Masalah Hati Wanita
Judul ini dipilih sehubungan dengan Hari Ibu
yang diperingati setiap tanggal 22 Desember
Masalah Hati Wanita
Bila bagian paling sensitif pada pria adalah egonya, maka bagian paling sensitif pada wanita adalah hatinya. Inilah bagian yang paling mudah terluka sekaligus paling cepat bereaksi. Itu sebabnya kita perlu memahami perihal hati wanita terutama dalam kaitannya dengan hidup berkeluarga. Yang perlu kita ketahui tentang hati wanita adalah:
(1) KELEMBUTANNYA. Apa pun sikap yang diperlihatkan di luar, pada dasarnya hati wanita adalah lembut. Tuhan menciptakan hati yang lembut supaya wanita dapat menunaikan tugas yang diembankan Tuhan kepadanya yaitu sebagai pendamping dan pengasuh.
• Sewaktu Allah menciptakan Hawa, Ia menetapkannya untuk menjadi "penolong yang sepadan" bagi Adam (Kejadian 2:18). Siapa pun yang berbeban untuk menolong pasti tahu bahwa syarat utama menjadi penolong adalah memunyai hati yang lembut. Tanpa hati yang lembut, kita tidak akan tergerak untuk menolong.
• Juga, Tuhan mengaruniakan hati yang lembut kepada wanita karena kebanyakan wanita akan menjadi ibu. Siapa pun yang menjadi ibu pastilah tahu bahwa tidak mungkin menjalankan tugas sebagai ibu jika tidak memiliki hati yang lembut. Bangun tengah malam, membersihkan kotoran anak, merawat anak ketika sakit, dan sederet tugas lainnya, semua menuntut adanya hati yang lembut.
Singkat kata, kelembutan hati wanita terkait erat dengan tugasnya sebagai PENOLONG dan PENGASUH. Sebagai suami kita mesti senantiasa mengingat bahwa pada dasarnya istri kita berhati lembut. Sesungguhnya ia ingin berfungsi sebagai penolong bagi suami dan pengasuh bagi anak. Hargailah hatinya yang lembut dan dukunglah dalam tugas menjadi penolong dan pengasuh. Jangan justru mempersulitnya dengan perilaku kita yang menghambat.
(2) KEHALUSANNYA. Kehalusan hati wanita membuatnya mudah bereaksi—baik itu reaksi yang positif maupun negatif. Secara positif wanita cepat bereaksi terhadap kasih sayang dan rasa dibutuhkan. Sebaliknya secara negatif wanita cepat bereaksi terhadap penolakan dan rasa tidak dihargai. Berkaitan dengan kehalusan hati wanita, ada dua hal yang mesti kita pahami.
• WANITA TIDAK SELALU MENGERTI PERASAANNYA SENDIRI DAN TIDAK SELALU MENGELUARKAN REAKSI YANG KONSISTEN. Oleh karena kuatnya dan mudahnya ia bereaksi, kadang ia harus mengalami beberapa perasaan yang berkecamuk sekaligus. Mungkin di saat ia marah kepada kita, ia pun merasa takut kehilangan kita. Di saat ia melayani kita karena cintanya kepada kita, ia merasa disingkirkan oleh kita. Singkat kata, oleh karena emosi yang bercampur, kadang ia memberikan beberapa reaksi sekaligus, yang sudah tentu akan membingungkan kita. Jadi, pahamilah hal ini dan terimalah ketidakkonsistenan ini sebagai bagian dari dirinya.
• WANITA MUDAH DIPENGARUHI BUKAN SAJA OLEH SUASANA HATI TETAPI JUGA OLEH SUASANA LINGKUNGAN. Apa yang terjadi berdampak langsung pada dirinya seakan-akan tidak ada dinding pemisah antara dirinya dan lingkungan. Sesungguhnya ada dinding pemisah antara dirinya dan lingkungan namun oleh karena hati yang halus, ia mudah terpengaruh oleh apa yang terjadi di sekelilingnya. Itu sebabnya kadang ia mudah berubah pikiran—apa yang diputuskannya kemarin, hari ini diubahnya. Kalau tidak hati-hati, ia pun mudah dipedaya oleh penampakan. Orang tinggal menampakkan wajah memelas, maka luluhlah hati wanita.
(3) APA PUN YANG DIPIKIRKAN DAN DIRASAKAN, PADA AKHIRNYA YANG DITUJU ADALAH MEMEROLEH RASA AMAN. Salah satu kebutuhan terbesar wanita adalah rasa aman dan sesungguhnya ini berasal dari hati yang halus yang membuatnya mudah cemas. Itu sebabnya salah satu kecenderungannya adalah memastikan. Setidaknya ada dua hal yang ingin dipastikannya:
• WANITA INGIN MEMASTIKAN BAHWA ORANG YANG DIKASIHINYA TERLINDUNGI DAN TERCUKUPI. Tidak heran pada umumnya ibu akan mengutamakan kebutuhan keluarganya di atas hal lainnya. Mungkin bagi kita, kadang tindakan ini terlalu menguasai atau mendominasi sehingga membuat kita kurang nyaman. Juga, mungkin kita dapat berprasangka bahwa istri kita terlalu berpusat pada keluarga sendiri dan kurang memikirkan kebutuhan orang lain. Sesungguhnya ia hanya ingin memastikan orang yang dikasihinya tercukupi dan terlindungi dulu.
• WANITA INGIN MEMASTIKAN BAHWA ORANG YANG DIKASIHINYA TERUS BERSAMANYA. Hati yang halus, sekali tertambat akan terus tertambat. Tidak heran pada umumnya wanita sukar melepaskan orang yang dikasihinya kendati kadang itu perlu dilakukan.
Kesimpulan :
Hati wanita adalah hati yang mencari hati yang dikasihinya. Berbeda dari laki-laki yang puas dengan penjelasan, wanita tidak puas dengan penjelasan sebab yang ingin diketahuinya adalah hati suaminya—apakah ia masih mengasihinya dan apakah ia masih penting di dalam hidup suaminya. Namun pada akhirnya terpenting adalah, kebanyakan hati wanita takut akan Tuhan. Firman Tuhan meneguhkan, "Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan Tuhan dipuji-puji." (Amsal 31:30)
Ringkasan T 446B
Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
Simak judul-judul lainnya di www.telaga.org
PERTANYAAN :
Saya memiliki ibu yang sudah menjadi janda, janda yang masih muda walaupun sudah tidak terlalu muda lagi. Dulu keluarga saya sangat damai, rasa bahagia yang terus dirasakan sampai saya berumur 7 atau 8 tahun. Ayah saya sudah meninggal 2 tahun yang lalu dan sebelumnya mereka berpisah walaupun tidak bercerai. Penyebab mereka berpisah karena ayah saya dulu pernah selingkuh dan setelah ayah saya sudah berubah, ibu saya malah menjadi seorang penyuka sesama jenis. Akhirnya ayah saya selingkuh lagi dan keduanya pun memutuskan untuk berpisah. Setelah beberapa tahun mereka berpisah, saya melihat sudah mulai ada perubahan pada ibu saya, dia sudah mulai bergaul dengan ibu-ibu yang taat dalam pelayanan, akhirnya ibu saya pun sudah menjadi lebih baik. Tapi setelah teman-teman pelayanan ibu saya harus bekerja di luar kota, otomatis mereka sudah jarang ketemu, ibu saya mulai berkurang lagi ketaatannya. Lalu seiring berjalannya waktu, ibu saya bergaul dengan teman-teman yang lebih muda dan (maaf) mereka kurang baik, bahkan ada juga yang lesbian. Saya mulai khawatir lagi dengan keadaan ibu yang sekarang. Ketika melihat Hp ibu saya, saya juga sebenarnya tidak mau melihat privasi orang, tapi karena perasaan saya dipenuhi dengan rasa curiga akhirnya saya membuka Hp ibu saya dan ada ‘chat’ yang kurang enak untuk dibaca dan seperti yang saya curigai, ibu saya lesbian lagi. Jujur saat ini saya sangat kecewa dengan kehidupan saya, saya seringkali bertanya dalam hati, kok bisa hidup saya begini? Dari masih kecil sampai sekarang sudah berusia 21 tahun, saya merasa jauh dengan ibu saya, walaupun kadangkala ada waktu-waktu dimana kita ngobrol bersama-sama, tapi setelah itu lama baru bisa ngobrol lagi. Kalaupun mau bicara cuma hal-hal yang penting seperti apabila kebutuhan sehari-hari yang sudah habis dalam rumah dan lain-lain. Padahal bisa dikatakan kalau dibandingkan dengan teman-teman saya, saya yang paling baik di antara mereka, karena pergaulan mereka yang bisa dikatakan melewati batas. Saya ingin menegur ibu saya, apalagi akhir-akhir ini ibu saya sering tidak pulang ke rumah, padahal dulu ibu saya yang mengajarkan kepada kami kalau kami tidak boleh menginap di rumah orang walaupun sejelek-jeleknya rumah kami. Sekarang ibu yang melanggar sendiri, tapi seringkali saya berpikir lagi karena dalam hati bertanya-tanya apakah bisa seorang anak menegur ibunya?
Salam: EK
JAWABAN :
Hallo EK yang dikasihi Tuhan,
Terima kasih sudah mengirimkan surat konsultasi kepada kami. Kamu saat ini tampak mengkhawatirkan ibumu yang mulai berperilaku seperti ada ketertarikan kepada sesama jenis, sesama wanita. Dan tampaknya itu kamu amati sejak ibumu mengalami kekecewaan kepada ayahmu karena ia berselingkuh. Ada beberapa ketertarikan sesama jenis, yaitu :
(1) Seseorang yang sejak awal memiliki kecenderungan tertarik kepada sesama jenis, sejak remaja biasanya.
(2) Seseorang yang berperilaku tertarik kepada sesama jenis karena dipengaruhi pergaulan, mendapat kasih dan perhatian dari sesama wanita di tengah kekecewaannya kepada laki-laki dalam hidupnya. Dan ini terkadang sifatnya situasional.
Saya amati ibumu sangat dipengaruhi dengan siapa ia bergaul, sehingga lebih masuk pada kategori kedua. Dan tampaknya perilaku itu merupakan bentuk pelarian dari rasa sakit hati kepada laki-laki dan kebutuhan akan kasih yang besar.
Dari pernyataanmu, tampaknya selain mengkhawatirkan perilaku ibumu yang mulai menyimpang. Dalam hati terdalammu ada kerinduan besar sebagai seorang anak untuk dekat dengan ibumu, bisa ngobrol-ngobrol, dikasihi dan diperhatikan. Namun kamu tidak memerolehnya dari ibumu, karena tampaknya ia lebih sibuk dengan "dunianya" dan teman-temannya. Kamu sedang merasa diabaikan. Padahal kamu sudah berusaha menjadi anak yang baik dan tidak membuat masalah bagi ibumu. Selain itu, tampaknya kamu juga merasa kecewa melihat perilaku ibumu yang tidak memberi teladan bagimu. Nasihat-nasihat yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang ia lakukan. Apakah ada yang bisa kamu lakukan sebagai seorang anak? Kamu sepertinya sangat ingin menegur ibumu, namun kamu merasa apakah itu pantas, seorang anak menegur ibunya? Saya yakin pasti ada yang kamu bisa lakukan sebagai anak yang sudah lebih dewasa, usia 21 tahun.
- Doakanlah ibumu. Saya yakin kuasa doa sangat luar biasa jika kita sungguh-sungguh mendoakan dan menantikan Tuhan bekerja, membuat hati ibumu sadar akan ketersesatan hidupnya.
- Ungkapkan perasaan dan kebutuhanmu dengan jujur. Saya kira tidaklah salah jika kamu sebagai anak mengungkapkan kerinduanmu untuk bisa punya waktu ngobrol-ngobrol dengan ibumu dan meminta waktu serta perhatiannya. Mungkin kamu bisa berkata, "Ma…rasanya sudah lama kita tidak pergi jalan-jalan, apa mama ada waktu kapan ayo kita pergi" atau kamu bisa menceritakan keadaanmu, artinya yang memulai terbuka kepada ibumu. Juga mulai tanyakan keadaan mamamu, agar kamu juga bisa mendukung dan mendoakan dia. Yang saya sarankan adalah ambillah waktu untuk ngobrol dari hati ke hati, pendekatan yang positif untuk bisa memahami keadaan mamamu dan mengapa ia bisa bergabung dengan teman-temannya sekarang.
Apabila kamu sudah melakukan kedua hal di atas dan hubunganmu lebih dekat dengan mamamu, maka saat kamu sekali waktu mau berkata jujur atau bertanya tentang hubungannya dengan teman-temannya, atau menyatakan kekhawatiranmu dengan pergaulannya, mungkin akan lebih mudah diterima, karena kamu sudah membangun hubungan yang lebih dekat dengan ibumu.
Jika pertanyaan tentang apakah kamu boleh menegur? Saya kira di kitab Amsal memberikan beberapa petunjuk seperti :
Amsal 25:12, "Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar". Amsal 28:23, "Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi daripada orang yang menjilat". Amsal 27:5, "Teguran yang nyata lebih baik daripada kasih yang tersembunyi".
Saya kira firman Tuhan tidak mengatakan bahwa kita tidak boleh menegur, walaupun status kita adalah anak. Yang penting adalah bagaimana caranya, kita harus tetap bersikap hormat dan memakai cara yang positif serta kata-kata yang baik serta yang penting motivasi hati yang benar yaitu karena kasih.
Demikian sedikit masukan dan respons saya atas suratmu, kiranya dapat menolong dan memberi beberapa ide untuk dilakukan.
Saya salut kepada dirimu sebagai anak yang mengasihi dan peduli kepada ibumu. Walaupun ia sedang salah jalan saat ini, tapi saya percaya kasih dan doa seorang anak yang sungguh mengasihi orangtuanya dan mengasihi Tuhan, akan sangat besar kuasanya. Kiranya Tuhan juga menguatkanmu serta memberi hikmat dalam bertindak. Walaupun orangtuamu tidak memerhatikanmu, tapi Bapamu di surga melihatmu dan memerhatikanmu.
Tuhan Yesus memberkati, salam dari :
Shelfie T.
Hadiah Istimewa
Lukas 1:26-38; 2:1-20; Matius 1:18-25
Ev. Sri Wahyuni, M.Th. Konseling
Di tengah kondisi pandemi, Bina Iman Anak Telaga Kehidupan bersyukur dapat merayakan Natal bersama pada hari Sabtu, 18 Desember 2021. Ini adalah Natal yang pertama bagi keluarga Bina Iman Anak Telaga Kehidupan. Ada enam keluarga yang berhimpun, yaitu: keluarga Yoppi & Rini (Surabaya), keluarga Isai & Emilia (Malang), keluarga Wilson & Linda (Malang), keluarga Heru & Sharly (Sidoarjo), keluarga Siska dan Timotius (Sidoarjo), keluarga Victor & Anita (Sidoarjo). Sedangkan guru yang melayani adalah: Ms. Nathania dan Ms. Metta (Tangerang), Ms. Giovani (Surabaya), dan Ms. Lie Bing (Sidoarjo).
Tampak anak-anak dan papa mama bersukacita menyanyikan pujian-pujian Natal yang dipimpin oleh Ms. Nathania. Natal kali ini mengangkat tema: Hadiah Istimewa, yang disampaikan oleh Ms. Lie Bing. Cerita dibuka dengan pertanyaan: "Apa yang paling istimewa dan kamu sayang? Anak-anak menjawab, "papa dan mama." Pertanyaan yang sama untuk papa dan mama: "Apa yang paling istimewa dan papa mama sayang? Papa dan mama langsung memeluk anak-anak mereka. Nah, tahukah kamu apa yang paling istimewa dan disayang oleh Tuhan? Ya benar, kita, manusia berdosa.
Seperti yang dicatat dalam Alkitab bahwa Adam dan Hawa yang jatuh dalam dosa karena mereka melanggar perintah Tuhan. Sehingga, Tuhan menghukum mereka berdua dan juga ular. Namun Tuhan baik, Tuhan tidak hanya menghukum mereka, tetapi Tuhan berjanji menyelamatkan mereka melalui Tuhan Yesus Kristus (keturunan dari Hawa).
Janji Tuhan itu tergenapi melalui seorang perawan bernama Maria yang bertunangan dengan Yusuf, seorang tukang kayu. Yusuf adalah keturunan dari Daud. Suatu kali, malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Maria dan berkata: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus" (Luk. 1:30-31). Tentu Maria merasa takut. Pada masa itu, seorang perempuan yang belum menikah, namun sudah mengandung, maka akan mendapat hukuman yaitu dilempari dengan batu. Namun, Maria memilih untuk taat melakukan tugas yang diberikan Tuhan.
Mengetahui bahwa Maria mengandung, Yusuf hendak menceraikan Maria secara diam-diam. Namun, malaikat Tuhan datang dalam mimpi dan berkata: "Janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus" (Mat. 1:20). Yusuf pun memilih taat pada perintah Tuhan, maka Yusuf mengambil Maria menjadi isterinya.
Pada waktu itu, Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah untuk mendaftarkan semua orang diseluruh dunia. Lalu Yusuf dan Maria pun harus pergi melakukan perjalanan yang jauh, dari kota Nazaret menuju Betlehem. Saat itu tibalah bagi Maria untuk bersalin, namun mereka tidak mendapatkan tempat di penginapan dan hanya ada sebuah kandang untuk mereka bermalam. Maria melahirkan bayi Yesus di kandang tersebut. Bayi Yesus lahir, dibungkus kain lampin dan terbaring dalam palungan (tempat makanan hewan). Wah, sebuah tempat yang kotor, bau dan sesungguhnya tidak layak bagi Yesus. Namun karena kasih-NYA, Tuhan Yesus rela turun dari surga datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia berdosa.
Berita kelahiran Yesus pertama kali didengar oleh para gembala yang disampaikan oleh malaikat Tuhan yang menampakkan diri kepada mereka dan berkata: "Jangan takut, sebab aku memberitakan kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan" (Luk. 2:10-12). Lalu tampaklah sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya" (Luk. 2:13-14). Setelah mendengar kabar baik itu, para gembala cepat-cepat pergi ke Betlehem. Mereka melihat bayi Yesus terbaring di dalam palungan, seperti yang telah dikatakan oleh malaikat Tuhan kepada mereka.
Setelah mereka berjumpa dengan bayi Yesus, mereka pun memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Para gembala bersukacita dan memuji dan memuliakan Allah. Nah, adik-adik Natal bukan berbicara tentang pohon natal yang indah, bukan tentang Santa Claus, bukan tentang baju baru dan kado-kado Natal. Natal adalah tentang Tuhan Yesus yang lahir ke dunia bagi kita, suatu hadiah yang paling istimewa. Demikianlah kabar sukacita tentang kelahiran Tuhan Yesus.
Di akhir cerita anak-anak ditantang: maukah kamu percaya dan mengundang Tuhan Yesus untuk tinggal dalam hatimu? Maukah kamu untuk menceritakan Tuhan Yesus, Sang Juru Selamat itu? Pada kesempatan ini para orangtua diminta mendoakan anak-anak mereka untuk menerima Tuhan Yesus masuk dan tinggal dalam hati mereka.
Selain perayaan Natal, selama masa adven, anak-anak bersama orangtua dengan semangat mengikuti proyek Natal, yaitu mempersembahkan pujian, puisi, baca ayat Firman Tuhan, serta paduan suara anak & guru yang telah diunggah di akun Instagram Bina Iman Anak @tunas.kehidupan. Kiranya puji-pujian ini berkenan di hati Tuhan dan menjadi berkat.
Selamat Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, Imanuel !!
(Belajar Dari Keteladanan Yusuf)
Oleh: Pdt. Kukuh Priyono, M.Th. Konseling
PENDAHULUAN
Menikah bukanlah perkara yang mudah. Persoalan demi persoalan dapat datang silih berganti, yang dapat menjadi penghambat pertumbuhan sebuah relasi pernikahan. Bahkan tidak jarang sebuah pernikahan harus berhenti di tengah jalan oleh karena masing-masing pribadi tidak memersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi tantangan demi tantangan dalam sebuah pernikahan. Oleh karena itu seseorang yang akan menikah perlu untuk memersiapkan diri sedemikian rupa, terutama seorang laki-laki yang akan menjadi suami dan juga ayah.
Indonesia disebut sebagai negara yang menempati urutan ketiga di dunia sebagai negara tanpa kehadiran ayah dalam diri anak (fatherless). Hal ini berarti bahwa seorang anak bertumbuh tanpa merasakan kehadiran ayah dalam kehidupannya. Persoalan-persoalan dapat muncul dalam kehidupan anak dan hal tersebut dapat membahayakan tumbuh kembangnya. Terdapat tanggungjawab yang besar selain hanya sekadar memeroleh status menikah.
Peristiwa seputar kelahiran Tuhan Yesus Kristus memberikan keteladanan tentang seorang pribadi yang secara tidak langsung memersiapkan dirinya sedemikian rupa, sebelum dia menikah dan menjadi seorang suami. Pribadi tersebut bernama Yusuf. Tidak banyak informasi yang dapat kita peroleh tentang pribadi ini. Tetapi dari apa yang dituliskan dalam Injil cukup memberikan informasi seperti apakah pribadi ini. Beberapa persiapan yang dapat diambil dari kisah Yusuf sebelum dia menjadi seorang suami dapat dijelaskan di bawah ini :
1. Persiapan Rohani
Matius mencatat bahwa Yusuf adalah seorang yang tulus hati (Mat. 1:19). Kata ini diterjemahkan dari kata diakios dalam Bahasa Yunani yang berarti benar. Terjemahan King James Version (KJV) menggunakan kata ‘just’ yang berarti benar. Senada dengan KJV, New English Translation (NET) menggunakan kata ‘righteous’ yang juga dapat diartikan benar. Hal ini memberitahukan secara tidak langsung bahwa Yusuf adalah seorang yang mengerti tentang hukum Taurat, terutama berkaitan dengan pernikahan dan semua yang terkait di dalamnya. Sehingga pada saat dia mengetahui bahwa Maria tunangannya hamil, maka dia berencana untuk menceraikan Maria demi menyelamatkan Maria dari hukuman berdasarkan tradisi yang ada.
Kerohanian Yusuf juga ditunjukkan pada saat malaikat Tuhan menjumpainya dalam mimpi yaitu saat Yusuf memertimbangkan untuk menceraikan Maria. Setelah dia mendengarkan semua penjelasan dari malaikat Tuhan, Yusuf melakukan seperti yang diperintahkan kepadanya melalui mimpi oleh malaikat Tuhan tersebut. Yusuf taat dengan pernyataan ilahi dan perintah yang diberikan kepadanya. Ketaatan Yusuf ditunjukkan saat dia diperintahkan Tuhan ke Mesir (Mat. 2:13), kemudian diperintahkan kembali pulang setelah peristiwa pembunuhan anak-anak di Betlehem (Mat. 2:16), serta saat dia membawa Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkannya kepada Tuhan sesuai dengan hukum Musa (Luk. 2:22-23).
Sebagai calon suami, maka persiapan rohani seperti ini menjadi bagian yang sangat penting. Hal tersebut dapat dimulai dengan memelajari kebenaran firman Tuhan dan kerelaan untuk melakukan perintah Tuhan yang terkandung di dalamnya. Persiapan secara rohani ini akan menolong seorang calon suami menjadi bijak dalam setiap keputusan yang akan diambil di kemudian hari, sesuai dengan tuntunan Tuhan sendiri melalui firman-Nya.
2. Persiapan Karakter
Selain kehidupan kerohanian yang baik yang dimiliki Yusuf, dia juga memiliki karakter yang unggul, sehingga Tuhan berkenan memakai dia sebagai bagian dari karya keselamatan bagi seluruh manusia. Selain Yusuf adalah seorang yang tulus hati, dia adalah seorang pekerja keras. Masyarakat di daerah Nazaret mengenal Yusuf sebagai seorang tukang kayu (Mat. 13:55; Luk. 4:22). Tentu saja Yusuf bukanlah seorang tukang kayu biasa, mengingat bagaimana Matius dan Lukas mencatat respons dari orang-orang sekitar saat mengetahui Yesus adalah anak Yusuf sang tukang kayu. Seorang tukang kayu bukanlah seorang yang sembarangan. Dia akan secara detail mengerjakan karyanya, sehingga orang akan menghargai hasil karya buatannya dengan baik. Sekalipun Injil tidak mencatat dengan detail bagaimanakah kehidupan Yusuf, tetapi dari respons penduduk sekitar seolah-olah memberitahukan bahwa Yusuf adalah seorang pekerja keras dan juga seorang yang bertanggungjawab.
Tanggung jawab Yusuf dapat diketahui dari catatan Matius yang menyebutkan tentang seluruh anggota keluarga Yusuf (Mat. 13:55-56). Hal ini berarti Yusuf mampu menjaga keutuhan rumah tangganya. Sudah pasti keunggulan karakter ini tidak begitu saja muncul, namun sesuatu yang sudah dipupuk sejak masa muda, bahkan mungkin dari masa kecilnya. Sebagai seorang calon suami yang sedang memersiapkan diri untuk menikah, maka persiapan karakter juga menjadi bagian yang sangat penting. Hal ini akan menentukan bagaimanakah nantinya dia menghidupi pernikahannya sebagai suami yang diperkenan Tuhan.
PENUTUP
Pernikahan bukanlah permainan. Pernikahan harus dipersiapkan dengan sedemikian rupa, terutama pribadi-pribadi yang akan menjalaninya. Tentu saja ada persiapan-persiapan lain sebagai calon suami selain dua hal tersebut di atas. Namun demikian, dua persiapan di atas menjadi persiapan yang sangat penting bagi calon suami, sehingga nantinya dia bisa berperan dengan baik, bahkan hadir dalam kehidupan anak dan keluarganya. Nilai-nilai kerohanian dan karakter yang nantinya bukan saja berguna bagi dirinya secara pribadi, namun juga dapat diturunkan kepada keturunan-keturunan yang akan dipercayakan Tuhan kepadanya. Tuhan memberkati.
Pdt. Kukuh Priyono, M.Th. in Konseling
Salah seorang konselor dari PKTK Sidoarjo
Tahun 2021 telah kita lewati dengan berbagai pengalaman yang Tuhan izinkan untuk kita hadapi bersama-NYA. Ibadah dan perayaan Natal sudah kita ikuti dan pesan Natal tahun 2021 serta Firman Tuhan yang kita baca dan renungkan setiap hari biarlah menjadi pedoman yang mengingatkan kita memasuki tahun 2022 dimana Covid-19 masih belum tahu kapan akan berakhir.
- Bersyukur sepanjang tahun 2021 telah diadakan 2x rekaman bersama Ev.Sindunata Kurniawan, M.K., M.Phil. dan 7x rekaman bersama Pdt.Dr. Paul Gunadi sebagai narasumber.
- Bersyukur untuk kerjasama dengan Yayasan Lembaga SABDA di Solo selama ini yang menolong Telaga dalam banyak hal yang perlu masuk di situs Telaga.
- Bersyukur untuk para donatur Telaga, baik dari kota Malang maupun luar Malang yang telah memberikan sumbangannya sepanjang tahun 2021, termasuk untuk renovasi teras bulan November 2021 yang lalu, juga dari Kel. Budisetia melalui Ibu Eliani sejumlah Rp 2.000.000,-, NN di Surabaya -- Rp 2.000.000,-, Bp. Daniel Soegiarto B. -- Rp 500.000,-, Pengurus Shepherd of Your Soul (SYS) melalui Bp. Handaja Harijanto sejumlah Rp 28.768.000,- dan Benedict Fradiani Eka Yudiarti sejumlah Rp 200.000,-.
- Doakan untuk rencana pemasangan penangkal petir dari rumah di Jl. Cimanuk 56 (sekretariat Telaga/LBKK) dimana peralatan sudah disiapkan, tinggal pelaksanaannya.
- Doakan untuk seluruh tim Telaga Kehidupan agar bisa sehati sepikir untuk melayani Tuhan, keluarga Bina Iman Anak Tunas Kehidupan diberi hikmat untuk mendidik anak-anak didalam Tuhan serta para konselor diberi hikmat untuk menolong jiwa-jiwa yang dilayani.
- Doakan untuk pengiriman bahan rekaman terbaru ke beberapa radio yang sudah berulang kali memintanya dalam tahun 2021.
- Kita tetap mendoakan untuk kesehatan Bp. Heman Elia di Malang yang menjalani kemoterapi untuk kanker paru-paru setiap hari dan sebulan sekali untuk kanker tulang melalui infus di RSSA, Malang.
- Doakan untuk Pdt. Dr. Paul Gunadi yang rencananya akan menjalani operasi prostat (yang sempat diundur sejak bulan Oktober 2021 yang lalu) pada tanggal 7 Januari 2022 yang akan datang.
- Pemerintah telah mengingatkan seluruh warga masyarakat dalam masa liburan akhir tahun agar tetap menjaga protokol kesehatan sehubungan dengan meningkatnya virus Covid-19 Omicron di beberapa negara.
- Doakan untuk masyarakat yang selama masa pandemi Covid-19 ini bergumul dalam usaha/bisnis, kesehatan, keluarga dan lain-lain.
- Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari donatur tetap di Malang dalam bulan Desember 2021, yaitu dari :
- 015 untuk 3 bulan: Rp 2.250.000,-
- 1362 kali dibaca