Welcome November 2020

Versi printer-friendly


Pernahkah Anda memerhatikan lagu pembuka dan penutup setiap audio/rekaman TELAGA ? Setelah hampir 23 tahun mengadakan rekaman, timbul pertanyaan mengapa lagu “DI DALAM TAMAN” / “IN THE GARDEN”yang dipilih sebagai lagu pembuka dan penutup? Ternyata jawabnya adalah : gambar pertama dan terdekat dengan Telaga adalah taman, tempat kita bisa beristirahat dan dipulihkan. Mari kita cermati sejarah dari lagu tersebut yang digubah oleh Charles Austin Miles.


Charles Austin Miles adalah seorang apoteker lulusan dari Philadelphia College of Pharmacy, Amerika Serikat. Namun pada tahun 1892 ia meninggalkan kariernya dan beralih menjadi penulis lagu rohani. Hobinya adalah fotografi, sehingga ia memiliki ruang gelap untuk mencetak foto-foto dari kameranya. Sambil menunggu hasil pencetakan foto, ia sering membaca Alkitab dengan bantuan lampu khusus di ruang gelap tersebut.


Ia menuliskan salah satu pengalamannya di ruang gelap tersebut pada suatu hari di tahun 1912. Pada hari itu, ia tengah menunggu proses pencetakan foto dan ia berpaling kepada Alkitab seperti biasa. Kali itu, ia membuka Yohanes 20. Ia merasa seperti menyaksikan kejadian dalam perikop tersebut secara langsung. Ia seperti melihat dengan jelas Maria yang sedih datang ke kubur Yesus. Ia terkejut melihat kubur kosong, dan segera pergi. Tak lama, Yohanes masuk dan disusul oleh Petrus. Keduanya juga pergi setelah melihat kubur yang kosong. Maria kembali datang ke kubur. Miles melihat jelas kesedihan Maria yang menangis di luar kubur kosong. Tiba-tiba sebuah suara memanggil Maria. Maria menoleh ke arah suara, demikian juga dengan Miles. Maria kemudian berlutut dan berseru Rabuni!


Selesainya menyaksikan peristiwa tersebut, Miles kembali kepada proses pencetakan foto. Namun ia masih merasa bersemangat. Tangannya menggenggam Alkitabnya dengan erat, otot-ototnya tegang dan gemetar. Ia terus berpikir mengenai peristiwa yang terjadi dan menyimpulkan bahwa pertemuan dengan Kristus bukanlah sesuatu yang terjadi pada 2000 tahun yang lalu saja, melainkan kehidupan orang Kristen haruslah merupakan sebuah persahabatan (companionship) dengan Yesus. Ia begitu terinspirasi dan dengan segera menuliskan syair dan melodi yang kemudian menjadi himne lagu “In the Garden”/ ‘DI DALAM TAMAN’


Di dalam taman yang teduh, di antara rumpun yang hijau,
Kudengar suara yang manis merdu, suara Yesus Tuhanku

Refr.:

Tak terperi bahagia hatiku, kar’na aku pun milik-Nya,
Kasih-Nya menghiburkan hatiku, lenyaplah susah dan pedih.

(Lirik lagu “Di Dalam Taman” dikutip dari Nyanyian Suplemen, yang disusun dan diterbitkan oleh Yayasan Penerbitan “B E R K A T”, Surabaya).