Mengisi Waktu Bersama

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T327B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Hal terpenting dalam mengisi waktu bersama adalah (a) SIKAP YANG SEHAT dan (b) KOMUNIKASI YANG TERBUKA DENGAN PASANGAN. sebagai contoh, misalnya kita baru saja kehilangan pekerjaan. Sudah tentu kita akan kecewa dan mungkin marah. Nah, pada saat itu sebetulnya kita tengah berhadapan dengan pilihan. Kita bisa memilih untuk mengumbar kemarahan serta menyalahkan istri karena ia “kurang mendukung kita” atau kita bisa memilih untuk pulang dan mencurahkan isi hati yang galau kepada istri. Pembahasan ini menjelaskan hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam menghabiskan waktu bersama.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Berikut akan dijelaskan hal apa saja yang mesti diperhatikan dalam menghabiskan waktu bersama. Untuk memudahkan saya akan memberi ilustrasi membangun rumah. Rumah yang telah jadi tampak bersih dan indah, namun sesungguhnya di balik dinding yang bersih dan indah terdapat semen dan kayu yang kotor. Relasi tidak dibangun di atas interaksi yang teratur dan terencana. Relasi dibangun di atas relasi yang berkembang secara alamiah.

Secara alamiah dalam hidup kita mengalami kekecewaan, kemenangan, kekalahan, dan pelbagai situasi lainnya. Terpenting dalam menghadapi semua peristiwa yang mengunjungi hidup adalah (a) SIKAP YANG SEHAT dan (b) KOMUNIKASI YANG TERBUKA DENGAN PASANGAN. Coba saya jelaskan dengan sebuah contoh. Misalkan kita baru saja kehilangan pekerjaan. Sudah tentu kita akan kecewa dan mungkin marah. Nah, pada saat itu sebetulnya kita tengah berhadapan dengan pilihan. Kita bisa memilih untuk mengumbar kemarahan serta menyalahkan istri karena ia "kurang mendukung kita" atau kita bisa memilih untuk pulang dan mencurahkan isi hati yang galau kepada istri.

Sewaktu menceritakannya kita pun diperhadapkan dengan beberapa pilihan, misalnya pilihan untuk melihat andil yang membuat kita kehilangan pekerjaan atau pilihan lain adalah kita menyalahkan perusahaan. Singkat kata, lewat peristiwa kehilangan pekerjaan itu kita diberi kesempatan untuk memunculkan diri yang terbaik—yakni menyikapinya dengan sehat—dan membagi derita dengan pasangan secara terbuka. Atau, sebaliknya, kita menghadirkan diri yang terburuk—mengumbar kemarahan dan menyalahkan semua orang kecuali diri sendiri.

Makin sering kita memilih untuk menyikapi suatu peristiwa secara sehat dan makin terbuka kita untuk mengkomunikasikannya dengan pasangan, makin bertumbuh relasi pernikahan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya FAKTOR YANG MENGISI DAN MENUMBUHKAN RELASI LEWAT WAKTU BERSAMA ADALAH DIRI KITA SENDIRI. Bila kita mengisinya dengan diri yang buruk, hasilnya akan buruk. Sebaliknya, jika kita mengisinya dengan diri yang baik, maka hasilnya pun akan baik.

Kita tahu bahwa kita tidak sempurna dan tidak selalu berhasil menyikapi suatu peristiwa secara sehat. Kita pun tidak senantiasa sanggup berbagi kisah dengan pasangan secara terbuka dan sehat. Sudah tentu semua ini akan menjadi bagian dari berbagi waktu bersama dengan pasangan. Namun, MAKIN BESAR DAN BANYAK PORSI BERBAGI DIRI YANG SEHAT, MAKA MAKIN POSITIF PERKEMBANGAN RELASI ITU PULA.

Nah, berdasarkan pemahaman ini, dapat pula disimpulkan bahwa satu hal yang sedapatnya JANGAN sampai dilakukan dalam menghabiskan waktu bersama pasangan adalah BERBUAT SEKEHENDAK HATI. Jangan sampai kita berkata, "Ah, saya bebas berbuat apa saja sebab bukankah memang seharusnyalah saya menjadi diri saya apa adanya?" Memang benar bahwa kita mesti bersikap otentik dan memang benar bahwa kita tidak selalu mampu untuk menyikapi segalanya secara positif namun sedapatnya, berusahalah sekeras mungkin untuk memunculkan diri yang terbaik. Kendalikan kemarahan, ketika marah. Kendalikan frusrasi dan jangan sampai merusak hidup orang. Kendalikan kesedihan sehingga tidak terus berlarut. Jagalah hati sehingga tidak jatuh hati sembarangan. Singkat kata, JADILAH DIRI SENDIRI NAMUN BERIKANLAH DIRI YANG TERBAIK. Jangan berbuat sekehendak hati dan bersikap semena-mena. Materi yang sehat akan membuat waktu bersama sehat pula.

Firman Tuhan? "Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kamu petik daripadanya? Semuanya itu membuat kamu merasa malu sekarang karena kesudahan semuanya itu adalah kematian. Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa, dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu memperoleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya adalah hidup yang kekal" ( Roma 6:20-21)