Menebus Kesalahan Masa Lalu

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T425A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Hidup tidak sempurna dan kita jauh dari sempurna. Kadang kita melakukan kesalahan yang berdampak buruk pada hidup orang yang kasihi. Penyesalan datang namun sebagaimana kita ketahui, penyesalan selalu datang terlambat. Apakah yang harus kita perbuat bila di masa lalu kita telah melakukan kesalahan?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Hidup tidak sempurna dan kita jauh dari sempurna. Kadang kita melakukan kesalahan yang berdampak buruk pada hidup orang yang kasihi. Penyesalan datang namun sebagaimana kita ketahui, penyesalan selalu datang terlambat. Apakah yang harus kita perbuat bila di masa lalu kita telah melakukan kesalahan?

  • Langkah pertama adalah mengakui dosa itu kepada Tuhan. Di dalam doa, katakanlah dengan terbuka perbuatan dosa yang telah diperbuat. Akuilah apa adanya dan jangan membuat dalih apalagi menutupinya. Tuhan tahu semua namun Ia ingin mendengar semua dari mulut dan hati kita. Terimalah penggenapan janji Tuhan di dalam diri kita. Percayalah melalui iman bahwa Ia telah mengampuni dosa dan kesalahan kita sebagaimana Firman Tuhan di 1 Yohanes 1:9 meneguhkan, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."
  • Setelah mengakui semua di hadapan Tuhan, jangan lupa untuk bersyukur atas pengampunan dan penebusan Kristus di kayu salib. Berterima kasihlah setiap hari dan setiap kali mengingat kemurahan Tuhan yang telah mengampuni dosa kita. Pengucapan syukur penting untuk terus berlanjut sebab di hari-hari mendatang Iblis akan berusaha menjatuhkan kita kembali dengan cara membisikkan keraguan di dalam hati. Ia akan berupaya meyakinkan kita bahwa dosa kita terlalu besar dan bahwa Tuhan tidak bisa mengampuni dosa sebesar ini.

Kita tidak perlu lagi meminta-minta pengampunan Tuhan sebab kita sudah menerimanya tatkala kita mengakui dosa kita. Firman Tuhan berkata, "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi, besar kesetiaan-Mu" (Ratapan 3:22-23).

  • Langkah kedua adalah meminta pengampunan dari orang yang telah kita lukai. Akuilah perbuatan kita apa adanya, jangan menutupinya atau membenar-benarkannya. Katakanlah betapa besar penyesalan kita atas perbuatan yang kita lakukan kepadanya. Utarakanlah niat kita untuk membayar kerugian yang ditimbulkan akibat perbuatan kita itu. Setelah bertobat, Zakheus berjanji kepada Tuhan Yesus untuk menebus kesalahannya, "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat" (Lukas 19:8).
    Penyesalan harus diwujudkan dalam tindakan nyata sebab tanpa perbuatan nyata, kita hanyalah terus memeras orang yang telah kita lukai: Pertama, kita menyakiti hatinya; kedua, kita memintanya untuk mengampuni. Singkat kata, pertobatan tidak hanya terdiri dari penyesalan tetapi juga dari tindak nyata membayar kerugian yang ditimbulkan. Dukacita yang menghasilkan kematian adalah dukacita tanpa pertobatan. Kita hanya menyesali namun tidak berbuat apa-apa untuk memerbaiki kerusakan yang telah kita sendiri ciptakan. Sebaliknya, dukacita yang membawa keselamatan adalah dukacita yang disertai pertobatan. Kita tidak lagi mengulang kesalahan yang sama dan membayar harga kerugian yang ditimbulkan.
    Firman Tuhan menegaskan, "Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian" (2 Korintus 7:10).
  • Apabila kita adalah orang yang dilukai, kita harus memberi pengampunan ketika ia meminta pengampunan dan menunjukkan pertobatan. Firman Tuhan di 2 Korintus 2:6 menasihati, "Bagi orang yang demikian sudahlah cukup teguran dari sebagian besar dari kamu sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat."