Menjadi Sahabat Bagi Saudara Kandung
Berita Telaga Edisi No. 131 /Tahun XII/Oktober 2015
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
Menjadi Sahabat Bagi Saudara Kandung
Langkah-langkah praktis menjadi sahabat bagi saudara kandung adalah sebagai berikut:
Ampunilah kesalahan saudara kandung. Wajar bila dalam kehidupan berelasi saudara kandung dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan. Ada ketidakjujuran, penipuan, atau tindakan yang menyakiti hati kita. Tanpa sadar hal-hal itu tersimpan dan belum diselesaikan sehingga ada kepahitan dalam hati. Kita harus menyelesaikan kepahitan ini dengan cara membawanya kepada Tuhan, memohon anugerah Tuhan supaya kita bisa mengampuni saudara kandung kita itu.
Mengampuni bukan berarti melupakan. Justru melupakan adalah tindakan penyangkalan dan menyimpan akar pahit. Pengampunan ditandai dengan ketika kita bisa mengingat peristiwa masa lalu itu atau melihat saudara kandung itu, tidak ada lagi amarah yang terasa sakit.
Mengampuni juga berbeda dengan berhubungan baik kembali. Mengampuni adalah tindakan sepihak antara kita dengan Allah. Saudara kita tidak pernah minta maaf, dia tetap melakukan kesalahan, namun kita mengampuni dia supaya tidak ada kepahitan dan kebencian dalam hati kita. bukankah Tuhan mengatakan “Ampunilah. Sebagaimana kamu mau diampuni, ampunilah saudaramu.” Sedangkan untuk berbaikan kembali memang membutuhkan dua belah pihak.
Tanggalkan cap buruk dan dukunglah pertumbuhan saudara kandung. Janganlah memberi label yang buruk kepada saudara kandung. Sekalipun dia berulang kali melakukan kesalahan yang sama, termasuk melukai kita, berilah anugerah Allah. Bukankah Allah tidak memberi label buruk walaupun kita berkali-kali melukai hati-Nya? Doakan saudara kita itu dan berikan ruang untuk berubah dan bertumbuh.
Jalinlah relasi dengan saudara kandung. Usahakan untuk tetap berhubungan dengan saudara kandung kita. Kita bisa berkomunikasi secara berkala dan saling memperhatikan dia dan keluarganya.
Hargai privasi saudara kandung. Ada batas-batas dimana kita tidak memaksa saudara kita untuk membuka diri, dan kita pun tidak perlu membuka diri kita dengan begitu telanjang. Ada wilayah yang tidak perlu kita bagi dan kita tidak perlu meminta dia untuk berbagi dengan kita, misalnya tentang keuangan.
Rayakan momen-momen penting saudara kandung. Misalnya merayakan ulang tahunnya atau merayakan keberhasilannya baik itu besar maupun kecil. Kita juga bisa memperhatikan keluarganya, misalnya kapan anaknya berulang tahun, dan lain-lain. Minimal kita hadir dan mengucapkan selamat. Termasuk saat dia mengalami sakit atau kesusahan, kita juga memperhatikannya.
Tegakkan tata krama. Artinya, sekalipun kita pernah sekian puluh tahun hidup bersama-sama, dia tetap orang lain. Jadi, beri salam, nyatakan terima kasih, meminta maaf, berkata dan berperilaku sopan. Dengan kita menegakkan tata krama, kita sedang memperkecil jarak, karena ada penghormatan harkat dan martabat seseorang. Demikian halnya dengan meminta maaf.
Hormati saudara ipar kita. Kita menghargai pilihan saudara kandung kita, termasuk pilihan pasangan hidupnya. Kita memberikan respek dan mendoakan pilihannya.
Syukuri sekaligus tolak pembandingan hubungan kakak beradik orang lain. Bukan kebetulan kita mereka sebagai saudara kandung kita. Seburuk apapun hubungan persaudaraan ini, syukurilah.
Berilah ruang bagi perbedaan dan kepekaan. Sedapatnya, hindarilah topik-topik yang membuat dia terluka atau memancing masalah besar. Juga bijaklah dalam menyikapi warisan. Jangan sampai gara-gara warisan, kita bermusuhan dengan saudara kandung.
Amsal 18:24, "Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara." Tidak semua saudara mendatangkan kecelakaan. Tidak semua saudara porak poranda. Mari kita mau menjadi sahabat bagi saudara kandung kita, apapun kasusnya. Dengan demikian, kehadiran kita memberkati saudara kandung kita dan nama Allah dipermuliakan.
Oleh : Ev. Sindunata Kurniawan, MK.
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T450B.
Doakanlah:
Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Ibu Gan May Kwee di Solo sebesar Rp 400.000,-.
Bersyukur selama Bp. Paul Gunadi berada di Malang, telah berhasil menambah 16 judul rekaman yang baru. Doakan untuk pencatatan transkrip dan ringkasan yang sementara dikerjakan.
Tetap doakan untuk pemasaran buku “Memahami Remaja dan Pergumulannya” dan “Memaksimalkan Karier Anda”.
Bersyukur untuk 46 radio di tanah air dan 1 radio di Hongkong yang dengan setia menyiarkan program Telaga. Doakan apabila Tuhan berkenan ada tambahan radio yang bersedia bekerjasama.
Pada tanggal 5 Oktober 2015, Tuhan sudah memanggil pulang Bp. Samuel Hidayat (ayah dari Ibu Joyce Wiyanto) dalam usia 92 tahun. Doakan agar penghiburan Tuhan dirasakan oleh istri dan keluarga besar yang ditinggalkan.
Telaga ikut memeriahkan acara Dwipekan Keluarga yang diadakan oleh GKI Tumapel di Malang, yaitu dengan membuka stand pada tgl. 18 Oktober yl. Biarlah CD, VCD dan buku-buku bisa sungguh menjadi berkat bagi yang membelinya.
Doakan untuk Ev. Sindunata Kurniawan yang dalam kesibukannya juga mempersiapkan bahan-bahan yang rencananya akan direkam pada bulan Desember 2015 yad.
Bersyukur untuk donasi yang diterima dari donator tetap pada bulan ini, yaitu dari :
001 – Rp 200.000,- untuk 2 bulan
010 – Rp 2.400.000,- untuk 6 bulan
011 – Rp 150.000,-
015 – Rp 2.000.000,- untuk 4 bulan
Telaga Menjawab
Tanya?
Salam sejahtera,
Saya perempuan berusia 29 tahun yang memiliki seorang kakak pengidap skizofrenia. Ayah saya juga penderita skizofrenia namun kini sudah stabil. Tidak demikian dengan kakak saya, penyakit yang dideritanya ini cukup berat dan makin bertambah berat setelah ibu kami meninggal, bahkan sudah sampai tahap menyakiti orang lain termasuk saya adiknya.
Sementara ini saya mempertimbangkan untuk menempatkan kakak di pusat rehabilitasi karena saya tidak sanggup mengurusnya. Kadang-kadang dalam masa akutnya, saya dimarah-marahi, disalahkan, didakwa hingga terpojok. Dia begitu menyalahkan saya atas kegagalan-kegagalan yang dia alami. Menurutnya, dia gagal kuliah dan patah hati adalah gara-gara saya. Jadi dia menyalahkan saya, mantan pacarnya, mantan teman-teman kuliahnya, dan lain-lain. Padahal kenyataannya tidak demikian.
Apakah penderita skizofrenia memang omelannya tidak dapat dipertanggungjawabkan? Kadang saya sampai malu ke tetangga ketika mereka mendengar kakak memaki-maki saya seolah-olah sayalah yang merebut tunangannya, dan lain-lain. Saya melihat pasien-pasien di rumah sakit jiwa rasanya tidak separah kakak saya, mereka tidak memaki-maki orang lain.
Apakah kakak iri kepada saya karena saya pernah punya pacar, lulus kuliah, kerja di luar kota, dan sebagainya? Atau ini cara iblis mendakwa saya agar melalui kakak, saya merasa tidak layak?
Terima kasih untuk jawabannya, Tuhan memberkati.
Jawab
Saudari terkasih,
Terima kasih sudah berbagi beban dengan kami. Tentunya beban yang kamu pikul cukup berat ya dalam merawat ayah dan kakak yang menderita skizofrenia.
Menurut kami tindakanmu cukup tepat dengan memasukkan kakak ke tempat rehabilitasi sebab tindakannya sudah menyakiti orang lain. Tampaknya kakakmu sakit karena gen keturunan dan ditambah dnegan masalah-masalah pemicu seperti yang kamu sebutkan.
Sakit skizofrenia adalah sakit dimana seseorang kadang sudah hidup dalam alam pikirannya sendiri yang seringkali tidak sesuai dengan alam realitas atau fakta yang sesungguhnya. Ini di luar kendali penderita. Jika orang normal ketika ingin marah akan memikirkan situasi dan perasaan orang lain, maka penderita skizofrenia tidak bisa mengendalikan perasaannya atau perilakunya dengan akal sehat lagi. Dan kemungkinan kakakmu termasuk orang yang sering memendam kemarahan dan tidak bisa menyalurkannya kepada subyek yang membuat dia marah.
Memang sangat tidak nyaman dimaki-maki terus. Tapi tolonglah untuk ingat dan mengerti bahwa dia sedang sakit. Kata-kata orang yang sakit stress saat dia kumat kebanyakan tidak benar karena bagian sarafnya “konslet” sehingga tidak perlu diperdebatkan. Saat dia “kumat”, diamkan saja sampai dia capek dan berhenti dengan sendirinya. Jangan dimasukkan ke dalam hati. Perhatikan reaksimu, jangan terpancing emosi.
Apabila penderita skizofrenia yang lain tidak ada yang memaki-maki orang, memang setiap orang punya kepribadian yang berbeda. Hal yang membuat mereka stress juga berbeda-beda, jadi reaksinya berbeda-beda pula.
Doakan kakakmu dan jangan menyimpan kepahitan terhadapnya. Belajar dari Tuhan Yesus yang dapat mengatakan kepada orang-orang yang menyiksa Dia di kayu salib, "Ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Kami percaya Tuhan akan memberimu kelegaan dan tetap memiliki damai sejahtera dari Tuhan walaupun kakakmu tidak banyak berubah. Silakan baca Filipi 4:13, Tuhan memberkati!
Salam dan doa: Pengasuh Program TELAGA
Special Offers
Pada bulan September 2015 yang lalu, TELAGA telah merekam empat judul perbincangan TELAGA dalam bentuk Video CD. Judulnya adalah:
- Mengapa Anak Memberontak?
- Gagal Mendisiplin Anak
- Hidup dalam Kejujuran
- Hidup dalam Realitas
Bagi Anda yang berminat silakan menghubungi Sekretariat Telaga atau via email telaga@telaga.org. (Harga Rp 10.000,- per judul)
- 4831 kali dibaca