksanakan dan diketahui banyak orang adalah: Pelatihan EE (Evangelism Explosion), mengadakan KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) secara berkala, sambil mengunjungi orang sakit dan teman atau kerabat yang sedang butuh uluran tangan dan doa orang percaya juga sambil membagikan traktat, mengadakan mission trip (perjalanan misi) ke berbagai provinsi tertentu secara berkala dan lain sebagainya.
Aktivitas yang cukup banyak dan rutin dalam bidang penginjilan yang menunjukkan ini adalah gereja misioner dan bukan sekadar slogan saja. Sebagaimana dalam firman Tuhan di kitab Yakobus 2:20, "iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong" dan Yakobus 2:26, "iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati." Yang penting tindakan konkrit dan nyata, bukan hanya ucapan dan slogan belaka yang menunjukkan gereja ini memiliki ciri misioner, namun gereja ini senantiasa membawa misi Kristus dan meneruskan berita dari Allah kepada manusia, terutama membawa misi Kristus pada anak-murid Sekolah Minggu kita.
"Gereja yang mula-mula dalam Kisah Para Rasul meneruskan berita dari Allah kepada dunia dan memperlengkapi umat Allah. Kalau gereja tidak menginjili dunia, maka dunia tidak akan diinjili sama sekali. Gereja adalah tubuh Yesus Kristus 1 Korintus 6:15; 12:12; Efesus 1:22;4:12; Kolose 1:18-24; Roma 12:5. Ayat-ayat ini sangat penting untuk memahami misi gereja" (Havlik, 1991: 38-39).
C. Bermisi dalam Sekolah
Pekabaran Injil pun harus disampaikan oleh para rohaniwan, juga guru Kristen pada para murid yang belum percaya, karena Sekolah Kristen yang menjunjung Kristus sebagai Tuhan tidak hanya sekadar mengajar murid menjadi orang terpelajar saja, melainkan juga mengutamakan bimbingan kepada anak atau murid ke dalam kehidupan yang dapat memelihara imannya.
"Saya yakin Anda telah mulai melihat beberapa implikasi bagi visi pendidikan. Sasaran tertinggi pendidikan dalam pandangan orang Kristen, bukanlah pendewasaan murid, meskipun pendewasaan memang akan terjadi. Bukan sosialisasi murid, meskipun sosialisasi juga akan terjadi. Bukan pula perenungan tentang Allah, kendati itu pun akan terjadi. Sasarannya adalah membimbing anak ke dalam kehidupan yang memelihara iman kepada Allah yang kita ingat dan harapkan" (Wolterstorff, 2007: 121)
Bermisi dalam UniversitasPekabaran Injil pun harus disampaikan oleh para dosen Kristen dan dosen yang mengajar mata kuliah umum agama Kristen kepada para mahasiswa yang kuliah di kampus tersebut dan berasal dari keluarga Kristen, karena Universitas Kristen yang menjunjung Kristus sebagai Tuhan tidak boleh sekadar mengajar mahasiswa menjadi calon ilmuwan atau cendekiawan saja, melainkan juga mengutamakan membimbing mahasiswa ke dalam kehidupan yang dapat memelihara iman mereka dan mempersiapkan mereka sebagai calon pemimpin di masa mendatang.
Misi Allah, seperti yang akan kita temukan di dalam Alkitab, mencakup seluruh ciptaan. Namun, ke arah mana kebenaran itu menuntun kita dalam kaitan misi kita di bumi? Khususnya, apa implikasinya bagi perlakuan kita atas bagian ciptaan yang dipercayakan kepada kita itu – yaitu planet bumi? Orang Kristen (dan juga lebih luas lagi) secara umum menerima bahwa kita mesti menjadi penatalayan segala sumber daya bumi. Namun, apa kita juga punya tanggung jawab missioner melampaui taraf kehidupan yang cukup bertanggung jawab seperti itu? Kita semua menyadari adanya berbagai tantangan ekologis yang dihadapi umat manusia. Kita sewajarnya dibuat bingung oleh hiruk pikuk hal yang dianggap fakta serta proyeksi mengerikan tanpa bisa tahu mana yang merupakan realitas objektif dan mana yang tak lebih dari produk kegaduhan media atau rekaan politik. Tak seorang pun yang meragukan kita sedang menghadapi sejumlah problem global yang besar, tetapi kita bisa sangat jauh berhasil dalam hal yang kita capai (Wright, 2011: 30).
Dengan melaksanakan "Kesinergian dalam Bermisi" lah Injil dapat disampaikan secara efektif pada anak dan murid bahkan mahasiswa yang membutuhkan Injil sebagai Kabar Baik bagi mereka.
Untuk lebih lengkapnya bagi yang berminat dapat memiliki buku tersebut dengan memesan pada saya lewat evyusak@yahoo.com
Kutipan Buku :
Thomas, Norman E., Teks-Teks Klasik Tentang Misi dan Kekristenan Sedunia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2009)
Haystead, Wes, Mengenalkan Allah kepada Anak, (Yogyakarta: Yayasan Gloria, 1998).
Havlik, John F., Gereja yang Injili, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1991).
Wright, H. Norman, Menjadi Orangtua yang Bijaksana, (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1996).
- Blog admin
- Log in dulu untuk mengirim komentar
- 5697 kali dibaca