Pengampunan dalam Hubungan Suami Istri

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T019B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Dalam hubungan suami istri kadangkala kita sukar melihat kenyataan bahwa pasangan benar-benar minta maaf. Sebab kita sudah mengenal pasangan kita begitu dekatnya. Namun dalam hal ini ada langkah atau tindakan yang perlu untuk kita lakukan.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Pertobatan berarti berbalik arah, jadi berbalik arah itu tidak bisa terjadi tanpa dilihat orang. Waktu kita berbalik arah orang akan melihat bahwa arah kita itu sudah memang berubah. Dalam kaitannya dengan urusan suami-istri yang diminta adalah pertobatan. Kalau memang dia sungguh-sungguh menyesali apa yang telah dilakukannya, jadi yang perlu ditunjukkan kalau tidak ada proses berbalik arah, pasangan kita sulit untuk percaya bahwa kita memang sungguh-sungguh telah bertobat.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kita sulit untuk berubah:

  1. Karena adanya hubungan yang buruk, tidak sehat, tidak menyenangkannya, tidak lagi memenuhi kebutuhan atau harapannya. Sehingga bagi dia berubah berarti masuk ke dalam hubungan yang tidak menyenangkan itu, jadi daripada memasuki kembali hubungan yang tidak menyenangkan itu lebih baik tetap hidup di dalam masalahnya.

  2. Tidak mau berubah karena takut, ketakutannya adalah kalau saya berubah nanti pasangan saya bisa memanfaatkan saya, menguasai saya. Sekarang karena bermasalah, saya menjadi lebih kuat.

  3. Ada unsur melindungi misalnya istri melindungi suami, sebab kecenderungan terutama bagi para wanita suami itu sudah benar-benar menjadi bagian dalam hidupnya dan wanita akan terpukul sekali kalau terjadi apa-apa dengan suaminya. Sebab biasanya memang harga diri, rasa bermakna itu ditemukan dalam diri suami atau dalam hubungannya dengan suaminya.

Dampak perlakuan suami yang terlalu sering menghakimi istri terhadap anak-anak adalah:

  1. Anak-anak hidup dalam ketegangan.Tegang dalam pengertian takut berbuat salah karena melihat ayah begitu keras dan penuh emosi berarti kami tidak boleh berbuat kesalahan yang sama. Ibu saja mendapatkan amarah dari ayah apalagi kami.

  2. Mungkin sekali anak-anak tidak hormat kepada si ayah karena melihat si ayah semena-mena terhadap si ibu.

  3. Kebalikannya anak-anak justru tidak hormat kepada ibu karena melihat ibu tidak dihormati oleh ayah.

  4. Anak-anak mulai lepas kendali dalam pengertian tidak lagi tunduk pada orangtua karena mereka pun menyadari orangtua itu banyak masalah.

Jadi sewaktu hubungan orang tua atau hubungan suami-istri itu bermasalah, tanpa disadari masalah itu memperlemah posisi mereka di hadapan anak. Anak makin berani makanya tidak jarang terjadi dalam keluarga yang bermasalah, anak-anak itu bermasalah jadi badung, berani, nakal misalnya sebab itu problem antara orang tua memperlemah hubungan mereka dengan anak atau wibawa mereka di hadapan anak.

Pengampunan yang diberikan Tuhan kepada kita adalah suatu pengampunan yang sungguh dan kalau dikaitkan dengan hubungan suami-istri pengampunan itu kita berikan lagi dan lagi dan lagi. Golden McDonald seorang pendeta dengan istrinya menulis sebuah buku "Restoring Your Broken World" merestorasi duniamu yang sudah hancur. Jadi dalam buku tersebut beliau menekankan bahwa pengampunan itu kita berikan terus-menerus, karena mengampuni secara rasional kita di hadapan Tuhan berkata: "Saya tidak mau menyimpan dendam Tuhan, saya akan mengampuni dia." Tapi setelah kita berkata demikian besok mungkin kita marah lagi sewaktu kita mengingat apa yang telah diperbuatnya. Di saat itulah kita marah, silakan marah tapi setelah marah mengampuni lagi dan ini akan terus berjalan mungkin untuk waktu yang lumayan panjang. Jadi mengampuni, marah, mengampuni lagi marah lagi, mengampuni lagi berlalu mungkin untuk berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun dalam kasus yang lebih berat.

Mazmur 103 : 14, "Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat bahwa kita ini debu." Jadi inilah Firman Tuhan untuk kita semua bahwa Tuhan itu tahu siapa kita apa adanya.