Kebutuhan dan Relasi Romantis

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T121B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Hubungan antara ayah dan anak perempuan, ibu dengan anak laki-laki merupakan perkenalan pertama si anak dengan lawan jenis, ini yang akan membekas dan mewarnai relasi anak dengan lawan jenis di kemudian hari.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Ternyata hubungan anak dengan orang tua yang berlawanan jenis menjadi dasar bagaimana nanti si anak akan berelasi dengan lawan jenis.

  1. Ada yang berkata bahwa pria menikah dengan orang yang seperti ibunya dan wanita menikah dengan orang yang seperti ayahnya.

  2. Perkenalan pertama kita dengan lawan jenis adalah dengan ayah dan ibu. Perkenalan pertama selalu berkesan lebih kuat daripada perkenalan berikutnya dan turut mewarnai sikap kita terhadap relasi selanjutnya.

  3. Jika relasi kita dengan orang tua yang berlawanan jenis, positif, ada kecenderungan kita akan memilih pasangan hidup yang seperti mereka.

  4. Jika relasi kita dengan orang tua yang berlawanan jenis, negatif, kita cenderung memilih pasangan hidup yang tidak memiliki karakter yang tidak kita sukai itu.

  5. Sungguhpun demikian, meski kita tidak menyukai karakter negatif itu, kita telah terbiasa olehnya dan kita lebih tertarik untuk memilih yang telah kita kenal baik dibanding dengan yang tidak kita kenal sama sekali. Itu sebabnya ada sebagian orang yang menikah dengan pasangan yang serupa dengan orang tuanya meski hal-hal yang tidak disukainya pada orang tuanya itu ada pada pasangannya.

  6. Relasi anak laki-laki dengan ayahnya adalah wadah terciptanya kestabilan dan kestabilan merupakan bahan pembentuk peran pengayom. Jika ini tidak terjadi, ia akan cenderung mencari istri yang tidak menjadi ancaman baginya. Dengan kata lain, ia akan menikah dengan istri yang dapat dikuasainya atau ia akan menikah dengan istri yang akan melindunginya.

  7. Relasi anak perempuan dengan ibunya merupakan landasan terbentuknya penghargaan diri yang kuat dan dari penghargaan diri akibat dikasihi ini akan terbit naluri untuk memberikan kasih. Jika ini tidak terjadi, ia akan mencari pria yang dapat mengasihinya dan membuatnya merasa berharga.

Amsal 28:19, "Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan." Tanah adalah anak-anak. Anak-anak yang menerima makanan cukup dari orang tuanya karena orang tuanya telah mengerjakan dengan baik, si anak-anak itu akan bertumbuh dengan kenyang. Tapi orang tua yang tidak mengerjakan tanahnya dengan baik atau dalam kasus ini orang tua tidak melakukan kewajibannya dengan baik dia akan membuat anak-anaknya bertumbuh kelaparan.

Jadi anak-anak yang mendapatkan kecukupan makanan emosional, makanan rohani dari orang tuanya dia akan cenderung memilih dengan lebih bijaksana. Tapi anak-anak yang kelaparan kasih sayang cenderung sembarangan memilih pasangan.