Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi di mana pun Anda berada, Anda kembali bersama kami dalam acara TELAGA (TEgur Sapa GembaLA KeluarGA).Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) bekerjasama dengan radio kesayangan Anda ini. Saya, Yosie, akan berbincang-bincang dengan Ibu Pdt. Dr. Vivian Soesilo. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling keluarga. Dan perbincangan kami kali ini tentang "Pengampunan dalam Pernikahan" bagian kedua. Kami percaya acara ini bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Y : Bu Vivian, kita sudah membahas di bagian pertama tentang apa konsep pengampunan dalam pernikahan; lalu yang kedua bagaimana dengan mengampuni, apakah sama dengan melupakan. Ibu juga sudah menjelaskannya. Juga tentang rekonsiliasi dan manfaat-manfaat pengampunan yang ternyata sangat luar biasa. Silakan Bu, di bagian yang kedua ini hal-hal penting apa yang bisa dibagikan kepada kami.
VS : Selain itu kita melihat, Tuhan Allah telah menunjukkan pengampunan kepada kita. Jadi Tuhan Allah sendiri mengajarkan pengampunan itu apa. Kalau kita melihat Tuhan Allah itu sudah mengampuni semua kesalahan kita dan juga tidak mengingat kesalahan kita. Bayangkan kalau kita hidup diingat satu per satu oleh Tuhan maka kesalahan kita terlalu banyak. Jadi kita belajar dari Tuhan Allah itu yang dapat melupakan kesalahan kita. Kita, manusia tidak bisa melupakan kesalahan orang lain tapi Tuhan bisa. Jadi disini dikatakan di Yesaya 43:25, "Namun Aku Allah yang menghapus dosamu, Aku mengampuni engkau karena begitulah sifat-Ku; Aku tidak mengingat-ingat dosamu." Jadi bersyukur.Demikian juga di Yeremia 31:24, "Tak perlu lagi seorang pun dari mereka mengajar sesamanya untuk mengenal TUHAN. Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Kesalahan-kesalahan mereka akan Kulupakan, dosa-dosa mereka akan Kuampuni. Aku, TUHAN, telah berbicara." Tuhan Allah sendiri menunjukkan bahwa Dia mengampuni dan mau melupakan dosa-dosa kita; Dia bisa berlaku seperti itu. Seringkali orang juga sulit mengampuni. Kalau orang berbuat jahat bagaimana? Tidak bisa mengampuni….
Y : Enak ya, begitu ?
VS : Itu ‘kan sangat menyakitkan. Itu sangat merugikan saya, keluarga saya, hari depan saya. Kita juga belajar dari firman Tuhan. Disini, di Kejadian 50:17-20 ini adalah kisah tentang Yusuf. Yusuf diperlakukan begitu jahat oleh saudara-saudaranya yang cemburu, yang tidak senang dengan dia. Jadi dikatakan, pada waktu Yusuf berada dan bisa menjabat tempat begitu tinggi tentu bisa dia membalas dendam kepada saudara-saudaranya yang membuat dia sakit hati. Yusuf dijual, dimasukkan ke dalam sumur, dijual lalu akhirnya dimasukkan penjara oleh istri Potifar. Dia bisa berbuat jahat tapi dia tidak mau. Dan bahkan dia bisa mengatakan, sewaktu saudara-saudaranya datang untuk membeli makanan, mereka tidak mengenal Yusuf. Tapi disini Yusuf berkata kepada mereka "Jangan takut! Sebab saya tidak bisa bertindak sebagai Allah.Kalian telah bermufakat untuk berbuat jahat kepada saya. Tetapi Allah mengubah kejahatan itu menjadi kebaikan supaya banyak orang sekarang dapat diselamatkan. "Jadi tidak membalas kejahatan malah menyelamatkan. Kita juga bisa melihat, kalau kita mengampuni orang lain Bapa yang di surga juga akan mengampuni kita. Dikatakan disini Markus 11:25, "Dan kalau kalian berdoa, tetapi hatimu tidak senang terhadap seseorang, ampunilah orang itu dahulu, supaya Bapamu di surga juga mengampuni dosa-dosamu." Jadi kalau kita berdoa, seringkali kalau tidak bisa mengampuni orang maka Bapa tidak mau mengampuni.
Y : Tidak menerima doa kita juga.
VS : Lalu di Efesus 4:32, "Sebaliknya, hendaklah kalian baik hati dan berbelaskasihan seorang terhadap yang lain, dan saling mengampuni sama seperti Allah pun mengampuni kalian melalui Kristus." Kristus yang sudah mati bagi kita semuanya di atas kayu salib.Kita bisa mengampuni karena Kristus sudah mengampuni. Disinilah cara kita mengampuni. Demikian juga kalau kita tidak mau mengampuni orang lain, Bapa di surga tidak mau mengampuni kita maka kita bisa melihat di Matius 18:35, "Begitu juga Bapa-Ku di surga akan memperlakukan kalian masing-masing, kalau kalian tidak mengampuni saudaramu dengan ikhlas." Ini adalah cerita tentang bagaimana ada orang yang tidak mau mengampuni. Seorang raja yang sudah mengampuni seseorang, namun orang yang telah diampuni raja tidak dapat mengampuni orang lain. Akhirnya raja tidak jadi mengampuni. Tadinya mau diampuni orang ini namun akhirnya dimasukkan penjara. Demikian juga kita. Jadi apa yang kita perbuat itu, Allah akan membalaskannya kepada kita. Jadi kita ini mengikuti; mau dapat berkat atau tidak maka itu bisa diberikan kalau kita mau mengampuni. Dikatakan juga bahwa sebagai manusia baru kita harus terus belajar mengampuni. Kita semua yang sudah percaya pada Tuhan maka manusia lama sudah disalibkan bersama Kristus, termasuk hal-hal yang suka dendam, maka ini juga disalibkan. Sebagai manusia baru harus mengampuni seperti 2 Korintus 5:17-19 "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami." Dengan kata lain, kalau mau menjadi anak Tuhan maka yang lama dibuang kita menjadi manusia baru, ciptaan baru. Dan ciptaan baru seperti apa? Semua ini dikatakan dikerjakan oleh Allah bukan kita sendiri, tetapi anugerah yang membuat kita menjadi ciptaan baru. Melalui Kristus, Allah membuat kita berbalik kembali dengan Dia. Lalu menugaskan kita supaya orang lain dimungkinkan dengan berbuat baik. Jadi, Allah baik dengan kita maka kita memiliki tugas agar orang lain bisa baik juga dengan Tuhan. Ini adalah misi, sudah diampuni maka kita harus mengampuni. Membawa orang lain kepada Allah. Kami memberitakan bahwa dengan tanda Kristus, Allah membuat manusia berbaik kembali dengan diri-Nya. Allah melakukan itu tanpa menuntut kesalahan-kesalahan yang dilakukan manusia kepada diri-Nya. Kami sudah ditugaskan Allah untuk memberitakan kabar ini. Jadi bagi kita yang sudah diampuni, memulai misi mau membawa orang juga berdamai dengan Allah dan berdamai dengan sesama kita. Dan disini kalau begitu, berapa kali kita harus mengampuni?
Y : Tiga kali.
VS : Jangankan tiga kali, satu kali saja tidak bisa. Ini ternyata dikatakan di Matius 18:21-22 "Kemudian Petrus datang kepada Yesus dan bertanya, ‘Tuhan, kalau saudara saya berdosa terhadap saya, sampai berapa kali saya harus mengampuni dia? Sampai tujuh kalikah?’ Yesus menjawab, ‘Tidak, bukan sampai tujuh kali, tetapi tujuh puluh kali tujuh kali!’ "
Y: Banyak sekali.
VS : Jadi berkali-kali, terus-menerus mengampuni. Ini tidak gampang kalau bukan dengan anugerah Tuhan. Nah, kalau begitu, dikatakan, berapa kalikah dalam sehari? Dikatakan di Lukas 17:3-4, "Sebab itu, waspadalah! Kalau saudaramu berdosa, tegurlah dia. Kalau ia menyesal, ampunilah dia. Kalau ia berdosa kepadamu tujuh kali sehari dan setiap kali dating kepadamu dan berkata, 'Saya minta maaf,' ampunilah dia."
Y : Wow !!Luar biasa ya, Bu.
VS : Dalam sehari saja kadang-kadang sekali saja orang tidak bisa, orang ada yang seminggu sekali saja tidak bisa. Setahun sekali saja sudah diingat-ingat. Sehari tujuh kali pun harus diampuni, kalau orangnya mau menyesal. Jadi Firman Tuhan mengajarkan pada kita ini betapa pentingnya mengampuni, supaya kita diampuni oleh Tuhan.
Y : Ya, ya.
VS : Mempunyai misi mau berdamai, kalau bisa begitu.
Y : Wah luar biasa ajaran Alkitab tentang pengampunan, sungguh-sungguh jelas, tidak abu-abu, bagaimana kita anak Tuhan. Jelas harus mengampuni sebagaimana Tuhan mengampuni kita. Tapi bagaimana Bu, kalau faktanya seringkali sebagai anak Tuhan kita mau mengambil keputusan untuk mengampuni tetapi masih ada perasaan-perasaan yang tidak mengampuni. Sebetulnya kita sudah mengampuni atau belum, ya Bu ?
VS : Ini ternyata pengampunan itu ada 2 macam. Satu itu keputusan mengampuni, yang kedua adalah pengampunan secara emosi. Jadi keputusan bisa dikatakan, ini orang menyakiti. Saya mau mengampuni dia apa pun yang terjadi, saya mau mengampuni. Tetapi perasaannya kadang-kadang masih ada rasa marah, kadang-kadang masih ada rasa kecewa, kadang-kadang masih ada rasa sedih. Itulah manusia memang seperti itu.
Y : Wajar ya, Bu ?
VS : Masih wajar, perasaan itu masih ada, tidak bisa langsung pergi. Kadang-kadang datang, Tapi ini perasaan secara emosi berarti emosi kita yang negatif tadi sudah diubah menjadi positif yang penting. Yang tadinya hanya negatif saja, benci, balas dendam dan sebagainya, sekarang dengan pengampunan diubah dengan yang positif. Jadi perasaan itu berubah, tadi penuh dengan kebencian, balas dendam, sekarang diubah menjadi kasih. Disini jadi yang negatif diubah menjadi positif. Kasih itu bukan secara kasih yang erotis, hubungan suami istri, tapi kasih itu adalah kasih yang sesungguhnya, yang diajarkan oleh Rasul Paulus. Kasih yang bagaimana ? Kasih yang sabar, kasih yang murah hati, yang terdapat di I Korintus 13:4-8b. Jadi itu dikatakan sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya pada segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu, kasih tidak berkesudahan. Dengan adanya pengampunan, kebencian diubah menjadi kasih; hanya bisa karena anugerah Tuhan.
Y : Hanya karena anugerah Tuhan ya, Bu, bukan kesanggupan kita sendiri.
VS : Betul. Untuk itu maka dikatakan pengampunan secara emosi bisa berubah, tapi kadang-kadang tidak bisa langsung. Itu ‘kan kita mau mengampuni tapi perasaan itu kadang-kadang masih ada, muncul, bukan terus-menerus tapi kadang-kadang muncul. Itulah namanya kita ada pengampunan keputusan melalui perasaan secara emosi, itu yang membutuhkan waktu. Maka kadang-kadang masih ada perasaan tidak mengampuni, itu masih ada. Itu wajar. Jadi perasaan tidak mengampuni itu apa? Perasaan tidak mengampuni itu adalah sesuatu yang terjadi setelah orang yang merasa disakiti, baik oleh pihak suami atau istri, melihat kesalahan yang terjadi lalu timbul berbagai perasaan tidak ‘mampu’. Perasaan itu apa saja? Ya bisa macam-macam, bisa perasaan sakit hati, ada rasa kadang-kadang masih ada rasa ingin balas dendam, kadang-kadang masih juga ada perasaan seperti, "Saya ini tidak ada kasih." Itu sesuatu yang datang, karena itu tadi kalau kita melihat kadang-kadang perlu ada sertifikat. Saya sudah mengampuni, Tuhan bagi saya sungguh-sungguh mengampuni. Perasaan itu bukanlah kita memikir-mikirkan tapi kadang-kadang datang. Jadi kita datang kepada Tuhan "Tuhan, ampunilah saya. Saya sekarang sudah mengampuni." Bukan didominasi oleh benci, dendam terus-menerus tapi bisa kadang-kadang masih menyelinap dalam kita. Itu bedanya.
Y : Baik, baik saya mengerti, Bu. Jadi sebetulnya kalau kita sudah mengambil keputusan mengampuni maka sudah mengampuni meskipun secara emosi masih terdapat luka-luka tadi, tapi bagaimana kita kembali ke kasih karunia Tuhan, ajaran firman Tuhan dan tetap mengingatkan diri kita dengan sertifikat kalau kita sudah lepaskan pengampunan. Dan mungkin dengan berjalannya waktu emosi yang terluka akan dipulihkan; setelah kita mengambil keputusan tentunya.
VS : Dan tadi juga harus ada langkah-langkahnya. Telah disebutkan langkah-langkah tersebut di bagian pertama tentang bagaimana kasih dan lain sebagainya. Ada langkah yang lain. Yang lainnya ini adalah kalau bisa disingkat menjadi REACH, R-E-A-C-H. REACH ini adalah yang dikatakan oleh Dr. Everett L. Worthington, Jr. dia mengatakan tentang REACH ini menjadi langkah-langkah pengampunan. Dan ini berdasarkan hubungannya dengan Tuhan. Jadi kita melihat bagaimana Allah memerlakukan kita lalu kita memerlakukan orang lain. Jadi REACH disini, suami-istri bisa belajar dengan dua bagian. Yang satu bagian: bagaimana Tuhan memerlakukan kita. Bagian yang lain: bagaimana kita mau mengampuni suami atau istri kita. Jadi kita belajar dari Tuhan lalu kita memerlakukan orang lain. REACH ini adalah singkatan dari: R – Recall yaitu mengingat kembali, E – Empathize yaitu berempati, A – Accept yaitu penerimaan, C - Commit yaitu penyerahan, H – Hold yaitu memertahankan. Kita melihat bagian yang bagaimana kita ini diampuni oleh Tuhan, itu bagian pertama. Jadi kalau di dalam hal kolom R (recall) kita mengingat kembali bagaimana Allah Bapa memerlakukan kita dengan kasih dan setia, bagaimana Allah Bapa mau menerima kita ini meskipun kita berdosa atau masih dalam dosa namun Allah sudah mengasihi kita dan mengampuni dosa kita. Meskipun kita pada waktu itu belum berubah, Allah sudah mengasihi kita lebih dahulu. Itu yang dimaksud Recall, yaitu mengasihi dan mengampuni kita. Tapi di bagian yang kedua dari Recall, tentang bagaimana kita terhadap orang lain. Jadi kita punya Recall untuk memikirkan kembali: apa yang perlu diingat? Kita harus mengingat kembali hal-hal yang menyakitkan diri kita. Dan kita mengingatnya secara terbuka dari berbagai sudut termasuk dari sudut pandang pasangan kita; orang yang menyakiti kita dan diri kita sendiri. Seringkali orang yang disakiti hanya melihat….
Y : Dari sudut pandangnya sendiri. Iya, betul.
VS : Iya. Jadi kita diminta untuk melihat dari berbagai sudut, dari dirinya sendiri dan juga sudut pandangnya orang lain.
Y : Karena mungkin bagi pasangan kita sendiri, kita ini menjengkelkan ya Bu? Tapi kita tidak bisa sadar begitu.
VS : Iya. Itu adalah bagian R (Recall). Kalau bagian E yaitu empathize atau berempati, di bagian awal kita mencoba untuk melihat diri kita dari sudut pandang Allah Bapa; bagaimana Allah Bapa di surga dengan kasih-Nya melihat kita dan memerlakukan diri kita meskipun kita seringkali menyakiti hati Tuhan. Tapi Tuhan mengasihi kita dan menyelamatkan kita. Maka sewaktu kita disakiti orang lain, kita perlu berdoa sehingga kita tahu harus berbuat apa. Jadi berempati; Tuhan itu bagaimana menerima kita. Termasuk sewaktu berempati bagaimana kasih Tuhan itu mau mengampuni meskipun seringkali kita menyakiti. Kalau begitu kita melihat empathize dari sudut manusianya yaitu dengan pasangan kita. Setelah melihat apa yang Tuhan Allah lakukan, maka kita perlu berempati terhadap orang yang sudah menyakiti kita. Kita mencoba untuk mengerti apa yang terjadi dalam dirinya, apa yang menyebabkan dirinya menyakiti kita. Kita harus berusaha mengubah hati kita yang tidak mau mengampuni menjadi hati yang berempati, yang berbelas kasihan, hati yang mengasihi orang yang menyakiti kita, kita juga harus belajar mengikuti sikap yang positif. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi musuh kita maka kita belajar untuk mengasihi pasangan kita seperti mengasihi diri kita sendiri. Jadi begitu jika berempati. Kadang-kadang kita tidak mengerti, "Mengapa dia berbuat seperti itu?" Kalau kita tahu ternyata dia mungkin mengalami stres di pekerjaan atau masa lalunya. Sekarang kalau melihat yang langkah ketiga yaitu Accept – penerimaan dari sudut pandang Allah Bapa, bagaimana Dia menerima kita. Kita harus mau menerima bahwa Tuhan Yesus Kristus sudah mati dan menggantikan kita dengan penuh kasih, mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib dan tanpa pamrih mengampuni segala dosa kita. Setelah kematian Tuhan Yesus dan kebangkitan Kristus dan kenaikan Yesus Kristus ke surga lalu Allah Bapa mengirim Roh Kudus untuk menolong kita. Jadi melihat bahwa Tuhan Allah menerima kita, menyelamatkan dan juga mau mengirim Tuhan Yesus dan Roh Kudus. Kalau Allah Bapa sudah menerima kita, kita juga belajar menerima pasangan. Bagaimana? Kita sudah menerima anugerah keselamatan dan pengampunan dari Allah Bapa di surga maka kita pun harus belajar untuk mengampuni orang lain dengan anugerah pengampunan dari Allah. Dan memanjatkan doa berkat bagi orang yang telah menyakiti kita. Lalu kalau langkah keempat yaitu Commit atau penyerahan, ini yang dari Allah Bapa kepada kita. Kita menyerahkan diri kepada Tuhan karena Allah yang kita sembah adalah Allah Mahakuasa dan Mahatahu, dan Allah telah menyerahkan Putra-Nya yang tunggal untuk kita. Kita tahu Tuhan memerhatikan kita dan tidak meninggalkan kita sendiri dan kita dibimbing Roh Kudus. Jadi mari coba menyerahkan diri kepada Tuhan.
Y : Jika kita sudah menyerahkan diri kepada Tuhan, bagaimana kita menyerahkan kepada orang lain secara emosi. Penyerahannya adalah kita memutuskan untuk menyerahkan diri kita pada pengampunan sehingga kita dapat mengampuni orang dengan sungguh-sungguh. Setelah itu kita perlu mencatat dan menulis ringkasan pengalaman pengampunan kita. Kalau di kemudian hari kita mengalami hal yang sama maka kita harus mengingatkan diri kita sendiri bahwa kita pernah mengampuni. Kalau dulu pernah mengampuni sekarang juga seharusnya bisa mengampuni lagi.
Y : Ada kekuatan yang terus ditambahkan.
VS : Nah, sekarang langkah yang terakhir yaitu Hold dari REACH tadi atau bertahan; bagaimana Allah Bapa bertahan dari kita. Jadi kadang-kadang ketika hati kita berkecamuk, perasaan naik turun dan kita sulit mengampuni orang lain maka kita harus memegang janji Tuhan, janji Kristus. Meskipun perasaan kita berubah-ubah, salah satunya perasaan tidak mengampuni, dan tidak teratur ternyata Tuhan Allah tetap mengampuni. Itu adalah Tuhan yang mengajarkan kepada kita dengan bagaimana sekali mengampuni maka terus mengampuni. Dengan demikian kiranya Tuhan menolong kita untuk tetap bertahan dan mengampuni orang lain. Jadi kita tetap bertahan dan mengampuni orang lain……
Y : Tuhan saja mau mengampuni !
VS : Sekarang di bagian kelima yaitu Hold dari sudut pandang kita dengan pasangan; pengampunan secara emosinya. Kalau perasaan kita naik-turun, berubah-ubah, kita tidak dapat mengampuni lagi atau apabila ragu-ragu apakah kita dapat mengampuni orang yang menyakiti kita atau tidak, kita perlu memegang pernyataan bahwa kita sudah mengampuni. Orang yang sudah mengampuni orang lain dapat mengalami ketidakpastian ini. Tetapi kalau kita sudah mengambil keputusan untuk mengampuni maka kita tetap mengampuni meskipun perasaan kita berubah. Kita harus mau menerima ketika perasaan kita kadang-kadang mengalami naik-turun, seperti diri kita sendiri. Maka tadi dikatakan perlu ada sertifikat. Nah, itu adalah 5 bagian REACH pandangan bagaimana Allah mengampuni diri kita lalu kita belajar dari sana untuk mengampuni orang lain dengan anugerah Tuhan.
Y : Luar biasa. Begitu dalam ajaran Alkitab tentang pengampunan dan yang pasti bagaimana kasih Tuhan dan keteguhan Tuhan nyata buat kita. Nah, kalau Tuhan saja begitu baik, begitu mengasihi, begitu teguh memertahankan kita maka kita pun harus melakukan hal yang sama ya, Bu.
VS : Betul.
Y : Terima kasih banyak, Bu Vivian untuk ajaran Alkitab tentang pengampunan di bagian kedua ini sangat membantu. Saya percaya ini bermanfaat bagi para pendengar.Para pendengar sekalian terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Ibu Pdt. Dr. Vivian A. Soesilo dalam acara TELAGA (TEgur sapa GembaLA KeluarGA).Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Pengampunan dalam Pernikahan" bagian kedua. Bagi Anda yang berminat untukmengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan menghubungi kami melalui surat. Alamatkan surat Anda melalui Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK ke Jalan Cimanuk 56 Malang. Atau Anda dapat mengirimkan email ke telaga@telaga.org. Kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org .Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Akhir kata dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa dalam acara TELAGA yang akan datang.
s