Mengapa Remaja Susah Pede

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T175B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Salah satu krisis yang sering kali menerpa remaja adalah krisis kepercayaan diri. Ada beberapa nasehat untuk bertindak dalam mengurangi krisis kepercayaan diri yaitu : senantiasa bertanya, meminta pendapat teman yang lebih berhikmat, dsb.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu krisis yang sering kali menerpa remaja adalah krisis kepercayaan diri. Remaja yang tadinya baik-baik saja tiba-tiba mengalami masalah kejiwaan dan perilaku yang bersumber dari hilangnya kepercayaan diri. Berikut ini akan diuraikan beberapa keterangan yang dapat membantu remaja memahami dan melewati krisis ini.

  • Sesungguhnya krisis kepercayaan diri merupakan fenomena yang alamiah dan sesuai perkembangan usia. Artinya, krisis ini sendiri bukanlah suatu problem yang permanen dan akan merusak pembentukan jati diri remaja. Jika krisis ini terus berlanjut sampai masa dewasa, barulah kita dapat memandangnya sebagai problem yang menuntut penyelesaian klinis.
  • Krisis kepercayaan diri sebetulnya lahir dari proses pembentukan jati diri remaja di mana pada saat ini, remaja mendasarkan penilaian dirinya atas penilaian kolektif-data yang diperoleh dari teman. Jadi, sangatlah masuk akal jika pada masa ini remaja tidak mempercayai penilaiannya sendiri dan malah bergantung pada pendapat teman-temannya. Sekali lagi, ini bukanlah sesuatu yang buruk; sebaliknya, ini adalah bagian dari proses yang alamiah dan sesuai dengan perkembangan remaja.
  • Remaja yang langsung mempercayai penilaiannya sendiri tanpa perlu berkonsultasi dengan teman, kemungkinan adalah remaja yang memiliki kepercayaan diri yang solid sejak kecil atau ia terisolasi dari lingkungan.
  • Setelah melewati fase remaja, pada usia mendekati 20 tahun, seyogianya remaja makin tidak terlalu bergantung pada penilaian teman. Ia mulai mempercayai penilaian dirinya dan membuat keputusan berdasarkan pemikiran pribadi.

Kepada remaja saya ingin memberikan beberapa nasihat dalam bertindak:

  • Senantiasa bertanyalah, "Apakah yang Tuhan kehendaki dalam hal ini?" Jika tindakan ini melawan kehendak Tuhan, jangan lakukan, kendati semua teman melakukannya. Sebaliknya, jika tindakan ini sesuai dengan kehendak Tuhan, lakukanlah mesti teman tidak menyetujuinya. Misalnya, semua teman menghendaki kita membalas memukuli seseorang. Jangan lakukan! Sebaliknya, beritahukan mereka bahwa seharusnyalah kita mengampuni perbuatannya. "Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15) Dengan kata lain, prinsip yang digunakan di sini adalah, takutlah akan Tuhan dan jangan menomorsatukan teman di atas Tuhan.
  • Pertimbangkanlah dampak tindakan kita pada orang lain. Jangan hanya melihat dampak sesaat atau menganggap bahwa pastilah orang dapat menerima atau memaafkan kita. Terapkan prinsip, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." (Matius 7:12)
  • Dalam pengambilan keputusan, carilah pendapat teman yang berhikmat dan sedapatnya terimalah masukan dari pelbagai sudut, bukan hanya yang seturut dengan keinginan kita. Gunakan prinsip,"Jikalau tidak ada pimpinan jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada." (Amsal 11:14)
  • Belajarlah dari orang yang lebih tua, termasuk orangtua, karena pengalaman hidup mereka adalah guru yang baik. Firman Tuhan mengajarkan, "Dengarkanlah hai anak-anak, didikan seorang ayah dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian." (Amsal 4:1) Pada akhirnya percaya diri dibentuk dari kekayaan hikmat yang telah kita serap dan yakini kebenarannya, baik dari Firman Tuhan maupun dari orang berhikmat lainnya.