Kendala Dalam Menghabiskan Waktu Bersama

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T328A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Ada pelbagai kendala yang kerap merintangi suami dan istri berbagi waktu bersama. Sudah tentu pada akhirnya semua terpulang pada berapa besarnya niat untuk membangun relasi itu sendiri. Jika memang kita tidak memunyai niat untuk memperkuat relasi nikah, maka sudah tentu kita tidak akan memprioritaskan berbagi waktu bersama. Itu sebabnya kita mesti memiliki niat terlebih dahulu sebelum menetapkan prioritas. Ada beberapa kendala dalam menghabiskan waktu bersama antara lain : kendala perbedaan, kendala kesibukan
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Ada pelbagai kendala yang kerap merintangi suami dan istri berbagi waktu bersama. Sudah tentu pada akhirnya semua terpulang pada berapa besarnya niat untuk membangun relasi itu sendiri. Jika memang kita tidak memunyai niat untuk memperkuat relasi nikah, maka sudah tentu kita tidak akan memprioritaskan berbagi waktu bersama. Itu sebabnya kita mesti memiliki niat terlebih dahulu sebelum menetapkan prioritas.

Nah, berikut akan dibahas beberapa kendala yang acap menghambat proses berbagi waktu bersama dan cara mengatasinya.

1.       Kendala Perbedaan

Pada umumnya pria dan wanita menghabiskan waktu dengan cara yang berbeda dan perbedaan inilah yang kadang menimbulkan ketegangan dalam pernikahan.

SEBAGIAN BESAR WANITA MENGINGINKAN KONTAK VERBAL DALAM MENGHABISKAN WAKTU BERSAMA. Bagi kebanyakan wanita, percakapan bertujuan tunggal yaitu melahirkan percakapan yang baru, sehingga percakapan dapat berlanjut.

Sebaliknya dengan pria. PADA UMUMNYA PRIA TIDAK BEGITU TERTARIK UNTUK MEMPERPANJANG PERCAKAPAN HANYA UNTUK KEPENTINGAN BERCAKAP-CAKAP, TANPA TUJUAN LAINNYA. Jadi, sewaktu bercakap, biasanya pria akan berusaha mengarahkan percakapannya supaya tiba pada tujuan kemudian mengakhirinya.

Perbedaan ini sudah tentu menuntut baik suami maupun istri untuk menyesuaikan diri. Kita bisa menyesuaikan diri dengan pelbagai cara. Sebagai contoh, adakalanya sebagai suami kita membiarkan percakapan untuk terus mengalir kendati sebenarnya buat kita, percakapan itu sudah mencapai tujuan. Sebaliknya, kadang istri pun mesti bersedia memotong pendek percakapan walau belum puas.

Jadi, walaupun ada perbedaan hakiki antara pria dan wanita dalam menghabiskan waktu bersama, kita dapat menjembataninya asalkan kita bersedia untuk menahan diri dan saling menyesuaikan.

2.       Kendala Kesibukan

Selain dari perbedaan mendasar, satu hal lain yang kerap menjadi kendala bagi suami dan istri dalam menghabiskan waktu bersama adalah, KESIBUKAN DAN INTERES YANG MENYITA PERHATIAN SUAMI DAN ISTRI. Mungkin istri harus memberi banyak waktu dan perhatian kepada anak-anak sedangkan suami harus memberi perhatian dan waktu untuk pekerjaannya. Mungkin baik suami dan istri memunyai tugas lain seperti pelayanan di gereja. Atau, mungkin ada yang harus merawat orangtua yang sakit. Belum lagi bila ada hobi yang tengah digeluti.

Pada akhirnya semua akan menyita waktu sehingga waktu bersama akan berkurang. Sampai titik tertentu mungkin kita tidak akan merasakan dampak negatif dari kurangnya waktu bersama namun secara perlahan sebetulnya semua ini akan mulai menggerogoti tiang relasi.

WAKTU BERSAMA YANG MAKIN BERKURANG MEMBUAT KITA MENJADI KURANG SABAR. Kita kurang sabar dengan kelemahan pasangan, baik itu menyangkut sifatnya yang kurang baik ataupun kesanggupannya yang berada di bawah kemampuan kita. Singkat kata kita menjadi kurang sabar karena KITA MAKIN TIDAK RELA MEMBERI WAKTU EKSTRA KEPADANYA.

Betul! Makin berkurang waktu bersama, makin berkurang kesabaran dan makin tidak rela kita memberinya waktu. Pada akhirnya relasi nikah menjadi seperti relasi kerjaùbicara seperlunya dan bila bicara, kita berbicara dengan bahasa instruksi, bukan kasih. Pada titik ini relasi mudah retak dan pertengkaran akan mudah tersulut. Ibarat dahan, makin hari makin mengering.