Berita Telaga Edisi No. 81 /Tahun VII/ Mei 2011
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK)
Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645
Email: telagaindo.net.id
Website: http://www.telaga.org [1] Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati
Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
Perselingkuhan adalah suatu hubungan pribadi di luar nikah, di dalamnya ada unsur relasi yang pribadi dan melibatkan sekurang-kurangnya satu individu, baik yang satu berstatus sudah menikah dan yang satunya belum/tidak menikah, atau dua-duanya sudah menikah.
Perselingkuhan bisa terjadi karena dua pihak saling tertarik pada saat yang bersamaan, tapi bisa juga diawali hanya oleh satu pihak yang merasa tertarik kepada orang lain.
Orang ini kemudian mengambil langkah-langkah proaktif untuk mendekatkan diri dengan orang yang diminatinya. Misalkan, dalam suatu pernikahan suami tidak lagi mendapatkan kepenuhan kebutuhannya dari si istri, dia mendapatkan semua itu dari wanita yang lain.
Perselingkuhan mempunyai beberapa lapisan atau kategori:
Sekurang-kurangnya ada tiga unsur yang terkandung dalam perselingkuhan, yaitu:
1. Saling ketertarikan
2. Kemudian masuklah mereka ke tahap berikutnya, yaitu tahap saling ketergantungan. Dia benar-benar mulai mencurahkan dirinya dan bagian hidupnya kepada si orang itu, sehingga pada waktu orang itu tidak ada, dia sangat merasa kehilangan.
3. Tahap ketiga adalah tahap yang mengandung unsur saling memenuhi.
Pada tahap ini masing-masing dengan sadar mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang satunya. Jadi bukan saja secara natural, otomatis, tapi sekarang sudah terencana, bagaimana saya bisa dan mau membahagiakan engkau, bagaimana saya mencoba untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanmu, secara sadar ini saya lakukan.
Beberapa tipe pasangan atau keluarga yang mudah tergoda atau mempunyai kecenderungan untuk berselingkuh:
Firman Tuhan dalam Matius 5 : 31 dan 32 berkata: “Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberikan surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.”
Firman Tuhan jelas sekali melarang perbuatan perselingkuhan.
Apa yang Tuhan larang harus kita taati. Kita mungkin bisa mengajukan seribu satu alasan, kenapa saya harus bersama dengan wanita atau pria lain, tapi tetap Tuhanlah yang harus kita hormati dan Firman-Nya melarang kita untuk berzinah. “Jangan berzinah” merupakan salah satu dari hukum taurat yang Allah berikan melalui Nabi Musa dan juga merupakan larangan dari Tuhan Yesus. Tiada yang lebih bahagia dan diberkati selain jika kita mentaati firman-Nya.
Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Catatan : Audio dan transkrip bisa didapat melalui situs Telaga dengan kode T31 A
Sekali lagi kami mengucap syukur karena dalam bulan Mei 2011 ini, Tuhan membuka jalan untuk bisa bekerjasama dengan sebuah radio di Manado yaitu Radio Mitra Kawanua FM. Radio yang berdiri sendiri dan merupakan radio komersiil. Siarannya bisa didengarkan lewat frekuensi 91.00 MHz. Jangkauan siar dari Radio Mitra Kawanua FM ini meliputi Manado, Bitung dan Minahasa. Bagi para pendengar yang tinggal di Manado dan sekitarnya silakan mendengarkan program TELAGA setiap hari Jumat Pk. 16.00 WITA.
Tanya?
Pada mulanya kami dijodohkan orang tua sehingga dalam menjalani rumah tangga tidak didasari oleh perasaan saling mencintai, saling pengertian dan saling percaya sebagaimana layaknya suami istri. Namun kami telah dikaruniai 3 orang anak setelah menikah + 9 tahun. Setelah anak ke 3 lahir umur 2 tahun kami mulai sering bertengkar masalah keuangan dan istri saya memerlihatkan kelakuan yang mencurigakan. Saya menegurnya, tapi dia tidak mau menerima dan mengakui kekeliruannya, saya meminta orang tuanya untuk menasehati dia tetapi orang tuanya malah mencampuri bahkan ikut menyalahkan saya. Kemudian keluarga saya berupaya mendamaikan kami tetapi istri saya dan orang tuanya bersikeras untuk tidak mau rujuk kembali. Sampai sekarang istri saya pergi merantau ke Papua dan tidak pernah mengirim kabar. Pokoknya tidak mau lagi rujuk dan tidak mau menerima saran biar siapapun yang meminta dan hanya satu pilihannya yaitu bercerai di pengadilan. Oleh sebab itu saya mengambil kesimpulan cerai sajalah karena betul-betul sudah tidak ada cara lain selain bercerai, saya sebagai manusia normal tentu membutuhkan kasih sayang lahir dan batin begitu juga sebaliknya. Apalagi dia di perantauan dan tidak ada saya, pastilah dia akan merasa bebas melakukan apa saja yang dia kehendaki. Mohon petunjuk untuk jalan keluar yang saya hadapi.
Jawab!
Sebagai hamba Tuhan, saya ingin memberikan beberapa masukan untuk dapat Bapak pertimbangkan.
Sebenarnya pernikahan harus diawali dengan saling mengenal pribadi masing-masing. Namun walaupun dijodohkan oleh orang tua, di situ pasti ada campur tangan Tuhan, dan Tuhan telah memersatukan Bapak dengan istri. Tuhan telah mengarunia-kan tiga orang anak.
Dalam membina rumah tangga, sangat dibutuhkan komunikasi yang baik dan keterbukaan hati tanpa ada yang ditutup-tutupi (Kej 2:24-25), sehingga Bapak bisa mengenal pribadi istri sedalam-dalamnya dan setiap persoalan yang dihadapi bisa dibicarakan bersama-sama serta dicarikan jalan keluar yang baik, dipecahkan bersama dengan orang tua dan mertua. Mungkin inilah yang menyebabkan persoalan yang sedang Bapak hadapi. Dari setiap masalah pastoral rumah tangga, biasanya ada sesuatu yang tersembunyi dari pihak istri yang tidak terungkap, misalnya : kurang mendapat perhatian, kurang mendapat kepuasan dalam bidang seksual dll. Apakah Bapak pernah bertanya masalah ini dari hati ke hati setelah Bapak menikah? Suatu masalah itu biasanya seperti “gunung es” yang hanya muncul di permukaan saja. Oleh sebab itu bapak membutuhkan juga orang lain (misalnya hamba Tuhan atau gembala sidang atau konselor) untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. Maaf, masalah keuangan seperti yang Bapak ceritakan dalam surat, biasanya hanyalah “masalah di permukaan saja”. Bapak harus menggali lebih dalam, apa isi hati istri Bapak sebenarnya.
Memang saat ini istri Bapak menampakkan suatu sikap yang demonstratif, namun bagaimana pun juga ia adalah bagian hidup Bapak yang telah dipersatukan oleh Tuhan. Jadi dibutuhkan kasih agape, yaitu kasih dari Tuhan yang diwujudkan atau dibuktikan kepada istri. Dalam Hosea 3:1-5, nabi Hosea disuruh Tuhan untuk menebus kembali istrinya yang tidak layak untuk dicintai karena perzinahannya. Dulu di jemaat kami, ada seorang suami yang istrinya menyeleweng, tetapi suami tetap mengasihi istrinya, suami itu memaafkan dan kemudian istrinya bertobat dan diubahkan oleh Tuhan. Sampai saat ini rumah tangga tersebut tetap utuh.
Bapak yang dikasihi Tuhan, saya mengusulkan sekali lagi Bapak menemui istri, entah dengan cara apapun, berbicara dari hati ke hati dan menyatakan dengan tulus hati bahwa Bapak tetap mencintai dia. Kita tidak bisa mengubah yang lalu, hanya Tuhanlah yang bisa mengubah hati istri Bapak melalui doa dan kasih dari Tuhan di dalam diri Bapak sebagai anak Tuhan yang sungguh-sungguh.
Namun jika ini tetap gagal, Bapak harus bergumul di hadapan Tuhan, langkah apa yang harus Bapak lakukan (melalui doa dan membaca firman Tuhan). Sebagai orang Kristen, Tuhan jelas tidak menghendaki perceraian. Tetapi jika istri Bapak mengeraskan hati, biarlah istri Bapak yang mengajukan gugat cerai, sehingga Bapak tidak bersalah di hadapan Tuhan. Namun ini adalah jalan yang terakhir. Jika istri Bapak tetap nekad untuk bercerai, maka dia dianggap sebagai orang yang tidak percaya kepada Kristus (tidak beriman).
Sampai di sini dulu saran dan nasehat saya, semoga Bapak bisa memertimbangkan dengan sungguh-sungguh dan Bapak harus berjalan sesuai dengan firman Tuhan yaitu mengutamakan kehendak Tuhan.
T319A Keagungan Sang Pencipta [2]
T320A Memimpin adalah Mengarahkan [4]
T320B Memimpin adalah Memecahkan Masalah [5]
T321A Menolong adalah Mengingatkan (I) [6]
T321B Menolong adalah Mengingatkan (II) [7]
T322A Iri Terhadap Saudara Sendiri [8]
T323A Proses Berpacaran (I) [10]
T323B Proses Berpacaran (II) [11]
T324A Rayakan Kesetiaan (I) [12]
T324B Rayakan Kesetiaan (II) [13]
T325A Komunikasi dalam Keluarga [14]
T325B Latar Belakang Keluarga dan Karunia [15]
T326A Kebahagiaan Keluarga dan Murah Hati [16]
T326B Kebahagiaan Keluarga & Mengampuni [17]
Links
[1] http://www.telaga.org
[2] https://telaga.org/audio/keagungan_sang_pencipta
[3] https://telaga.org/audio/tujuan_hidup
[4] https://telaga.org/audio/suami_yang_memimpin_dan_istri_yang_menolong_i
[5] https://telaga.org/audio/suami_yang_memimpin_dan_istri_yang_menolong_ii
[6] https://telaga.org/audio/menolong_adalah_mengingatkan_i
[7] https://telaga.org/audio/menolong_adalah_mengingatkan_ii
[8] https://telaga.org/audio/iri_terhadap_saudara_sendiri
[9] https://telaga.org/audio/tidak_mau_mengalah
[10] https://telaga.org/audio/proses_berpacaran_i
[11] https://telaga.org/audio/proses_berpacaran_ii
[12] https://telaga.org/audio/rayakan_kesetiaan_i
[13] https://telaga.org/audio/rayakan_kesetiaan_ii
[14] https://telaga.org/audio/komunikasi_dalam_keluarga
[15] https://telaga.org/audio/latar_belakang_keluarga_dan_karunia
[16] https://telaga.org/audio/kebahagiaan_keluarga_dan_murah_hati
[17] https://telaga.org/audio/kebahagiaan_keluarga_dan_mengampuni
[18] https://telaga.org/jenis_bahan/berita_telaga
[19] https://telaga.org/kode_kaset/t031a