Lanjutan dari T22A
Saudara-saudara pendengar yang kami kasihi dimanapun Anda berada, Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso bersama Ibu Idajanti Raharjo dari Lembaga Bina Keluarga Kristen, telah siap menemani Anda dalam sebuah perbincangan dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling dan dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Perbincangan kali ini merupakan kelanjutan dari perbincangan pada beberapa waktu yang lalu tentang "Penderitaan Manusia". Kami percaya bahwa perbincangan ini pasti akan sangat bermanfaat bagi akan kita sekalian, dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
PG : Baik Pak Gunawan, pada dasarnya ada 8 jenis penderitaan yang saya bisa ambil atau petik dari Alkitab dan yang terakhir kita sudah bahas 4 di antaranya. Yang pertama adalah adakalanya kita enderita karena membela kebenaran Tuhan atau mentaati kehendak Tuhan.
Yang kedua adalah karena memang Tuhan mengizinkan kita menderita untuk kepentingan kita, misalnya dalam contoh rasul Paulus agar dia tidak sombong, jadi Tuhan mengizinkan dia mendapatkan duri dalam dagingnnya. Suatu bahasa ilustratif yang menunjukkan pada satu hal yaitu ia mengalami penderitaan. Yang ketiga adalah adakalanya kita menderita karena perbuatan iblis, dalam kasus rasul Paulus meskipun dia mengakui bahwa duri itu diberikan oleh Tuhan namun dia menunjuk bahwa itu adalah perbuatan si iblis, utusan iblis. Jadi adakalanya kita bisa menderita karena serangan-serangan dari iblis itu sendiri. Dan yang keempat adalah kita menderita karena perbuatan orang lain, kelalaian maupun kejahatan orang lain, misalkan kita tertabrak, dirampok dan sebagainya. Itu kira-kira empat jenis yang telah kita bahas, Pak Gunawan.PG : Yang kelima adalah kita menderita karena memang Tuhan menghukum kita, jadi atas perbuatan dosa adakalanyaTuhan menghukum kita. Kita bisa melihat contohnya di dalam Alkitab dan cukup banyakmisalkan Daud menderita, dia harus lari dari Yerusalem karena Absalom memberontak terhadapnya dan itu memang karena bagian dari penghukuman Tuhan, orang-orang Israel juga akhirnya menderita karena mereka tidak taat kepada Tuhan dan tidak ada satupun di antara mereka yang memasuki tanah Kanaan kecuali Yosua dan Kaleb.
Memang adakalanya Tuhan menghukum kita dan hukuman Tuhan atau ganjaran Tuhan itu sakit. Sebab itulah yang dikatakan Tuhan juga di kitab Ibrani dia akan mengganjar atau mendisiplin orang-orang yang dikasihiNya.PG : Betul, karena memang sewaktu Tuhan mendisiplin kita itu menyakitkan dan adakalanya itu yang terjadi.
PG : Betul, saya baru saja membaca bukunya Pdt. Charles Swindoll, The Grace Wekening. Dalam buku itu beliau menceritakan tentang kenalannya yang hidupnya luar biasa dalam daging yang tidak mengndahkan perintah Tuhan, akhirnya mendapatkan kecelakaan yang berat sekali dan dia berjanji, "Tuhan, kalau Tuhan sembuhkan saya, saya akan masuk sekolah Theologi menjadi hamba Tuhan."
Tuhan sembuhkan dia lepas dari malapetaka itu, tapi setelah dia sembuh dia lupa, hidup lagi seperti dulu dalam daging, tidak mengindahkan firman Tuhan sama sekali. Akhirnya dia kena sakit berat, dalam sakit beratnya itu akhirnya dia berkata: "Tuhan, kali ini kalau Tuhan sembuhkan saya, saya akan masuk sekolah Theologi menjadi hambaMu." Dan Tuhan lepaskan dia, akhirnya dengan tubuh yang cacat dia sekolah Theologi dan akhirnya menjadi hamba Tuhan sampai akhir hayatnya. Jadi dia menerima ganjaran yang begitu hebat tapi toh mesti dua kali diganjar benar-benar sadar.PG : Yang menakutkan adalah kalau Tuhan mendiamkan kita Bu Ida, itu berarti memang Tuhan tidak lagi menghiraukan kita karena kita tidak lagi bisa ditegur, nah itu menakutkan.
PG : Betul, dan itu misalkan bisa kita lihat dalam kasus raja Herodes, seorang raja yang begitu kejam dan begitu congkaknya akhirnya Tuhan membiarkan dia dihukum dengan begitu dasyatnya. Sehinga dikatakan bahwa tubuhnya itu akhirnya dimakan oleh seperti cacing.
Ahab Tuhan hukum dengan begitu luar biasa hebatnya, Izebel istrinya juga Tuhan hukum secara luar biasa dan bahkan dikatakan darahnya, tubuhnya itu dimakan oleh anjing. Jadi adakalanya Tuhan menghukum orang-orang yang memang sudah begitu berdosa, itu bukan lagi bentuk ganjaran atau pendisiplinan itu memenuhi penghukuman Tuhan.PG : Dalam contoh seperti Ahab orang yang begitu luar biasa kejamnya, Alkitab mencatat pada suatu kali Ahab itu bertobat, Ahab bertobat karena ditegur oleh nabi Tuhan dan dia menangis dan dia kmudian mencabik-cabik pakaiannya sebagai tanda pertobatan.
Dan Alkitab dengan tegas mencatat Tuhan mengasihani Ahab, bahkan Tuhan berkata kepada nabiNya: "Tidakkah engkau lihat Ahab yang sudah menyesali dosanya itu." Saya sendiri membaca itu berkata dalam hati kenapa Tuhan ampuni, kenapa Tuhan tidak langsung hukum dia, malah dia itu diizinkan untuk bertobat. Tapi memang namanya juga Ahab, dia bertobat sekali kembali lagi kepada kehidupannya yang berdosa. Maka pada akhirnya pada titik terakhir Tuhan tidak lagi menyelamatkan dia, dia pergi berperang, dia mencoba menyaru dengan memakai pakaian raja dari Yehuda raja Israel bagian Selatan akhirnya dia terkena panah dan mati dan tubuhnya akhirnya dibawa dan darahnya itu dimakan oleh anjing, itu menandakan Tuhan memang akhirnya mendiamkan dia, sudah begitu kejinya dia.PG : Saya ingin berkata sudah pasti, tapi saya tidak berani karena apa? Karena tetap untuk hal-hal seperti ini saya beranggapan hanya Tuhan yang mempunyai hak untuk mengetahui dan menetapkan sipa yang akan diterima Tuhan di sorga dan siapa yang tidak Tuhan terima di sorga.
PG : Betul sekali.
PG : Betul, dan Alkitab mencatat dia menjual dirinya kepada Iblis, digunakan istilah itu. Dia sudah menyerahkan hidupnya dirinya kepada Iblis, tapi toh waktu dia bertobat Tuhan terima pertobatanya.
Maka firman Tuhan berkata: Kasih setiaNya luar biasa panjangnya.PG : Kita ini menderita juga karena kita ini melawan atau sedang mengatasi pencobaan. Jadi adakalanya kita tidak mau jatuh ke dalam pencobaan, kita melawannya nah dalam perjuangan itu kita mendrita.
Jadi misalkan salah satu godaan yang besar sekali bagi seseorang adalah uang misalnya dan karena dia melawan penderitaan itu dia menderita. Nah ayatnya saya ambil dari kitabPG : Betul, saya hanya bedakan dari sumbernya atau obyeknya, kalau dalam kasus yang pertama obyeknya itu tidak senantiasa atau harus sedang menggoda kita. Kita sedang mau menyebarkan firman Tuhn misalnya mengabarkan kebenaran Tuhan tapi dalam kasus yang kedua ini memang godaan, godaan yang sangat nikmat untuk daging kita tapi kita melawan mati-matian dan kita akan menderita.
Ini sering kali dialami oleh misalkan orang-orang yang dulunya terlibat dalam narkotika atau alkohol, kecanduan. Kalau tatkala ingin melepaskan diri dari kecanduannya dia menderita luar biasa karena godaan itu begitu besar untuk dia itu minum lagi, untuk dia pakai obat-obatan lagi.PG : Bentuk yang ketujuh adalah kita menderita karena alam di mana kita tinggal sudah tercemar tidak lagi berimbang, jadi kita menderita misalkan karena bencana alam, banjir. Dan sekarang kita edang menantikan datangnya lanina yang akan membawa hujan yang begitu banyak dan derasnya dan ada orang-orang yang menderita karena alam kita ini sudah tercemar.
Dikatakan di kitabPG : Tepat sekali, siapapun akan kena. Dan kalau orang berkata kenapa orang Kristen tetap juga menjadi bagian dari penderitaan karena alam ini? Betul, karena kita hidup di dalam dunia yang samadengan semua orang.
Dan kalau kita ikut Tuhan dan terus kita mengharapkan terbebas dari bencana alam saya kira motivasi kita mengikut Tuhan pun tidak lagi bersih.PG : Ini juga sering terjadi yaitu kita menderita karena kemanusiaan kita misalnya kematian, kematian adalah bagian dari kemanusiaan kita setiap orang akan meninggal dunia. Nah adakalanya kita akit, tersiksa melihat orang yang kita kasihi itu akan meninggal dunia atau telah meninggal dunia dan kita menderita.
Nah ini bagian dari hidup pula, atau kita ini sakit misalkan kena penyakit yang berat, sakit jantung dsb itu juga bagian dari kemanusiaan kita bahwa kita akan sakit pula. Dan rasa sakit itu juga akan membawa kita ke dalam suatu penderitaan pula.PG : Ada Ibu Ida saya akan bacakan dari
PG : Yang lainnya adalah yang disinggung oleh bu Ida pada kesempatan yang lalu yaitu di
PG : Nomor satu adalah kita tidak tergesa-gesa mencari tahu siapa yang bersalah, siapa yang bertanggung jawab dalam penderitaan kita. Kita mempunyai ekstrim atau tiga sikap ekstrim, pertama adaah menyalahkan Tuhan, kedua menyalahkan orang lain dan yang ketiga menyalahkan diri sendiri.
Nah adakalanya kita harus tempatkan secara proporsional dengan tepat, jangan sampai yang memang salah kita, kita katakan salah orang lain atau salah Tuhan begitu. Jangan sampai juga orang lainlah yang berbuat, orang lain yang bertanggung jawab kita katakan kitalah yang bertanggung jawab, Tuhanlah yang memberikannya kepada kita jadi kita mesti jelas hal itu. Dalam pembahasan kita tentang delapan jenis ini yang saya kaitkan langsung dengan Tuhan adalah misalkan waktu kita menderita karena kita membela kebenaran Tuhan, yang berikutnya adalah tatkala Tuhan sedang mengganjar kita itu langsung tangan Tuhan yang berkaitan yang berhubungan dengan kita. Tapi yang lain-lainnya sebetulnya adalah bukan tangan Tuhan secara langsung yang berhubungan dengan kita. Jadi jangan terlalu cepat kita ini mengaitkan dengan Tuhan bahwa seolah-olah Tuhanlah yang bersalah. Kita juga tidak bisa terlalu cepat menyalahkan orang lain atau ada orang yang sedikit-sedikit salah sendiri, semua salah saya itu juga tidak benar. Jadi langkah pertama jangan tergesa-gesa menyalahkan siapa-siapa, kita melihat dulu apa yang sedang kita derita maksud saya jenis apa, dan setelah kita tahu jenisnya baru kita bisa menyikapinya. Misalkan karena adanya gempa bumi rumah kita runtuh, nah dalam hal seperti ini saya kira kita tidak usah menyalahkan siapapun, tidak menyalahkan Tuhan, tidak menyalahkan orang lain, tidak menyalahkan diri sendiri. Menyalahkan siapa, apakah alam semesta ya tidak juga karena kita sudah tahu bahwa alam ini memang tidak lagi berimbang, tidak lagi berada pada titik keseimbangan karena hadirnya dosa dalam alam semesta ini, jadi itu akan menjadi bagian dari hidup kita. Misalkan kematian anak kita, istri kita, suami kita, orang tua kita akhirnya sakit kemudian meninggal. Nah sakit juga adalah bagian dari kemanusiaan kita dan kalau itu terjadi itu adalah bagian dari kemanusiaan kita yang kita juga harus terima.PG : Yang nomor tiga adalah misalkan kita tahu ini bukan hal yang berkaitan dengan hukuman Tuhan jelas kita mendapatkan atau mencari Tuhan untuk mendapatkan penghiburan dariNya. Jadi kita berdo agar Dia memberikan kita kekuatan yang sepadan dengan beban penderitaan yang sedang kita tanggung, itu yang mungkin bisa kita minta dariNya hanya itu saja.
PG : Betul sekali, itu usulan yang baik sekali Pak Gunawan. Jadi dalam penderitaan sebaiknya kita bisa membagi duka atau beban kita ini dengan teman atau saudara kita, itu sangat menolong. Sayakira kita yang sehat kadang kala lupa bahwa orang sakit paling senang dikunjungi.
Salah satu hal yang paling menyiksa orang yang sakit di rumah sakit adalah kesendiriannya atau kesepiannya.PG : Betul, betul sekali.
PG : Dan sangat manusiawi juga saya harus akui kita ini sering kali menyalahkan Tuhan, karena dalam diri kita tersirat suatu asumsi bahwa nomor satu kalau saya hidup baik seyogyanyalah saya menrima imbalan yang baik pula.
Kalau saya sudah hidup menyenangkan hati Tuhan, tidak macam-macam tapi kenapa saya harus menderita seperti ini. Jadi kita tidak bisa tidak dipengaruhi oleh konsep ini. Dan yang kedua adalah konsep yang kita bawa sejak kecil, kalau kita sakit orang tualah yang repot untuk mengurus kita, mengurangi penderitaan kita dan melindungi kita dari penderitaan yang lebih lanjut, kita bawa konsep ini juga dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kita berkata: "Tuhan, saya sakit ini, saya menderita kok Engkau tidak datang mengunjungi dan mengurangi penderitaan saya. Dan kalau ini akan terjadi dan Engkau mampu untuk mengelakkannya kenapa tidak?" Jadi saya tidak ingin kedengaran tidak sensitif sebab saya menyadari bahwa dalam penderitaan acapkali pengetahuan kita akan yang benar bisa tiba-tiba lenyap sebab apa, sebab penderitaan itu merobek hati manusia yang terdalam.PG : Dan dari situ kita bisa simpulkan bahwa memang Allah tidaklah begitu anti dengan penderitaan. Sebab bahkan diriNya sendiri sewaktu menjelma menjadi manusia harus melalui proses penderitaanyang begitu hebat untuk mati.
PG : Betul, itu yang dikatakan di kitab Ibrani, Dia juga menderita karena dicobai oleh karena itulah Dia bisa mengerti penderitaan kita.
PG : Betul sekali, satu hal yang kita mesti harus ingat adalah sewaktu kita menderita, Tuhan pun menangis kalaupun Dia diam bukan karena Dia bersenang-senang, Dia diam karena ada satu hal yang ia lakukan yang tidak kita mengerti sekarang.
Tapi yang sudah pasti adalah Allah pun menangis tatkala kita menderita.GS : Jadi sekalipun penderitaan ini akan terus berlanjut di dalam kehidupan kita, kita bersyukur bahwa kita mengenal Allah yang begitu mengerti dan mengasihi kita masing-masing. Jadi saya percaya bahwa Tuhan sendirilah yang akan memberikan kekuatan dan ketabahan kepada kita pada masa-masa yang semakin sulit ini Pak Paul. Dan demikianlah tadi para pendengar kami telah persembahkan ke hadapan Anda sebuah perbincangan tentang penderitaan manusia. Bersama Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Dan kalau Anda berminat untuk melanjutkan acara tegus sapa ini kami persilakan anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 58 Malang. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan banyak terima kasih untuk tanggapan dan surat-surat yang sudah ditujukan kepada kami. Namun kami tetap menantikan saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sekalian, sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.
Orang yang menderita adalah orang yang mengalami suatu peristiwa yang sangat menyakitkan yang tidak diharapkannya atau tidak diduganya. Dan memang itulah salah satu ciri atau karakteristik dari penderitaan yaitu penderitaan datang menimpa kita di saat kita tidak siap. Jadi kalau orang bertanya bagaimanakah mempersiapkan diri untuk menderita, saya kira jawabannya adalah kita tidak bisa benar-benar mempersiapkan diri, sebab kalau kita pikir memang kita tidak akan pernah siap untuk menderita. Sigmund Freud menelorkan suatu teorinya yang berkata bahwa manusia itu bergerak menjauhkan diri dari penderitaan atau rasa sakit dan mendekati atau mendekatkan diri pada yang nikmat, maka prinsipnya itu disebut prinsip kenikmatan. Jadi memang pada dasarnya kita makhluk yang tidak suka dengan penderitaan.
Ada 8 jenis penderitaan yang dipaparkan oleh Firman Tuhan yaitu:
Penderitaan yang muncul akibat pembelaan Firman Tuhan. Jadi adakalanya kita menderita karena kita membela kebenaran Tuhan atau atau mentaati kehendak Tuhan.
Tuhan mengizinkan kita menderita untuk kepentingan kita sendiri, contohnya Paulus dalam
2Korintus 12:7-9 di mana Tuhan mengizinkan dia mendapatkan duri dalam dagingnya. Ada beberapa tahapan yang biasa terjadi sewaktu kita mengalami musibah:Kita marah sekali, tidak terima kenapa kita harus mengalami ini.
Kita tawar-menawar dengan Tuhan.
Menyadari bahwa penderitaan itu tidak bisa kita elakkan dan tidak bisa lagi kita tawar-menawar jadi harus kita hadapi.
Depresi, kita akhirnya dirundung oleh kesedihan yang luar biasa, tiba-tiba hidup kita ini tidak lagi ada artinya.
Penerimaan, tahap ini adalah tahap di mana kita akhirnya berhasil mengatakan ya saya menerima.
Kita menderita karena gangguan/perbuatan iblis, contoh Ayub orang yang memang luar biasa diganggu oleh iblis.
Kita menderita karena perbuatan orang lain, kelalaian maupun kejahatan orang lain. Misalnya kita tertabrak, kita dirampok dsb.
Menderita karena hukuman Tuhan atas perbuatan dosa. Contoh Tuhan menghukum raja herodes, seorang raja yang kejam.
Kita menderita karena kita dalam perjuangan melawan atau sedang mengatasi pencobaan.
Kita menderita karena alam di mana kita tinggal sudah tercemar tidak lagi berimbang. Misalnya karena bencana alam, banjir.
Roma 8:19-22 , seluruh alam semesta ini sedang mengerang dalam kesakitan dan menantikan hari penggenapan kedatangan Tuhan.Kita menderita karena kemanusiaan kita misalnya kematian. Kematian adalah bagian dari kemanusiaan kita.
Tuhan mengatakan kita akan berdukacita, berdukacita sebetulnya adalah kita kehilangan orang yang berharga, yang penting, yang dekat dengan kita. Tapi berdukacita bisa juga karena kita kehilangan sesuatu yang kita senangi, yang kita hormati, kita mau jadikan itu sebagai hidup kita. Tuhan tekankan ada penderitaan yang mengakibatkan kita berdukacita. Dukacita itu bagian dari kehidupan.
Memang akan ada penderitaan, memang akan ada dukacita tapi Tuhan berkata akan dihiburkan.
Roma 8:28 , bahwa Tuhan akan bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi yang terpanggil atau dipanggil dan yang mengasihi Tuhan. Artinya adalah meskipun penderitaan itu tidak semuanya langsung dikaitkan dengan Tuhan, tapi seburuk apapun yang kita alami tetap Tuhan akan bisa pakai itu untuk mendatangkan kebaikan.I Petrus 1 atau Yakobus menuliskan waktu kita mengalami penderitaan yang nomor satu akan terjadi adalah iman kita dimurnikan.
Yang perlu kita lakukan untuk menyikapi penderitaan yang menimpa kita sbb:
Tidak tergesa-gesa mencari tahu siapa yang bersalah, siapa yang bertanggung jawab dalam penderitaan kita. Kita lihat dulu apa yang sedang kita derita, jenis apa setelah itu baru kita bisa menyikapinya.
Kita mempunyai 3 sikap ekstrim :- Menyalahkan Tuhan.
- Menyalahkan orang lain.
- Menyalahkan diri sendiri
Kita lihat dulu apa yang sedang kita derita, jenis apa setelah itu baru kita bisa menyikapinya. Misalnya adanya gempa bumi rumah kita runtuh, dalam keadaan seperti ini kita tidak usah menyalahkan siapapun, tidak menyalahkan Tuhan, tidak menyalahkan orang lain, tidak menyalahkan diri sendiri.
Kalau kita tahu ini bukan hal yang berkaitan dengan hukuman Tuhan jelas kita mencari Tuhan untuk mendapatkan penghiburan dariNya. Jadi kita berdoa agar Dia memberikan kekuatan yang sepadan dengan beban penderitaan yang sedang kita tanggung.