Kekerasan Dan Tuntutan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T240B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Ada anak yang harus hidup dengan kekerasan hari lepas hari, baik itu kekerasan akibat konflik orang tua ataupun kekerasan yang dialami anak dari orang tua. Bila kekerasan dalam rumah tidak diimbangi dengan kasih sayang, anak berpotensi untuk bertumbuh besar dengan masalah kepribadian antisosial. Di sini akan dipaparkan pola asuh seperti ini pada perkembangan anak.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Ada anak yang harus hidup dengan kekerasan hari lepas hari, baik itu kekerasan akibat konflik orang tua ataupun kekerasan yang dialami anak dari orang tua. Bila kekerasan dalam rumah tidak diimbangi dengan kasih sayang, anak berpotensi untuk bertumbuh besar dengan masalah kepribadian antisosial. Berikut akan dipaparkan pola asuh ini pada perkembangan anak.

Kekerasan yang bertubi-tubi pada akhirnya membuat anak hancur atau sebaliknya, membuatnya keras seperti batu sehingga mematikan semua perasaan halus dan lembut pada akhirnya. Sebagai akibatnya, dia tidak mudah merasakan apa-apa termasuk belas kasihan, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.

Kekerasan yang diterima dari orang tua sebagai bentuk hukuman membuatnya penuh dengan kemarahan dan kebencian. Pada akhirnya kebencian ini luber keluar kepada orang di sekitarnya; reaksi pertama dan utamanya terhadap segala hal yang tidak menyenangkannya adalah kemarahan.

Kekerasan acap datang sebagai tuntutan yang tidak terpenuhi. Hal ini membuat anak tertekan dengan tuntutan sehingga ia pun akhirnya membebankan tuntutan tinggi kepada orang lain. Bila orang tidak dapat memenuhinya, maka responsnya adalah kemarahan dan kekerasan pula.

Tuntutan tinggi apabila jika disertai kekerasan akan membuatnya sarat dengan keinginan untuk memberontak - melawan otoritas yang dianggapnya menekan atau menuntutnya.

Sebaliknya minimnya kasih membuat anak sukar mengasihi orang lain. Ia tidak tahu bagaimana mengasihi orang sebab ia tidak merasakan kasih itu.

Namuin karena ia haus kasih, ia akan menuntut pasangan untuk mengasihinya tanpa syarat. Sedikit beban atau tuntutan cukup membuatnya marah.

Minimnya kasih juga membuatnya sukar mengasihi diri sebab ia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Ini akan terus menambah api kebencian, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Akhinya kekerasan maupun kurangnya kasih membuatnya mudah menyakiti orang. Ia seakan mendapat kepuasan tersendiri ketika melihat orang menderita kesakitan. Ia cepat merasa tidak senang dengan orang yang bahagia dan sering terdorong untuk menghancurkan kebahagiaan orang sebab ia sendiri tidak pernah dan mungkin tidak akan mencicipi kebahagiaan.

Firman Tuhan

"Kebencian menimbukan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segalah pelanggaran."

Amsal 10:12