Mekanisme Pertahanan Diri (II)

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T447B
Nara Sumber: 
Ev.Sundunata Kurniawan, M.K.
Abstrak: 
Di bawah tekanan kecemasan yang berlebihan, seseorang bisa terpaksa menempuh cara-cara ekstrem untuk menghilangkan tekanan.Cara-cara itu disebut mekanisme pertahanan diri.Meskipun mekanisme pertahanan diri adalah normal dan digunakan oleh semua orang, namun bila digunakan secara ekstrem atau berlebihan, mekanisme ini menyebabkan perilaku kompulsif dan neurotik.Perbincangan kali ini membahas 26 macam mekanisme pertahanan diri.Apa saja itu?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Mekanisme pertahanan diri yang sudah dibahas adalah represi, proyeksi dan rasionalisasi. Kini akan kita lanjutkan dengan membahas tiga lagi yaitu :

4. RASIONALISASI

Melalui rasionalisasi, orang mengakui perilakunya, tetapi mendistorsi motif yang mendasarinya. Perilaku diterjemahkan ulang sehingga tampak rasional dan dapat diterima. Lewat rasionalisasi kenyataan menjadi tidak lagi memberi kesan menakutkan. Kita kerap melakukan hal ini secara sadar ketika kita mencoba memaafkan diri sendiri dari kesalahan dengan menyalahkan orang lain. Bagi orang yang memiliki ego sensitif, menyalahkan orang lain begitu mudah dilakukan. Lewat rasionalisasi orang dengan mudah membohongi diri sendiri. Rasionalisasi memungkinkan manusia melakukan tindakan-tindakan paling kejam atas nama cinta. Kita dapat bersikap bermusuhan pada saat menyatakan cinta dan tidak bermoral ketika mengejar moralitas.

5. PEMBENTUKAN REAKSI

Pembentukan reaksi terjadi ketika seseorang tanpa sadar menyamarkan dorongan dari dalam dirinya yang tidak bisa diterima secara norma sosial dengan mengekspresikan kebalikannya. Perilaku reaktif ini tampak dalam perilaku yang bisa diterima secara sosial, namun tampak bisa kaku, dan berlebih-lebihan.

Contoh: seorang perempuan muda yang sangat marah dan benci pada ibunya. Karena masyarakat menuntut anak untuk sayang pada orang tuanya, maka kesadaran akan rasa benci pada sang ibu, membuatnya merasakan kecemasan yang besar. Guna menghindari rasa sakit akibat kecemasan tersebut, maka perempuan muda ini berkonsentrasi pada dorongan-dorongan yang sebaliknya—cinta, Akan tetapi, "cinta"-nya pada sang ibu tidaklah tulus. Cintanya terlalu ditonjolkan, dibesar-besarkan dan dibuat-buat. Orang lain bisa dengan mudah melihat perasaan yang ada di balik rasa cintanya.

6. PEMINDAHAN atau PENGALIHAN

Berbeda dengan pembentukan reaksi yang terbatas hanya pada satu objek tunggal, pada pemindahan atau pengalihan (displacement), orang bisa mengarahkan dorongan-dorongan yang tak sesuai ini pada sejumlah orang atau objek sehingga dorongan aslinya terselubung atau tersembunyi. Misalnya, seorang perempuan yang marah pada teman sekamarnya bisa mengalihkan rasa marahnya kepada para pegawainya, anjing peliharaannya atau boneka miliknya. Ia akan tetap bersikap ramah pada teman sekamarnya. Akan tetapi, berbeda dengan pembentukan reaksi, sikap ramah tersebut tidak diungkapkan secara berlebihan atau dibesar-besarkan.

Dampak dari mekanisme pertahanan diri ini ternyata panjang dan banyak bervariasi. Ayat firman Tuhan yang bisa menjadi pegangan adalah Amsal 9:8-9, "Janganlah mengecam seorang pencemooh supaya engkau jangan dibencinya. Kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya. Berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih baik. Ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah." Jadi berdasarkan nasihat Pengamsal, kita perlu mengembangkan sikap mau menerima masukan, umpan balik, nasihat, mau diajari. Dengan demikian, maka kita akan bertumbuh menjadi orang bijak dan orang benar. Orang bijak dan orang benar akan mengalami suatu keadaan dimana mekanisme pertahanan dirinya akan lebih banyak berkurang dan dia menjadi pribadi yang sehat.