Tanda-Tanda Kesepadanan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T079B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Kesepadanan tidak bisa hanya diukur dari segi kwantitas berapa banyak, yang paling penting adalah kwalitas kecocokan itu. Di dalamnya ada suatu penghargaan terhadap keunikan masing-masing pasangan, adanya rasa dimengerti antara satu dengan yang lain tidak merasa dihakimi dan juga adanya upaya atau niat untuk menyesuaikan diri, bukan memasabodohkan pasangan serta adanya suatu pertumbuhan pribadi ke arah yang lebih positif.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Kesepadanan tidak boleh diukur dari segi kwantitas berapa banyak, sebab yang paling penting adalah kwalitas ketidakcocokan itu. Jarang bertengkar dengan pasangan kita memang suatu indikator yang baik namun harus kita juga teliti motivasi kenapa kok jarang bertengkar, sebab ada kasus di mana orang jarang bertengkar karena memang mengelakkan diri dari pertengkaran.

Pertengkaran seharusnya terjadi sebab justru itu baik, bisa menolong mereka menyelesaikan problemnya. Tapi kalau pertengkaran itu kita nggak pernah menyelesaikannya, berarti ini adalah aspek yang kita harus teliti sebab kalau ada hal-hal yang kita pertengkarkan, tak bisa kita selesaikan ini akan kita bawa ke dalam pernikahan. Kalau hal yang kita pertengkarkan tak bisa kita selesaikan, ini menandakan kemampuan kita berdua untuk menyelesaikan pertengkaran belum ada, belum cukup kuat, jadi sangat rawan sekali untuk memasuki pernikahan.

Suatu hubungan yang dipenuhi dengan pertengkaran itu pertanda buruk, itu pertanda bahwa:

  1. Kita sangat berbeda dan berbedanya ini dalam segala hal.

  2. Kalau kita terus-menerus bertengkar itu menandakan tahap pengertian kita, tahap penerimaan kita akan pasangan kita sangat lemah.

Tanda-tanda kesepadanan yaitu:

  1. Kita menghargai perbedaan bukan membenci keunikan pasangan kita. Orang yang sepadan dengan pasangannya, ketidakcocokan itu tidak membuahkan kebencian. Kalau membuahkan kebencian itu berarti memang karakternya atau gaya hidupnya tidak bisa kita terima.

  2. Rasa dimengerti, bukan dihakimi oleh pasangannya. Kita diterima, dimengerti oleh pasangan bagi saya ini salah satu indikasi memang kita ini sepadan dengan pasangan kita.

  3. Adanya upaya atau niat baik untuk menyesuaikan diri, bukan memasabodohkan pasangan. Kalau kita sepadan hubungan kita ini harmonis ya, adanya niat baik dari pihak kita untuk menyesuaikan diri. kalau yang seringkali muncul adalah perasaan masa bodoh, peduli amat dengan dia nah itu mengkhawatirkan, membuat saya berpikir jangan-jangan tidak sepadan.

  4. Adanya pertumbuhan pribadi ke arah yang lebih positif, bukan malah kemerosotan ke arah negatif. Artinya begini setelah kita berpacaran beberapa bulan, kita ini bisa berkata : Tuhan memakai hubungan ini untuk membentuk kita. Kita menjadi orang yang lebih sabar, kita menjadi orang yang lebih murah hati, kita menjadi orang yang lebih menguasai diri, kita menjadi orang yang sukacita, kita menjadi orang yang lebih penuh kasih, kita menjadi orang yang lemah lembut, yaitu 9 aspek dalam buah Roh Kudus.

Jadi yang saya mau tekankan adalah kalau kita makin memunculkan buah Roh Kudus dalam hidup kita, gara-gara kita makin dekat dengan pasangan kita, dapat kita simpulkan ini pasangan yang cocok dengan kita, sepadan dengan kita. Namun kalau sebaliknya yang terjadi kita makin tidak murah hati, tambah sempit hati, bukannya lemah lembut makin kasar, bukannya makin bisa menguasai diri makin nggak bisa menguasai diri, bukannya makin penuh kasih, makin penuh iri hati. Nah ini saya kira pertanda pasangan ini tidak sepadan dengan kita atau kita memang tidak sepadan dengan dia.

Efesus 5:1, "Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai korban persembahan dan korban yang harum bagi Allah."

Jadi yang ditekankan di sini adalah jadi penurut-penurut Allah seperti anak-anak yang kekasih dan hidup di dalam kasih. Kalau kita sepadan dengan pasangan kita, kita akan mirip dengan Allah, dengan Tuhan Yesus sendiri kita menjadi penurut-penurut Allah. Jadi kalau kita memang sepadan makin hidup di dalam kasih bukan makin hidup dalam kebencian, kepahitan, kekecewaan.