Masih Berfungsikah Kita sebagai Terang Dunia? (2)

Versi printer-friendly

Oleh : Yusak Timothy, M.Th.

Tuhan Yesus mengungkapkan dalam Matius 5:14-16:

5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Dalam 3 ayat di atas Tuhan Yesus pun menekankan bahwa segenap umat yang sudah percaya pada Tuhan Yesus atau yang disebut Kristen sejati adalah terang dunia, namun acapkali oleh karena dosa yang menghimpit kita dan tanpa sadar kita melakukan dosa yang tidak diperkenan Tuhan dan menyebabkan masihkah berfungsi kita sebagai terang dunia ?

Mari melalui kesempatan ini kita belajar akan fungsi terang di masa lalu yang dimaksud oleh Tuhan Yesus. Apa ciri Terang yang bercahaya dan tidak bercahaya di depan orang ?

Sebagai orang Kristen yang memantulkan terang yang berasal dari TERANG KRISTUS yang sebagai terang yang besar itu, kecuali kita tak mau orang lain mengetahuinya bahwa diri kita sudah menjadi Anak Allah bagai pelita yang diletakkan dibawah gantang.

“Dalam ayat 14 bahwa mereka boleh menjadi terang dunia. Mereka boleh menyinarkan cahaya dari Yesus, Terang yang besar itu.

Dalam ayat 15 dikatakan bahwa mereka tidak usah kuatir kalau-kalau mereka tidak diperhatikan orang. Seorang Kristen, yang betul hidup secara Kristen, pasti “secara otomatis” memberi kesan kepada orang yang di sekelilingnya. Warga kerajaan Allah adalah seperti kota yang terletak di atas gunung, yang tidak mungkin tersembunyi (ayat 14). Hanya kalau mereka menyembunyikan kekristenan mereka dan ketaatan mereka kepada Tuhan, maka mereka akan menjadi seperti pelita di bawah gantang (ayat 15).

Dalam ayat 16 mereka diajak supaya terangnya bercahaya di depan orang, supaya orang melihat perbuatan-perbuatan yang baik dari pengikut Yesus, jelaslah bahwa Tuhan Yesus di sini tidak menekankan pemberitaan Injil yang dilakukan oleh pengikut-Nya, melainkan perbuatan-perbuatan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Memang ada cukup banyak dalam Perjanjian Baru yang mengatakan bahwa Injil harus diberitakan dengan kata-kata juga (Kis 1:8).

Tetapi di sini ditekankan betapa pentingnya perbuatan-perbuatan dalam kehidupan sehari-hari seorang Kristen. Dunia akan menjadi heran atas perbuatan-perbuatan itu, lalu memuliakan Tuhan, yang memberi kekuatan kepada orang Kristen untuk berbuat begitu (bagian terakhir ayat 16).

Benarlah Gereja Kuno (pada masa kekaisaran Romawi) telah menarik orang kafir terutama melalui kehidupan baru yang mereka perlihatkan. Juga di Indonesia pada masa kini bagi penyebaran kerajaan Allah, kelakuan orang Kristen sekurang-kurangnya sama pentingnya dengan pemberitaan Injil dengan kata-kata. Seperti Prof. W. Michaelis mengatakan dengan singkat, “Praktek orang Kristen adalah hal yang meyakinkan orang lain.” (1)

Untuk itulah, jangan tampilkan perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan di hati Tuhan seperti yang dilakukan umat Israel sepanjang jalan dari depan Laut Teberau hingga di tanah Kanaan.

Dan perilaku yang seperti umat Israel di padang gurun bukanlah perbuatan yang mencerminkan terang yang dikehendaki Tuhan Yesus. Amin.

1. Drs. J.j. de heer, injil matius ( Jakarta : bpk gunung Mulia, 2013 hlm 75-76.