Saudara-saudara pendengar yang kami kasihi dimanapun Anda berada, saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen selama ± 30 menit akan menemani saudara dalam acara perbincangan seputar kehidupan keluarga. Sebagaimana biasa telah hadir bersama kami Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dan Ibu Idajanti Raharjo. Kali ini acaranya agak istimewa karena telah hadir pula bersama-sama dengan kami Ibu Indrawati Tambayong dan Ibu Aymee yang akan berbagi pengalaman mereka dengan Anda semua. Jadi ikutilah perbincangan kami karena kami percaya acara Telaga ini pasti sangat menarik dan bermanfaat bagi kita semua. Pak Paul silakan.
Lengkap
PG : Terima kasih Pak Gunawan dan Ibu Ida, hari ini adalah hari yang memang istimewa, karena di tengah-tengah kita hadir 2 orang ibu, ibu Indrawati dan ibu Aymee dan saat ini saya ingin mengucakan selamat datang kepada ibu Aymee dan ibu Indrawati.
Ibu Indrawati dan ibu Aymee adalah dua orang ibu yang menjanda karena beberapa tahun yang lalu Tuhan telah memanggil suami mereka. Dan kami mengundang mereka hadir di tengah-tengah kami pada hari ini agar kami dapat bercakap-cakap dengan mereka. Dan kami berharap apa yang kami percakapkan pada hari ini bisa membawa berkat pada banyak orang yang mungkin juga hidup menjanda. Dan kami hanya berharap bahwa ibu-ibu yang mendengarkan bisa juga mendapatkan kekuatan dari kesaksian mereka. Ibu Aymee dan Ibu Indrawati, Tuhan itu adalah Tuhan yang sangat menyayangi dan memperhatikan para janda, sebab Alkitab mencatat cukup banyak perkataan Tuhan yang sangat-sangat simpatik, sangat-sangat memperhatikan para janda, misalkan saya bisa membaca di kitab
Yakobus 1:27 di sana Firman Tuhan berkata: "Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia." Jadi di sini dengan jelas Tuhan mengaitkan ibadah atau hidup yang menyenangkan Tuhan dengan perhatian yang besar terhadap para janda, jadi janda adalah orang yang dekat dengan hati Tuhan. Saya ingin bertanya Ibu Indrawati, dapatkah Ibu menceritakan sedikit peristiwa seputar kematian suami Ibu yakni kapan itu terjadi dan apa yang terjadi pada saat itu?
IT : Baik, terima kasih untuk kesempatan ini. Suami saya dipanggil oleh Tuhan sekitar 2 tahun yang lalu dan pada waktu itu kami sekeluarga berlibur di Bali dan kami pergi ke benua untuk berekresi di tepi pantai.
Kemudian suami saya naik jet cycle ke tengah laut untuk bermain-main dengan keponakan saya dan memboncengnya. Dan kami sendiri juga bermain jet cycle
PG : Ibu dengan kedua anak Ibu ya?
IT : Ya tetapi ada sebuah speedboat yang datang kencang sekali, cepat sekali dan menabrak suami saya di tengah laut. Saya sendiri tidak melihatnya tapi teman saya yang bersama-sama dengan kami elihat kejadian itu.
PG : Di mana Ibu pada saat itu?
IT : Saya di tepi pantai menunggu dia karena sudah waktunya dia kembali, dan sudah dipanggil nomor dari jet cycle itu. Dan ketika mereka membawa dia kembali ke pantai saya baru percaya kalau it suami saya.
PG : Siapa yang memberi tahu Ibu bahwa terjadi kecelakaan di tengah laut itu?
IT : Teman saya yang ada di sebelah saya dia melihat sendiri bahwa ada sebuah jet cycle ditabrak oleh speedboat. Jadi dia bilang mudah-mudahan bukan Daniel yaitu suami saya. Tapi saya sudah kagt sekali, saya sudah menanti-nanti siapa ini yang diangkut ke pantai ternyata itu suami saya.
PG : Ibu masih ingat apa yang Ibu pikirkan atau rasakan tatkala teman Ibu berkata bahwa itu Daniel yang ditabrak oleh speedboat.
IT : Ya tentu saja saya terkejut, shock sekali dan badan saya mulai gemetar dan dingin, saking kagetnya.
PG : Percaya dan tidak percaya Bu ya?
IT : Ya percaya dan tidak percaya dan saya menunggu-nunggu siapa yang muncul nanti dan ternyata itu yang dibawa adalah suami saya yang ditidurkan tertelungkup. Jet ski yang membawa dia kembali.
PG : Ibu masih ingat apa yang Ibu lakukan tatkala tubuh Pak Daniel dibawa ke pantai?
IT : Ya saya masih ingat sekali waktu dia dibawa ke pantai, saya kira dia itu pingsan saja karena di mukanya juga tidak banyak berdarah mungkin sudah dihapus oleh air laut dan yang terlihat hana sedikit di pinggir bibirnya tetapi waktu saya membuka mulutnya saya melihat bahwa memang mulutnya itu hancur di dalamnya dan kepalanya agak miring sedikit, ke kiri sedikit berarti dia itu ditabrak dari sebelah kanan.
Tetapi dia itu memejamkan matanya terus dan seperti orang pingsan saja, jadi saya sama sekali tidak ada perasaan bahwa dia itu meninggal.
PG : Apakah Ibu berusaha memanggil Pak Daniel saat itu?
IT : Ya kami semua sekeluarga teriak-teriak, semua bilang tahan, tahan ya, tahan, tahan begitu dan kami tidak percaya sama sekali kalau dia itu meninggal seketika.
PG : Setelah itu apa yang dilakukan?
IT : Langsung dibawa ke rumah sakit yang terdekat. Saya ikut bersama-sama dengan mereka. Dan diberi pertolongan pertama tetapi saya melihat dadanya itu datar tidak ada nafas, tetapi saya masih idak percaya kalau dia itu meninggal sampai akhirnya dokter mengatakan ini orangnya sudah tidak ada lagi.
Tetapi saya tetap berpendapat bahwa dia itu masih hidup jadi saya berteriak-teriak terus kepada dokternya dan perawatnya di sana agar diberi oksigen terus dan ditekan dadanya dan kami semua melakukan hal yang sama untuk menolong dia. Dan akhirnya mereka sudah tidak mau, tidak mau menolong lagi berhenti untuk berusaha, saya masih berteriak-teriak sampai saya dibawa ke seperti kamar begitu untuk istirahat untuk dibaringkan, dan mereka bertanya kepada saya apakah perlu tubuh itu diotopsi, saya bilang jangan! Karena dia masih hidup, jadi jangan diapa-apakan dia masih hidup, usahakan terus sampai dia bangun, dia itu hanya pingsan saja.
PG : Jadi sampai kapan Ibu akhirnya menerima berita bahwa suami Ibu benar-benar telah tiada?
IT : Waktu di kamar darurat itu, dokter mengatakan ini orangnya sudah tidak ada.
PG : Kapan akhirnya Ibu bisa menerima dan mengakui bahwa suami Ibu telah tiada?
IR : Saya seperti orang yang shock dan kehilangan akal, jadi saya terus merasa dia itu masih hidup, sampai malam pun sampai malam sekali masih belum percaya kalau dia itu tidak ada. Dan Nyoman, Nyoman yaitu siswa SAAT pendeta di GKA Zion itu datang. Dia berkata: "Ibu, bapak sudah kami mandikan, sudah bersih, sudah rapi, apakah Ibu mau melihat atau apa?" Saya tidak tahu perasaan saya waktu itu, seperti orang yang tidak bisa berpikir lagi, jadi saya sendiri di antara hidup dan mati. Jadi saya tidak tahu perasaan saya waktu itu bagaimana dan waktu mereka meminta saya, "Maukah ke sana untuk melihat bapak sudah rapi," saya katakan ada apa dilihat 'kan dia cuma pingsan saja, saya disuruh berdiri juga tidak kuat, pada waktu itu saya berkata usahakan terus dan dia tidak mungkin meninggal, jangan diapa-apakan. Mungkin saya berharap dia itu masih bisa bangun lagi.
PG : Jadi apakah baru keesokan harinya Ibu benar-benar menyadari bahwa Pak Daniel sudah tidak ada?
IT : Ya dan menjelang hari subuh, saya mulai merasa karena anak saya yang paling kecil datang pada saya dia bilang: "Ma, jangan menangis, papa sekarang sudah ada di sorga" (dia bilang bgitu) terus saya kaget sekali, apa benar? Berarti dia di sorga, berarti dia mati.
Terus saya berhenti menangis tapi kemudian saya sadar bahwa dia itu betul-betul mati dan saya menangis terus sepanjang malam itu.
PG : Semua ini masih terbayang dengan jelas ya Bu Indra?
IT : Masih, sewaktu-waktu bisa terbayang kembali di mana dan kapan saja
PG : Seperti baru terjadi kemarin ya Ibu Indrawati (IT : Ya, begitu mengejutkan). Bagi para pendengar saya perlu juga memberi data sedikit tentang ibu Indrawati, ibu Indrawati pada saat itu adaah dosen bahasa Inggris di Seminari Alkitab Asia Tenggara di Malang dan suami ibu, Pak Daniel adalah seorang usahawan.
Ibu dan suami dua-dua adalah aktifis gereja (IT : anggota GKI ) di GKI Bromo Malang. Dan Ibu dengan suami juga melayani di Lembaga Bina Keluarga Kristen. Ya saya masih ingat sekali suami Ibu seorang yang sangat gagah, dulu kami pergi makan sama-sama ya Bu ya.
IT : Dia orang yang sangat mencintai Tuhan, orang yang baik dan benar, terhadap siapapun dia tidak takut, hanya takut pada Tuhan saja di dunia ini.
PG : Puji Tuhan, puji Tuhan terima kasih Ibu Indrawati, dan sekarang saya juga menanyakan hal yang sama kepada Ibu Aymee dan sedikit data, mungkin Ibu Aymee bisa menceritakan siapa Ibu Aymee dan juga siapa suami Ibu?
AY : Saya adalah seorang pelayan Tuhan juga yang melayani di bidang konseling, tapi saya mempunyai 5 orang anak. Sampai sekarang saya masih melayani Tuhan dan saya mau menceritakan tentang keadan suami saya yaitu di saat tahun '92 bulan Desember tepatnya tanggal 24 itu saat itu saya tidak menyangka kalau suami saya benar-benar dipanggil Tuhan, karena tanda-tandanya itu di saat tanggal 23 Desember, saya ingat sekali hari Rabu dia cuma mengalami capek ingin istirahat dan dia mengeluarkan keringat dingin.
Saat itu saya hanya mau dia istirahat kira-kira dia terlalu capek dalam hal pelayanan, suami saya juga seorang hamba Tuhan dan dia juga aktif melayani.
PG : Beliau juga seorang gembala sidang ya Bu ya?
AY : Ya gembala sidang di GISI saat itu.
PG : Gereja Injil Seutuhnya Bu ya (AY : Seutuh Indonesia di Malang). Itu terjadi secara tiba-tiba sekali Bu ya? (AY : Secara tibat-iba) dan diduga penyebabnya sakit apa Bu ya?
AY : Waktu itu dia merasa lemah badannya dan keluar keringat dingin, saya telepon ke kakak ipar saya untuk memberitahu bahwa Daniel, (nama suami saya juga Daniel, Daniel Ibrahim) sedang sakit aya minta supaya dia memanggilkan dokter.
Setelah dokter datang untuk memeriksa karena tidak biasanya seperti itu, di saat dokter datang, dokter cuma menyarankan untuk mencoba diperiksa, dibawa ke rumah sakit. Kemungkinan kena serangan jantung menurut Dr. Riadi.
PG : Saat itu dia sadar Bu ya?
AY : Sadar, sadar sepenuhnya cuma malam harinya itu dia tidak tidur, karena selama 2 bulan itu dia banyak pelayanan memang, banyak pelayanan di luar kota. Dan satu bulan penuh kita pelayanan dirumah sakit yaitu 3 rumah sakit pagi sore dan kita sebagai hamba Tuhan, pelayan Tuhan malam pun kita bawakan dalam doa.
Memang dia seorang pendoa ya, jadi setiap harinya dia minim berdoa 6 jam (PG : Waow....luar biasa Bu, luar biasa, bener-bener seorang yang berdoa Bu ya?) ya. Waktu kejadian itu yaitu tanggal 23 pagi itu karena saya setiap bangun pagi menanyakan dia "Apakah kamu bisa istirahat dengan baik? Apa kamu bisa tidur dengan enak malam harinya?" karena memang dia ini adalah suami yang baik ya, sehari-harinya itu dia memperhatikan istri dan anak, seringnya dia itu menunggui saya sampai saya tidur dulu, baru dia itu tidur. Jadi tiap bangun pagi saya menanyakan dengan keadaan dia ya, apakah tadi malam kamu tidur dengan nyenyak dan enak? Dan dia mengatakan: "Semalamam saya tidak tidur." Saya menanyakan kenapa? Dan dia bilang bahwa dia sedang doa, terus keterusan sampai pagi, saat itu saya bilang coba kamu saat ini istirahat ya. Saya suruh dia istirahat, saya pergi mandi tapi setelah saya masuk ke kamar saya, saya melihat dia itu duduk dan dia mengatakan: "Saya tidak tidur ah saya mau ke sekolahan untuk mengambil raport anak-anak." Jadi tanda itu di saat dia pulang dari sekolah mengambil raport anak-anak, dia memang berangkat naik becak ya dia bilang badan saya kok agak lemas, terus keluar keringat dingin. Nah saat itu dia bilang: "saya mau istirahat ya dan saya mengatakan coba periksa saja ke dokter kemudian saya telepon kakak ipar saya untuk memanggilkan dokter. Dokter datang menganjurkan supaya dia dibawa ke rumah sakit, kemungkinan terkena serangan jantung. Tapi setelah itu ± jam 10.00, jam 10.00 pagi saya bawa ke RKZ, di sana suster bertanya mau pakai dokter siapa, tapi saya tidak mengerti mesti pakai dokter siapa cuma saat itu mereka menyarankan pakai dokter jantung yaitu dr. Janggan. Waktu itu dokter lagi rapat tapi dia disarankan untuk periksa ICG, ternyata dari hasil pemeriksaan itu tidak ada masalah.
PG : Jadi hasil ICG-nya baik (AY : Tidak ada masalah, baik, pemeriksaan dari dokter juga baik) OK! Jadi bener-bener tidak dideteksi sama sekali ya?
AY : Tidak, dan dia memang merasa cuma kurang tidur, dia merasa lemas, dia merasakan saya bukan sakit jantung. Tetapi waktu dokter datang jam 03.00 sore untuk memeriksa hasil dia mengatakan baha tidak ada masalah dengan jantungnya, tapi coba difoto.
Hasil fotonya memang jantungnya agak bengkak karena dia ada flu dan batuk. Tidak ada penanganan khusus, cuma dia mau saya memuji Tuhan. Dia berkata doakan saya, kamu memuji Tuhan, saya memuji Tuhan dan dia doa. Di tengah malamnya saya melihat dia cuma sebentar-sebentar bangun minta minum (GS : Ini di rumah sakit Bu?) di rumah sakit, jam 10.00 masuk rumah sakit, tengah malam dia sebentar-sebentar bangun minta minum dan saya menanyakan kepada suster : "Suster kenapa kok suami saya sepertinya gelisah?" Dan dia datang untuk melihat ternyata obat yang diberikan itu belum diminum. Saya mengatakan kepada suami saya supaya obat yang diberikan dokter itu diminum, tapi dia mengatakan sebetulnya saya tidak sakit tapi saya ini kurang istirahat. Kalau saya tidur, besok saya bangun saya akan mendapatkan tubuh yang lebih sehat, nah itu kejadiannya, keesokan paginya kira-kira ± pagi jam 03.30 (setengah empat) itu saya mempunyai perasaan yang tidak enak, saya gelisah, saya suruh anak saya (saya dan anak saya menunggu di rumah sakit, saya suruh telepon ke kakak ipar saya untuk memanggilkan dokter, tapi suster mengatakan bahwa suami saya tidak apa-apa, "suami Ibu tidak apa-apa dia bisa tidur dengan enak, Ibu jangan gelisah, Ibu tidur saja." Saat itu saya memang menelepon kakak ipar saya, dia mengatakan bahwa tidak ada masalah biar pagi saja, kalau memang suamimu ada masalah pasti ada penanganan secara khusus.
PG : Dan Tuhan panggil dia saat itu ya Bu?
AY : Bukan, ± jam 09.00 pagi di saat saya mau istirahat, jadi semalaman saya memang tidak istirahat, saya menunggui dia, saya melihat dia tidur, cuma dia mengatakan kepada saya kamu istiraat saja, kamu nanti capek, saya tidak apa-apa.
Di saat pagi di waktu saya mau istirahat baru saya duduk, dia ini menghadap ke tembok, saya bangun saya tanya: "lho kamu kok menghadap ke sana ke tembok situ," waktu saya panggil dia kok diam saja, saya kira dia pingsan, tidak tahunya saat itu dia tidak ada. Waktu saya panggil dia, dia tidak menjawab, saya memang teriak kebetulan kamar dari suami saya itu sebelah dari kamar suster/juru rawat, mereka semua datang. Saya teriak-teriak minta tolong karena saya pikir suami saya ini pingsan, saya panggil kok diam saja. Dalam keadaan gelisah, panik, ada dokter yang masuk tapi bukan dokter yang menangani dia saya lupa dokter siapa, dokter itu mengatakan bahwa suami saya tidak ada, dan saya tidak percaya langsung saya teriak.
PG : Terus apa yang terjadi Bu setelah itu?
AY : Saat itu saya memang teriak ya, saya panggil Yesus tolong tapi rasanya Tuhan di mana Engkau, Tuhan kenapa tidak menjawab. Nah saat itu saya sangat terpukul, mungkin ya saya ditenangkan, tapa saya sadar menurut saudara-saudara saya saat itu karena saya terus teriak-teriak saya panik, maka suster memberi saya suatu injeksi supaya saya tenang.
IR : Ibu Aymee dan Ibu Indrawati, saat musibah itu datang menimpa ibu-ibu apakah di dalam hati ibu ada perasaan berontak kepada Tuhan dan apakah juga banyak pertanyaan-pertanyaan misalnya mengapa ini harus terjadi, mengapa Tuhan meninggalkan saya dan bagaimanakah kehidupan saya apakah memang keadaan demikian?
AY : Ya, itu yang saya alami, saya sangat berontak sekali karena dalam pelayanan saya, pengalaman pelayanan saya banyak mujizat terjadi khususnya pada akhir dari kehidupan suami saya pada 1 buln kita mendapatkan 5 mujizat.
Yaitu dokter yang mengatakan orang sakit kanker yang sudah parah, stroke, serangan jantung juga, itu dari 5 itu semuanya dijamah oleh Tuhan. Jadi saya melihat akan kuasa Tuhan nyata tapi kenapa kok suami saya dipanggil apalagi khususnya pada tahun itu juga tanggal 27 Maret di rumah Jl. Mentawai itu sekitar dekat Angkatan Laut mereka pun tahu itu terjadi yaitu tukang bangunan di rumah saya itu kena setrum dan betul-betul mati, tapi pada saat itu saya benar-benar berharap kepada Tuhan, saya percaya kuasa Tuhan itu sampai sekarang nyata, jadi saya minta kepada Tuhan, bahwa Tuhan sanggup memberikan kehidupan yang baru. Memang saya berontak di situ, tapi saat itu ada seorang hamba Tuhan yang menghibur saya entah kenapa yaitu Ibu Linda Bernard dia mengatakan bahwa rencana Tuhan itu yang terbaik bagi Ibu Aymee maupun bagi Daniel, tapi saat itu saya bilang "Tuhan aku minta ampun, aku tidak mengerti apa yang terbaik bagi diriku yang aku tahu saat ini aku mengalami satu yang tidak baik." Dia juga menjawab dan dia mendoakan bahwa supaya Tuhan sendiri yang memberikan jawaban kepada saya supaya saya bisa menerima keadaan ini.
IR : Bagaimana Bu Ing?
IT : Saya mempunyai perasaan yang sama yaitu berontak, dalam hati saya mengapa, mengapa, mengapa pertanyaan itu terus muncul tetapi kemudian setelah beberapa saat ya beberapa minggu telah berlau saya mulai berserah.
Dan dalam pikiran saya itu, saya hanya tahu dan percaya satu hal bahwa Tuhan pasti menolong. Dan pada waktu itu saya dan suami saya memang dalam hutang yang besar sekali dengan bank, anak saya selalu tanya terus tanya: "Mam, bagaimana ini hutang-hutang kami di bank?" Saya bilang: "Saya tidak tahu, tanya Tuhan." Tapi dalam hati saya, saya yakin satu hal dan keyakinan saya itu begitu besar, saya tahu kalau Tuhan memanggil Daniel pergi pasti Dia yang menggantikan tempatnya dan pasti Dia tolong. Karena di dalam Alkitab tertulis, "Tuhan menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkannya kembali". Dan saya yakin dan percaya bahwa kalau memang saya dijadikan janda pasti Tuhan akan menolong.
GS : Terima kasih Ibu Indrawati dan Ibu Aymee.
Demikianlah tadi saudara pendengar yang kami kasihi di dalam Tuhan Yesus Kristus, kami telah persembahkan sebuah perbincangan yang sangat istimewa sekali pada saat ini. Kami percaya Anda tentu ingin mendengar kelanjutan dari siaran kami ini, karenanya apabila Anda berniat untuk melanjutkan acara tegur sapa ini, silakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK Jl. Cimanuk 58 Malang. Kami juga ucapkan banyak terima kasih kepada Anda yang sudah berkirim surat kepada kami untuk memberikan tanggapan, tetapi kami tetap menantikan saran-saran, pertanyaan dari Anda. Sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.