Audio

Audio

Tetap Orang Tua Walau Sudah Tua(II)

Beberapa masalah lainnya adalah masalah dalam pernikahan anak, kepedulian anak terhadap kita orang tuanya, ketidakharmonisan hubungan dengan kakak dan adiknya, kesulitan ekonomi, sakit penyakit baik itu secara fisik maupun kejiwaan. Pada waktu muda kita masih kuat, kita menyelesaikan masalah yang muncul. Pada saat tua yang tersisa adalah iman dan hikmat yang keluar dari tempaan hidup. Kita tidak lagi bersandar pada kekuatan sendiri tapi pada hikmat dan pemeliharaan Tuhan. Inilah keindahan kita pada usia tua.

Tetap Orang Tua Walau Sudah Tua( I )

Pada waktu anak masih kecil, kita membuat rencana untuknya dan untuk diri kita namun tidak selalu rencana dan angan-angan itu menjadi kenyataan. Beberapa masalah yang timbul setelah anak menjadi dewasa adalah pilihan studi dan karier, pilihan pasangan hidup, pilihan iman kepercayaan, pilihan gaya hidup dan nilai moral, relasi dengan menantu dan besan. Berserahlah pada keputusan Tuhan. Biarlah Ia menentukan hidup anak kita. Tugas kita membesarkan anak sesuai jalan Tuhan.

Mendengarkan Sebelum Didengarkan

Pada umumnya kita ingin didengarkan ketimbang mendengarkan, namun jika ingin berhikmat kita mesti mendisiplin diri untuk mendengarkan. Makin banyak kita mendengarkan, makin bertambah pengetahuan kita akan permasalahan, makin lega lawan bicara kita. Mendengarkan menambah hikmat karena kita masuk ke alam pikiran orang dan mencoba untuk memahaminya. Mendengarkan juga erat hubungannya dengan kerendahan hati. Kerendahan hati adalah langkah menuju hikmat. Jadikanlah mendengarkan sebagai gaya hidup bukan sekadar keterampilan. Makin kita mendengarkan-Nya, makin kita berhikmat.

Berbuat Sebelum Berkata

Jika ingin didengarkan dan dihargai kita mesti membuktikan lewat perbuatan nyata. Makin berbuat atau menaati Firman Tuhan, makin berhikmat. Pemahaman akan Firman Tuhan menyebabkan kita semakin mengerti menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadikanlah Firman Tuhan sebagai prioritas hidup. Hikmat yang diperoleh lewat Firman Tuhan tidak didapat lewat teori, hikmat baru merekah bila Firman dilakukan secara konsisten. Orang yang berhikmat baru berkata banyak setelah mengalaminya sehingga perkataannya lebih berbobot.

Berkata Sebelum Berbuat

Ada berbagai penyebab a.l. menganggap diri pintar atau bijak, kita punya ego yang besar, beranggapan seharusnya orang tahu, kita tidak bisa menguasai letupan emosi. Beberapa masukan untuk mengaplikasikan yang kita pelajari yaitu kita mesti punya konsep yang tepat tentang Tuhan, punya keyakinan bahwa Allah sanggup memakai siapa pun untuk menggenapi rencana-Nya, mesti belajar rendah hati dan lebih bersukacita melihat pertobatan ketimbang penghukuman.

Berpikir Sebelum Berkata

Akibat berkata sebelum berpikir, kita melukai hati orang, menimbulkan masalah baru atau memperparah masalah. Kita sudah tahu hal ini namun terus melakukannya, karena merupakan watak kita, isi hati kita, kebutuhan kita, cara untuk mengurangi stres dalam hidup kita. Beberapa saran adalah memahami mengapa kita sering berkata tanpa berpikir terlebih dahulu, pikirkan dampak perkataan kita pada orang lain, ingatkan diri untuk tidak mengeluarkan perkataan yang nantinya kita sesalkan, biasakan diri meminta maaf bila kita telah berkata salah.

Selamat dari Salah Pilih Jurusan( II )

Pengenalan karier adalah bagian dari pengenalan diri. Pengenalan diri merupakan faktor yang besar untuk mengerti tujuan hidup serta panggilan hidup yang diberikan Tuhan kepada masing-masing anak. Sejak dini aktifitas anak yang sehat seperti bermain dan berinteraksi yang sehat akan mengembangkan fondasi diri anak dan akhirnya anak akan menemukan karier yang sesuai dengan panggilan khususnya. Jadi peran orang tua, guru sekolah dan konselor anak dalam masa-masa pencarian pengenal diri ini sangat penting sekali.

Selamat dari Salah Pilih Jurusan ( I )

Dengan menanamkan pengertian kesuksesan dari perspektif kekekalan, maka anak akan menjalani kehidupan mereka sesuai dengan tujuan hidup dan panggilan khusus dari Tuhan. Sebab kehidupan yang dijalani di dunia ini pada akhirnya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

Menjadi Mahasiswa Teologia

Ada lima formasi bagi mahasiswa teologia, yaitu formasi spiritualitas (relasi dengan Tuhan), formasi pengetahuan (biblika, sejarah gereja), formasi karakter dan kepribadian (kejujuran, integritas, kesabaran, gambar diri), formasi kepemimpinan (memimpin rapat, berorganisasi), formasi pelayanan (keterampilan menggali Firman, mengajar, menyanyi,menyusun bahan PA, memuridkan). Penting memiliki Kontrak Target Pertumbuhan, memiliki mentor dan teman sejenis KTB.

Panggilan Menjadi Pendeta

Keterpanggilan kita perlu diuji lewat uji pelayanan, uji hidup rohani dan uji karakter. Apakah ketika kita menghadapi krisis pelayanan tetap ingin melayani Tuhan ? Kesukaan melayani tanpa relasi yang dekat dengan Tuhan membuat kita sebatas melakukan aktifitas pelayanan sosial bukan aktifitas pelayanan rohani. Apakah kita memiliki kerendahan hati, kesediaan berkorban, kejujuran, integritas, hati yang sedia dan senang diajar. Sangat strategis bisa memunyai mentor rohani dan Kelompok Pertumbuhan Bersama (KTB).

Halaman

Berlangganan RSS - Audio