Mengapa Sukar Beriman

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T131A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Harus disadari bahwa beriman bukanlah satu pilihan dalam hidup, beriman adalah kewajiban manusia. Oleh karena itu Tuhan menghendaki kita hidup dengan iman, namun ternyata hidup dengan iman tidaklah mudah. Dalam materi ini kita akan melihat mengapa Tuhan menuntut iman dari kita dan bagaimana kita harus beriman.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Kita tahu bahwa Tuhan menghendaki kita hidup dengan iman, Firman Tuhan berkata, "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barang siapa berpaling kepada Allah ia harus percaya bahwa Allah ada dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia." (Ibrani 11:6) Namun ternyata hidup dengan iman tidaklah mudah.

Faktor-Faktor yang Menyulitkan untuk Beriman

  1. Kita menginginkan kepastian dan beriman tidak memberikan kepastian kasatmata. Kita tidak tahu apakah Tuhan akan mengabulkan permintaan kita dan kita tidak tahu kapan Ia akan bertindak. Kita tidak tahu apakah rencana kita sesuai dengan rencana Tuhan.

  2. Hidup menyajikan dua pilihan kepada kita: Bersandar kepada Tuhan atau diri sendiri. Tatkala Tuhan tidak menjawab doa sebagaimana yang kita harapkan, kita tergoda untuk bersandar pada diri sendiri. Kita tidak suka bersandar pada orang lain atau hal-hal di luar diri kita. Kita tidak suka menggantungkan hidup kita di tangan orang lain.

Mengapa Tuhan Menuntut Iman dari Kita?

  1. Iman adalah alat komunikasi atau sarana penghubung antara manusia dan Tuhan. Tuhan dan manusia berasal dari dua substansi yang berbeda: Tuhan roh dan manusia jasmani; Tuhan tidak terbatas, manusia terbatas; Tuhan kekal manusia fana. Iman adalah bahasa penghubung antara Tuhan dan manusia.

  2. Iman merupakan bukti kepatuhan kita kepada Tuhan. Iman adalah bukti pengakuan kita akan status kita sebagai ciptaan dan Ia sebagai pencipta.

Bagaimana Beriman?
Menyadari bahwa beriman bukanlah satu pilihan dalam hidup-boleh ada, boleh tidak ada-beriman adalah kewajiban manusia. Itu sebabnya Tuhan berkata, "tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah." Kata berkenan berarti menyenangkan. Jadi, kita kembali kepada tujuan hidup, apakah kita hidup untuk menyenangkan hati Tuhan? Beriman berarti percaya bahwa Allah ada, yang berarti:

  1. Ia mengatur hidup-rencana-Nya yang sedang terjadi dan digenapi.

  2. Ia menuntut pertanggungjawaban-bagaimana kita hidup dan apa yang kita perbuat.

  3. Ia terlibat dalam hidup kita-Ia mengasihi kita; Ia berinteraksi dengan kita; Ia menyelamatkan kita dari dosa.

Beriman berarti percaya bahwa Allah memberi upah kepada orang-orang yang sungguh-sungguh mencari-Nya. Inilah iman dalam penerapan praktisnya.

  1. Semua janji tunduk pada pemenuhan kondisi yang memunculkan janji itu. Dengan kata lain, kita harus memahami janji sesuai dengan konteks yang melingkupi janji itu. Janji Tuhan tunduk pada rencana dan kehendak Tuhan-inilah konteks yang mengelilingi janji Tuhan.

  2. Tuhan menepati janji-Nya dan jika Ia tidak memberi kita upah yang kita harapkan, Ia tidak melakukannya untuk menyakiti kita. Ia menahan upah itu karena rencana-Nya yang tidak ketahui sedang berjalan di atas situasi yang kita hadapi.

  3. Kesimpulannya, minta dan percayalah, seperti seorang anak kepada orang tuanya. Jangan berhenti percaya!