Dosa Keturunan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T453A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Tatkala kita membicarakan tentang dosa asal atau dosa turunan, ada tiga pertanyaan yang mesti kita ajukan.Pertama, “Apakah yang dimaksud dengan dosa asal atau dosa turunan?”Kedua, “Apakah pengaruh dosa pada gambar Allah yang ada pada diri manusia?”Ketiga, “Apakah dampak penebusan Kristus pada dosa asal dan gambar Allah pada manusia?”
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Tatkala kita membicarakan tentang dosa asal atau dosa turunan, ada tiga pertanyaan yang mesti kita ajukan. Pertama, "Apakah yang dimaksud dengan dosa asal atau dosa turunan?" Kedua, "Apakah pengaruh dosa pada gambar Allah yang ada pada diri manusia?" Ketiga, "Apakah dampak penebusan Kristus pada dosa asal dan gambar Allah pada manusia ?"

Pertama, mari kita perhatikan apakah yang dimaksud dengan dosa asal atau dosa keturunan. Mazmur 51:7 menjelaskan, "Sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku." Pengakuan yang keluar dari mulut Daud ini muncul sewaktu ia tengah menyesali perbuatannya, berzinah dengan Batsyeba. Seakan-akan Daud ingin mengatakan bahwa ia tidak mengerti mengapa ia sampai dapat berbuat sejauh dan seburuk itu. Itu sebab pada akhirnya Daud menyimpulkan bahwa akar dosa tertanam terlalu dalam pada dirinya, bahkan sejak dalam kandungan.

Roma 5:19 menegaskan, "Jadi sama seperti oleh ketidak taatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar." Gara-gara Adam semua berdosa, gara-gara Yesus, semua dibenarkan. Jadi, yang dimaksud dengan dosa asal atau dosa turunan adalah sebuah kodrat yang melahirkan kecenderungan tertentu dalam diri manusia—kecenderungan bukan mencari Allah dan berbuat benar melainkan meninggalkan Allah dan berbuat dosa( Roma 3:10-12).

Berikut, apakah pengaruh penebusan Kristus pada dosa asal dan gambar Allah yang ada pada diri manusia ? Kodrat dosa membuat gambar Allah pada diri manusia rusak.
Setidaknya ada empat jenis kerusakan:

  1. spiritual,
  2. moral,
  3. mental, dan
  4. fisik.
Mari kita lihat keempatnya satu per satu:

  • Secara spiritual, manusia menghindar dari atau sebaliknya, melawanTuhan.

  • Secara moral kita dapat melihat gambar yang rusak pada kekejaman manusia.

  • Secara mental, kita dapat melihat kerusakan gambar Allah pada keterbelakangan mental, masalah dalam kepribadian serta relasi.

  • Secara fisik kita melihat kerusakan gambar Allah pada sakit penyakit dan cacat tubuh yang dibawa sejak lahir.

Nah, kematian Kristus adalah untuk membayar hukuman dosa sekaligus menukar kodrat lama dengan kodrat baru, kecenderungan lama dengan kecenderungan baru. Lewat kematian Kristus, Allah mengampuni dosa yang kita perbuat dan meniadakan hukuman mati yang seharusnya kita terima. Di dalam perjalanan ketaatan kepada Tuhan, maka kodrat atau kecenderungan berdosa secara perlahan mengalami perubahan. Dari tidak berkeinginan mencari Allah, kita menjadi ingin mencari Allah. Dari tidak mau berbuat benar, kita berusaha berbuat benar. Namun semua ini berjalan melewati proses yang panjang dan berliku-liku.

Kematian Kristus memulihkan kerusakan gambar Allah pada diri manusia secara spiritual dan moral, tetapi tidak secara mental dan fisik. Itu sebab baik masalah mental maupun fisik terus berlanjut. Pemulihan secara menyeluruh baru terjadi pada saat Kristus datang kembali dan kita dibawa-Nya hidup di surga.

Kembali kepada Daud, kita dapat melihat secara nyata betapa sukarnya melenyapkan kodrat atau kecenderungan untuk berdosa. Adakalanya kita pun dibuat bingung dengan tindakan kita, mengapakah kita tetap melakukan perbuatan yang jelas-jelas salah dan sesungguhnya, tidak ingin kita lakukan. Itulah akibat dari kodrat dosa dan dosa asal yang kita bawa dari lahir.