Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi, di mana pun anda berada. Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen, akan berbincang-bincang dengan Bp.Pdt.Dr.Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang. Perbincangan kami kali ini tentang "Tatkala Anak terlibat Narkoba." Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Lengkap
GS : Pak Paul, rupanya gejala pemuda atau remaja yang kecanduan narkoba makin lama makin bertambah banyak dan orangtua sering kali terkejut setelah tahu ada laporan bahwa anaknya menjadi konsumen narkoba, sebenarnya ini bagaimana Pak Paul?
PG : Masalah ini memang masalah yang menjamur Pak Gunawan. Belum lama ini saya berbicara dengan pembina remaja yang mengatakan kepada saya bahwa anak-anak yang dilayani olehnya kebanyakan adala anak-anak yang aktif di gereja dan anak-anak yang terlibat dalam pelayanan pula.
Namun anak-anak yang sama ini juga adalah yang terlibat dengan narkoba. Jadi kita bisa melihat dan seharusnyalah kita disadarkan dengan kenyataan yang tidak enak ini bahwa narkoba sudah memasuki rumah tangga kita sebagai orang-orang percaya. Dan kenyataan bahwa kita adalah orang percaya bahwa kita adalah orang beriman tidak membuat kita imun dari masalah narkoba ini. Jadi seyogianyalah sebagai orangtua kita waspada, tahu apa yang harus kita perbuat untuk menjaga anak-anak.
GS : Kalau begitu apa Pak Paul kira-kira yang harus kita lakukan sebagai orangtua kalau seandainya tahu ada anak kita yang terlibat sebagai konsumennya narkoba?
PG : Yang pertama kita mesti menyadari bahwa anak-anak kita itu tidak akan dengan mudah membuka rahasianya, jadi kecenderungan mereka adalah justru menutupi atau berbohong. Kita bertanya apakahdia memakai obat, dia akan menyangkal-menyangkal, tapi kalau misalkan kita bisa sudutkan dia dengan bukti-bukti nah dia mungkin akan berkata: "Ya, saya hanya memakai sekali-sekali dan saya tidak bergantung pada obat-obat itu, saya hanya memakai untuk senang-senang saja."
Ini biasanya respons anak-anak tatkala diketahui memakai narkoba dan dikonfrontasikan oleh orangtua. Kalau itu respons anak, yang perlu dilakukan orangtua adalah pertama-tama kita mesti menyadari atau mengetahui keparahannya. Misalnya kita mau mengetahui dampak pemakaian obat itu pada si anak terutama pada perilakunya. Misalnya apakah dia kehilangan teman-temannya, dulu dia biasa begaul dengan teman-temannya yang tertentu yang kita tahu baik-baik, apakah sekarang teman-temannya sudah berubah, tidak lagi pergi bersama teman-teman yang dulu-dulu itu. Ini adalah tanda, kalau anak-anak mulai bermain dengan sekelompok orang yang lain dan kita seolah-olah sengaja dijauhkan dari teman-temannya nah ini sesuatu yang seharusnya menimbulkan tanda awas kepada kita. Atau yang lainnya lagi adalah apakah dia mulai sering absen atau bolos dari gereja, sekolah, nah kalau misalnya dia makin sering bolos dan kita tahu dia berbohong, memberitahukan kita ke gereja padahal tidak, nah itu tanda awas juga buat kita. Yang lainnya apakah dia sering mengurung diri di kamar, tidak mau keluar, kalau kita tanya kenapa tidak mau keluar? "O....sibuk." Padahalnya waktu kita mencoba masuk, dia kunci kamarnya. Nah itu hal-hal yang memang seharusnya membuat kita mulai bertanya-tanya apa yang dia lakukan dalam kamar. Yang lainnya juga, apakah dia masih makan dengan teratur atau tidak, apakah tubuhnya makin mengurus, dia kehilangan nafsu makan. Yang lainnya lagi apakah emosinya labil, jadi ada waktu-waktu tertentu emosinya labil sekali, mudah sekali marah atau cemas, resah tapi ada waktu-waktu dia tenang. Nah kalau kita melihat pola-pola seperti itu, kita mesti mulai bertanya apa yang sedang terjadi pada anak kita. Dan salah satu lagi yang bisa kita perhatikan adalah apakah dia menunjukkan reaksi fisik atau psikologis pada jam dan waktu tertentu. Sebab memang ada reaksi-reaksi fisik yang ditunjukkan oleh orang-orang yang sudah kecanduan pada obat. Misalkan selain dari tadi yang saya sebut kecemasan, keresahan, ada yang terus-menerus mengeluarkan ingus. Kalau misalkan kita tanya kenapa ingusan, "O.........mungkin flu atau pilek." Tapi ini tidak sembuh-sembuh terus ingusan padahal dulu tidak pernah seperti ini. Nah ini tanda-tanda yang mesti kita perhatikan.
GS : Jadi jelas ada suatu perubahan fisik atau perubahan perilaku dalam diri orang-orang yang mengidap narkoba ini?
PG : Biasanya begitu Pak Gunawan, memang kalau dia hanya memakai sekali-sekali, tanda-tanda ini hampir tidak terlihat. Tapi kalau dia sudah kecanduan, tanda-tanda ini akan terlihat, apalagi kalu pada waktu dia harus pakai tapi tidak pakai itu akan menimbulkan gangguan.
Misalkan kalau dia terbiasa memakai obat-obat seperti ekstasi, akan terlihat sekali bahwa ada waktu-waktu di mana tenaganya berlebihan, tidak pernah capek, tidak pernah letih, tidurpun sedikit bisa terus bergadang. Atau dia memakai sabu-sabu, obat-obat yang memang mengandung unsur-unsur perangsang seperti itu. Biasanya tingkah lakunya bisa lebih cepat dan lebih bertenaga atau sebaliknya dia memakai obat-obat yang kebalikan dari obat-obat tadi seperti heroin, mariyuwana, mereka cenderung lebih diam, lebih mengurung diri, lebih masuk ke dalam dirinya. Hal-hal seperti itu pun kita akan bisa lihat tapi selain dari tanda-tanda dalam dirinya, yang lain adalah perilaku atau pergaulan sosialnya. Ini salah satu indikator juga, kalau kita makin hari makin tidak tahu siapakah teman anak-anak kita, kenapa dia selalu menyembunyikan teman-temannya, kalau kita tanya dia tidak mau cerita atau dia bilang dia pergi dengan temannya yang lama yang kita percaya. Kita telepon dia, kita tanya, temannya berkata: "tidak ada di sini." Hal serperti itu seharusnya membuat kita bertanya apa yang telah terjadi pada anak kita.
GS : Tetapi selain anak ini baik pemuda atau remaja pandai menyembunyikan perubahan-perubahan itu, kita sebagai orangtua kadang-kadang tidak peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
PG : Sering kali demikian Pak Gunawan, sering kali kita itu kebanyakan berpikir bahwa narkoba ini tidak akan masuk ke dalam rumah tangga kita, ini hanya menyerang keluarga yang lain bukan kelurga kita.
Ini justru yang harus menjadi perhatian orangtua. Tadi saya mengawali dengan pembicaraan saya dengan seorang pembina remaja yang memang sangat mengerti kondisi remaja, nah dialah yang memberitahu saya juga bahwa sekarang narkoba menyerang anak-anak Tuhan, orang-orang yang terlibat dalam pelayanan dan orangtua tidak mungkin akan mengira anaknya rajin ke gereja, rajin pelayanan padahalnya memakai narkoba. Orangtua tidak terpikir bahwa inilah yang sedang terjadi, oleh sebab itulah perubahan tersebut tidak dianggap serius oleh orangtua. Atau kadang kala juga orangtua sibuk, akhirnya tidak begitu memperhatikan perubahan-perubahan tersebut.
GS : Adapula yang beranggapan bahwa pecandu narkoba itu hanya orang-orang kaya saja, tetapi ternyata anaknya yang diberi uang saku pas-pasan karena dari keluarga sederhana itu pun bisa menjadi pecandu narkoba, Pak Paul.
PG : Bisa, memang ada dua kemungkinan Pak Gunawan, yaitu yang pertama dengan uang yang terbatas itu dia masih bisa membeli narkoba, otomatis yang kualitasnya lebih rendah dan harganya jauh lebi murah.
Jadi narkoba ini memang mempunyai rektur yang cukup besar dari yang murah sampai yang mahal sekali. Yang kedua adalah kemungkinan temannya yang membelikan untuk dia, sebab sebagian teman yang mempunyai uang akan senang kalau memakai narkoba bersama dengan teman, karena dia tahu temannya tidak mempunyai uang dia akan belikan, dia akan membiayai penggunaan narkoba ini sehingga mereka bisa memakainya bersama-sama. Jadi jangan sampai kita beranggapan anak kita tidak mempunyai uang berarti pasti tidak bisa membeli narkoba. Kemungkinannya tetap ada.
GS : Jadi kalau kita sudah melihat ada perubahan semacam itu, berikutnya langkah apa yang harus kita lakukan?
PG : Sekali lagi ini tetap masih dalam konteks memastikan keparahannya. Tadi saya sudah singgung bahwa untuk mendapatkan informasi dari mulut anak kita sendiri mungkin agak sulit. Jadi cara yan lain selain dari mengamati, observasi tadi kita bisa menanyakan teman-temannya.
Kita mulai pergi ke teman-temannya, tanyakan langsung perubahan-perubahan apa itu yang terjadi pada anak kita. Ada kecenderungan juga, teman-teman itu karena prihatin akan lebih jujur mengatakan kepada kita, betul bahwa anak kita ini sudah terlalu lama tidak ke gereja, sering bolos sekolah, perginya dengan teman-teman rombongan lain, yang memang dikenal oleh teman anak kita ini sebagai teman-teman yang buruk yang memang memakai narkoba dan sebagainya. Nah informasi-informasi ini perlu kita kumpulkan, sebab kadang-kadang teman-teman yang prihatin justru akan berani jujur kepada kita. Mereka mungkin tidak berinisiatif datang kepada kita melaporkannya tapi waktu kita tanya, jadi mereka itu sungkan kepada kita sebagai orangtua akhirnya dengan jujur menceritakan perubahan-perubahan yang sesungguhnya telah terjadi pada anak kita.
GS : Memang soal teman ini kadang-kadang sulitnya waktu pergantian tingkat sekolah, katakan dari tingkat SMP ke SMA. Teman-teman itu jadinya berubah semua.
PG : Betul, itu sebabnya ada baiknya sebagai orangtua kita juga meminta anak-anak membawa teman-temannya ke rumah, sehingga kita bisa berkenalan dengan mereka. Kadang-kadang orangtua menutup pitu rumah, tidak mau teman-teman anak kita datang, nanti membuat ribut dan sebagainya.
Tapi saya kira ini justru hal yang penting, saya mengerti kalau mereka datang setiap hari ya mungkin itu akan mengganggu, tapi setidak-tidaknya secara berkala mintalah anak-anak untuk membawa teman-temannya datang sehingga kita bisa berkenalan dengan mereka dan mengetahui latar belakang mereka. Jadi sekali lagi meskipun kita telah berhati-hati seperti itu, tetap ada kemungkinan anak kita berbohong, anak kita menyelusup keluar kemudian pergi dengan teman-teman yang lain sehingga anak kita itu memainkan dua peran dan hidup dalam dua dunia, yaitu dunia baik atau dunia terang, dunia pelayanan, ke gereja dan sebagainya tapi juga hidup dalam dunia gelap yaitu dunia narkoba.
GS : Tapi mungkin kalau memang baru tahap awal, dia mungkin bisa menutupi masalah ini, tapi kalau dia sudah pecandu berat, mau tidak mau kita pasti tahu tapi kita mengetahunya terlambat.
PG : Betul, biasanya salah satu tandanya adalah anak kita mulai menunjukkan gejala fisik yaitu sering digunakan istilah sakau. Yaitu istilah yang menunjukkan reaksi fisik terhadap kehilangan atu tidak adanya obat sehingga tubuh itu berontak meminta lagi dipuaskan dengan obat.
Nah waktu anak kita mengalami hal seperti itu, keluar keringat dingin, menggigil; tidak ada angin, tidak ada hujan, tidak ada sakit tiba-tiba begitu. Nah ini mungkin sekali memang itu karena reaksi terhadap narkoba. Dan kita bisa langsung konfrontasi dia, minta dia mengaku terus-terang bahwa kamu ini sedang memakai narkoba dan langsung tanya obat apa yang dia pakai. Salah satu cara adalah untuk memastikan kemarahannya melihat peralatan yang digunakan. Kalau kita melihat dia sepertinya menutupi sesuatu, jangan ragu untuk memberanikan diri membongkar lacinya atau lemarinya demi anak kita. Kita memang tidak sering-sering atau jangan sampai kita membiasakan diri melihat barang-barang privat milik anak kita, itu tidak baik. Tapi kalau kita mempunyai cukup kecurigaan bahwa ada sesuatu di belakang ini maka saya anjurkan orangtua untuk membuka lemari atau laci anak kita dan melihat apa yang tersimpan di dalam lemari itu. Kalau kita menemukan misalkan seperti jarum suntik atau alat-alat untuk menghisap atau membakar itu berarti anak kita memang sudah menjadi pengguna. Bukan saja mencoba-coba untuk dipakai secara sosial, senang-senang dengan teman-teman tapi anak kita memang sudah mengkonsumsi secara teratur dan ini berarti sudah serius.
GS : Pak Paul, kalau kita sudah tahu dan anak itu pun sudah mengakui karena sudah tidak bisa mengelak lagi, kita tentu menghendaki anak ini sembuh, apa langkah-langkah yang perlu kita lakukan?
PG : Yang pertama kita harus mencari tempat perawatan, kalau anak kita berkata: "Saya janji, saya janji tidak akan memakai lagi." Tidak, dia mungkin berkata jujur saat itu dia tidak akan memaka lagi, tapi dia tidak bisa melawan.
Itu memang benar-benar sebuah jeratan; seseorang yang sudah memakai narkoba dengan teratur dan tergantung kepada narkoba tidak bisa melepaskan diri dengan sendirinya. Tidak bisa juga menjalani perawatan dengan rawat jalan, dia harus dirawat-inapkan, dimasukkan ke panti rehabilitasi. Dengan kata lain dia memang harus dikungkung, dipagari sehingga tidak bisa keluar. Pada masa dia harus melepaskan diri dari obat-obat itu dia mengalami masa sakau yang berat sekali. Dia mungkin akan ketakutan, kecemasan, kedinginan, reaksi tubuhnya itu luar biasa, mungkin mimpi buruk, tidak bisa tidur dan sebagainya. Nah dia harus dijaga, harus didampingi, mungkin dia harus ditaruh dalam ruang isolasi dan itu akan memakan waktu beberapa hari. Di rumah kita tidak akan bisa melakukannya. Jadi langkah pertama adalah kita mesti mencari tempat perawatan. Bagaimana atau apa yang mesti kita lakukan sewaktu kita mencari tempat perawatan, carilah tempat perawatan yang direkomendasi oleh orang yang kita kenal, jangan sampai kita masuk ke tempat perawatan yang tidak kita kenal, kita tidak mengetahui tentang rumah perawatan tersebut. Mesti mencari rekomendasi, kenapa, sebab memang ada yang baik dan ada yang tidak baik, ada yang bertanggung jawab dan ada yang tidak bertanggung jawab. Tidak semua rumah perawatan itu sama.
GS : Untuk mencari tempat rehabilitasi yang baik, itu membutuhkan waktu; sementara ini mesti ditangani secara cepat juga.
PG : Misalkan kita memang perlu sekali besoknya kita bawa pergi, kita perlu membawa dulu ke rumah sakit sehingga dia tetap bisa dimasukkan dalam sebuah tempat yang tertutup. Atau kalaupun kita idak bisa langsung, kita benar-benar bisa menjaga rumah itu sehingga ia tidak bisa keluar, kita harus kunci pintu sehingga dia tetap di dalam rumah.
Tapi sebisanya saya kira langsung tanya kepada teman tentang rumah perawatan itu, hubungi gereja atau hamba Tuhan sehingga mereka juga bisa memberitahukan rumah perawatan yang baik. Setelah itu saya kira kita harus ke sana, jangan hanya percaya kemudian serahkan anak kita pada tempat itu. Kita harus ke panti rehabilitasi itu, kita harus memeriksa latar belakang akademik dan pengalaman pengelolanya. Kenyataan seseorang itu adalah hamba Tuhan tidak menjadikan dia kompeten untuk merawat anak-anak yang terjerat narkoba. Memang ada yang berkata: "Ya, saya ini seorang hamba Tuhan, dengan doa saya pasti bisa menolong semua anak-anak yang terkena gangguan narkoba." Belum tentu, memang sudah tentu kita harus berdoa, sudah tentu kita harus membawa anak ini kembali kepada Tuhan tapi menurut saya bukan hanya itu. Narkoba adalah problem yang lebih luas dan bukan hanya menyangkut masalah rohani.
GS : Ciri-ciri suatu panti rehabilitasi yang baik itu kira-kira seperti apa, Pak Paul?
PG : Misalkan kita tahu para perawat atau pengelolanya atau pengurusnya orang yang memang mendalami bidang pelayanan ini. Mereka dari sekolah yang kita kenal baik, dari seminari atau apa dan kia tanya juga sudah berapa lama mereka berkecimpung.
Apakah sudah ada anak-anak yang masuk kemudian keluar dan sembuh, apa yang menjadi kunci kesembuhannya, kita tanyakan semuanya. Kita bisa tanya juga apa yang dilakukan hari lepas hari, dari pagi sampai malam apa yang dilakukan. Semakin banyak kegiatan semakin bervariasi dan semakin terstruktur, saya kira itu pertanda rumah perawatan ini baik. Kita juga bisa bertanya dan berbincang-bincang dengan staf di sana, apakah mereka menyederhanakan masalah ini bahwa ini pokoknya masalah rohani. Sekali lagi saya mengakui ada unsur rohani dalam masalah narkoba, tapi bukan hanya masalah rohani saja. Sering kali masalah narkoba itu melibatkan juga masalah dalam keluarga, jadi berarti keluarga itu sendiri perlu untuk diundang dan mendapatkan perawatan psikologis dan juga perawatan rohani. Jadi kita mesti tahu apakah rumah perawatan ini juga menyediakan jasa-jasa pelayanan yang seperti itu. Saya kira hal-hal yang seperti inilah yang perlu kita cari tahu.
GS : Sebenarnya apa Pak Paul yang membuat remaja atau pemuda itu begitu tertarik dengan narkoba?
PG : Memang ada beberapa penyebabnya Pak Gunawan, yang umum adalah memang coba-coba, karena itu trend dan teman-teman pakai, kalau tidak pakai ketinggalan trend, kita dianggap pengecut, alim, ahirnya kita memakai untuk membuktikan bahwa kita sama seperti teman-teman kita, untuk menunjukkan bahwa kita pun berani, kita tak ketinggalan zaman dan sebagainya.
Penyebab yang lain yang lebih serius adalah memang anak-anak ini anak-anak yang bermasalah, artinya mereka selalu ingin mencoba hal-hal yang baru dan yang terlarang. Ada anak-anak yang memang sudah mempunyai masalah perilaku, jadi selalu ingin melakukan hal-hal yang terlarang. Semakin terlarang semakin dia tergoda untuk menggunakannya, nah ini adalah masalah yang serius. Yang lainnya lagi yang ketiga adalah memang ada masalah di keluarga, begitu banyak masalah di keluarga sehingga dia memerlukan tempat untuk bisa berteduh, untuk bisa lari sehingga tidak lagi dipusingkan atau ditekan oleh masalah keluarga. Nah narkoba menjadi tempat pelariannya sehingga dia akhirnya masuk ke sana, dia bisa berlindung di dalam narkoba sehingga dia tidak dipusingkan oleh masalah keluarganya. Itu kira-kira tiga penyebab yang umum kenapa anak-anak akhirnya terlibat dengan narkoba.
GS : Sekarang ini di media masa atau di jalan-jalan itu banyak himbauan-himbauan untuk pemuda remaja itu menjauhi narkoba dengan segala konsekuensinya diberitahukan, itu efektif atau tidak Pak Paul?
PG : Menurut saya tidak terlalu efektif, sama seperti himbauan untuk tidak merokok. Seperti kita tahu di setiap iklan dituliskan peringatan kesehatan kalau merokok membuat orang bisa seperti ap dan sebagainya.
Tapi kalau memang orang ingin merokok ya tetap merokok, tidak berhenti gara-gara membaca peringatan dalam iklan tersebut. Sama dengan narkoba, saya kira kalau orang ingin memakai narkoba ya mereka akan pakai. Jadi apa sebetulnya yang efektif untuk mencegah mereka, saya kira salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan baik oleh gereja maupun lembaga-lembaga lainnya adalah menghadirkan mantan pemakai narkoba. Biarlah mereka itu sebagai saksi hidup yang menceritakan bahayanya narkoba, yang menceritakan bahwa, "Saya terjerat, karena saya terjerat ini dampaknya pada diri saya, menghancurkan hidup saya seperti ini, saya kehilangan kesempatan untuk bersekolah, saya tidak bisa belajar, saya tidak bisa berkonsentrasi, saya menghabiskan berapa juta uang orangtua saya dalam sebulan. Saya menghabiskan kepercayaan teman-teman terhadap saya, saya menghabiskan kedekatan saya dengan orang-orang yang tadinya sangat menyayangi saya." Nah itu kesaksian-kesaksian yang harus didengar oleh para remaja kita, sehingga mereka disadarkan dibalik glamournya narkoba, gengsi atau trendnya narkoba ternyata ada harga yang begitu mahal yang harus dibayar oleh orang yang terjerat narkoba. Misalkan orang yang ditangkap oleh aparat keamanan gara-gara membawa atau menjual narkoba. Bukankah kita melihat mereka mendekam di penjara selama bertahun-tahun, hidup mereka habis dan sebagainya. Jadi sebaiknya mereka mendengar langsung dari mantan pemakai narkoba, saya kira ini jauh lebih efektif dibandingkan hanya himbauan-himbauan tertulis itu.
GS : Tapi kadang-kadang sulit mencari orang-orang yang mau bersaksi seperti itu, karena dia sendiri malu kalau latar belakangnya ini diketahui orang.
PG : Betul, memang tidak semuanya bersedia Pak Gunawan, tapi memang ada juga panti rehabilitasi yang dengan pasien-pasiennya pergi mengunjungi gereja atau apa untuk memberitahukan kepada para rmaja di gereja itu bahwa, "Lihat, kami adalah para pemakai narkoba, kami sekarang sedang menjalani rehabilitasi dan ini yang terjadi pada kami sewaktu kami memakai narkoba dulu."
Saya kira ada juga panti rehabilitasi yang mengajak penghuninya atau pasiennya untuk memberi penyuluhan, dan ini pun menjadi hal yang baik bagi para pesien tersebut sehingga mereka tahu bahwa mereka bisa berbuat sesuatu yang positif kepada orang lain, mereka bisa menjadi orang yang berguna kembali. sebab mungkin untuk waktu yang lama mereka sudah menganggap diri mereka tak berguna sebagai pemakai narkoba, jadi itu adalah hal yang positif.
GS : Pak Paul pada program panti rehabilitasi yang baik, apakah orangtua dilibatkan di sana?
PG : Seharusnya dilibatkan Pak Gunawan, jadi panti rehabilitasi seharusnya tidak memisahkan orangtua dan anak. Mungkin untuk misalnya beberapa minggu pertama anak-anak itu dipisahkan dari orangua tidak apa-apa supaya anak-anak bisa masuk arus perawatan, tapi setelah itu misalkan dua minggu, tiga minggu seharusnyalah orangtua diundang.
Kenapa, sebab sering kali masalah si anak tidak terlepas dari apa yang terjadi dalam rumah tangga dan kalaupun anak-anak memakai narkoba karena kemauan sendiri dan tidak berkaitan dengan masalah rumah tangga; kalaupun itu benar bukankah nanti waktu mereka pulang mereka akan di bawah pengawasan orangtua. Jadi sebaiknya orangtua memahami dinamika pemakaian narkoba ini. Program rehabilitasi yang baik mengikutsertakan partisipasi orangtua, bahkan mensyaratkan partisipasi orangtua. Sebab mereka tahu mereka harus bermitra dengan keluarga untuk menolong anak ini. Salah satu dampak positifnya adalah si anak tidak merasa dibuang, ini sering kali yang dirasakan oleh sebagian anak-anak waktu mereka dikirim ke tempat rehabilitasi dan tidak dikunjungi oleh orangtua sampai berbulan-bulan. Bahkan ada orangtua yang seolah-olah lebih senang anaknya di sana daripada pulang ke rumah, ini saya kira berdampak negatif pada proses perawatan.
GS : firman Tuhan apa yang ingin Pak Paul sampaikan sehubungan dengan perbincangan ini?
PG : Saya akan bacakan Matius 17:21, "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa." Ini adalah perkataan Tuhan Yesus kepada para murid yang bertanya kenapa mereka tidak bisamengusir setan.
Terus Tuhan berkata jenis ini, jadi memang ada cengkeraman iblis yang khusus yang sangat berat, yang hanya dapat diusir dengan doa dan puasa. Saya menyamakan ini dengan narkoba, jeratan narkoba sama dengan jeratan iblis yang sangat-sangat berat. Jadi untuk bisa keluar harus dengan ketekunan, orangtua harus doa, harus puasa, harus bersabar dan harus beriman. Nah dengan kekuatan Tuhan ini pada akhirnya si anak bisa melepaskan diri dari jeratan narkoba.
GS : Terima kasih Pak Paul, para pendengar sekalian, kami mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp.Pdt.Dr.Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Tatkala Anak Terlibat Narkoba". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini, silakan menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda untuk mengunjungi situs kami di www.telaga.org Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.