Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi, di mana pun anda berada. Anda kembali bersama kami dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Perbincangan kami kali ini tentang "Panggilan Tuhan". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Lengkap
GS : Pak Paul, kalau kita melihat sejarah tokoh-tokoh di Alkitab, di dalam setiap zaman Tuhan selalu memanggil umatnya untuk suatu tugas khusus. Pada saat sekarang seringkali menjadi sesuatu yang membingungkan bagi banyak orang, "Ini betul-betul panggilan Tuhan atau ambisi saya pribadi ?" Mengenai hal ini bagaimana Pak Paul ? Untuk mendapatkan suatu kejelasan tentang panggilan Tuhan ini.
PG : Memang kita bisa mengerti, kenapa adakalanya kita itu tidak pasti apakah ini panggilan Tuhan atau pikiran pribadi kita. Kita yang takut akan Tuhan pasti mau memastikan bahwa kita melakukankehendak Tuhan.
Biasanya ada dua sumber kerancuan, Pak Gunawan. Yang pertama adalah, ada kalanya kita bingung karena kita sungguh-sungguh tidak tahu apakah yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup kita, secara rasional kita tahu bahwa Tuhan memunyai rencana yang indah dalam hidup kita, tetapi masalahnya adalah kita tidak tahu apa itu yang diinginkan-Nya. Jadi yang pertama adalah kita sungguh-sungguh buta atau tidak tahu, tetapi yang kedua adalah kadang kita pun bingung karena sebetulnya kita tahu apa yang kita ingin lakukan untuk Tuhan namun kita tidak tahu apakah Tuhan menyetujuinya atau tidak, apakah ini memang yang dikehendaki-Nya dari kita untuk kita lakukan. Sudah tentu kita tidak membicarakan sebuah hal yang bersifat dosa, kita ingin melakukan sesuatu untuk Tuhan, kita tahu ini baik tetapi kita tidak pasti apakah ini kehendak Tuhan atau bukan. Jadi kadang-kadang muncullah kebingungan dari dua sumber ini, dan akhirnya karena kita bingung kita salah melangkah, atau bisa-bisa nanti kita tidak melangkah ke mana-mana.
GS : Kalau untuk hal-hal yang umum, kita bisa memang dengan jelas mengetahui kehendak Tuhan lewat Kitab Suci atau Alkitab. Yang menjadi masalah adalah kalau hal-hal itu khusus dan buat kita ini sesuatu yang agak janggal, misalnya panggilan untuk menjadi hamba Tuhan penuh waktu, karena orang akan bertanya-tanya, "Apakah ini benar panggilan dari Tuhan atau memang hanya niat saya sendiri ?" Kalau nanti keliru bagaimana, Pak Paul ?
PG : Betul, memang secara umum kita tahu bahwa Tuhan memanggil kita menjadi anak-Nya tetapi ada hal-hal yang lebih pribadi yang lebih khusus yang Tuhan ingin embankan kepada kita. Seringkali itlah yang menjadi pergumulan kita dan kita mencari-carinya supaya kita pada akhirnya dapat menjalani kehidupan yang sungguh-sungguh memuliakan Tuhan.
GS : Kalau begitu tentu ada beberapa hal yang bisa menjadi pedoman bagi kita sehingga kita tidak salah melangkah. Kira-kira apa, Pak Paul ?
PG : Saya akan uraikan beberapa prinsip yang diperkenalkan oleh seorang dosen teologi dari Fuller Seminary yaitu Robert Clinton, dia mengatakan bahwa yang pertama, Tuhan pada umumnya memanggil ita ke pelayanan yang sesuai dengan kepribadian kita.
Kita tahu bahwa kepribadian merupakan kumpulan karakteristik yang terbangun dari faktor genetik dan juga pembentukan lewat pengalaman hidup. Seringkali Tuhan menempatkan kita ke dalam situasi pelayanan yang memang menuntut kepribadian yang seperti kita miliki. Jadi jarang sekali Tuhan menghendaki kita melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan kepribadian kita, jadi lebih sering Tuhan menuntun kita melakukan sesuatu ke suatu tempat yang merupakan perpanjangan dari kepribadian kita.
GS : Contoh konkretnya seperti apa, Pak Paul ?
PG : Misalnya adalah orang yang senang untuk pergi, keluar/"out door", tidak suka diam-diam, atau dalam kantor, kalau itulah kepribadiannya maka besar kemungkinan kalau nanti Tuhan memunyai tugs untuk dia maka Tuhan memang akan meminta dia untuk melakukan hal-hal yang lebih bersifat lapangan misalnya nanti Tuhan menempatkan dia di pelayanan menolong orang-orang yang menjadi korban bencana sehingga waktu ada masalah atau bencana, dialah orang pertama yang dikirim oleh Gereja untuk datang untuk membangun suatu jaringan, untuk menyediakan transportasi supaya bantuan bisa masuk dan sebagainya.
Jadi waktu kita ingin tahu apakah yang Tuhan inginkan dari kita atau pelayanan apakah yang kita ingin lakukan untuk Tuhan maka tengoklah ke dalam diri dan lihatlah kepribadian kita, "Kita itu orang seperti apa." Seringkali Tuhan akan memakai kita sebagaimana adanya untuk melakukan pekerjaan-Nya.
GS : Tetapi kalau kita lihat misalnya Musa, ketika Tuhan memanggil dia, awalnya dia merasa dia tidak cocok dengan panggilan Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Dia berkata, "Saya ini tidak pandai berbicara, saya ini tidak bisa memimpin orang," hal ini menunjukkan bahwa panggilannya berlawanan dengan karakteristiknya, Pak Paul ?
PG : Ini suatu point yang bagus, memang dalam diri Musa ada hal-hal yang dianggapnya tidak cocok untuk dia memimpin umat Israel, tetapi yang lebih diperlukan sudah ada dalam diri Musa. Maksudny apa ? Musa memang sudah dipersiapkan selama empat puluh tahun menjadi seorang pemimpin karena dia menjadi cucu Firaun, jadi sejak dia kecil dia sudah diperkenalkan dengan berbagai jenis ilmu termasuk ilmu perang, dan sudah diperkenalkan juga dengan seni-seni kepemimpinan dan oleh karena dia adalah cucu Firaun dapat diduga dia mendapat kepercayaan yang lebih besar lagi dari pasukannya atau tentaranya untuk menjadi seorang pemimpin.
Kedua, Tuhan menempatkan dia di Midian, di gurun pasir Midian selama empat puluh tahun, dengan kata lain dia mengetahui seluk-beluk gurun dan sebagian tempat yang dilewati bukanlah tempat-tempat yang asing lagi baginya, karena dia sudah berkelana di daerah-daerah gurun pasir itu juga. Jadi dengan kata lain, inilah yang Tuhan perlukan dari seorang Musa, kepemimpinannya, pengetahuannya akan seni perang, dan pengetahuannya akan kondisi gurun pasir. Memang ketidakfasihannya itu hambatan, itu memang bukan suatu kelebihan melainkan kelemahan Musa. Namun untuk menuntun bangsa Israel, kemampuan yang diperlukan bukanlah seni bicara tetapi tiga hal yang tadi itu, maka Tuhan memanggilnya kemudian Tuhan menghadirkan kakaknya Harun untuk menjadi juru bicara baginya. Di situ kita bisa melihat bahwa apa yang Tuhan telah persiapkan yaitu kepribadiannya yang tegas, yang bisa memimpin, yang berwibawa, yang tahu medan maka itulah yang nanti Tuhan gunakan. Jadi sekali lagi kita melihat Tuhan menempatkan kita, Tuhan memakai kita sesuai dengan kepribadian yang telah Dia bentuk di dalam hidup kita ini.
GS : Hanya seringkali orang tidak sadar bahwa Tuhan sedang mempersiapkan dia untuk suatu karya yang begitu besar, Pak Paul ?
PG : Betul sekali, ini memang yang seringkali terjadi di dalam kehidupan anak-anak-Nya, kita memang tidak menyadari bahwa sesungguhnya inilah yang Tuhan sedang lakukan.
GS : Mungkin ada panduan yang lain, Pak Paul ?
PG : Yang kedua adalah Tuhan menghormati keinginan kita. Pada umumnya kita beranggapan bahwa kita tidak boleh memikirkan keinginan hati sendiri dan kita merasa berdosa karena telah memikirkan kinginan hati sendiri.
Karena kita seringkali dididik untuk berkata, "Yang terutama adalah kehendak Tuhan namun pada faktanya adalah Tuhan senang mendengarkan keinginan anak-anak-Nya yang termotivasi melakukan sesuatu untuk Tuhan". Sebagai contoh di Kota Chicago di Amerika Serikat, ada seorang pendeta bernama Bill Hybel, selulusnya Bill Hybel dari perguruan tinggi di usia dua puluh tahunan, ia memulai sebuah Gereja yang dipanggil Willow Creek Community Church, di pinggiran kota Chicago. Bill Hybel terbeban merintis Gereja, sebab ia menyadari pentingnya peran gereja lokal atau gereja setempat dalam kehidupan rohani jemaat. Lebih dari tiga puluh tahun kemudian, di masa sekarang gereja ini telah berkembang dan bahkan menjadi pusat pelatihan kepemimpinan. Kerinduan hati Bill Hybel tidak berubah, dia tetap memfokuskan pelayanannya pada peran gereja lokal. Jadi kalau kita ingin tahu apa yang Tuhan inginkan dari kita, tidak ada salahnya juga untuk menengok ke dalam dan mendengarkan suara hati kita, apakah yang ingin kita kerjakan untuk Tuhan. Jadi bukan hanya bertanya, "Tuhan, apakah yang Engkau inginkan dariku", tanyalah juga, "Apakah yang ingin aku berikan atau ingin lakukan untuk Tuhan?" Sekali lagi Tuhan senang mendengarkan seruan atau kerinduan anak-Nya yang mau berbuat sesuatu untuk Dia.
GS : Memang banyak keinginan dari antara kita anak-anak Tuhan untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan, tetapi keinginan ini seringkali terlalu umum, Pak Paul. Misalnya saja saya ingin melakukan hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan atau yang memuliakan nama Tuhan, tetapi waktu Tuhan tanya, kita tidak bisa menjawabnya.
PG : Itu sebabnya kita harus hidup di dalam dunia ini, di dalam masyarakat bersentuhan dengan orang-orang yang nyata dengan kebutuhan-kebutuhan yang nyata, sehingga kita bisa melihat dengan jels sebetulnya kebutuhan apa yang ada di tengah-tengah kita.
Sebab sesungguhnya kalau kita benar-benar keluar dan membuka mata melihat berkecimpung di dalam kehidupan ini, bermasyarakat dengan lingkungan dan sebagainya kemudian tiba-tiba kita disadarkan bahwa ternyata begitu banyak kebutuhan, dan kita akhirnya sadar kebutuhan di dalam gereja sangat kecil dibandingkan dengan kebutuhan yang di luar gereja tetapi seringkali terjadilah sebuah kesalahan, sehingga orang lebih sering ditarik untuk berbuat pelayanan dalam gereja, padahal yang di dalam gereja itu tidak banyak dan yang jauh lebih banyak dan saya percaya juga yang lebih Tuhan inginkan adalah kita harus keluar, ke komunitas atau lingkungan dan melihat, mengamati apa yang menjadi pergumulan orang-orang di sekitar kita dan cobalah untuk berbuat sesuatu bagi mereka untuk menjawab kebutuhan mereka.
GS : Mungkin kurang jelasnya adalah kalau kita melakukan sesuatu di luar gereja seolah-olah bukan suatu pekerjaan yang kita lakukan untuk Tuhan, Pak Paul, tetapi kalau kita melakukan sesuatu di dalam gereja sudah pasti ini untuk Tuhan.
PG : Sekali lagi ini sebuah kesalahan atau kekeliruan, kita salah mengerti tentang apa yang memuliakan Tuhan, apa yang namanya pelayanan. Melayani Tuhan tidak terbatas pada melakukan hal-hal yag bersifat gerejawi, Tuhan mengutus kita bukan ke dalam gereja namun ke dalam dunia.
Memang kita dibesarkan kita dipupuki, dibekali dan kita beribadah, kita berbakti kepada Tuhan di dalam rumah-Nya tetapi setelah itu kita harus ke luar, kita harus menjadi garam dan terang. Kita tidak diminta oleh Tuhan menjadi garam dan terang di dalam saja tetapi terutama juga di luar. Maka kalau orang bersedia mengamati, bersinggungan hidup di dalam komunitas, tidak bisa tidak dia akan disadarkan betapa banyaknya kebutuhan. Sebagai contoh, kalau kita hidup di dalam lingkungan kemudian kita melihat seorang anak yang susah bersekolah kemudian kita masih bisa berbuat sesuatu untuk membantunya, kita bisa datang ke sana dan berkata, "Saya mau membantu, apa yang bisa saya lakukan disini" misalkan kita bisa berbahasa Inggris, kita bisa menawarkan, "Apakah di sini diperlukan tenaga yang bisa memberikan tambahan pelajaran Bahasa Inggris ?" Kalau ada anak-anak yang perlu, atau ada sekolah mungkin yang tidak ada papan tulis, kita bisa sediakan papan tulis. Misalkan juga ada orang-orang yang sakit, tetapi tidak ada biayanya, kita bisa masuk ke rumah sakit umum, dan berkata "Apa yang bisa saya bantu, apakah perlu bantuan ?" Maka kita berikan sebisa kita, jadi memang begitu banyak, dan inilah yang Tuhan inginkan. Jadi lihatlah, amatilah dan apa yang keluar dari hati kita yang rindu kita lakukan maka hal ini kita bawa kepada Tuhan. "Tuhan, saya ingin berbuat ini untuk Engkau" meskipun dalam kenyataannya kita melakukannya itu untuk orang, tetapi kita mempersembahkan itu untuk Tuhan dan Tuhan pasti senang mendengar hal itu, dan Tuhan pasti memberkati usaha kita.
GS : Seringkali hal itu juga membingungkan orang karena sebenarnya Tuhan itu menghendaki dia melakukan suatu pekerjaan di dalam gereja, tetapi orang ini juga berpandangan bahwa di luar gereja pun saya bisa melakukan hal-hal yang lain untuk kemuliaan Tuhan. Di situ akan terjadi penyimpangan lagi, Pak Paul, Tuhan menghendaki dia bekerja di suatu pelayanan di dalam gereja tetapi karena dia melihat kebutuhan-kebutuhan di luar dan secara material mungkin lebih menguntungkan dia, akhirnya dia terjun ke pelayanan itu. Dan ini bagaimana, Pak Paul ?
PG : Jadi ada kalanya kita harus peka, Pak Gunawan, peka di dalam doa. Jadi meskipun kita terlibat di luar, kemudian ada kebutuhan di dalam gereja, kita jangan langsung menampik dan berkata, "Sya orang luar, saya ingin di luar saja," selalu bawakan ke dalam doa, di dalam doa saat kita bersaat teduh, membaca Firman Tuhan, siapa tahu melalui doa dan melalui saat teduh, Tuhan berbicara kepada kita dan berkata untuk hal ini.
Saya inginkan engkau lakukan, kalau Tuhan konfirmasi lagi saat kita membaca Firman Tuhan, dan Tuhan konfirmasi lagi, saat kita mendengarkan khotbah Tuhan konfirmasi lagi, ada situasi lain terjadi dan Tuhan konfirmasi lagi, kalau sampai dua atau tiga kali Tuhan berkata yang sama, berarti Tuhan sedang berkata-kata hal itu kepada kita. Jadi ikutilah, lakukanlah, jadi yang Tuhan selalu inginkan adalah sebuah hati yang patuh dan bersedia dituntun oleh-Nya.
GS : Berarti masih ada pedoman lain yang ingin Pak Paul sampaikan ?
PG : Yang lain adalah jika kita merasakan suatu keresahan untuk terlibat dalam suatu pelayanan tertentu, besar kemungkinan itu adalah panggilan Tuhan untuk kita. Jadi mungkin kita tiba-tiba ata secara perlahan merasakan sebuah keresahan di dalam hati kita yaitu mau berbuat sesuatu dan rasanya Tuhan taruh ini di dalam hati kita secara terus-menerus.
Maka besar kemungkinan itu panggilan Tuhan dan sudah tentu kita mesti mengujinya lewat waktu, artinya jangan terburu-buru dan juga menguji lewat konfirmasi dari sesama, apakah pasangan kita siap, apakah anak-anak kita juga siap. Namun kita juga harus melihat konfirmasi dari sesama namun tidak harus kita bergantung sepenuhnya pada konfirmasi-konfirmasi itu. Kadang-kadang ada orang yang berlainan pandangan dengan kita, maka kita harus dengarkan tetapi belum tentu itu juga harus kita ikuti. Contohnya sebelum William Carey ke India untuk melayani Tuhan ia meminta restu gereja Inggris, sayangnya para pemimpin gereja tidak mendukung kerinduannya malahan mengajarkan William Carey bahwa kalau Tuhan berkehendak menyelamatkan orang di India, pastilah Tuhan dapat melakukannya lewat orang lain dan tidak harus melaluinya. William Carey tahu bahwa pandangan para pemimpin gereja itu keliru, itu sebabnya ia tetap memutuskan untuk pergi, kita tahu Tuhan memakai William Carey membawa Injil Kristus kepada orang-orang di India. Jadi pekalah dengan desakan Tuhan yang muncul dari dalam dan berikanlah waktu, ujilah untuk membedakannya apakah hanya dari emosi semata. Jika keresahan itu terus berkobar dengan berjalannya waktu, besar kemungkinan itulah tuntunan Tuhan untuk kita.
GS : Apakah bisa terjadi misalnya kita mendapat panggilan dari Tuhan, tetapi pasangan hidup kita tidak yakin bahwa itu adalah panggilan Tuhan untuk kita, apakah bisa ?
PG : Bisa dan justru seringkali itu terjadi, Pak Gunawan. Kita jangan buru-buru bertindak ekstrem, ada orang yang bertindak ekstrem misalnya berkata, "Kalau istri saya atau suami saya tidak menetujui, saya tidak peduli dan saya akan tinggalkan yang penting dan yang lebih mulia untuk Tuhan," itu juga keliru sebab kita dipanggil Tuhan untuk bersama dengan pasangan kita dan untuk bersama dengan anak-anak kita karena mereka adalah tanggung jawab kita.
Jadi kita tidak boleh seenaknya berkata demikian. Tetapi ada juga ekstrem yang lainnya, "Karena pasangan tidak setuju, maka langsung menolak, tidak perlu terima karena ini bukan dari Tuhan." Seringkali yang Tuhan inginkan dari kita dalam situasi seperti itu adalah kita mengambil waktu, menundanya, bergumul bersama dengan pasangan kita meyakinkannya memberinya informasi, menunggunya dengan sabar, dengan cara itu pasangan kita semakin hari semakin disadarkan juga bahwa ada kebutuhan dan perlahan-lahan kalau memang ini dari Tuhan, maka Tuhan akan tumbuhkan kesadaran. Untuk ke sana, Tuhan akhirnya menyadarkan bahwa Tuhan pun memunyai rencana untuk diri-Nya bukan hanya untuk diri kita. Di saat itu barulah pasangan kita akan siap, waktu dia sudah siap baru kita berjalan bersama, jadi memang penting sekali kebersamaan, tetapi tadi saya sudah singgung jangan sampai kita terjebak ke dalam salah satu dari dua ekstrem itu.
GS : Masih adakah pedoman yang kita bisa jadikan sebagai pertanda bahwa ini adalah kehendak Tuhan, Pak Paul ?
PG : Yang lain adalah bila kita mengetahui bahwa Tuhan memimpin kita untuk melakukan sesuatu bagiNya, kita mesti yakin bahwa Tuhan akan melengkapi kita untuk melakukan pekerjaan-Nya. Acap kali etelah kita memutuskan untuk melangkah, barulah Tuhan mengutus orang tertentu untuk terlibat mendukung pekerjaan ini atau misalnya Tuhan menyediakan kesempatan kepada kita untuk mempelajari hal-hal baru itu, singkat kata jarang sekali di titik awal Tuhan menyediakan semuanya, Tuhan ingin melihat iman, sebab pada akhirnya mustahil kita dapat mengerjakan pekerjaanNya tanpa iman.
Waktu Musa diutus Tuhan dia berkata, "Baiklah saya mau pergi, tetapi saya juga perlu orang," kemudian Tuhan mengutus kakaknya Harun, sebelumnya Musa tidak tahu kakaknya akan datang. Jadi itu yang sering terjadi, Pak Gunawan, waktu Tuhan panggil kita, seringkali kita gentar karena kita merasa sangat terbatas, tidak mampu, banyak sekali kekurangan-kekurangan dan kebutuhan-kebutuhan, tetapi kalau ini memang dari Tuhan, dengan berjalannya waktu kita memulai langkah itu maka akan datang pertolongan, datang orang tertentu atau kesempatan kita belajar. Akhirnya pekerjaan Tuhan itu terlaksana.
GS : Berarti pada awal panggilan Tuhan, Tuhan akan memberikan janji-janjiNya kepada kita, Pak Paul ?
PG : Betul sekali, jadi dalam permulaan itu janji Tuhan mesti kita imani, kita yakin Dia akan memenuhi yang kita butuhkan. Jadi yang penting kita berjalan, melangkahlah dalam iman, ini prinsip ang perlu kita camkan, pekerjaan Tuhan sebetulnya hanya dapat dilakukan oleh Tuhan sendiri dan kita hanya alatNya, dan yang Tuhan tuntut dari kita adalah iman untuk bersandar kepadaNya.
Iman berarti apa ? Tidak semua bisa kita lihat, tidak semua bisa kita pastikan dan rencanakan, dari awal kita bisa dan kita berjalan tahap demi tahap dan Tuhan yang nanti mencukupi tahap demi tahap pula.
GS : Tetapi ada kalanya Tuhan juga memanggil seseorang dalam suatu kondisi yang tidak bisa tidak harus memenuhi panggilan Tuhan itu. Ini bagaimana, Pak Paul?
PG : Kadang-kadang itu yang terjadi, Pak Gunawan. Munculkan sebuah situasi yang gawat yaitu muncul sebuah kebutuhan yang mendesak. Ini membawa kita kepada prinsip yang terakhir yang dipaparkan leh Robert Clinton, ada kalanya Tuhan membelokkan langkah hidup dan pelayanan kita, membuat kita akhirnya masuk ke dalam situasi yang mendesak, seringkali kita berontak karena merasa tidak nyaman dengan perubahan situasi itu namun karena pembelokan ini atau karena munculnya situasi yang mendesak ini, kita terpaksa mengubah haluan hidup atau pelayanan.
Jangan panik! Tuhan kerap bekerja dengan cara seperti itu, Ia menghadirkan situasi di luar dugaan atau menghadirkan situasi yang memerlukan perhatian dengan segera agar kita pindah tempat dan melakukan kehendak-Nya. Ada satu contoh yang indah, Pak Gunawan, Robert Jaffray adalah hamba Tuhan yang melayani di China, sebab ke sanalah Tuhan memanggilnya namun di tengah perjalanan pelayanannya ia terpaksa meninggalkan China akibat situasi di sana yang tidak lagi memungkinkan ia melanjutkan pelayanan. Di usia di atas lima puluh ia datang ke Indonesia dan memulai pelayanannya yang baru, ia tidak berumur panjang sebab pada masa kependudukan Jepang ia ditangkap dan akhirnya meninggal dalam penahanan Jepang. Namun Tuhan memakai Jaffray hambanya yang setia, jejak pelayanannya terlihat sangat jelas di sini, dan bukan di China.
GS : Berarti ada suatu perubahan terhadap panggilannya Pak Paul, sekalipun dia sebagai hamba Tuhan yang berlokasi mula-mula di China, yang dikehendaki Tuhan kemudian pindah ke Indonesia dan itu pun sesuai dengan kehendak Tuhan, seperti itu Pak Paul ?
PG : Betul sekali dan apa yang terjadi di sana yaitu yang mengharuskan dia keluar, itu adalah dalam rencana Tuhan, Tuhan memakai situasi yang buruk itu yang mengharuskan dia keluar agar dia dapt melakukan sebuah pelayanan yang lain di tempat yang berbeda.
Saya bisa bayangkan dia di usia yang sudah agak tua lima puluhan harus memulai lagi dari nol dan itu tidak gampang, tetapi itulah yang terjadi dan itulah yang Tuhan inginkan pada dirinya, sama seperti Musa hamba-Nya, Tuhan membelokkan langkah hidupnya sebab itulah yang Tuhan kehendaki agar dia selesaikan untuk Tuhan.
GS : Seringkali itu menjadi lebih sulit kalau orang itu harus pindah profesi, Pak Paul, tadinya mungkin dia seorang insinyur atau dokter, kemudian Tuhan memanggil dia menjadi seorang hamba Tuhan penuh waktu di dalam gereja, ini agak sulit.
PG : Betul jadi memang ada perpindahan yang masih dekat dengan profesi kita, yang awal ada juga yang sangat jauh berbeda tetapi kalau kita tahu ini semua dari Tuhan, maka kita uji dan barulah lkukan.
Jangan takut, jangan panik sebab ini adalah pimpinan-Nya, nanti perlahan-lahan kita akan melihat Dia menolong, Dia membuka jalan, dan Dia memberkati.
GS : Mungkin ada ayat Firman Tuhan, yang ingin Pak Paul sampaikan ?
PG : Saya ingatkan saja dengan Roma 8:28, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang erpanggil sesuai dengan rencana Allah."
Orang yang mengasihi Allah dipanggil sesuai dengan rencana Allah, dan Tuhan akan atur semua yang terjadi dalam hidupnya supaya semua yang terjadi mendatangkan kebaikan bagi kita-kita ini. Jadi kita tidak perlu takut, Tuhan bisa mengatur semua yang terjadi untuk menggenapi rencana-Nya, dan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.
GS :Terima kasih Pak Paul, untuk perbincangan kali ini dan saya percaya ini akan memperjelas panggilan Tuhan terhadap kita semua. Dan para pendengar sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi, dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Panggilan Tuhan". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 56 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.