Kebutuhan yang Tak Terpenuhi

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T144B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Banyak suami-istri merasa kebutuhannya tak terpenuhi, akhirnya bertengkar bahkan berselingkuh dan bercerai, karena mereka tidak tahu yang dibutuhkan oleh pasangannya itu sebetulnya apa dan bagaimana cara memelihara kehadiran pasangannya di dalam hidup ini.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Jikalau kebutuhan-kebutuhan tidak dipenuhi, yang terjadi adalah marah. Artinya kita merasa terluka, kecewa. Yang sering kali muncul setelah kebutuhan-kebutuhan itu disampaikan tapi tidak dipenuhi adalah menuntut. Suami tidak lagi meminta istri untuk memahami pikirannya, dia akan menuntut; istri tidak lagi meminta suaminya mengenali perasaan-perasaannya, dia akan menuntut suaminya itu bisa tahu perasaannya. Nah ini salah satu pertanda bahwa relasi nikah sudah mengalami masalah. Kemudian tindakan selanjutnya adalah menyerang.

Apa yang bisa dilakukan untuk merekatkan kembali relasi suami-istri ini?

  1. Memperbaiki cara komunikasinya, tetapi yang paling mendasar adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tak terpenuhi.

  2. Mengenali kebutuhan-kebutuhan yang ada dan mencoba memenuhinya.

Pengertian pernikahan
Pernikahan adalah sebuah relasi, relasi adalah suatu hubungan antara dua orang yaitu suami dan istri. Relasi juga didefinisikan kehadiran seseorang di dalam hidup kita.

Kesimpulan
"Jika tidak ada kehadiran, tidak ada relasi; jika tidak ada relasi, tidak ada pernikahan."

Bagaimana memelihara kehadiran pasangan kita di dalam diri kita:

  1. Prinsip persahabatan, yakni jika mengasihi lakukanlah. "Jika seseorang mengasihi Aku, dia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia."

  2. Prinsip pokok anggur yaitu tinggallah maka berbuahlah.(Yohanes 15:4), artinya investasikan hidup kita ini pada keluarga kita sendiri, jadikan keluarga kita itu sebagai pot di mana kita sebagai tanaman itu akan bertumbuh dan berbuah.

  3. Prinsip pembaharuan, yakni jika bersalah akuilah dan yang kedua ampunilah jika ia meminta pengampunan. ( Yohanes 1:9)