Makna Mengasihi Suami Kepada Istri

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T152B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Mengapa Tuhan menetapkan istri sebagai penerima kasih, dan seakan-akan pria tidak membutuhkannya. Sejauh manakah suami itu harus mengasihi istrinya ?

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

"Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya …" (Efesus 5:25)

Latar belakang

Di sini Tuhan memberikan pedoman hidup bersama menurut cara Allah. Jika kita menaatinya, kita akan menikmati relasi yang rukun, sebaliknya, bila kita melanggarnya, kita akan mencicipi relasi yang penuh konflik.

Beberapa pertanyaan yang muncul tatkala membaca ayat ini adalah:

  1. Mengapakah Tuhan secara spesifik menetapkan istri sebagai penerima kasih, seakan-akan pria tidak membutuhkannya?

  2. Apakah artinya "kasihilah" di sini? Sejauh manakah suami mengasihi istrinya?

Kasih Suami
Sama seperti istri, suami pun membutuhkan kasih. Jadi, perintah ini diberikan bukan karena kasih merupakan kebutuhan istri dan bukan kebutuhan suami. Perintah ini juga diberikan bukan karena suami lemah dalam hal mengasihi istrinya. Alasan utama mengapa perintah ini diberikan ialah karena relasi kepemimpinan yang kristiani adalah relasi yang dilandasi oleh kasih. Itu sebabnya kasih suami kepada istri diidentikkan dengan kasih Kristus yang begitu besar kepada jemaat sehingga Ia rela menyerahkan diri-Nya. Dengan kata lain, kepemimpinan suami dan ketundukan istri muncul dari dan dipertahankan oleh kasih.

Makna Mengasihi

  1. Mengasihi berarti menyerahkan diri bagi istri, jadi, bersedia mengorbankan kepentingan pribadi demi istri, bukan sebaliknya. Dengan kata lain, mengasihi berarti melakukan apa yang paling baik bagi istri.

  2. Mengasihi berarti menguduskan istri menjadi tanpa cacat cela, dalam pengertian, istri bertumbuh menjadi diri terbaiknya. Suami diminta untuk merawat istri, bukan merusak istri, sehingga kebutuhannya-baik emosional maupun jasmaniah-terpenuhi dan hidupnya tenteram.

  3. Mengasihi berarti menerima kondisi istri yang tidak selalu seturut dengan kehendak suami. Ada waktunya melengkapi kekurangan istri, ada waktunya menerima kekurangannya. Pada akhirnya kasih harus berdiri di atas ketertarikan batiniah, bukan jasmaniah yang sudah tentu tidak kekal. Kasih yang kuat adalah kasih yang berakar ke dalam, bukan ke luar.

  4. Mengasihi tidak berarti mengikuti kehendak istri secara sembarangan; mengasihi berarti memberi arah dan batas.

  5. Mengasihi tidak berarti bergantung pada istri sehingga kebergantungan suami kepadanya melebihi kebergantungannya pada Tuhan.

Comments

WAH MISUA AKU SANGAT SAYANG SAMA AKU.BUKAN SAYANG ITU HARUS DENGAN BEDA BUKU?SAYANG ITU CUKUP DENGAN KASIH SAYANG DAN PERHATIAN DARI SUAMI YANG TIDAK ADA NILAI NYA BUKAN? KADANG KE BAYAKAN ORANG CINTA ITU DI UKUR DENGAN UANG DAN MOBIL.

Kami ikut bersyukur apabila anda mempunyai seorang suami yang sangat sayang. Mudah-mudahan apa yang anda alami, bisa disharingkan kepada banyak keluarga lain. Tuhan memberkati !! Salam : Tim Pengasuh Program TELAGA