Kenapa Susah Berdoa ?

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T294B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Kita menyadari bahwa doa adalah bagian penting dalam kehidupan rohani namun tidak selalu kita setia melakukannya. Ada saja halangan untuk berdoa dan kerinduan itu tidak selalu muncul. Yang menyebabkan hal itu terjadi ialah karena kita orang berdosa, kita merupakan target serangan iblis yang senantiasa berupaya menjauhkan kita dari Tuhan, kita kurang dapat mengatur waktu dengan baik, seringkali kita kehilangan keseimbangan hidup dan kita tidak mementingkan doa dan lebih mementingkan tindakan langsung.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Kita menyadari bahwa doa adalah bagian penting dalam kehidupan rohani namun tidak selalu kita setia melakukannya. Ada saja halangan untuk berdoa dan kerinduan itu tidak selalu muncul. Berikut akan dijelaskan penyebab mengapa sulit berdoa dan beberapa saran untuk kembali berdoa.

  • Penyebab pertama mengapa sulit berdoa adalah karena kita orang berdosa. Oleh karena kita orang berdosa, secara alamiah kita tidak tertarik untuk berdoa. Bukankah tatkala kita sedang hidup dalam dosa, kita makin sukar berdoa? Singkat kata, dosa dan doa saling berlawanan. Di mana ada dosa, doa hilang. Itu sebabnya kita mesti memelihara kehidupan yang suci di hadapan Tuhan. Kesucian hidup makin mendorong kita bersekutu dengan Tuhan dan membuat kita makin ingin menikmati kehadiran-Nya.
  • Penyebab kedua mengapa kita sulit berdoa adalah karena kita merupakan target serangan Iblis yang senantiasa berupaya menjauhkan kita dari Tuhan. Tidak ada yang lebih dirindukan Iblis selain melihat kita jauh dari Tuhan dan kasih-Nya. Iblis tahu bahwa di dalam doa kita berada dalam hadirat Allah secara nyata dan inilah yang tidak diinginkannya. Itu sebabnya tatkala kita ingin berdoa, ia selalu menghadirkan kepentingan lain yang mendesak untuk dilakukan terlebih dahulu. Ia berusaha meyakinkan kita bahwa doa dapat menunggu sedangkan kepentingan lain tidak dapat menunggu.
  • Penyebab ketiga mengapa kita sulit berdoa adalah karena kita kurang dapat mengatur waktu dengan baik. Adakalanya kita sukar berdoa karena memang kita tidak bijaksana dalam mengatur waktu. Akhirnya waktu untuk berdoa tersisihkan dan tergantikan oleh hal lain yang memang harus dikerjakan. Saya mengerti bahwa hidup berisikan tuntutan dan tugas yang kadang harus dikerjakan dengan segera. Kita tidak boleh meninggalkan tanggung jawab kita atas nama doa. Dengan kata lain, doa harus menjadi aktivitas yang terjadwal. Jika kita memperlakukan doa ala kadarnya-kalau ada waktu berdoa, kalau tidak ada waktu, ya tidak usah berdoa-maka perlahan namun pasti doa akan terhilang dari kehidupan kita. Masalahnya adalah sewaktu doa hilang, akan hilang pulalah kedekatan dengan Tuhan.
  • Penyebab keempat mengapa kita sulit berdoa adalah karena sering kali kita kehilangan keseimbangan hidup: kita sudah menjadi terlalu sibuk sehingga pikiran kita terus terisi dengan tugas yang menunggu untuk dikerjakan. Adakalanya kita beranggapan, "Ah tidak apa saya tidak berdoa secara formal, bukankah saya dapat berdoa di dalam hati?" Sudah tentu kita dapat berdoa di dalam hati , namun kita juga tetap harus menyediakan waktu untuk berdoa secara khusus sebab di sinilah letak nilai kekhususannya. Bayangkan bagaimana perasaan kita bila kita berbicara dengan seseorang yang tidak menoleh dan terus berjalan? Bukankah kita akan berkata bahwa ia tidak menghormati kita atau setidaknya, ia tidak punya waktu untuk kita? Demikian pula dengan Tuhan.
  • Penyebab kelima mengapa kita sulit berdoa adalah karena kita tidak mementingkan doa dan lebih mementingkan tindakan langsung. Berdoa berarti menunggu kehendak Tuhan dan bagi orang yang kurang sabar, berdoa sama dengan membuang waktu. Kadang kita terjebak ke dalam perangkap ketidaksabaran dan langsung melakukan sesuatu tanpa mendoakannya terlebih dahulu. Satu hal yang mesti kita ingat adalah bahwa sesungguhnya kita adalah alat semata. Tuhan mengerjakan dan menggenapi rencana-Nya sedangkan kita hanyalah alat di tangan-Nya. Jadi, sudah seyogianya kita menunggu dan meminta kehendak-Nya.

Firman Tuhan: "Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan? Sesungguhnya mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan lebih dari baik daripada lemak domba-domba jantan." (1 Samuel 15:22)

Bila kita sering berdoa, kita akan sering mendengar suara Tuhan. Bila kita jarang berdoa, kita akan lebih sering mendengar suara orang dan suara diri sendiri.