Suami/Istri

Masalah-masalah yang sama seringkali muncul dalam hubungan suami istri. Namun cara apa atau bagaimana kita mengatasinya? Materi ini akan memberikan jawaban buat kita semua.

Dewasa ini emansipasi wanita sudah berjalan dan hak untuk wanita maupun pria cenderung disetarakan. Perintah untuk tunduk kepada suami menjadi perintah yang tampaknya atau kedengarannya tidak terlalu relevan. Tapi melalui topik ini kita akan belajar dan menggali konsep tunduk dengan lebih dalam.

Kemesraan tidak hanya dimiliki oleh orang-orang muda atau pasangan yang baru menikah. Tuhan mendisain tubuh kita untuk menerima dan memberikan kemesraan dan tidak ada masa berlakunya, jadi bisa berlaku bahkan sampai usia tua sekalipun. Ada beberapa cara untuk menghidupkan api kemesraan, yaitu diambil dari kitab Kidung Agung.

"Pernikahan adalah kesatuan antara dua pribadi yang saling memaafkan." Karena pernikahan terdiri dari berlaksa-laksa "Kesalahan". Berapa tolerannya kita terhadap "Kesalahan" akan menentukan kualitas pernikahan. Di sini ada beberapa masukan untuk mengembangkan sikap toleran yang memaafkan.

Dalam hubungan suami istri kadangkala kita sukar melihat kenyataan bahwa pasangan benar-benar minta maaf. Sebab kita sudah mengenal pasangan kita begitu dekatnya. Namun dalam hal ini ada langkah atau tindakan yang perlu untuk kita lakukan.

Cinta memerlukan kehangatan sinar, yaitu sinar perlakuan, hal-hal yang kita lakukan kepada satu sama lain sehingga akhirnya cinta itu bisa tetap bertumbuh dan segar.

Begitu banyak masalah pernikahan yang terjadi dalam kurun usia tertentu, tepatnya usia 40-60. Pada umumnya kita mengaitkan gejala itu dengan pubertas II. Pertanyaannya adalah, apakah ada pubertas II dan jika ada, apakah yang dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya masalah dalam pernikahan?

Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa kasih antara suami-istri seyogianya adalah kasih tanpa syarat alias tanpa tuntutan. Biasanya kita mendasari pandangan ini atas kasih Tuhan yang tak berkondisi. Sudah tentu kita mesti berusaha mengembangkan kasih agape di dalam pernikahan.

Dalam pengertian tetap mempertahankan pribadi masing-masing atau diri masing-masing tapi dia akan belajar hidup dengan yang lainnya. Dan dalam hal ini tidak bisa tidak harus ada perubahan gaya hidup, tingkah laku, tutur kata dan lain sebagainya.

Dalam materi ini kita akan belajar lebih dalam lagi tentang pernikahan. Di mana pernikahan dikategorikan dalam tiga golongan yaitu pernikahan yang terputus, pernikahan yang terlepas dan pernikahan yang terikat.

Halaman