Pdt. Dr. Paul Gunadi

Pdt. Dr. Paul Gunadi

Susah Percaya

Dengan bertambahnya kasus selingkuh dan retaknya ikatan nikah, akan makin bertambah pulalah kasus susah percaya pada anak-anak, yang nantinya dibawa masuk ke dalam pernikahan mereka sendiri. Marilah kita lihat dampak masalah orang tua pada rasa percaya anak dan bagaimana pada akhirnya kurangnya rasa percaya mempengaruhi pernikahan sekaligus jalan keluar untuk bisa dipercaya.

Mengapa Sejarah Berulang

Salah satu ironi dalam hidup adalah berulangnya sejarah yang menyakitkan di dalam keluarga. Sebagai contoh, kita adalah korban kekerasan orang tua namun pada akhirnya menikah dengan pasangan yang kerap menggunakan kekerasan pula. Mengapakah sejarah cenderung berulang?

Kekerasan Dan Tuntutan

Ada anak yang harus hidup dengan kekerasan hari lepas hari, baik itu kekerasan akibat konflik orang tua ataupun kekerasan yang dialami anak dari orang tua. Bila kekerasan dalam rumah tidak diimbangi dengan kasih sayang, anak berpotensi untuk bertumbuh besar dengan masalah kepribadian antisosial. Di sini akan dipaparkan pola asuh seperti ini pada perkembangan anak.

Tuntutan Tinggi Kasih Rendah

Dewasa ini banyak orang tua yang memberi perhatian besar kepada anak. Sebagai contoh banyak orang tua yang memikirkan pendidikan dan masa depan anak.. Sayangnya sebagian besar perhatian orang tua pada anak sesungguhnya lebih berbentuk tuntutan. Tanpa disadari, pola asuh seperti ini pada akhirnya berpotensi menjerumuskan anak ke dalam masalah kepribadian yakni borderline.

Menanamkan Kebenaran Pada Anak

Sebagai orang tua kita perlu mengajarkan kebenaran pada anak dan kita juga perlu mengerti kehidupan pergaulan anak zaman ini sekaligus menjadi teman bagi mereka. Dan kita akan belajar dari surat 3 Yohanes yang di tulis oleh Rasul Yohanes kepada Gayus anak rohaninya. Akan dijelaskan di sini 3 hal yang kita perlu pelajari dari surat 3 Yohanes.

Menerima Banyak Dituntut Banyak

Di Matius 25:14-30 dicatat perumpamaan talenta. Perumpamaan yang di tuturkan oleh Tuhan Yesus ini merupakan bagian pengajaran Tuhan tentang akhir zaman. Di akhir zaman Tuhan datang kembali dan menuntut pertanggung jawaban kita atas segala yang telah Ia percayakan kepada kita hamba-hambaNya. Di sini mari kita perhatikan perumpamaan dengan lebih saksama agar dapat menimba pelajaran yang terkandung di dalamnya

Belajar Dari Pengkotbah

Ada orang yang beranggapan bahwa kitab Pengkhotbah bukanlah ditulis oleh Salomo, putra Raja Daud. Alasannya adalah, jika penulisnya Salomo berarti ia mengkontradiksi dirinya sendiri sebab dalam kitab Amsalia justru menampilkan sikap positif terhadap hidup, berbeda dengan nada keputusasaan yang dirasakan dalam kitab Pengkhotbah. Di sini akan dipaparkan fakta kehidupan dan bagaimanakah seharusnya kita menyikapinya.

Kehamilan Di Masa Remaja

Masa remaja adalah jembatan yang menghubungkan masa kanak dan masa dewasa. Pada masa inilah remaja tahu dan dapat melakukan hal-hal yang biasa dilakukan orang dewasa dan salah satu hal yang juga dapat secara fisik dilakukan remaja adalah berhubungan seksual. Akibat buruk perbuatan ini adalah kehamilan yang biasanya akan mengobrak-abrik kehidupan remaja. Jika itu yang terjadi, apakah yang harus dilakukan?

Dikasari Susah Dihalusi Susah

Kita tahu bahwa masa remaja adalah masa yang penuh pergolakan. Pada saat inilah orangtua acap harus berhadapan dengan sisi anaknya yang berbeda dan tak diharapkan. Salah satu sumber frustrasi orangtua adalah, tampaknya apa pun yang dilakukan tidak membawa hasil. Dimarahi, anak tetap berbuat hal yang dilarang; dilembuti anak tidak sadar-sadar. Apakah yang dapat orangtua lakukan bila menghadapi anak remaja yang seperti ini?

Mengasihi Dan Menuntut

Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa kasih antara suami-istri seyogianya adalah kasih tanpa syarat alias tanpa tuntutan. Biasanya kita mendasari pandangan ini atas kasih Tuhan yang tak berkondisi. Sudah tentu kita mesti berusaha mengembangkan kasih agape di dalam pernikahan.

Halaman

Berlangganan RSS - Pdt. Dr. Paul Gunadi