Suami/Istri

Yohanes 4:18, memberikan kepada kita suatu pengajaran bahwa waktu kita mengasihi orang apa adanya, sepenuhnya, maka dalam kasih tidak ada lagi ruang untuk ketakutan sebab kasih yang begitu besar akan mengusir segala jenis ketakutan.

Pernikahan adalah relasi yang didirikan di atas kepercayaan; tanpa kepercayaan, pernikahan runtuh. Memulihkan kepercayaan dapat dilakukan dengan melihat penyebab dari ketidakpercayaan dan pemulihan itu membutuhkan resiko ( siap untuk dilukai kembali).

Yang merupakan dua sumber konflik adalah : Ketidakmampuan menyelesaikan konflik, Tidak terpenuhinya kebutuhan dan pengharapan.

Topik ini membahas tentang saling ketergantungan antara suami dan istri. Dan dalam hal ini suami lebih senang kalau dia disandari istrinya. Ketika dia merasa istri tidak begitu bergantung kepadanya dia akan panik.

Mengasihi adalah hal yang sangat perlu untuk dipelajari, dan di dalam pernikahanlah kita dapat belajar, di mana kita dapat saling belajar dan mengajar. Tatkala aspek belajar mengajar ini berhenti, pernikahan itu sendiri pun berhenti bertumbuh dan pernikahan yang berhenti bertumbuh sebetulnya adalah pernikahan yang sudah mengalami stagnasi.

Jika kita menengok ke sekeliling kita, kita akan melihat betapa banyaknya pernikahan yang telah kehilangan napas kasih. Dan mungkinkah kita terus mengasihi pasangan kita dengan cinta yang terus membara?

Tanpa kita sadari konflik juga menjadi pertumbuhan dalam pernikahan kita. Syarat mengubah konflik menjadi titik pertumbuhan: Dapat mengintrospeksi diri dan dapat mengakui kesalahan.

Pria cenderung melihat harga dirinya atas kariernya atau kemampuannya. Sementara wanita mendasari harga dirinya dengan relasi yaitu suatu hubungan yang baik dengan orang yang dikasihinya. Ini hanya salah satu perbedaan saja antara pria dan wanita.

Dewasa ini emansipasi wanita sudah berjalan dan hak untuk wanita maupun pria cenderung disetarakan. Perintah untuk tunduk kepada suami menjadi perintah yang tampaknya atau kedengarannya tidak terlalu relevan. Tapi melalui topik ini kita akan belajar dan menggali konsep tunduk dengan lebih dalam.

Kemesraan tidak hanya dimiliki oleh orang-orang muda atau pasangan yang baru menikah. Tuhan mendisain tubuh kita untuk menerima dan memberikan kemesraan dan tidak ada masa berlakunya, jadi bisa berlaku bahkan sampai usia tua sekalipun. Ada beberapa cara untuk menghidupkan api kemesraan, yaitu diambil dari kitab Kidung Agung.

Halaman