Topeng Laki-Laki

Versi printer-friendly
April


Meski kita dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan, namun pada kenyataannya kita menjadi laki-laki atau perempuan lewat proses pembentukan. Singkat kata kita belajar menjadi laki-laki atau perempuan, melalui pengamatan sendiri maupun pengondisian yang kita alami dari orang dan budaya di sekitar.

Ada tuntutan dan pengharapan yang kita terima dari lingkungan untuk menjadi laki-laki atau perempuan.

Pada akhirnya tuntutan dan pengharapan itu menjadi sekadar topeng yang kita pakai supaya kita tetap diterima oleh lingkungan. Sebagai akibatnya kita tidak akan hidup bebas; kita senantiasa hidup dalam ketegangan—antara menjadi diri yang sebenarnya dan menjadi diri yang diharapkan.

Topeng Pria: Kuat

Pada umumnya laki-laki dituntut untuk menjadi pribadi yang kuat, dalam pengertian:

  1. Tidak mudah dipengaruhi emosi
  2. Tidak mudah menyerah dalam kesulitan
  3. Tidak takut menghadapi bahaya
  4. Tidak lepas kendali.
Sebagaimana dapat kita lihat sebenarnya keempat tuntutan ini merupakan empat karakter yang baik. Namun dalam perjalanannya, sering kali keempat karakter ini berkembang secara berlebihan. Misalnya,

1. "TIDAK MUDAH DIPENGARUHI EMOSI" berubah menjadi "tidak beremosi sama sekali." Kita mafhum bahwa mustahil buat kita untuk tidak beremosi, jadi yang sesungguhnya terjadi adalah kita bukannya tidak beremosi melainkan "menyangkal perasaan atau emosi yang ada."

Dampak "Tidak Beremosi Sama Sekali"

  • Laki-laki mengalami kesukaran untuk bukan saja mengenali dan menghayati perasaan sendiri, tetapi juga mengenali dan menghayati perasaan orang lain.
  • Oleh karena tidak dapat mengenali dan menghayati pelbagai perasaan, sering kali semua perasaan mengerucut menjadi satu perasaan yaitu kemarahan.
  • Laki-laki cenderung menarik diri dari situasi yang bermuatan emosi. Dengan kata lain, akhirnya laki-laki menutup diri.

Itu sebab penting bagi laki-laki untuk mengembangkan karakter "tidak mudah dipengaruhi emosi" secara benar yakni bukan menyangkal perasaan melainkan mengenali, menghayati, DAN mengelolanya. Emosi yang dikelola cenderung lebih terkendali dan justru dapat menjadi aset buat laki-laki dalam berelasi. Jadi, belajarlah mengungkapkannya sewaktu perasaan itu masih dalam kadar yang lemah, dan jangan tunggu sampai menjadi gunung emosi.

2. "TIDAK MUDAH MENYERAH DALAM KESULITAN" juga adalah karakter yang baik namun dalam perkembangannya acap kali karakter ini berubah menjadi "tidak mudah mengakui kekalahan." Singkat kata "menyerah" dianggap kekalahan dan inilah yang coba dihindari dengan pelbagai cara.

Dampak "Tidak Mudah Mengakui Kekalahan"

  • Pertama adalah berkembang dan mengerasnya ego. Sebagai akibatnya makin sukar laki-laki mengakui kesalahannya. Itu sebab bagi laki-laki meminta maaf merupakan pergumulan tersendiri. Mungkin laki-laki tidak terlalu mementingkan kemenangan; laki-laki hanya sukar menerima kekalahan.
  • Kedua adalah adakalanya laki-laki bersikap tidak realistik dan cenderung bersikap optimistik secara berlebihan. Kita dapat melihat ini dengan jelas terutama tatkala laki-laki tengah berusaha meng-golkan rencana usahanya. Singkat kata, dampak dari kesukarannya mengakui kekalahan adalah menyempitnya pandangan akan keterbatasan dirinya.
  • Ketiga adalah adakalanya laki-laki terus mengulang kesalahan yang sama karena tidak cepat belajar dari kesalahan yang lama. Dengan kata lain, laki-laki sukar menerima teguran untuk berubah.

Tidak mudah menyerah dalam kesulitan adalah karakter yang indah namun sering kali dalam perkembangannya karakter ini berubah bentuk menjadi negatif, yaitu tidak mudah mengakui kekalahan. Itu sebab laki-laki perlu terus mengembangkan sikap tidak menyerah sekaligus bersedia dikoreksi sejak awal. Biasakan diri untuk membuka telinga dan memeriksa diri. Biasakan untuk meminta maaf bagi kesalahan yang diperbuat. Biasakan diri untuk meminta pendapat orang, terutama pasangan sendiri, meski hal ini dapat memperlambat pengambilan keputusan.

3. "TIDAK TAKUT MENGHADAPI BAHAYA" sebenarnya adalah karakter yang indah namun acap kali karakter ini berubah menjadi "tidak mengindahkan rambu". Seharusnya "tidak takut menghadapi bahaya" berarti memerhitungkan bahaya namun memiliki keberanian menghadapinya karena perlu. Namun sayangnya karakter ini bermorfosis menjadi "tidak mengindahkan rambu."

Dampak "Tidak mengindahkan rambu"


  • Pertama adalah sikap seperti ini memudahkan laki-laki jatuh ke dalam perangkap iblis. Betapa banyak dan seringnya laki-laki jatuh ke dalam dosa akibat tidak mengindahkan rambu-rambu yang telah diberikan Tuhan kepadanya. Tidak heran penjara lebih banyak dihuni laki-laki dibanding perempuan.
  • Kedua adalah laki-laki cenderung mengembangkan jiwa pemberontak. Sering kali secara membabi buta laki-laki mengambil keputusan keliru hanya karena ingin menunjukkan pemberontakannya.
  • Ketiga adalah laki-laki rentan merugikan orang. Oleh karena tidak mengindahkan rambu maka laki-laki akhirnya melakukan perbuatan yang merugikan orang-orang di sekitarnya. Singkat kata, ada kecenderungan laki-laki untuk tidak memedulikan orang lain demi kepentingan sendiri.

Sesungguhnya karakter tidak takut bahaya adalah karakter yang indah selama diimbangi dengan perhitungan yang masak. Laki-laki mesti terus memerhitungkan dengan masak akibat dari perbuatannya. Terutama, laki-laki mesti menempatkan diri pada posisi orang lain, bukan hanya diri sendiri, sewaktu mengambil keputusan. Terpenting, laki-laki mesti hidup takut akan Tuhan dan penghukuman-Nya.

4. "TIDAK LEPAS KENDALI" seyogianya lahir dari rasa bertanggung jawab yang besar. Dari sinilah muncul keinginan untuk memastikan semua berjalan dengan baik. Sayangnya karakter yang baik ini sering kali berubah menjadi "keinginan menguasai segalanya."

Dampak "Keinginan menguasai segalanya"

  • Pertama dari "keinginan menguasai segalanya" adalah "tidak menghargai orang." Besar potensi laki-laki untuk "memakai" orang, dan tidak "memanusiakan" orang. Semua akhirnya diukur dari segi kegunaan—selama masih berguna, dipakai; begitu tidak lagi berguna, dicampakkan. Itu sebabnya besar kemungkinan buat laki-laki untuk terjerat ke dalam kehidupan yang pragmatis dan menjauh dari kehidupan yang spiritual. Tidak heran banyak yang hanya bersemangat melayani Tuhan sewaktu merasa diberkati. Begitu tidak lagi merasa diberkati, Tuhan pun dilepaskan.
  • Kedua dari "keinginan menguasai segalanya" adalah "memaksakan kehendak dan rencana pribadi." Tidak mudah bagi laki-laki untuk melepaskan kehendak pribadi dan mengikuti kehendak orang lain. Itu sebab lebih mudah buat laki-laki untuk tunduk kepada atasan dan melepaskan kehendak pribadi daripada bernegosiasi dan melepaskan kehendak dengan pihak yang sederajat. Tidak heran, tidaklah mudah bagi laki-laki untuk beriman dan berserah kepada Tuhan. Selama kehendak Tuhan sama dengan kehendak pribadi, Tuhan disembah. Begitu kehendak Tuhan berbeda dari kehendak pribadi, Tuhan pun ditinggalkan. Itu sebabnya bagi kebanyakan laki-laki beriman dan berserah menjadi pergumulan panjang yang tak habis-habisnya.
  • Ketiga dari "keinginan menguasai segalanya" adalah "mendasari penghargaan diri atas keberhasilan." Makin sering memetik keberhasilan, makin membesar "aku." Dan, makin membesar "aku," makin mengecil peran Tuhan dan orang lain. Sebaliknya, makin berkurang keberhasilan, makin mengecil penghargaan diri. Sayangnya sebagian laki-laki bukannya datang kepada Tuhan dan berserah kepada-Nya, mereka malah marah dan meninggalkan Tuhan.

Tidak bisa tidak, semua ini berdampak pula pada relasinya dengan istri. Berapa sering kita mendengar keluhan istri bahwa suami tidak menghargainya dan hanya menghargai selama ia berguna bagi suami. Berapa banyak istri yang merasa dipakai sebagai obyek ketimbang dikasihi dan dihargai sebagai seorang pribadi yang utuh? Berapa sering kita mendengar keluhan istri tentang suami yang memaksakan kehendak dan susah sekali diajak berdialog? Berapa sering kita mendengar keluhan istri tentang suami yang tidak mau berbakti kepada Tuhan—apalagi melayani-Nya—karena tidak tertarik atau tidak mau buang waktu?

Mungkin tidak ada ayat yang lebih tepat buat laki-laki selain dari Matius 6:33, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."


Ringkasan T 351A+B

Oleh: Pdt.Dr. Paul Gunadi

Simak judul-judul kategori "Dewasa" lainnya di

www.telaga.org




PERTANYAAN :

Selamat malam, Bp. Paul Gunadi, nama saya J.C. tinggal di Surabaya, usia 63 tahun. Saya mau bertanya tentang orang yang berkepribadian ‘borderline’, apakah ada "grade-grade"nya?

Bagaimana cara membawa orang dengan gangguan ‘borderline’ pada pertobatan rohani?

Bagaimana meminimalkan gangguan ini?

Apakah orang ‘borderline’ bisa hidup normal? (Sudah menikah dan dikaruniai anak laki-laki berusia 8 bulan).

Terima kasih untuk waktunya memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.


Salam: J.C.



JAWABAN :

Terima kasih atas pertanyaan Bapak. Berikut adalah tanggapan saya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang Bapak ajukan:

  1. Saya mengartikan "grade" disini adalah level atau kadar,ya. Jawabannya adalah ya. Derajat keparahan bervariasi; ada yang lebih berat dan ada yang lebih ringan.
  2. Pertobatan tidak berkaitan secara langsung dengan gangguan ‘borderline’ sebab gangguan ‘borderline’ adalah masalah jiwani, bukan masalah rohani. Dengan kata lain, kita dapat bertobat dan menjadi orang percaya, tetapi masih mengidap gangguan ‘borderline’. Sungguhpun demikian, secara tidak langsung keduanya dapat berkaitan karena pada akhirnya gangguan ‘borderline’ memengaruhi perkembangan karakter dan karakter berhubungan erat dengan pertumbuhan serta kematangan rohani. Sebagai contoh, karena pola pikir yang hitam-putih dan kaku, maka pada akhirnya karakter sombong berkembang dengan subur dan kesombongan berada di ranah rohani.
  3. Untuk meminimalkan, diperlukan relasi yang kuat dan sehat dengan beberapa individu, relasi dimana si penderita mengetahui dengan pasti bahwa ia dikasihi dan diterima apa adanya dan bahwa orang-orang yang mengasihinya tidak akan meninggalkannya. Disamping itu ia pun tahu bahwa ia tidak dapat mempermainkan orang-orang ini sebab mereka bukan orang yang lemah dan bodoh serta bahwa mereka tidak segan untuk menegur dan mendisiplinkannya. Didalam relasi seperti ini dan lewat kurun waktu yang panjang, bertahun-tahun, barulah si penderita secara perlahan akan mengalami perubahan.
  4. Ya, ia bisa hidup "normal" dalam pengertian, menikah dan punya anak. Apakah ia bisa hidup dengan orang lain dalam pengertian: tenggang rasa, fleksibel, mengalah dan sebagainya? Sangat sulit sebab caranya dan kehendaknya mesti terjadi.

Mudah-mudahan jawaban ini membantu Bapak J.C.

Salam:

Paul Gunadi


MENANG BERSAMA KRISTUS

(Roma 8:32-37)

Bina Iman Anak Tunas Kehidupan mengadakan acara Paskah pada tanggal 23 April 2022 dengan tema "Menang Bersama Kristus." Acara ini diadakan secara zoom dan dihadiri oleh 5 anak, yaitu: Alena, Clement, Clarice, Marvin dan Macwin. Sedangkan guru yang mengajar dan mendampingi, yaitu: Ms. Giovanni, Ms. Nia, Ms. Metta dan Ms. Lie Bing.

Ms. Gio menyapa anak-anak dan mengajak mereka bernyanyi beberapa pujian. Anak-anak tampak semangat saat menyanyikan pujian Kumenang bersama Yesus Tuhan. Sebelum mendengarkan Firman Tuhan, Ms. Nia mengawalinya dengan doa pembuka.

Selanjutnya, Ms. Nia melontarkan satu pertanyaan pada anak-anak: "Apa yang kita rayakan di hari Paskah?" Marvin spontan menjawab: "Kebangkitan Tuhan Yesus." Wah, tepat sekali jawaban Marvin. Ms. Nia menjelaskan bahwa Paskah itu, kita merayakan hari Kebangkitan Tuhan Yesus. Nah, mari kita mendengarkan kisah tentang Paskah.

Tiga hari setelah kematian Tuhan Yesus, ada tiga orang wanita datang ke kubur untuk merempah-rempahi mayat Tuhan Yesus. Namun ketika mereka tiba di kubur itu, Malaikat Tuhan berkata: "Dia tidak ada di sini, Ia telah bangkit"(Luk. 24:6). Kubur itu kosong. Tuhan sudah bangkit dari kematian. Kebangkitan Tuhan Yesus menunjukkan bahwa Tuhan Yesus sudah menang melawan kuasa iblis.

Kita tahu bahwa iblis seringkali menggoda manusia untuk melakukan dosa. Nah, dosa

apa saja sih yang pernah kita lakukan? Mungkin kita pernah melakukan dosa seperti berbohong, mencuri, iri hati, sombong, menyakiti orang lain/berkelahi, dan masih banyak lagi. Iblis menggoda kita untuk melakukan dosa. Dosa-dosa itu begitu mengikat kita dan kita tidak dapat melepaskan diri sendiri.Kita berkata aku tidak akan mengulangi dosa itu lagi, tapi ternyata kita melakukan dosa yang sama lagi.

Kalau begitu, siapa yang bisa menolong kita? Satu-satunya yang bisa membebaskan kita dari ikatan dosa hanya Tuhan Yesus. Tuhan Yesus berkuasa mengalahkan iblis, sehingga kita dibebaskan ikatan dosa. Sekarang kita pun bisa menang melawan godaan iblis. Tuhan Yesus selalu bersama kita. Tuhan Yesus memberi kita kuasa untuk menang melawan godaan iblis. Mari kita berdoa minta Tuhan Yesus mengampuni kita, bertekad untuk meninggalkan dosa. Kita memohon agar Tuhan Yesus menolong kita menang melawan dosa setiap hari.

Menutup cerita Firman Tuhan, Ms. Nia mengajak anak-anak menghafal ayat dari Roma 8:37b, ".........kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." Anak-anak mengucapkan ayat ini sambil mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh Ms. Nia. Lalu, anak-anak bersama-sama mengucapkan tekadnya: "Aku mau menang bersama Kristus." Sebagai penutup, Ms. Nia kembali mendoakan dan memohon berkat Tuhan, agar Tuhan menolong anak-anak menang melawan kuasa iblis. Selamat Paskah anak-anak, terus menang bersama Kristus!


Diliput oleh Ms. Lie Bing



Dalam bulan April 2022 kita telah memeringati kematian Tuhan Yesus pada hari Jumat Agung dan juga kebangkitan-Nya pada hari Paskah. DIA telah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita, diturunkan dari kayu salib oleh Yusuf dari Arimatea dan jenazah-Nya diberi kain kafan kemudian diletakkan dalam kubur berbentuk gua yang ditutup oleh batu. Pada hari Minggu Dia bangkit dan kebangkitan-Nya memberi kepada kita yang percaya, harapan akan hidup yang kekal. Beberapa pokok doa syukur dan permohonan yang telah dikumpulkan adalah sebagai berikut :

  1. Bersyukur dalam bulan April 2022 ini, donatur tetap di luar Malang telah memberikan donasinya, yaitu Ibu Gan May Kwee di Solo sebesar Rp 500.000,- dan NN di Tangerang sebesar Rp 1.650.000,- .
  2. Bersyukur dalam bulan April 2022 ada 2 radio yang telah berhasil dikirimi bahan rekaman lewat google drive, yaitu Radio Suara Abdi Allah di Pacet, Mojokerto dan Radio Immanuel FM di Solo.
  3. Sehubungan dengan berkembangnya teknologi, doakan untuk usaha dari tim IT Yayasan Lembaga SABDA dimana audio Telaga akan masuk di YouTube dan Podcast sesuai penjelasan dari Ibu Yulia dan Bp.Marc Buffet lewat telepon beberapa hari yang lalu.
  4. Doakan untuk IG Live "Melatih Kecerdasan Emosi Anak" yang akan diadakan pada tanggal 13 Mei 2022 pk.19.00 WIB, juga untuk para klien yang dilayani di Pusat Konseling Telaga Kehidupan dan tim konselor yang mendampingi.
  5. Doakan untuk penerimaan murid baru program Bina Iman Anak Tunas Kehidupan periode bulan Juli 2022 serta doakan untuk kontrak rumah Telaga Kehidupan di Sidoarjo yang akan berakhir pada bulan Agustus 2022.
  6. Kita tetap mendoakan untuk Bp. Heman Elia yang walaupun kondisinya cukup baik, bisa beraktifitas biasa, agar mukjizat Tuhan terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Bulan Mei 2022 akan dilakukan kemoterapi tulang yang ke-13 dan bulan Juli 2022 akan kemoterapi untuk keseluruhannya.
  7. Kita tetap mengingat Pemerintah dalam doa yang harus menangani berbagai hal, baik dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lain-lain.