Saudara-saudara pendengar yang kami kasihi dimanapun Anda berada, Anda kembali bersama kami dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso beserta Ibu Idajanti Rahardjo dari Lembaga Bina Keluarga Kristen, telah siap menemani Anda dalam sebuah perbincangan dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi, beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling dan dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang. Kali ini kami akan mengajak Anda berbincang-bincang tentang ketergantungan obat di kalangan remaja. Kami percaya acara ini pasti akan bermanfaat bagi kita sekalian. Dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
(1) GS : Pak Paul, kita tahu bahwa akhir-akhir ini nampak dengan jelas makin banyak saja remaja atau anak-anak muda yang hidupnya itu tergantung pada obat-obat bius. Mereka yang bahkan sampai berani mencuri uang orangtuanya dan sebagainya untuk membeli obat bius yang memang tidak murah. Sebenarnya gejala ini, gejala yang bagaimana Pak Paul?
PG : Sebetulnya ini merupakan buah dari masalah yang beredar di masyarakat yaitu mulai
pecahnya atau rapuhnya pernikahan atau keluarga, Pak Gunawan. Jadi sering kali kasus- kasus penggunaan alkohol atau obat-obat terlarang itu muncul dalam sistem keluarga yang bermasalah, di mana akhirnya pengawasan orangtua terhadap anak menjadi tidak efektif atau berkurang dan anak-anak itu akhirnya mulai bisa melakukan hal-hal yang
melanggar hukum. Jadi saya kira masalah ini akan menjadi masalah yang lebih serius di tahun-tahun mendatang, karena kita menyaksikan juga makin banyak keluarga yang bermasalah dan makin sedikit waktu yang diberikan oleh orangtua kepada anak-anak mereka.
GS : Tapi sebenarnya kalau kita tanyakan kepada mereka awalnya itu mereka cuma coba- coba atau takut dikatakan banci dan sebagainya.
PG : Betul, jadi sebetulnya pemakaian obat-obat ini mempunyai tahapannya, Pak Gunawan, tahapan yang pertama adalah yang disebut tahap coba-coba, jadi seperti yang tadi, Pak Gunawan katakan. Pada tahap coba-coba ini anak remaja mencoba karena melihat teman-temannya menggunakan atau ditantang oleh teman-temannya sehingga dia coba. Biasanya kalau hanya pada tahap coba, ini tidak menjadi suatu ketergantungan yang permanen. Tahapan yang berikutnya adalah tahap pemakaian sosial atau rekreasional, jadi orang-orang mulai menggunakan obat-obat ini bukan untuk coba-coba lagi tapi untuk konteks atau suasana yang bersifat rekreasi, pesta dengan teman, nah mulailah mereka memakan ekstasi pada waktu pesta bersama-sama dengan teman. Mungkin mereka hanya pakai seminggu sekali dan kalaupun makan paling hanya satu pil, pada tahap ini memang belum terjadi ketergantungan. Nah, pada level berikutnya di sini sudah mulai ada usaha untuk mendapatkan itu, namun tetap pada tahap ketiga ini sebetulnya pemakaiannya belum begitu kronis dan akut sehingga pemakaiannya lebih dari sosial tapi mulai membeli untuk kepentingan sendiri. Tahap yang berikutnya atau tahap keempat yang lebih serius adalah di mana orang mulai mencandu dan pada masa dia tidak mendapatkan obat untuk hidupnya itu akan sangat terpengaruh, dia tidak bisa
tenang, terganggu sekali. Jadi obat bius atau alkohol menjadi bagian hidupnya yang sangat sentral, tidak bisa tidak, dia harus mendapatkan obat itu.
GS : Itu yang disebut ketergantungan itu ya Pak Paul, jadi tanpa itu rasanya dia tidak bisa hidup lagi.
PG : Betul, itu tahap yang sudah sangat serius.
(2) IR : Dan mungkin, Pak Paul bisa menjelaskan jenis-jenis dan apa jenis yang paling populer, Pak Paul?
PG : OK! Rupanya di setiap negara lain lain dan di setiap status sosial juga berbeda. Jadi misalkan kita ini mengenal ada beberapa jenis obat yang disebut pertama adalah halusinogen. Halusinogen ini adalah obat-obat yang bisa menimbulkan efek halusinasi, apa itu halusinasi? Membayangkan sesuatu yang tidak nyata, jadi mendengar suara yang sebetulnya tidak nyata itu yang kita sebut halusinasi. Ada obat-obat tertentu yang menimbulkan efek halusinasi, jadi waktu orang memakainya dia seolah-olah merasakan hidup di dalam dunia yang lain mendapatkan visi, impian yang tiba-tiba sangat indah sekali dan sebagainya, jadi dia dibawa ke dunia impian. Waktu tahun 60-an mungkin, Pak Gunawan dan Ibu Ida, mungkin pernah mendengar nama obat yang disebut LSD, itu yang dipakai pada tahun 60-an yang populer sekali. Dan biasanya ini dipakai oleh generasi 60 tahunan di Amerika Serikat. LSD itu termasuk halusinogen. Sekarang kalau di Amerika yang terkenal disebutnya PCP itu istilah medis sebetulnya (saya juga tidak bisa mengingat namanya sekarang) tapi biasanya disebut dengan bermacam-macam nama misalnya 'Angel Dust' atau debu-debu malaikat, namanya bagus-bagus, itu efeknya adalah halusinasi, bisa membuat orang menerawang ke mana-mana. Ada jenis yang berikutnya yang disebut jenis opiet, itu termasuk dalamnya morfin, jadi kita mengenal morfin sebagai obat sebetulnya yang digunakan pada operasi atau perawatan medis untuk menghilangkan rasa sakit. Tapi akhirnya morfin yang harusnya digunakan di rumah sakit, dibocorkan keluar dan dipakai oleh banyak orang di luar rumah sakit. Efeknya tadi kita sudah sebut opiet itu memang membuat kita rasanya tidak lagi merasakan perasaan-perasaan kita yang tidak enak, menyakitkan, menyedihkan dan lain- lain. Seolah-olah orang dibuat kebal, tidak lagi merasakan kehidupan yang nyata ini, namun efekya tidak seperti halusinasi yang disebabkan oleh halusinogen tadi. Jenis berikutnya yang disebut stimulans misalnya kokain, kokain itu salah satu obat yang termahal sebetulnya, maka kokain itu sebetulnya dinikmati oleh kalangan ekonomi ke atas bukan yang di bawah, kokain ini efeknya adalah membuat kita lebih bersemangat, berenergi. Maka para bintang film, penyanyi-penyanyi di negeri Barat yang saya tahu ya banyak sekali yang menggunakan kokain karena mereka itu harus performa, harus tampil sedangkan tubuh mereka capek, ide-ide mereka sudah habis kokain itu membuat mereka terangsang lagi untuk mencipta, untuk memikirkan hal-hal yang mereka harus ciptakan, membuat lagu dan sebagainya; jadi kokain yang mereka gunakan. Berikutnya yang cukup terkenal adalah heroin, jadi heroin itu sebetulnya mempunyai efek seperti opiet, yaitu membawa kita tidak lagi terlalu merasakan perasaan-perasaan, kita menjadi lebih tenang. Dan yang sejenis dan mempunyai efek yang serupa juga adalah ganja atau yang lebih terkenal dengan nama mariyuana, mariyuana juga memang membawa kita menerawang tapi efeknya tidak seperti halusinasi atau yang ditimbulkan oleh halusinogen tadi. Di sini yang umum apa, yang saya kira paling umum adalah obat-obat seperti ekstasi itu sekarang ini yang paling umum dipakai orang, dan juga pil-pil lain. Nah, selain dari itu yang cukup umum digunakan di kalangan mungkin yang tidak terlalu
atas adalah ganja sebab ekstasi tetap mahal, jadi biasanya orang mengkonsumsi ekstasi adalah orang-orang yang punya uang, yang tidak punya uang kebanyakan akan menggunakan seperti yang saya sebut tadi ganja/mariyuana karena memang lebih murah.
GS : Ya dari uraian Pak Paul itu sebenarnya kita tahu bahwa yang dicari mereka itu adalah ketenangan walaupun bersifat sementara, ya Pak Paul. Yang semu juga itu, Pak Paul, apakah itu memang menjadi kebutuhan dasar untuk para remaja ini?
PG : Saya kira ya, saya kira mereka itu menggunakan obat ya, pada akhirnya untuk melarikan diri. Memang awalnya mencoba, semua awalnya mencoba, tapi kalau sampai tergantung saya kira tema utamanya adalah mereka melarikan diri dari dunia yang tidak nyaman, tidak tenteram sebab mereka bisa hidup untuk sementara dalam dunia yang relatif aman, tenang, bebas dari problem, jadi itu.
GS : Karena kehidupan remaja itu 'kan penuh dengan gejolak, Pak Paul, yang terjadi di dalam dirinya mungkin mereka melarikan diri ke situ. Kalau di rumah mereka tidak mendapatkan ketenangan atau kasih sayang larinya 'kan ke situ. Tapi yang saya ketahui, saya dengar bahwa obat-obatan itu yang mereka gunakan, konsumsi itu dosisnya makin lama makin tinggi, betul begitu Pak Paul?
PG : Betul karena tubuh kita itu akan mengembangkan toleransi, jadi misalkan kita pada awalnya menggunakan dosis yang kecil, lama-lama dosis tersebut tidak cukup untuk menimbulkan efek yang sama oleh karena itu harus dikonsumsi lagi dengan dosis yang lebih besar. Jadi biasanya ketergantungan itu akhirnya mempengaruhi segenap sendi kehidupan orang tersebut, bukan saja secara emosional dia membutuhkan obat itu untuk melarikan diri dari kefrustrasian hidupnya. Dia juga membutuhkan obat tersebut karena tubuhnya pun membutuhkan, karena tubuhnya itu sudah biasa berfungsi dengan obat-obat itu. Sehingga kalau tidak diberikan dia akan terganggu sekali, begitu.
(3) IR : Pak Paul, untuk mengetahui anak-anak yang terkena obat itu, tentu punya ciri-ciri.
Bagaimana Pak Paul ciri-ciri orang yang kena obat itu?
PG : Pada anak-anak remaja kita akan melihat perubahan perilaku, Bu Ida, jadi tiba-tiba
anak ini tidak suka bergaul dengan teman-temannya yang dulu. Misalkan dia sebelumnya aktif di gereja, tiba-tiba sekarang tidak mau lagi ke gereja dan teman-temannya pun mulai berubah. Kita harus perhatikan kalau berubah ke arah yang baik tidak apa-apa, tapi misalkan berubah dia mulai berteman dengan teman-teman yang kita lihat tidak benar, itu kita harus waspadai. Kedua, misalnya dia lebih banyak meminta uang, kita pikir untuk apa ya kita tanya, jawabannya untuk beli ini, beli itu dan sebagainya. Biasanya kalau tiba-tiba anak remaja itu membutuhkan uang yang banyak ada kecenderungan dia mulai menggunakan obat. Karena memang obat-obat itu mahal sekali, secara realistik satu minggu kalau mereka pakai cukup sering, bisa habis ratusan ribu, jadi biaya yang sangat besar. Jadi kalau dia mulai minta uang, mulai minta uang kita harus mulai berpikir untuk apa ini dan biasanya yang ketiga adalah mereka mulai berbohong. Mereka berkata mau pergi ke mana tapi terus tidak ke sana, dan tentang uang misalnya kita tanya, Mana benda yang engkau akan beli, mana barang yang engkau akan beli? Tidak jadilah, tadi dicuri, kita mulai merasa bahwa ini tidak beres, ada yang bohong, jadi itu yang ketiga. Yang keempat adalah kita melihat perilakunya itu mulai melawan kita kalau keinginannya tidak dituruti. Dulu tidak, dulu biasa-biasa saja tapi sekarang kalau kita tolak permintaannya terutama yang berkaitan dengan uang, dia marah sekali, dia harus mendapatkan uang itu. Keempat hal ini saya kira cukup baik
untuk kita gunakan guna menilai apakah anak kita ini mulai bermain-main dengan obat terlarang itu. Biasanya orangtua baru menyadari anaknya itu memakai sampai anaknya itu sudah benar-benar mencandu obat-obat ini, baru akhirnya ketahuan anak ini sudah mencandu, dan biasanya kalau sudah cukup parah.
GS : Apakah berat tubuhnya itu akan turun drastis?
PG : Biasanya ya, karena nafsu makannya itu akan terganti dengan kebutuhan dia untuk mengkonsumsi obat-obat itu.
GS : Padahal sebenarnya anak-anak remaja kita itu kalau makan 'kan banyak sekali Pak Paul? PG : Ya, ya contoh lainnya lagi adalah pada waktu dia tidak pakai, dia sering ingusan. Nah
antara masa pakai ke pakai yang berikutnya mereka sering ingusan, jadi hal ini kita harus waspadai kenapa ingusan dua hari sekali atau 3 hari sekali ingusan. Hari ini ingusan nanti hilang tapi dua hari kemudian muncul lagi ingusan.
GS : Ada, ya saya dapat pengalaman dari salah seorang teman saya itu mengatakan anaknya itu tiba-tiba sering pakai baju tangan panjang, Pak Paul, yang tadinya tidak terbiasa dan setelah dipaksa untuk membuka lengan bajunya ternyata lengannya penuh dengan suntikan-suntikan.
PG : Betul, jadi seringkali kalau mereka menyuntik mereka menyembunyikan tanda suntikan itu. Namun sekarang masalahnya ya Pak Gunawan, yang menyuntik mungkin dugaan saya tidak sebanyak yang menggunakan cara lain (GS : Karena itu membekas ya Pak Paul, mereka tidak menyukai rupanya). Dan efeknya lamban, jadi disuntikan masuk ke dalam tubuh itu sampai ke otak perlu waktu. Makanya kebanyakan orang itu kalau di Amerika digunakan istilah snort, snort itu seperti disedot dari hidung. Jadi hidung itu ditutup sebagian, terus yang satunya dimasukkan bubuknya sedot langsung ke otak. Mula-mula orang tidak bisa begitu, bisa benar-benar dia pingsan tapi kalau sudah kecanduan akhirnya dihisap dengan rokok tidak lagi berfungsi, disuntik juga masih terlalu lama, harus disedot waktu di 'snort' memang langsung ke otak cepat sekali efeknya. Itu memang bahaya, bahayanya adalah tidak ketahuan, snort itu tidak ada dampak apa-apa. Dirokokpun, dihisap dengan rokokpun tidak ada dampaknya maksudnya tidak ada bekasnya. Jadi sekarang memang orang tidak terlalu menggunakan suntikan juga ya karena efeknya juga tidak terlalu cepat dan bisa kelihatan orang lain.
GS : Mungkin kalau anak remaja itu masih sekolah, kita juga bisa melihat dari prestasinya di sekolah ya Pak Paul?
PG : Ya bagus sekali, Pak Gunawan, jadi mereka cenderung akhirnya tidak lagi berkonsentrasi untuk belajar, mutu pelajarannya menurun sekali.
(4) GS : Kalau tanda-tanda itu sudah mulai tampak Pak Paul dan kita tidak menghendaki anak remaja kita terjerumus lebih dalam itu, langkah apa sebenarnya yang bisa kita lakukan sebagai orangtua?
PG : Pertama adalah kita harus paksa dia mengaku, kemungkinan besar dia tidak akan
mengaku, jadi cara terampuh adalah tidak memberikan dia uang lagi. Waktu dia tidak ada uang, dia akan mulai memberikan reaksi karena dia itu butuh uang, Waktu uang itu kita pegang, kita tidak berikan kepada dia misalnya sebulan dia akan bereaksi sekali, dia akan mulai marah, melawan kita, dia akan menuntut kita memberikan uang. Di saat itulah kita paksa dia mengaku. Kamu sudah makan obat, kamu sudah mencandu ya, agar dia
mengaku, nah biasanya orang tidak akan mengaku dengan langsung.
GS : Apakah pengakuan itu begitu penting, Pak Paul, kalau kita memang sudah tahu bahwa misalnya memergoki dia di tasnya atau dia di lemarinya itu memang ada pil yang dia simpan itu Pak Paul.
PG : Penting sekali ya tidak, dalam pengertian kalau kita tahu dia sudah pakai. Penting secara emosional buat dia, yaitu dia perlu mengakui bahwa dia mempunyai masalah bahwa dia memang bergantung pada obat-obat ini. Jadi untuk menyelesaikan masalah (GS: Biar sadar dulu ya akan keadaannya pada waktu itu, langkah berikutnya apa Pak Paul?) Dia itu tidak bisa dirawat dengan pembimbingan biasa, jadi kita tidak bisa bawa dia ke seseorang untuk dibimbing secara pribadi. Jadi kalau dia sudah mencandu, dia harus dilepaskan dulu, istilahnya adalah ditoksifikasi. Ditoksifikasi adalah pelepasan dari ketergantungan itu, dia harus dibawa ke rumah sakit jiwa atau rumah-rumah perawatan dan di sana kebanyakan yang dilakukan adalah menurunkan kadar ketergantungannya secara bertahap sehingga mungkin setelah 4, 5 hari atau seminggu dirawat di rumah sakit itu dia benar-benar bisa lepas, tapi itu bagian pertama dari perawatan. Setelah dia lepas dari ketergantungan barulah harus dibimbing secara lebih intensif apa duduk masalahnya. Sebab dari jenis obat yang dia gunakan sebetulnya kita bisa mengetahui juga apa yang sedang menjadi pergumulan hidupnya. Misalkan orang menggunakan kokain, kokain itu adalah stimulans membuat orang itu tiba-tiba bersemangat, kemungkinan besarnya memang mempunyai hidup yang begitu menjenuhkan, tidak ada lagi semangat hidup dia. Sehingga kokain dia butuhkan untuk memberikan variasi atau semangat dalam hidupnya. Kebalikannya orang-orang yang menggunakan misalnya mariyuana atau heroin atau opiet-opiet, opium-opium seperti morfin dan sebagainya, mereka adalah orang-orang yang memang mau tenang, melarikan diri dari masalah-masalah hidupnya. Sama juga dengan alkohol saya tadi lupa menyebut di sini saya kurang tahu ya, tapi di Amerika Serikat obat yang paling banyak digunakan drugs jadinya banyak digunakan adalah alkohol, minum-minum alkohol itu. Sebab alkohol itu yang terkandung dalam bir atau minuman keras itu mempunyai efek melumpuhkan daya kesiagaan dalam otak kita, makanya itu orang yang minum alkohol terus menabrak orang ya tidak bisa cepat mengerem, sebab daya reaksinya lambat sekali. Nah untuk apa? Ya untuk membuat dirinya itu tidak terlalu merasakan penderitaannya, kefrustrasiannya, jadi alkohol itu melumpuhkan. Jadi dari jenis obat yang dia pakai kita bisa tahu kira-kira apa yang menjadi pergumulan hidupnya, dia melarikan diri dari apa sekarang. Nah setelah dia mulai lepas dari obat itu baru kita masuk ke akar masalahnya, misalkan masalahnya dengan keluarga dia tidak diterima atau dia terlalu diberikan kebebasan yang berlebihan dan sebagainya, itu yang kita coba koreksi. Dan langkah yang terakhir adalah kita mau merehabilitasi dia kembali terjun ke dalam masyarakat. Untuk ini kita harus memang melengkapi dia dengan ketrampilan hidup yang lain, ketrampilan mengatasi stress yang lain. Karena selama ini dia kalau stress obat, kita harus melatih dia bagaimana bisa menggunakan cara lain yang sehat. Dan bagaimana akhirnya memisahkan diri dari teman-temannya karena faktor teman, faktor lingkungan luar biasa kuatnya. Biasanya orang-orang ini begitu keluar kembali ke lingkungan yang sama, kembali memakai obat, begitu.
GS : Pak Paul, mengenai rehabilitasi tadi ya, kita tahu ada beberapa gereja yang menampung
atau Yayasan Kristen yang menampung mereka atau anak-anak remaja yang tergantung dengan obat-obat bius ini, itu bagaimana menurut pandangan Pak Paul mungkin di Amerika juga ada wadah seperti itu, Pak Paul?
PG : Ada, jadi memang sangat dibutuhkan, Pak Gunawan, ada beberapa model perawatan dari yang berobat jalan, sampai ½ rawat inap, sampai rawat inap dan bahkan ada yang harus masuk ke rumah sakit jiwa yang ada unit untuk ketergantungan obat itu. Tapi sekarang di Amerika Serikat ada model yang baru, yang ini bagi saya sangat menarik yaitu yang disebut 'ranch'. 'Ranch' itu sebetulnya adalah rumah di pedesaan di mana misalnya ada hewan atau kuda, ada ladang untuk gandum dan sebagainya. Anak-anak ini ditempatkan di tempat seperti itu dan dalam rumah itu ada bapak dan ibu yang merawat mereka tetapi bukan orangtua kandungnya. Jadi mereka itu diintegrasikan dalam kehidupan keluarga dan model perawatannya pun lebih manusiawi karena tidak lagi seperti rumah sakit dan sebagainya, benar-benar rumah biasa, namun memang jauh dari keluarganya. Dan di sana dia dilatih misalnya merawat binatang, karena ada yang belum pernah bagaimana rasanya merawat, mencurahkan kasih sayang pada anak-anak yang memang sudah mempunyai bakat untuk antisosial, tidak ada perasaan tenggang rasa dan sebagainya. Mereka dilatih untuk memberi makan hewan atau bekerja di ladang. Hal itu akhirnya menumbuhkan hal-hal yang kurang dalam diri mereka. Kasih sayang, kelembutan, memperhatikan orang dan juga karena hidup dalam keluarga akhirnya mereka belajar juga untuk mengerti tanggung jawab dan sebagainya.
GS : Tapi tetap dilakukan terapi terhadap pasien itu?
PG : Tetap, tetap namun saya harus akui, Pak Gunawan, bahwa tingkat keberhasilan untuk mengurus orang-orang yang tergantung pada obat, agak kecil. (GS : Masalahnya apa
Pak?) lingkungan. Dulu saya bekerja di rumah sakit jiwa dan memang ada unit yang merawat (GS :anak-anak yang tergantung pada obat bius) luar biasa susahnya. Jadi alkoholik atau yang kami sebut di sana drugs abuses itu seringkali (GS :kembali lagi)
GS : Ya padahal mungkin perlu disadarkan kepada anak-anak remaja kita bahwa tubuh kita ini diberikan oleh Tuhan itu sangat unik dan menjadi bait Allah yang Kudus Pak Paul dalam firman Tuhan ada yang mengatakan begitu yang sebenarnya harus dijaga, bagaimana uraian atau mungkin Pak Paul ada firman Tuhan yang lain yang bisa digunakan untuk membekali khususnya para remaja kita?
PG : Para remaja yang memakai obat-obatan dan akhirnya tergantung adalah para remaja yang sudah tidak peduli lagi dengan tubuh mereka, dengan keluarga mereka, dengan reputasi keluarganya, dengan pandangan masyarakat. Mereka dapat kita simpulkan adalah orang-orang yang tidak peduli.
GS : Bahkan dengan Tuhan sendiri dia rasanya, mereka rasanya tidak takut ya.
PG : Tidak peduli, mereka hanya memikirkan bagaimana bisa mendapatkan obat agar hidup
mereka bisa berjalan lagi hari lepas hari, hanya itu saja. Kalau mereka ingin sembuh
memang harus ada kemauan dalam diri mereka untuk hidup berbeda, itu penting sekali. Dan bagi yang belum terlibat, kita harus benar-benar memperhatikan perintah Tuhan. Jadi misalkan saya bacakan dari Mazmur 119:9, Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih, dengan menjaganya sesuai dengan FirmanMu. Jadi artinya apa, kita dari awalnya tidak mencoba dari awalnya kita mau melakukan jalan Tuhan, firman Tuhan, jadi kita menjaga kelakuan kita bersih. Sekali kita kotori kemungkinan kita kotori kedua kalinya, sangat besar, itu yang terjadi.
IR : Cuma pada umumnya anak-anak sekarang cari kenikmatan, Pak Paul, karena banyak tekanan.
PG : Dan cari jalan pintas akhirnya, bagaimana bisa nikmat dan lega dengan semudah
mungkin.
GS : Mereka mengatakan sebenarnya mudah untuk meninggalkan tadinya, dia pikir mudah, tapi ternyata kalau sudah terjerat sulit, Pak Paul.
PG : Betul, karena tubuhnya sangat membutuhkan.
GS : Dan kalau itu tidak terpenuhi lalu terjadi reaksi-reaksi yang tadi Pak Paul katakan.
PG : Betul, bisa keringat dingin, gemeteran, ingusan, emosinya mudah meledak. GS : Sebenarnya itu sangat rentan terhadap anak-anak umur berapa, Pak Paul? PG : Remaja, jadi biasanya pengguna pertama itu sekitar usia 14, 15 tahun.
GS : Mereka mulai berani dan lingkungannya itu. PG : Betul.
IR : Dan itu pasti efeknya badannya kurus ya, Pak Paul?
PG : Kalau sudah pakai secara teratur biasanya ya, maksudnya teratur itu kalau setiap hari memakainya dalam dosis yang besar, nafsu makannya juga akan sangat terganggu.
GS : Bagaimanapun juga tentu lebih baik itu mencegah daripada harus mengobati atau memulihkan kesehatan, karena kesehatan ini dikaruniakan Tuhan dan kita harus hargai betul-betul itu.
Demikianlah tadi para pendengar yang kami kasihi, kami telah mempersembahkan sebuah perbincangan tentang ketergantungan anak remaja terhadap obat-obat bius, bersama Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kalau Anda berminat untuk melanjutkan acara tegur sapa ini, silakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK), Jl. Cimanuk 58 Malang. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Terima kasih atas perhatian Anda dan dari studio kami sampaikan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.