Lanjutan dari T147A
Saudara-saudara pendengar yang kami kasihi dimanapun Anda berada, Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen dan kali ini bersama Ibu Wulan dan juga Sdr. Ing Ciek yang pada perbincangan yang lalu sudah bersama-sama dengan kami untuk berbincang-bincang tentang "Menaati Panggilan Tuhan", kami juga masih ditemani Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling dan dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Jadi pada kesempatan ini kami akan melanjutkan perbincangan kami tentang "Menaati Panggilan Tuhan. Kami percaya perbincangan ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian, dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
IC : Kalau timbul keraguan boleh dikatakan ada dan itu pasti ada, terutama ketika saya mengingat kondisi saya sendiri. Kondisi saya sendiri pada waktu itu boleh dikatakan saya sudah lama mennggalkan kuliah dan setelah kerja boleh dikatakan tidak pernah membaca buku.
Itu yang pertama. Yang kedua yang umum adalah mengenai hal finansial. Itu merupakan hal yang umum apalagi pada saat itu saya sudah menikah dan istri saya sedang mengandung ketika akan melanjutkan sekolah di SAAT. Walaupun saya mengatakan saya punya kekuatan bisa melalui, tapi setelah lewat saya berpikir kembali menggumulkan kembali keadaan istri saya yang sedang hamil bagaimana. Pada saat itu kami berdua bekerja tetapi setelah saya masuk ke sekolah dan istri saya ikut bagaimana dengan finansial. Apalagi setelah saya berbicara dengan beberapa teman tentang masalah sponsor dan sebagainya itu juga sepertinya tidak mendapat satu respons yang cukup baik. Pada saat itu begitu membuat saya menjadi kacau. Apakah perlu dilanjutkan atau tidak. Dan sepertinya memang Tuhan itu baik. Dia memakai istri saya untuk menguatkan saya. Dia yang boleh dikatakan "tidak mendapat panggilan menjadi hamba Tuhan" tetapi dia menguatkan saya. Dia berkata mengapa saya perlu risau akan hal itu, bukankah Tuhan berjanji bahwa Dia yang memanggil Dia juga yang akan memelihara dan Dia juga akan mencukupi. Lalu saya ingat akan satu ayat di sana dikatakan ada makan dan pakaian cukuplah, anak-anak Tuhan tidak pernah dibiarkan terlantar. Itu kembali menguatkan saya untuk mengambil keputusan, mengambil komitmen untuk melanjutkan perjalanan itu.PG : Saya melihat benang merah yang menyatukan apa yang disaksikan oleh saudara Ing Ciek dan Ibu Wulan adalah kesusahan yang akhirnya membuat saudara ini bertanya apakah memang saya ini di jlur yang benar.
Apakah memang benar-benar Tuhan memanggil saya. Jadi kesusahan yang menimbulkan keraguan. Dalam kasus saudara Ing Ciek pemikiran tentang bagaimana nanti sewaktu saya sekolah di Theologia, bagaimana keadaan keluarga saya, siapa yang akan mencukupi kebutuhan finansial kami. Dalam kasus Ibu Wulan hal-hal yang bisa juga menghalangi atau membuat Ibu Wulan bertanya kembali adalah kok penderitaan kok kesusahan datang lagi dan ini masalah kok muncul lagi dan sebagainya. Dengan kata lain tanpa kita sadari memang tersirat dalam diri kita harapan bahwa kalau Tuhan panggil ya Tuhan seharusnyalah melancarkan hidup kita. Itu saya kira manusiawi apakah ada pikiran seperti itu saudara Ing Ciek?IC : Ya, harus diakui bahwa pada awalnya konsep saya begitu. Bukankah saya sudah menyerahkan diri seharusnya saya dicukupi bukankah seharusnya dalam proses saya mencari sponsor bukankah sehausnya lebih mudah tetapi kenyataan yang saya terima lain sama sekali.
PG : Justru mengalami masalah.
IC : Ya, betul sekali.
PG : Jadi kita dibuat bingung oleh rencana Tuhan. Karena tidak sama dengan pemikiran kita.
IC : Ya, tetapi di balik itu ada yang Tuhan mau ajarkan dari nasihat, dengan istri saya yang orang-orang mengategorikan sebagai orang awam tetapi dia bisa memberikan nasihat yang menguatkan aya.
IC : Ya, memang dalam hal ini maju atau mundur tetap di tangan saya akan tetapi dalam keluarga hal itu terus dirundingkan. Dan pada saat berunding dengan istri saya boleh dikatakan memang Tuan itu pengasih, ketika memanggil Dia juga menyediakan orang yang bisa menguatkan saya.
Memang keputusan di tangan saya tetapi dengan nasihat apalagi firman Tuhan yang dia berikan itu membuat saya semakin yakin untuk menjalani panggilanNya.PG : Itu poin yang bagus Pak Gunawan. Jadi memang sampai titik tertentu sebetulnya setiap kita itu mengalami atau harus menanyakan pertanyaan yang sama yaitu apakah saya telah mengambil kepuusan yang tepat.
Kalau kita langsung mendapatkan hasil yang kita inginkan sudah tentu kita tidak lagi mempertanyakan. Biasanya pertanyaan muncul tatkala hasil yang kita harapkan kok tidak terjadi, kira-kira seperti itu. Dalam kasus menjadi hamba Tuhan memang ada sedikit beban tambahan yaitu setelah (seperti kasus saudara Ing Ciek ini) setelah lulus sekolah sudah bekerja, sekarang mau menjadi hamba Tuhan berarti harus masuk sekolah Theologia kembali. Nah ini berarti pada masa menyiapkan diri kembali menjadi hamba Tuhan saudara Ing Ciek ini tidak bisa tidak ya harus melepaskan pekerjaan dan tidak ada pekerjaan. Dan ini berlangsung 4,5 sampai 5 tahun. Nah, bagaimana mencukupi kebutuhan keluarga pada masa studi ini di mana sungguh-sungguh memang tidak ada penghasilan.IC : Ya, kalau dikatakan mungkin bergantung kepada iman dan pemeliharaan Tuhan seperti yang saya katakan bahwa ketika dalam proses mencari sponsor itu tidak begitu menggembirakan hasilnya. Ttapi ada satu hal yang memberi kekuatan yaitu walaupun di dalam perhitungan secara manusia, pada saat saya bekerja dengan pada saat saya di Seminari itu pemasukannya sangat beda sekali.
Tetapi kalau saya hitung itu tidak mungkin mencukupi, tetapi setelah dijalani hal itu cukup dan kalau kadang kala ada keperluan mendadak pasti ada penyediaan yang mendadak pula. Itu yang saya alami. Dengan demikian saya kadang-kadang ketika menghadapi hal yang mendadak iman saya mulai kembali saya mempertanyakan bagaimana-bagaimana. Tetapi satu pemeliharaan yang tidak terlihat pada saat itu juga ada pemberian yang mendadak untuk mengcover hal-hal tersebut.PG : Saya perhatikan baik dalam kehidupan saya atau kehidupan anak-anak Tuhan yang lain ya setelah menjadi hamba Tuhan yang Tuhan sebetulnya lakukan dalam hidup kita adalah dia ingin melenyakan ego kita, diri kita.
Itu adalah hal yang menjadi proyek pertama dan proyek terutama Tuhan dalam hidup kita. Dia akan mau mengikis habis kita saya ini. Sehingga benar-benar dialah yang menempati seluruh sudut kehidupan kita. Dan kita benar-benar menjadi hamba dalam pengertian yang sesungguhnya. Karena seorang hamba kehilangan haknya, kehilangan hidupnya, dia mengabdi sepenuhnya kepada Tuhan. Nah, rupanya itulah yang Tuhan kerjakan di dalam hidup kita sebagai hambaNya. Dia menginginkan pengabdian total dan untuk membayar pengabdian total itu kita memang harus kehilangan diri kita. Nah yang Tuhan lakukan seperti yang tadi disaksikan oleh saudara Wulan dan saudara Ing Ciek adalah Tuhan memang menyediakan atau mengijinkan kita melewati kesulitan, kebingungan-kebingungan itu memang seolah-olah pada tahap pertama itu menggoyahkan iman kita. Tapi sesungguhnya tujuan Tuhan bukan untuk menjatuhkan kita tetapi malah untuk menguatkan kita, dalam pengertian kita lebih benar-benar bisa menanggalkan diri dan sepenuhnya bersandar pada Tuhan. Dan benar-benar Tuhan akan ambil semua topangan. Sehingga kita sungguh-sungguh tidak lagi ada topangan. Dan pada waktu tidak ada lagi topangan kita hanya bisa lari kepada satu orang yaitu kepada Tuhan sendiri. Jadi dalam masa-masa pergumulan itu kita memang mesti bersiap hati melepaskan tongkat-tongkat yang telah menyangga kita itu. Dan sepenuhnya bersandar kepadaNya bahwa ya Dia adalah Allah dan Dia adalah Allah yang berkuasa dan Dia akan bisa mencukupi kebutuhan kita meskipun kita tidak mengerti bagaimana Dia akan melakukannya.PG : Saya kira saya harus berhati-hati di sini karena saya tidak mau terlalu cepat menghakimi orang, mungkin saja itu adalah bagian dari rencana Tuhan untuknya. Jadi kita bisa melihatnya dar sudut itu adalah bagian dari rencana Tuhan.
Tapi selain melihatnya dari sudut itu saya juga mau melihatnya dari sudut manusia yaitu saya kok berpikir yang lebih sering ya adalah kita itu akhirnya memang kehilangan perspektif dalam mengikuti Tuhan. Atau yang tadi dikatakan oleh saudara Ing Ciek iman melemah dan karena iman melemah terus Ibu Wulan tadi juga bercerita godaan muncul, tawaran muncul dan itu adalah jalan pintas seolah-olah itu jalan keluar dalam kesulitan yang sedang kita hadapi. Nah, kenapa tidak kita ambil jalan pintas atau jalan keluar itu. Jadi mungkin saya kira ini faktor penyebab yang lebih umum kenapa sebab sebagian hamba Tuhan pada akhirnya meninggalkan panggilannya dan masuk lagi menjadi seorang awam.IC : Saya ingat kisah tentang Musa ketika dia dipanggil oleh Tuhan. Pada saat itu Musa memberikan banyak sekali penolakan-penolakan. Tetapi ketika Tuhan mengatakan kepada Musa ini firman Allh kepada Musa, Aku adalah Aku lagi firmanNya beginilah kau katakan kepada orang Israel itu Akulah Aku telah mengutus aku kepadamu."
Itu yang menguatkan saya. Bahwa itu Tuhan sendiri yang mengutus dan Dia yang akan memberikan yang terbaik bagi anaknya.GS : Ya terima kasih saudara Ing Ciek juga Ibu Wulan kita percaya bahwa saat-saat ini ada banyak orang juga yang mungkin di dalam pergumulannya untuk menjawab panggilan Tuhan dan sesuai dengan topik perbincangan kita yaitu menaati panggilan Tuhan. Kita berdoa bahwa ada banyak orang yang sungguh-sungguh menaati panggilan Tuhan ini. Jadi sekali lagi terima kasih saudara Ing Ciek juga Ibu Wulan untuk kesempatan ini. Juga Pak Paul terima kasih untuk kesempatan ini. Dan para pendengar sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih bahwa Anda telah mengikuti perbincangan kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja melanjutkan perbincangan tentang "Menaati Panggilan Tuhan." Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini kami persilakan Anda menghubungi kami lewat surat, alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan dan akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.