[hidup_yang_dikuasai_nafsu_2] =
Lengkap
"Hidup yang Dikuasai Nafsu" ( II ) oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi, di mana pun anda berada. Anda kembali bersama kami dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Perbincangan kami kali ini merupakan kelanjutan dari perbincangan kami yang terdahulu yaitu tentang"Hidup yang Dikuasai Nafsu". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
GS : Pada kesempatan yang lalu, Pak Paul sudah menguraikan dua dari empat prinsip yang memutar roda nafsu di dalam kehidupan kita ini dan kita akan melanjutkan pada prinsip yang ketiga dan keempat namun supaya para pendengar kita bisa mengingat kembali atau yang belum mendengar bisa mengikuti perbincangan kita kali ini, mohon kesediaan Pak Paul mengulang secara singkat apa yang kita perbincangkan pada kesempatan yang lalu.
PG : Kita telah membahas, Pak Gunawan, pada kesempatan yang lalu bahwa Tuhan menyelamatkan kita bukan supaya kita bisa menempati surga dan kemudian hidup seenaknya, tidak seperti itu. Tapi Tuha menyelamatkan kita dan memberikan kehidupan yang kekal namun Dia mengharapkan kita bertumbuh, kita dari bayi Kristen menjadi orang dewasa Kristen dan setiap hari kita harus berubah dan tidak sama.
Pertumbuhan rohani masalahnya seringkali terhambat dan tidak lancar dan pada umumnya yang membuat pertumbuhan rohani terhambat adalah pergumulan rohani. Apa yang saya maksud dengan pergumulan rohani ? Yaitu pergumulan rohani melawan nafsu atau melawan dosa, melawan kecenderungan kita untuk berbuat hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan. Salah satu yang sentral di dalam pergumulan ini adalah nafsu atau hasrat dan kita sudah bahas bahwa nafsu ini sebetulnya adalah bagian dari hidup kita atau diri kita sebagai manusia, namun kalau tidak dikendalikan maka nafsu itu akan menguasai kita dan ini yang tidak boleh terjadi sebab hidup yang dikuasai nafsu dapat dipastikan menjadi hidup yang tidak akan bertumbuh di dalam Tuhan. Kita telah membahas bahwa nafsu sebenarnya diputar oleh empat roda prinsip. Dan dua yang pertama yang telah kita bahas yaitu prinsip sekarang, apa yang saya inginkan harus saya peroleh sekarang dan yang kedua adalah roda prinsip kenikmatan saya tidak mau hidup susah, saya tidak mau hidup menderita, saya hanya mau hidup senang maka kita menjauhkan diri dari segala derita, tidak bisa menahan diri terhadap pencobaan dan kita hanya menyerah dan menyerah guna mendapatkan kenikmatan seketika. Itu adalah dua roda yang telah kita bahas dan pada kesempatan ini kita akan membahas dua roda prinsip yang lainnya.
GS : Pada waktu itu Pak Paul mengakhiri dengan firman Tuhan dari Galatia 5:16 yang mengingatkan kita agar kita itu hidup oleh Roh dan bukan hidup oleh menuruti keinginan daging. Seberapa penting firman Tuhan itu kita hidupi tiap-tiap hari, Pak Paul ?
PG : Jadi setiap hari kita harus memohon kepada Tuhan memberikan kepada kita kekuatan agar kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya, namun setelah berdoa dan meminta agar Tuhan memberi kekuatan keada kita maka kita juga harus menetapkan hati, hidup sesuai dengan keinginan Roh Kudus Tuhan dan bukan sesuai dengan keinginan kita.
Jadi apa pun yang ingin kita lakukan, kita harus selalu meneropong dengan kacamata Roh Kudus, apakah memang ini kehendak-Nya, kalau bukan maka kita justru harus menghindar darinya. Jadi dengan kata lain kehidupan rohani yang bertumbuh menuntut adanya sebuah tekad atau ketetapan hati bahwa kita tidak mau menuruti keinginan daging dan kita justru mau hidup oleh Roh.
GS : Kalau kita mau memasuki prinsip yang ketiga Pak Paul, yaitu roda yang ketiga yang menggerakkan nafsu kita, itu apa Pak Paul ?
PG : Yang ketiga adalah prinsip aku, semuanya itu berputar atau berkisar pada diri sendiri dan orang yang hidupnya dikuasai nafsu pada akhirnya memang tidak bisa memikirkan yang lain-lainnya, pkoknya yang terpenting adalah dirinya sendiri.
Tadi kita sudah membahas bahwa dia akan mau mendapatkan apa yang diinginkannya sekarang juga, itu berarti sekarang juga untuk saya. Dan kita pun juga sudah membahas bahwa berlaku juga prinsip kenikmatan, kalau ada perkara yang susah kita tidak mau hadapi, hanya mau yang mudah-mudah dan menyenangkan. Jadi sekali lagi siapa yang ditinggikan, yang ditinggikan adalah aku, singkat kata orang yang hidup dikuasai nafsu tidak dapat mendahulukan orang lain apabila itu berkenaan dengan kepentingan diri sendiri. Apa pun akan disingkirkan atau diterjangnya supaya aku mendapatkan apa yang aku inginkan.
GS : Dia seolah-olah menempatkan dirinya pada suatu pusat di mana semua orang harus melayani kehendaknya dan menuruti nafsunya, Pak Paul ?
PG : Betul sekali, Pak Gunawan. Jadi pada akhirnya orang-orang seperti ini makin hari hidupnya makin dikuasai oleh egonya, makin egois, makin besar egonya dan makin hari makin mengecilkan kepeningan orang lain sehingga pada akhirnya orang yang hidupnya dikuasai nafsu cenderung memakai atau memanfaatkan orang demi kepentingan atau keuntungan pribadinya.
GS : Tapi untuk bisa memanfaatkan orang yang bisa menguntungkan dia, maka dia harus punya kekuatan atau harus punya modal untuk bisa menaklukkan orang lain dan ini bagaimana, Pak Paul ?
PG : Biasanya ada unsur saling menguntungkan, Pak Gunawan, bisa jadi orang yang dekat dengan dia juga perlu sesuatu darinya dan dia akan berikan, tapi dia akan berikan dengan tuntutan imbalan yng lebih besar.
Makanya dalam pernikahan kita melihat ada kasus-kasus seperti ini, Pak Gunawan, misalkan si suami memunyai masalah dengan kecanduan yaitu dia memakai narkoba tapi dia memang bisa memberikan sesuatu kepada istrinya yang sangat dibutuhkan oleh si istri yaitu perlindungan. Sehingga si istri merasa dengan adanya seorang suami di rumah maka dia merasa terlindungi. Sebetulnya efek dari dilindungi dan efek dari pemakaian obat memang tidak bisa dibandingkan, jauh lebih berbahaya dan besar efek dari pemakaian narkoba itu, namun karena si istri butuh dilindungi dan si suami bisa memberikan perlindungan maka dua-dua tetap tinggal bersama, saling menguntungkan dan si suami yang memiliki masalah dengan kecanduan narkoba bisa tetap mendapatkan yang diinginkannya karena dia bisa membuat si istri untuk terus melakukan apa yang diinginkannya pula.
GS : Tapi makin kita memenuhi keinginan orang yang seperti ini Pak Paul, maka ini akan makin memperburuk keadaannya, artinya dia akan lebih percaya bahwa memang orang-orang yang ada di sekelilingnya bisa memenuhi nafsunya, Pak Paul ?
PG : Seringkali dia akan melihat orang sebagai benda atau objek untuk kepentingannya supaya apa yang diinginkannya dapat diperolehnya, maka dia tidak akan segan-segan untuk datang ke orang-oran mendapatkan atau meminta sesuatu, atau dia akan berusaha memanipulasi orang supaya orang juga memberikan apa yang diinginkannya juga.
Jadi pada akhirnya Pak Gunawan, orang-orang ini tidak bisa membangun sebuah relasi yang tulus dan yang mendalam dengan orang lain, selalu dapat kita pastikan orang-orang yang dikuasai oleh nafsu memunyai kebohongan dan kita tidak bisa 100 persen percaya kepada perkataannya sebab biasanya ada saja hal-hal yang disembunyikannya yang tidak bisa dikatakannya secara terus terang, karena dia tidak mungkin terus terang, karena dia tahu kalau dia terus terang maka orang tidak akan mau dekat dengan dia dan dia tidak mau lagi memberikan yang dia inginkan itu. Jadi dia akan mengarang-ngarang cerita. Misalkan dia mau membeli obat atau narkoba, maka dia akan mengarang-ngarang cerita mengenai misalnya saudaranya yang sakit dan sebagainya, dan dia akan mengarang cerita mengenai si A dan si B yang berbeda-beda, dan misalkan si A dan si B saling bertemu dan saling mencocokkan informasi, mereka menjadi bingung karena informasinya berlainan dari satu mulut yang sama. Jadi kita melihat akhirnya orang seperti ini menghancurkan relasi dengan orang lain.
GS : Tetapi sebaik-baiknya orang itu mengarang cerita dan membohongi orang lain maka suatu saat hal itu akan terungkap dan kalau itu terungkap maka itu akan merusak hubungan dan menimbulkan penderitaan bagi orang yang kecanduan itu tadi, Pak Paul.
PG : Betul. Misalnya dia akan berusaha untuk memelas untuk memberikan kesan kalau dia salah atau bertobat dan dia mau berusaha berubah dan sebagainya, guna mendapat kepercayaan orang lagi. Kala misalnya akhirnya orang tidak lagi percaya dengan dia dan tidak mau lagi menolong dia, maka dia akan berusaha untuk mencari mangsa yang lain.
Jadi selalu dia akan mencari manusia yang dapat dimanfaatkannya.
GS : Bagaimana kalau dia harus menghadapi kesulitan di dalam kehidupannya, Pak Paul ?
PG : Dia akan mencoba berusaha untuk melarikan diri sebab dia tidak bisa lagi untuk menahan penderitaan dan akhirnya karena dia memakai orang, dia memanipulasi orang, mengorbankan orang maka akirnya orang tidak ingin lagi dekat dengan dia dan dia semakin kesepian.
Jadi orang-orang seperti ini yang dikuasai nafsu pada dasarnya adalah orang yang kesepian karena tidak ada sahabat di dalam hidupnya. Masalahnya adalah semakin kesepian maka semakin dia tenggelam di dalam masalah yang melilitnya itu dan dia semakin berpusat kepada prinsip yang sekarang dan mau mendapatkannya sekarang juga, makin terlilit prinsip kenikmatan dan tidak bisa menahan derita, pokoknya mau hidup senang dan mendapatkan apa yang diinginkannya dan semakin mementingkan diri sendiri karena dia akhirnya semakin terputus dari orang-orang lain. Dan tadi saya sudah singgung tentang kebohongan, makin dia kesepian dan sendirian karena tidak ada yang mau dekat dengan dia lagi maka semakin mudah dia berbohong dan menceritakan ini dan itu supaya dia mendapatkan yang diinginkannya.
GS : Jadi sebenarnya untuk menolong orang yang seperti ini seharusnya harus ada orang yang berkorban atau mengorbankan dirinya untuk bisa menolong orang yang dililit oleh kecanduan ini tadi, Pak Paul ?
PG : Jadi kalau kita memunyai seseorang di dalam lingkungan kita yang seperti itu, misalkan orang yang kita kenal atau saudara kita atau pasangan kita maka kita harus bekerjasama dengan orang-oang yang dekat dengan dia, karena dia itu akan memanipulasi kanan dan kiri, akan menebar berita kanan dan kiri yang tidak benar, maka harus ada kerjasama.
Kecenderungannya adalah justru untuk membelah-belah orang jangan sampai ada kontak atau komunikasi antara satu dengan yang lain, karena dia takut kalau nanti yang lain mulai cerita atau berbicara maka nanti akan ketahuan kalau dia berbohong. Justru kita harus bersatu padu dan benar-benar tidak ada ketakutan untuk melukai dia dan tidak, dan hal itu harus diceritakan semua. Jadi tahu duduk masalahnya sehingga dia tidak bisa berkutik dan tidak bisa membohongi kanan dan kiri sehingga akhirnya kebutuhannya harus dihadapi entah dia harus menderita dan sebagainya tetapi tetap dia harus menghadapinya. Jadi dengan kata lain, kita harus memaksa dia menghadapi derita supaya lama-lama dia belajar di dalam penderitaan dan tidak cepat-cepat lari.
GS : Dengan penderitaan yang tentu tidak mengenakkan dia, ini akan menyadarkan dia dan membuat dia terlepas atau terbebas dari hawa nafsu itu sendiri, Pak Paul ?
GS : Prinsip yang keempat apa, Pak Paul ?
PG : Prinsip yang keempat adalah prinsip tidak perlu beriman. Kendati orang yang hidup dikuasai oleh nafsu menamakan diri orang yang beragama namun belum tentu dia adalah orang yang beriman. Beiman itu berarti menyerahkan hidup kepada Tuhan, menyerahkan kehendak, menyerahkan kepentingan seluruhnya untuk Tuhan.
Prinsip sekarang harus dipuaskan, prinsip kenikmatan yang penting yang nikmat harus kita dapatkan, dan prinsip aku pokoknya aku yang dipuaskan adalah prinsip-prinsip yang berlawanan dengan prinsip beriman. Itu sebabnya hampir dapat dipastikan bahwa orang yang hidupnya dikuasai nafsu pada dasarnya bukanlah orang beriman.
GS : Itu sebabnya di Alkitab mengatakan tidak cukup kita hanya beragama karena itu tidak akan mengubah kehidupan seseorang, tetapi beriman itu menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dialami oleh seseorang.
PG : Betul sekali. Di Alkitab misalkan Tuhan berkata dengan sangat keras kepada orang-orang di Israel bahwa dengan bibirmu, engkau memuji-muji Aku, menyembah-nyembah Aku. Jadi Tuhan menegur merka yang hanya memberikan penampakan mengenai orang yang hidupnya rohani, tapi padahal di dalamnya tidak.
Jadi orang yang dikuasai nafsu mustahil bisa menjadi orang beriman, karena tadi yang saya sudah singgung yaitu prinsip beriman berkebalikan dari prinsip-prinsip yang telah kita bahas. Beriman berarti rela melepaskan yang sekarang, beriman berarti rela menanggalkan si aku, kepentingan diri sendiri. Dan juga beriman berarti rela menderita, tidak harus menerima semua yang nikmat dan menyenangkan. Jadi kalau kita mau beriman memang kita harus melawan kecenderungan-kecenderungan hidup dikuasai nafsu. Iman tumbuh dari sebuah relasi dengan Tuhan, dimana kita menempatkan diri sebagai objek sedangkan Tuhan sebagai subjek. Dalam relasi yang seperti ini kita memohon kepada Tuhan namun tidak memaksa Tuhan. Kita melakukan kehendak Tuhan, bukan sebaliknya Tuhan melakukan kehendak kita. Itu sebabnya orang yang hidupnya dikuasai oleh nafsu mungkin datang kepada Tuhan, kalau lagi perlu, karena dia memakai bukan saja manusia tapi juga Tuhan. Tapi kalau Tuhan tidak memberikan yang diinginkannya maka dengan cepat dia juga akan meninggalkan Tuhan.
GS : Seringkali orang akan memanipulasi agama sedemikian rupa sehingga seolah-olah dia tidak kecanduan oleh nafsunya. Tapi nyatanya pola kehidupannya membuktikan bahwa dia sedang dikuasai oleh nafsu itu dan kita terkecoh, Pak Paul.
PG : Betul sekali dan memang kita bukan Tuhan dan kita terbatas dalam pemahaman, kita tidak tahu sebenarnya orang itu seperti apa. Tapi sangat mungkin sekali kita menampakkan sebuah penampilan ang rohani, kehidupan yang beriman, padahal dalam diri kita, kita bukanlah orang yang seperti itu.
GS : Itu adalah dosa-dosa yang tersembunyi yang tidak mudah kita kenali.
PG : Betul sekali, Pak Gunawan. Jadi orang-orang ini adalah orang-orang yang bukan saja memakai orang tapi dia akan memakai Tuhan dan dia tidak meminta Tuhan, malahan dia memaksa Tuhan, dia tidk memohon tapi dia menyuruh Tuhan.
Jadi singkat kata orang yang dikuasai nafsu adalah hidup yang menjadikan keinginan pribadi sebagai berhala atau ilah.
GS : Jadi pusat kehidupannya bukan lagi Tuhan, tapi dirinya sendiri yang ditempatkan di sana dan orang-orang yang dimanfaatkan untuk memenuhi nafsunya, Pak Paul ?
PG : Betul sekali. Maka kalau orang atau kita yang memunyai masalah seperti ini dan kita mau berubah maka kita harus ingat bahwa Tuhan sudah mengingatkan jangan sampai kita diperhamba oleh siap pun dan oleh apapun.
Jadi hanya Tuhanlah dan kepada-Nyalah kita menghamba dan kepada-Nya kita menyembah, kita tidak perlu takut mengenai apapun sebab kita hanya perlu takut kepada Tuhan dan jangan sampai kita dikuasai nafsu. Orang yang dikuasai nafsu tidak takut terhadap apapun dan siapapun, selain takut kehilangan apa yang diinginkannya. Itu sebabnya dia tidak takut kepada Tuhan dan dia hanya takut kehilangan kenikmatan dan kepentingannya.
GS : Justru seringkali orang yang dikuasai oleh nafsunya bukan makin mendekat kepada Tuhan tapi justru makin menjauh dari Tuhan, makin menjauh dari persekutuan sehingga lebih sulit untuk ditolong, Pak Paul.
PG : Betul sekali. Jadi karena dia beroperasi pada prinsip menguntungkan atau tidak, saya mendapatkan atau tidak, maka sewaktu sesuatu tidak memberikan yang diinginkannya maka dia tidak akan besemangat untuk ikut lagi, makanya ini sering terjadi dan kita menjumpai orang-orang yang seperti ini juga ditengah-tengah kita di kalangan orang-orang beriman yaitu orang-orang yang hangat-hangat datang bersemangat, tapi kemudian luntur-luntur dan hilang karena memang hidupnya untuk aku, hidupnya bukan untuk Tuhan.
GS : Pak Paul, orang yang sudah dikuasai nafsu dan sudah lama tidak bisa tertolong, apakah dia bisa jatuh kepada keputusasaan ?
PG : Pada akhirnya kalau dia memang ingin berubah dan dia itu berusaha untuk berubah, dalam proses itu bisa putus asa sebab ketika dia ingin berubah barulah dia menyadari betapa susahnya untuk erubah.
Jadi benar-benar kalau kita sudah terlalu lama hidup dikuasai oleh nafsu dan mau berubah maka perubahan itu akan menuntut pengorbanan dan menuntut usaha keras dan ini yang kadang-kadang orang tidak siap untuk membayar karena memang terlalu tinggi harganya. Dan waktu orang berusaha untuk membayarnya, mencoba untuk hidup benar di hadapan Tuhan dan dia harus terjatuh lagi dan gagal lagi, adakalanya muncul keputusasaan, muncul pemikiran bahwa kita itu sudah ditakdirkan untuk menjadi orang yang seperti ini, hidup hancur, hidup yang dikuasai nafsu dan memang saya tidak ditakdirkan untuk hidup benar atau hidup berkemenangan.
GS : Kalau di dalam prinsip yang pertama dan yang kedua tadi, unsur mendisiplin diri itu sangat penting untuk bisa memulihkan dia. Apakah pada prinsip yang ketiga dan yang keempat ini juga dibutuhkan kedisiplinan, Pak Paul ?
PG : Saya kira demikian, Pak Gunawan. Jadi misalkan prinsip aku menekankan kepentingan pribadi, itu pun memerlukan disiplin. Kadang-kadang kita itu secara alamiah kita sebagai manusia kita ingi mementingkan diri sendiri, tapi kita bisa mendisiplin diri dan berkata,"Tidak atau jangan, biarlah orang lain dulu, dia lebih berhak dan biarkan dia dulu".
Misalkan contoh yang paling gampang, waktu kita berkendaraan di jalan, misalkan kita bisa saja menyalib tapi kita tahu kalau ini tidak benar maka kita harus berdisiplin diri dan berkata,"Dia lebih dulu maka biarkan dia duluan, saya tidak berhak untuk memotongnya" dengan kata lain di situ diperlukan sebuah disiplin sehingga pada akhirnya aku makin mengecil. Kadang-kadang kita sebagai orang Kristen memiliki anggapan yang keliru yaitu pokoknya kita berdoa supaya Tuhan mengecilkan ego, berati kalau ego itu tidak kecil-kecil yang salah adalah Tuhan karena Tuhan tidak mengecilkan ego. Tapi sebetulnya Tuhan mau agar kita berpartisipasi di dalam usaha ini dan Tuhan mau agar kita berusaha sekeras mungkin untuk tidak melakukannya, makin besar usaha yang kita keluarkan maka makin besar kuasa yang Tuhan juga berikan kepada kita. Makin kecil usaha yang kita keluarkan maka makin kecil pula kuasa yang Tuhan berikan kepada kita. Maka kepada kita yang memang dalam kondisi seperti ini dan kita mau berubah maka jangan putus asa, tadi saya sudah singgung supaya kita memulai dengan hal-hal yang kecil, berdisiplinlah diri dalam hal-hal kecil karena perlahan-lahan nanti akan mulai menyebar ke wilayah lainnya.
GS : Tapi justru yang seringkali dipakai alasan oleh orang-orang yang sedang dikuasai oleh nafsu, tidak datang kepada Tuhan karena dia merasa bahwa dirinya tidak pantas untuk mendekat kepada Tuhan, Pak Paul, jadi dia tidak mau untuk diajak ke gereja, baca Alkitab dan sebagainya dan dia merasa kalau"Saya ini sedang dikuasai oleh nafsu saya dan saya tidak berhak untuk itu". Kalau seperti ini bagaimana, Pak Paul ?
PG : Sudah tentu sebetulnya adalah sesuatu yang baik bahwa kita sebetulnya tahu diri dan kita ini tidak layak untuk datang kepada Tuhan karena hidup kita ini tidak karuan. Justru saya berprinsi, lebih baik kita memulai dengan kesadaran seperti ini daripada kebalikannya,"Tidak mengapa nanti Tuhan akan mengampuni saya" karena kecenderungan yang kedua itu lebih berbahaya dan akhirnya kita terus di dalam masalah kita.
Namun ketika kita sadar dan tidak layak kalau kita ini adalah orang berdosa, maka kita tetap harus datang kepada Tuhan karena tetap pertolongan adalah dari Tuhan dan bukan dari diri sendiri sebab tidak mungkin kita mendapat kekuatan dari diri sendiri, tapi dari Tuhan. Jadi datang kepada Tuhan. Kedua kita tahu bahwa kalau kita datang dengan pertobatan maka Tuhan pasti akan menerima kita, itu adalah janji-Nya, jadi jangan takut untuk Tuhan menolak kita. Asal kita harus berjanji sekeras mungkin kalau nanti kita tidak lagi melakukan hal yang sama.
GS : Jadi pada dasarnya nafsu adalah sesuatu yang baik kalau kita bisa mengendalikannya, tapi begitu kita dikendalikan oleh nafsu maka ini akan menjadi sesuatu yang terbalik dan kita akan menjadi korbannya, Pak Paul.
PG : Betul, dan itulah cara terampuh yang digunakan oleh iblis yang akan menjatuhkan kita, Pak Gunawan, karena iblis tahu bahwa kalau kita itu disuruh melakukan hal-hal yang terlalu bersalah dihadapan Tuhan maka kita ini tidak mau melakukannya.
Tapi kalau kita ,mulai melakukan hal-hal yang sedikit salah, sedikit melewati takaran maka kita tidak terlalu merasa bersalah, maka kita harus mulai melebihkan lagi dan melebihkan lagi. Jadi misalnya kita ini berkata,"Tidak ada salahnya kita main judi, tidak apa-apa kecil-kecilan" dari kecil-kecilan maka lama-lama akan menjadi besar. Jadi segala sesuatu akan disodorkan kepada kita oleh si iblis dalam takaran yang kecil pada awalnya, tapi kemudian kita mulai menambah dan menambah lagi dan sampai pada suatu titik kita tahu kalau kita salah, tapi kita tidak bisa keluar dari jerat itu.
GS : Tentunya kita membutuhkan firman Tuhan yang akan menegur dan mengingatkan kita agar kita tidak dikuasai oleh nafsu. Adakah ayat firman Tuhan yang ingin Pak Paul bagikan ?
PG : Galatia 5:24,25 berkata,"Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita jug dipimpin oleh Roh".
Indah sekali perkataan ini,"Barangsiapa telah menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala nafsu dan keinginannya" sekali lagi diperlukan sebuah komitmen bahwa sekarang saya adalah milik Kristus dan saya bukan milik nafsu saya, maka saya menyalibkan kedagingan ini yaitu nafsu-nafsu saya sebab mulai dari sekarang yang ingin saya turuti adalah keinginan Kristus, keinginan Roh Kudus dan bukan keinginan saya pribadi.
GS : Tetapi kehidupan yang dipimpin oleh Roh, itu seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, menurut kebutuhan daging kita.
PG : Betul sekali. Jadi ini diperlukan usaha untuk menaati Tuhan dan kita harus selalu ingat bahwa Tuhan tidak menciptakan robot, tapi Tuhan menciptakan manusia yang dapat memilih Tuhan atau tiak memilih Tuhan, memilih menaati atau memilih tidak menaati Tuhan dan Tuhan mau agar kita dengan sukarela menaati Tuhan sebab dengan kesukarelaanlah akan lahir cinta kasih yang sejati dan ini yang Tuhan dambakan dari kita anak-anak-Nya, Pak Gunawan.
GS : Saya percaya sekali bahwa perbincangan ini akan menolong banyak orang di dalam pergumulannya melawan hawa nafsunya. Terima kasih sekali Pak Paul, dan para pendengar sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi, dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang"Hidup yang Dikuasai Nafsu" bagian yang kedua. Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 56 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.
Comments
pinn
Jum, 23/09/2011 - 3:22am
Link permanen
Terima kasih
TELAGA
Sen, 26/09/2011 - 11:48am
Link permanen
Hidup yang dikuasai nafsu