Berita TELAGA

Berita TELAGA

Pernikahan yang Hampa

Bulan: 
Oktober
Tahun: 
2010

Berita Telaga Edisi No. 74 /Tahun VII/ Oktober 2010


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon

Ketika Pasangan Terlibat Kriminal

Bulan: 
September
Tahun: 
2010

Berita Telaga Edisi No. 73 /Tahun VII/ September 2010


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


Hidup tidak ideal. Kadang kala karena pelbagai alasan, pasangan terpaksa berurusan dengan hukum dan mendekam dalam penjara. Keberadaan pa-sangan mulai dari proses pengadilan sampai dalam penjara akan memberi pengaruh besar pada kehidupan keluarga. Apakah yang harus dilakukan bila ini terjadi?

Diusia Tua Takut pada Anak

Bulan: 
Agustus
Tahun: 
2010

Berita Telaga Edisi No. 72 /Tahun VII/ Agustus 2010


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


Pada masa anak kecil, anak takut kepada orang tua namun tatkala anak besar dan kita telah tua, kitalah yang malah takut kepada anak. Sebenarnya apakah yang terjadi sehingga hal ini terjadi? Berikut akan dijelaskan mengapa hal seperti ini terjadi dan apakah yang seharusnya menjadi sikap kita sebagai orang tua.

  1. Hubungan dengan anak selama ini baik dan kita tidak ingin merusak hubungan yang baik ini. Itu sebabnya kita berusaha keras untuk menoleransi sikap anak kepada kita kendati kadang sikap itu tidak terlalu positif.
  2. Hubungan dengan anak selama ini kurang baik dan kita ingin menyelamatkan apa yang tersisa dari hubungan ini. Itu sebabnya kita cenderung mengikuti kehendak anak supaya relasi kita tidak memburuk.
  3. Kita menyadari bahwa kita bersalah kepada anak dan sekarang kita ingin menebus kesalahan. Kita menjadi tidak berani bersikap tegas kepada anak dan cenderung menuruti kehendaknya.
  4. Kita bergantung penuh pada anak secara finansial. Kita menjadi sungkan bersuara kepada anak karena kita sadar bahwa kita adalah tanggungan anak.
  5. Makin kita tua, makin kita membutuhkan anak. Kalau bukan karena faktor ekonomi, kita bergantung pada anak untuk hal lainnya seperti antar-jemput, belanja dan kebutuhan kesehatan lainnya. Di usia tua kita pun membutuhkan anak secara emosional karena kesepian. Semua kebutuhan ini membuat kita takut kehilangan anak.

Bersiaga Dalam Badai Ekonomi

Bulan: 
Juli
Tahun: 
2010

Berita Telaga Edisi No. 71 /Tahun VII/ Juli 2010


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


Salah satu penyebab utama mengapa sampai terjadi badai ekonomi yang melanda dunia dewasa ini adalah kebiasaan berutang. Di bawah ini akan dipaparkan mengapa kita tidak boleh membiasakan diri untuk berutang dan apa yang seharusnya kita perbuat untuk dapat menjaga diri dari krisis ekonomi.

  1. Makin hari makin besar daya tarik untuk berutang-dari membeli rumah, mobil, sampai belanja lewat kartu kredit. Satu hal yang mesti kita sadari adalah bahwa berutang selalu mengandung risiko. Tatkala kita tidak dapat membayarnya, kita harus menang-gung konsekuensi buruknya yakni kehilangan yang lebih besar daripada utang itu sendiri.

  2. Kebiasaan berutang juga membuat kita hidup di luar jangkauan atau kemampuan kita. Pada akhirnya kita membeli barang-barang yang sesungguhnya tidak dapat kita beli dan kehidupan kita tidak lagi ditopang oleh kemampuan finan-sial yang riil tetapi yang dibayangkan.

  3. Kebiasaan berutang membuat kita hidup impulsif-berbuat sesuatu tanpa pikir panjang. Kita tidak lagi terbiasa untuk menahan diri, sebab kita sudah terbiasa memuaskan diri.

Kehidupan yang Hancur

Bulan: 
Juni
Tahun: 
2010

Berita Telaga Edisi No. 70 /Tahun VI/ Juni 2010


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


Saya mau mengilustrasikan hidup seperti ikan yang menggelepar. Yang menjadi penghiburan kita sebagai orang Kristen adalah bagi kita hidup itu seperti ikan yang menggelepar dan tidak bisa kita pegang, namun di mata Tuhan sebetulnya hidup itu sangat terkontrol karena di bawah pengetahuan dan penguasaan Tuhan. Tidak ada yang terjadi yang tidak diketahui oleh Tuhan sendiri, jadi itulah penghiburan kita sebagai orang Kristen.

Kecanduan Pornografi

Bulan: 
Mei
Tahun: 
2010

Berita Telaga Edisi No. 69 /Tahun VI/ Mei 2010


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


Dengan bertambah canggihnya teknologi informasi dan komunikasi, makin terbuka lebar pula celah untuk merambah ke wilayah pornografi. Sebagai akibatnya makin bertambah banyak jumlah orang yang mengakses situs pornografi dan akhirnya terikat dengannya. Keterikatan ini akhirnya menjadi kecanduan yang tidak mudah dilepaskan. Berikut akan dipaparkan apakah kecanduan itu, setelah itu akan dibahas cara untuk melepaskan diri dari kecanduan pornografi.

Prioritas Hidup

Bulan: 
April
Tahun: 
2010

Berita Telaga Edisi No. 68 /Tahun VI/ April 2010


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


Kita mesti belajar sistem prioritas yang benar agar dapat menentukan pilihan yang tepat dalam hidup. Untuk itu kita perlu kembali ke Alkitab dan belajar menetapkan prioritas.

Berikut adalah tujuh prioritas yang mesti kita adopsi:

1. Karakter di atas Kemampuan.

Hidup perlu kemampuan. Tanpa kemampuan kita tidak dapat mengerjakan apa-apa dengan baik. Sungguh pun demikian kemampuan bukanlah segalanya. Tuhan mengutamakan karakter di atas kemampuan. Oleh karena itu kita mesti mengutamakan karakter dan berusaha menambah kualitas karakter yang diinginkan Tuhan yaitu kasih. Di sam-ping itu kita pun harus menitikberatkan karakter di atas kemampuan dalam menilai orang, jangan menilai orang atas dasar kemampuannya semata.

Wanita, Karier, dan Keluarga

Bulan: 
Maret
Tahun: 
2010

Berita Telaga Edisi No. 67 /Tahun VI/ Maret 2010


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


Berbeda dengan pria, acap kali peran istri dan karier tidak berjalan harmonis. Ada orang yang berkeyakinan bahwa sepatutnyalah istri diam di rumah dan mengurus keluarga. Berikut ini adalah beberapa prinsip yang dapat kita pertimbangkan.

1. Tetapkanlah prioritas tujuan hidup. Baik pria maupun wanita harus memiliki sistem prioritas yang jelas dan alkitabiah. Tuhan lebih mementingkan manusia dan pertumbuhannya dibandingkan pencapaian atau perbuatannya. Jika inilah sistem nilai Tuhan, seyogianyalah kita mengikutinya dan ini berarti, dalam pengambilan keputusan, manusia atau keluarga akan kita dahulukan di atas pekerjaan atau karier. Dan ini berlaku baik bagi pria maupun wanita, tanpa kecuali. Secara praktisnya, setiap keputusan yang mengharuskan kita memilih antara karier dan keluarga, pilihannya adalah keluarga. Sudah tentu kewajiban memenuhi kebutuhan dasar keluarga merupakan tuntutan yang harus kita upayakan namun di atas kebutuhan dasar, keluargalah yang mesti kita utamakan. Jika Tuhan mementingkan faktor manusia, kita pun harus memen-tingkannya pula.

Model-Model Pernikahan

Bulan: 
Februari
Tahun: 
2010

Berita Telaga Edisi No. 66 /Tahun VI/ Februari 2010


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


Saya baru saja membaca sebuah buku yang sangat menarik sekali, buku itu berjudul "Why Marriages Succeed or Failed", mengapa pernikahan bisa sukses atau gagal. Buku yang ditulis oleh John Gartmand ini memaparkan bahwa sebetulnya pernikahan itu sangat unik sekali, seperti baju yang kita pakai itu tidak bisa pas untuk semua orang. Baju itu bisa pas untuk saya tapi mungkin tidak pas untuk orang lain, nah demikian juga dengan pernikahan.

Tegas Pada Tempatnya

Bulan: 
Januari
Tahun: 
2010

Berita Telaga Edisi No. 65 /Tahun VI/ Januari 2010


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


Anak memerlukan disiplin sebab tanpa disiplin anak tidak akan mengalami pertumbuhan yang utuh. Tanpa disiplin, anak cenderung hidup berdasarkan suasana hati dan hasrat belaka, tidak memiliki energi untuk memotivasi diri guna mencapai target. Sikap tegas diperlukan untuk menerapkan disiplin sebab tanpa sikap tegas disiplin akan kehilangan roh kekonsistenannya. Masalahnya adalah kadang kita bersikap tegas tidak pada tempatnya. Alhasil bukan disiplin yang terbentuk melainkan pemberontakan.

Halaman

Berlangganan RSS - Berita TELAGA