Berita TELAGA
Disiplin dalam Pernikahan
Biasanya kata disiplin mengingatkan kita akan masa kanak-kanak, baik itu di rumah maupun di sekolah. Namun sesungguhnya disiplin bukan hanya diperlukan pada masa kanak-kanak, tetapi juga pada masa dewasa, baik itu di tempat kerja maupun di rumah tangga. Pada kesempatan ini secara khusus kita akan melihat disiplin dalam pernikahan. Ternyata sehat atau tidak sehatnya pernikahan bergantung pada disiplin di dalam hal-hal berikut ini:
Pertama adalah TANGGUNG JAWAB. Baik suami atau istri memunyai tanggungjawabnya masing-masing. Sebagai contoh, di dalam pernikahan yang tradisional, suami menjadi pencari nafkah dan istri sebagai ibu rumahtangga. Dan keduanya sebagai orang tua bertanggungjawab memenuhi kebutuhan anak dan terlibat di dalam upaya membesarkannya. Pernikahan tidak mungkin sehat bila, misalkan suami tidak mau bekerja atau tidak dapat memertahankan pekerjaannya, atau istri menolak untuk mengurus rumah. Atau ayah tidak mau terlibat dalam membesarkan anak dan memaksa ibu untuk mengurus anak. Sebagaimana kita ketahui, untuk bertanggungjawab diperlukan disiplin. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, bila itu adalah tanggungjawab, maka kita mesti melakukannya. Inilah bagian dari disiplin pernikahan.
Kedua adalah EMOSI. Baik suami maupun istri harus berdisiplin diri menguasai emosinya. Pernikahan dibangun dan dipertahankan lewat penguasaan diri; tanpa penguasaan emosi, relasi niscaya hancur. Kadang konflik terjadi dan kata-kata meluncur keluar tanpa kendali; alhasil hati terluka meninggalkan bekas yang dalam. Itu sebab perlu disiplin dalam berkata dan beremosi.
Ketiga adalah PERGAULAN. Suami dan istri mesti berdisiplin diri dalam pergaulan dengan teman. Percakapan lewat media sosial atau bepergian dengan teman harus dilakukan secara bijak dan terbatas. Kita mesti memberi waktu yang cukup buat keluarga; kita tidak boleh hidup semaunya. Banyak perselingkuhan yang terjadi akibat kontak berkepanjangan lewat media sosial atau perkumpulan sosial, rekreasional atau olahraga. Pernikahan yang sehat dibangun di atas disiplin dalam pergaulan; kita bergaul dalam batas, bukan tanpa batas.
Keempat adalah HOBI. Suami dan istri boleh dan baik memunyai hobi namun masing-masing mesti berdisiplin dalam berhobi. Kita tidak boleh menghabiskan uang dan waktu yang terlalu banyak untuk hobi sebab setiap jam yang dihabiskan untuk hobi diambil dari waktu untuk keluarga. Dan setiap rupiah yang dihabiskan untuk hobi diambil dari dana buat keluarga. Untuk membenarkan diri, orang kerap berkata, "Hobi tidak dapat dinilai dari uang". Perkataan ini tidak tepat sebab hobi bisa diukur dari seberapa banyak uang yang dikeluarkan. Pernikahan yang sehat dijaga lewat disiplin berhobi sebab bila tidak, hobi niscaya merusak pernikahan.
Kelima adalah KOMITMEN LUAR. Suami dan istri mesti berdisiplin diri memberi komitmen di luar rumah, seperti bekerja dan aktivitas sosial atau pelayanan. Sudah tentu semua ini baik namun tetap, bila kita tidak berdisiplin diri dan menghabiskan waktu terlalu banyak untuk itu, maka ini akan mengganggu rumah tangga. Pada akhirnya kita mesti menentukan prioritas mana yang lebih penting sebab mustahil kita dapat melakukan semuanya. Dan, bila kita sudah memilih untuk menikah maka kita mesti konsekuen mengorbankan komitmen lainnya. Singkat kata, disiplin bekerja dan melayani mesti diimbangi dengan disiplin berkeluarga.
Keenam adalah SENTUHAN. Suami dan istri mesti berdisiplin diri menyentuh satu sama lain, baik secara fisik maupun emosional. Secara fisik, kita saling menyentuh bukan saja sewaktu berhubungan intim tetapi juga dalam interaksi sehari-hari, seperti memeluk, memegang tangan atau mencium pipi. Sentuhan fisik adalah kebutuhan yang mesti dipenuhi dan untuk itu diperlukan disiplin untuk melakukannya secara teratur. Selain sentuhan fisik, kita pun harus menyentuh hati pasangan secara emosional dan itu dilakukan melalui perbuatan baik. Pertolongan dan uluran tangan serta perbuatan baik senantiasa menyentuh hati dan itulah yang menyehatkan pernikahan. Jadi, berdisiplinlah menyentuh satu sama lain.
Ketujuh adalah KEROHANIAN. Suami dan istri mesti berdisiplin diri memelihara hubungan dengan Tuhan. Itu dapat dilakukan melalui saat teduh dan doa, baik secara pribadi maupun berdua. Setiap minggu sediakanlah waktu untuk pergi berbakti bersama dan berdisiplinlah untuk terlibat dalam pelayanan dan memberi persembahan. Pernikahan yang sehat dibangun di atas disiplin rohani yang kuat. Sebaliknya tanpa disiplin rohani yang kuat, perlahan tapi pasti pernikahan pun mulai mengeropos. Jadi, peliharalah disiplin rohani di dalam pernikahan.
Kesimpulan :
Amsal 6:10-11 mengingatkan, "’Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring’ — maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata’."
Pernikahan adalah sebuah karunia dari Tuhan untuk dinikmati dan dirayakan. Namun kita mesti memeliharanya baik-baik sebab bila tidak, karunia itu akan lapuk dan rusak; dan kita memeliharanya lewat disiplin. Orang yang maunya hanya tidur dan melipat tangan akan kehilangan karunia itu.
Oleh: Pdt.Dr.Paul Gunadi
Simak judul-judul lainnya dalam kategori "Pranikah/Pernikahan"
di www.telaga.org
PERTANYAAN :
Shalom Aleichem Besyhem Yeshua Hamasciach,
Bapak dan Ibu yang terkasih dalam Tuhan,
Saya adalah salah seorang pendengar acara Telaga di Radio STAR FM di Pandaan. Saya sangat terberkati oleh siaran radio ini, khususnya acara Telaga yang disiarkan setiap pagi pk.06.00 WIB. Saya tergerak mengirimkan pertanyaan ini karena acara ini telah banyak membuka wawasan bagi saya dalam mendalami Firman Tuhan dan begitu menguatkan bagi kehidupan iman saya. Saya adalah seorang aktivis di gereja tempat saya beribadah, yaitu GpdI Dadapan, Jetis, Mojokerto. Saat ini saya sedang dalam kebingungan menghadapi masalah dari salah seorang pemudi di tempat kami. Permasalahannya seperti ini:
Sebut saja pemudi itu bernama A, berusia 25 tahun berpacaran dengan seorang pemuda bernama B yang berusia 29 tahun. Pemuda B bukan seorang Kristen dan berstatus duda cerai. Hubungan mereka telah berlangsung lama tanpa diketahui oleh kami, teman-teman pemuda dari A, tiba-tiba sudah ada berita bahwa bulan Februari ini akan diadakan lamaran. Menurut kabar dari orang tua A, pemuda B mau kalau pernikahan dilangsungkan di gereja tempat kami berjemaat. Dengan kata lain, B mau masuk menjadi Kristen. Yang mengejutkan saya dan pemuda yang lain adalah hubungan ini telah dikonsultasikan dengan Bapak Gembala dan beliau merestuinya, dengan perkataan lain, Bapak Gembala bersedia menikahkan mereka kelak.
Pertanyaan saya:
Saudara YBS, pertama-tama kami ingin berterima kasih kepada Anda atas dukungan dan kesetiaan Anda kepada pelayanan Telaga. Teruslah berdoa untuk kami agar kami dipakai oleh Tuhan kita Yesus Kristus menebarkan berkat kepada para pendengar.
Mengenai kasus yang Anda uraikan, menurut pendapat kami adalah sebaiknya keduanya tidak dinikahkan dalam waktu yang begitu cepat. Si pemuda memang telah menyatakan tekad untuk menjadi seorang percaya, namun sebaiknya kita melihat kesungguhannya lewat proses waktu yang lebih panjang. Memang kita tidak bisa menghakimi bahwa keputusannya untuk percaya pada Tuhan Yesus itu semu. Namun ada begitu banyak kasus dimana orang mengaku percaya sebelum menikah, namun setelah menikah -- meninggalkan -- iman kepercayaannya. Adalah jauh lebih bijak bila kita menetapkan waktu yang panjang untuk menguji kesungguhannya. Sebagai teman, Anda dapat menyampaikan keprihatinan Anda kepada si pemudi. Mudah-mudahan ia bersedia mendengarkan masukan ini.
Firman Tuhan di 1 Korintus 7:39 dan 2 Korintus 6:14 dengan jelas menetapkan bahwa kita menikah dengan sesama orang percaya dalam Kristus. Jadi, inilah dasar keprihatinan kita bersama. Memang menunda pernikahan bukanlah keputusan yang mudah, namun kesalahan memilih pasangan hidup adalah risiko yang terlalu besar. Itu sebabnya lebih baik kita berhati-hati daripada terjerumus kedalam keputusan yang keliru. Si pemudi mesti tahu dengan pasti bahwa memang si pemuda bersungguh-sungguh percaya pada Kristus dan bersedia menjadi pengikut Kristus sejati.
Mengenai pertanyaan Anda mengenai pertimbangan Gembala Sidang, kami tidak bisa menjawabnya sebab kami tidak tahu dasar keputusan beliau. Sebaiknya Anda meminta waktu untuk berbicara dengan beliau untuk mengungkapkan keprihatinan Anda. Demikianlah jawaban yang dapat kami sampaikan. Tuhan memberkati Saudara YBS senantiasa.
Salam : Paul Gunadi
Artikel
H O M E
Oleh : Ev. Grasia M.Tampubolon, M.Th.(Konseling) *)
"Home sweet home" merupakan sebuah istilah yang kerap kali kita dengar dan kalimat ini mengisyaratkan bahwa rumah menjadi satu tempat yang dirindukan. Tidak jarang beberapa orang dapat mengalami "home sick" alias rindu rumah ketika baru pertama kali pergi jauh dari rumah ataupun sedang berada jauh dari rumah untuk beberapa waktu. Koq bisa ya? Ya, karena rumah menjadi simbol sebuah tempat yang aman atau menjadi tempat perlindungan. Ada juga yang mengatakan rumah itu seperti tempat untuk berisitirahat dan menjadi diri sendiri. "Home" atau rumah itu sendiri memiliki banyak kenangan indah bersama orang yang kita kasihi, sehingga rumah dapat membuat kita merasa dikasihi dan dicintai. Jadi bisa kita artikan bahwa "Home" atau rumah adalah sebuah tempat yang tidak jarang dirindukan oleh beberapa orang, karena rumah adalah tempat aman dan tempat bersama orang yang dikasihi.
Namun, apa jadinya jika "home" atau rumah tidak menjadi tempat yang aman? Wah, apakah bisa dibayangkan, jika rumah itu penuh dengan umpatan, kemarahan atau rumah justru begitu terasa sepi walau ada orang di dalamnya? Atau rumah justru menjadi terror untuk kita? Saya pikir jika ini terjadi maka kita akan mengalami kehilangan akan rasa aman itu dalam diri kita. Kita akan menjadi pengembara untuk mencari tempat untuk beristirahat.
Sayangnya, "home" atau rumah yang dimiliki sebagian orang adalah teror untuk mereka. Rumah adalah simbol rasa aman diri kita, karena di dalam rumah ada orang-orang yang seharusnya memberikan rasa aman bagi kita. Namun tidak jarang papa-mama terlalu sibuk dengan segala kesibukannya, mereka berpikir bahwa dengan memberikan rumah yang nyaman dan segala kebutuhan yang dibutuhkan akan membuat seorang anak merasa cukup aman. Mereka lupa bahwa seorang anak tidak hanya membutuhkan makanan dan minuman, tetapi memerlukan kehadiran mereka. Anak memerlukan pelukan dan canda tawa bersama mereka. Anak juga memerlukan seorang papa/mama yang bertanya, "Bagaimana kabarmu hari ini? Bagaimana sekolahmu hari ini? Apakah harimu baik-baik saja? Apakah kamu mengalami kesulitan?" Tapi tidak jarang yang anak dapatkan adalah kesunyian. Mereka bertumbuh dengan segala hal yang mereka miliki, tapi di dalam hati mereka masih tersimpan kesunyian. Baginya rumah adalah sebuah ruangan hampa.
Teror lain yang anak dapat rasakan adalah ketika papa-mama mereka setiap hari bertengkar. Anak melihat setiap hari papa memarahi mama, tidak jarang memukul mamanya, mungkin kita berpikir, "Ah, dia masih kecil, dia pasti ga mengerti". Tapi anak sangat mengerti kondisi papa-mama yang sedang bertengkar. Anak mengerti bahwa mamanya sedang dilukai. Anak mengerti bahwa papanya bersikap kasar terhadap mamanya. Hanya saja dia tidak mengerti untuk menolong papa dan mamanya. Dia tidak mengerti untuk menolong rasa sakit dalam dirinya. Sehingga ia bertumbuh dengan segala ketidakberdayaan menolong orang lain. Ia bertumbuh dengan menyimpan begitu banyak rasa frustrasi terhadap kemarahan dan kesedihan yang ia miliki. Baginya rumah adalah medan perang.
Rumah yang lain mungkin tidak ada pertengkaran antara orang tua, namun rumah itu dipenuhi dengan segala tuntutan dan kritikan. Papa mama memiliki impian terhadap anak. Mereka berharap bahwa anak mereka akan selalu menjadi nomor satu, dapat membanggakan diri mereka, kalau bisa nanti besar jadi orang sukses. Sehingga dari sejak dini mereka sudah dipersiapkan sesuai dengan yang mereka impikan. Mereka lupa bertanya kepada anak, "Nak, kalau besar mau jadi apa? Nak, apa yang kamu inginkan untuk hidupmu?" Anak merasa bahwa hidup mereka hanya untuk mencapai pencapaian orang tua. Anak merasa bahwa tidak ada akhir untuk memuaskan dan mendapatkan peneguhan dari papa/mama, sehingga mereka bertumbuh dengan segala kelelahan dan segala tuntutan yang tak kunjung berakhir. Rumah bagi mereka adalah sebuah pertandingan balapan.
"Home is not home sweet home anymore", ini hanyalah sebuah tempat untuk tinggal, tapi bukan untuk menjadi "RUMAH". Rumah menjadi "RUMAH" bukanlah dari bangunannya, tetapi "siapa" yang di dalamnya. Tapi jika "siapa" yang di dalamnya tidak bisa berperan menjadi "RUMAH" bagi seorang anak ataupun anggota keluarga lainnya, maka seseorang anak ataupun anggota keluarga lainnya yang bertumbuh di dalamnya akan mengalami banyak kehilangan. Mulai dari kehilangan rasa aman, rasa dikasihi, rasa diinginkan dan lainnya. Sehingga tidak heran mereka akan berusaha mencari di luar untuk memenuhinya. Bahkan dengan melakukan hal-hal yang ekstrem untuk mendapatkannya.
Namun masih ada harapan untuk kita memiliki "RUMAH", carilah bantuan untuk menolong kita melihat kehilangan yang kita miliki dan dampak lainnya. Dan tentu saja ada undangan bagi kita semua dari seorang pemilik rumah yang sudah terjamin"KEAMANAN"nya. Ia berkata: "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu" (Yoh. 14:2). Dia, Yesus menyediakan tempat bagimu, "Maukah kamu datang kepada-Nya?"
Jember Theological Course
Oleh: Dr. Yudi Handoko, M.Th.
Jember Theological Course (JTC) adalah sebuah wadah pembelajaran isu-isu teologis. Wadah ini didirikan oleh Dr. Yudi Handoko, M.Th. yang memiliki kerinduan untuk membekali jemaat agar memiliki pemahaman teologis yang Alkitabiah. Pada tanggal 30 September 2024, JTC bekerja sama dengan Telaga Pengharapan mengadakan kelas pembinaan, membahas isu Tritunggal yang banyak menjadi kesulitan dan perdebatan di kalangan Kristen maupun di luar Kristen. Kenyataan di lapangan menunjukkan kesulitan dan perdebatan muncul karena ketidakpahaman tentang doktrin Tritunggal. Padahal Alkitab secara tersirat telah memberikan penjelasan yang cukup gamblang tentang Tritunggal (Yohanes 1:1-3, 14 "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan"; "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran"). Di sisi lain banyak upaya dilakukan dengan menggunakan ilustrasi yang justru semakin membawa kesalahan dalam memahami doktrin ini. Harus disadari bahwa ilustrasi memiliki kelemahan karena kita hendak menjelaskan Allah yang tak terbatas itu dengan gambaran dari hal-hal di sekitar kita yang sifatnya terbatas, karena adalah ciptaan. Pada akhirnya kita harus bersandar dan berpatokan kepada apa yang dinyatakan Alkitab yang adalah sarana pewahyuan
Allah untuk memahami ke-Tritunggal-an Allah.
HARI KESAKTIAN PANCASILA
Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila ke-2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila ke-3: Persatuan Indonesia
Sila ke-4: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila ke-5: Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Akhir bulan September 2024 ditandai dengan pengibaran bendera merah putih setengah tiang dan pada tanggal 1 Oktober 2024 bendera merah putih dipasang satu tiang penuh, Hari Kesaktian Pancasila.
Tahun 2024 tinggal 3 bulan lagi akan kita tinggalkan, tetap bersyukur untuk kesehatan yang TUHAN berikan. Beberapa doa syukur dan doa permohonan adalah sebagai berikut :
- Bersyukur dalam bulan September 2024 telah dikirimkan bahan rekaman Telaga ke Radio streaming Immanuel 846AM/94,3FM di Solo, R.radio FM di Tulungagung dan YTWR/Askara di Kota Wisata Batu.
- Memasuki bulan Oktober 2024, kita tetap doakan untuk acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2024 dan rencana diadakan PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 27 November 2024 yang akan datang.
- Doakan untuk pengiriman rekaman Telaga T597 s.d. T600 ke beberapa radio khususnya yang menyiarkan program Telaga setiap hari.
- Doakan untuk kesehatan Pdt.Dr. J.H.Soplantila di usia 82 tahun dimana pada tulang belakang terjadi pertumbuhan tulang semacam taji dan pada tanggal 7 Oktober 2024 akan ‘check-up’ gula darah, sebagai penderita diabetes sejak tahun 1990 yang lalu, agar Tuhan memimpin dan memberikan jalan keluar terbaik bagi hamba-Nya ini. Demikian pula kita dukung kesehatan Pdt.Dr. Rahmiati Tanudjaja dan Bp. Heman Elia.
- Bersyukur Rumah Konseling di Sidoarjo sudah dapat digunakan untuk sesi konseling ‘onsite’; terima kasih untuk setiap dukungan dan doa yang dipanjatkan.
- Bersyukur untuk setiap sesi konseling yang telah berjalan sepanjang bulan September 2024.
- Doakan agar Tuhan memberi kekuatan dan hikmat bagi para konselor dalam setiap sesi konseling. Doakan pula agar setiap kami diberi hati yang peka akan isi hati Tuhan dan Tuhan menolong para klien yang dilayani.
- Doakan juga agar setiap pelayanan dalam seminar dan khotbah dipakai Tuhan untuk menjadi berkat bagi jiwa-jiwa yang sungguh membutuhkan.
- Bersyukur untuk terselenggaranya Jember Theological Course (JTC) bekerjasama dengan Telaga Pengharapan mengadakan pembinaan teologi untuk kaum awam pada hari Senin, 30 September 2024 dengan pembicara Dr. Yudi Handoko, M.Th. yang membahas tentang "KNOWING TRINITY", biarlah melalui pembinaan ini setiap peserta makin mengenal Allah Tritunggal dengan benar.
- Bersyukur atas kerjasama Telaga Pengharapan dan Setitik Cahaya Genz yang akan mengadakan kelas konseling awam batch 2 pada bulan Oktober – November 2024. Kiranya Tuhan menolong segala persiapan para konselor dan peserta yang akan mengikuti kelas pembinaan ini.
- Doakan untuk kerjasama Telaga Pengharapan dan Sukacita Counseling Center yang akan mengadakan Instagram Live pada tanggal 18 Oktober 2024, pk.19.00 dengan topik "Peran Pendamping Kesehatan Mental". Mohon Tuhan Yesus memberkati tim konselor yang memersiapkan dan acara ini menjadi berkat.
- Doakan untuk pelayanan yang Tuhan percayakan kepada Telaga Pengharapan dalam seminar "Sex Education" (Responsibility and Respect for Oneself and Others) di SD kelas 4, Elyon Christian School, Surabaya yang diadakan pada tanggal 21 Oktober 2024. Kiranya Tuhan Yesus memberi hikmat dan kesehatan kepada Ev. Sri Wahyuni untuk melayani anak-anak.
- Doakan untuk kerjasama Telaga Pengharapan dan Ruang Pojok Sharing Center yang akan mengadakan Instagram Live pada tanggal 25 Oktober 2024, pk.19.00, dengan topik "Merajut Luka Masa Lalu". Tuhan memberkati tim konselor yang memersiapkan dan acara ini menjadi berkat.
- Bersyukur untuk rumah pelayanan Telaga Pengharapan yang telah berjalan hampir 2 tahun. Masa kontrak rumah pelayanan Telaga Pengharapan akan berakhir pada 15 November 2024. Kiranya Tuhan Yesus mencukupkan kebutuhan dana yang diperlukan untuk perpanjangan kontrak rumah.
- Bersyukur untuk para pelayan Tuhan yang bersama-sama melayani di Telaga Pengharapan selama hampir dua tahun berjalan. Berdoa agar Tuhan Yesus mengirimkan para pekerja-Nya (pengurus, konselor, pembina anak dan remaja, donatur) yang memiliki beban dalam layanan konseling dan pembinaan di Telaga Pengharapan.
- Telaga Pengharapan ingin membangun jejaring dengan gereja dan sekolah di kota Jember. Berdoa kiranya Tuhan membuka jalan untuk kerjasama dan pelayanan pekerjaan Tuhan di kota Jember.
- Telaga Pengharapan ingin mengembangkan layanan pembinaan dan edukasi melalui media (Tik Tok, Instagram dan YouTube). Kiranya Tuhan memberikan hikmat dan ide-ide kreatif kepada tim untuk mengerjakannya.
- Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari donatur tetap di Malang dalam bulan ini, yaitu dari :
011 – Rp 600.000,- untuk 4 bulan.