Prinsip Ekonomi Keluarga

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T413A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu penyebab perceraian adalah masalah ekonomi. Ada beberapa prinsip pengelolaan keuangan dalam keluarga yang terambil dari Amsal 30:24-28.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu penyebab perceraian adalah masalah ekonomi. Gara-gara keuangan, kita akhirnya bersitegang dan relasi suami-istri pun terganggu. Berikut ini akan dipaparkan beberapa prinsip pengelolaan keuangan dalam keluarga. Prinsip ini terambil dari Amsal 30:24-28.

  • Ada empat binatang yang terkecil di bumi tetapi yang sangat cekatan: Kondisi ekonomi kita mungkin saja terbatas alias kecil, tetapi ini tidak berarti kita harus hidup dalam kekurangan. Yang diperlukan adalah kecekatan: cepat, tepat dan produktif.
  • Semut bangsa yang tidak kuat tetapi menyediakan makanannya di musim panas: Keluarga mesti menyimpan uang-sekecil apa pun! Ada dua alasan mengapa kita perlu menabung: (a) kebutuhan tak terduga bisa datang secara tiba-tiba dan (b) menabung melatih kita untuk berdisiplin diri. Keluarga yang menabung adalah keluarga yang memikirkan dan mempersiapkan hari depan.
  • Pelanduk bangsa yang lemah tetapi membuat rumahnya di bukit batu: Keluarga mesti mengutamakan faktor keamanan di atas faktor risiko. Jangan tergiur oleh keuntungan besar; ingatlah bahwa keputusan yang salah akan mempengaruhi kesejahteraan hidup sekeluarga. Pelanduk menjauh dari bahaya dengan membuat rumahnya di bukit batu. Kita pun harus menjauh dari bahaya kebangkrutan dengan cara bersikap hati-hati dan tidak gegabah dalam hal pengeluaran uang.
  • Belalang yang tidak mempunyai raja namun semuanya berbaris dengan teratur: Kebanyakan masalah keuangan bersumber dari gaya hidup yang tidak teratur dan tidak berdisiplin, bukan karena kekurangan penghasilan. Jadi, hiduplah dengan pengendalian diri; jangan turuti semua keinginan hati.
  • Cicak yang dapat kautangkap dengan tangan tetapi yang juga ada di istana-istana raja: Usaha selalu mendahului hasil; jadi, jangan batasi diri, kerjakanlah apa yang Tuhan hadirkan di dalam hidup kita. Cicak tidak pernah berhenti menjejakkan kakinya di dinding rumah; selama masih ada dinding, ia akan selalu menelusurinya. Bukankah peluang justru terbuka tatkala kita tengah mengerjakan sesuatu, bukan tatkala kita melamun dan berpangku tangan?
  • Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan (Amsal 28:27): Jangan sampai berhenti memberi persembahan kepada Tuhan apa pun kondisi keuangan kita. Tuhan ingin melihat iman pada diri kita; Ia ingin kita mempercayai-Nya. Memberi merupakan wujud nyata iman yakni Ia akan dan sanggup mencukupi meski sekarang tampaknya berkekurangan. Memberi juga merupakan wujud kasih dan kepedulian kepada orang lain. Inilah yang Tuhan cari dan hargai dari anak-anak-Nya.