Asap, Terasi dan Ikan Goreng, jika Terbawa Angin…

Versi printer-friendly
Oleh: Betty Tjipta Sari

Satu kali, tiba-tiba aku rindu ingin makan sambal terasi dengan teri goreng bersama nasi panas… Hmm..pastilah lezat. Jadi dengan semangat aku membeli teri di supermarket Asia dan berencana membuat sambal terasi pula di rumah. Sore hari adalah waktu yang biasa dipakai untuk memasak. Biasanya orang Belanda hanya memasak satu kali sehari untuk makan malam, makan pagi dan makan siang adalah roti. Jadi setelah teman serumahku yang kebetulan sedang mendapat kunjungan seorang teman selesai memakai dapur, aku pun dengan semangat empat lima menyiapkan semua bahan dan kemudian menggoreng teri.. lalu terasi.. dan tiba-tiba temanku berlarian ke dapur sambal berteriak, "Bau apa ini Betty? Apa yang kamu masak? Wow..baunya sungguh tak sedap dan menyengat".


Aku pun terkaget, tersadar bahwa tidak ada satu teman serumahku yang pernah mencium bau teri dan terasi. Spontan aku minta maaf untuk bau yang tak sedap dan menutup pintu dapur. Dia pun beranjak menutup pintu kamarnya agar bau itu tak masuk ke ruangannya. Mereka bilang kalau mereka sangat kaget dengan bau yang tiba-tiba menyelimuti seisi rumah, dan karena mereka akan pergi ke pesta salsa selelah makan malam mereka, tampaknya mereka agak kesal karena takut bahwa bau terasi akan menempel di tubuh mereka. Aku pun jadi merasa bersalah dan berjanji pada diri sendiri bahwa tidak akan masak teri dan terasi lagi kecuali tidak ada orang lain di rumah ?


Bukan hanya soal bau yang bisa mendatangkan masalah karena menggoreng ikan. Aku ingat pertama kalinya aku menggoreng ikan di Belanda adalah di minggu pertama aku tiba di Belanda. Aku pikir waktu itu, aku akan masak ikan saja karena ikan mudah dimasak (tinggal digoreng). Namun di minggu pertama aku belum terbiasa menghidupkan penghisap asap di dapur dan tidak menyadari bahwa pendeteksi asap ada di ruangan sebelah dapur. Jadi ketika sedang asyik menggoreng ikan, tanpa sadar asap membumbung ke udara dan tiba-tiba sirene pun berbunyi kuat memekakkan telinga. Kontak saja aku kaget sampe bener-bener melonjak dan gugup mencari di mana sumber suara alias alarm rumah dipasang. Kemudian baru aku lihat alarm terpasang di sebelah dapur. Tapi masalahnya aku tidak tahu bagaimana cara mematikannya dan tidak ada seorang pun di rumah. Terlebih lagi pada waktu itu masih masa libur musim panas, jadi banyak orang tidak ada di rumah karena berlibur ke luar kota atau ke negara lain. Jalan di depan rumah pun sepi, meskipun di dalam rumah telingaku hampir pecah mendengarkan suara alarm asap.


Aku longak-longok mencari orang yang lewat untuk minta bantuan sambil deg-degan memikirkan apa yang mungkin terjadi kalau aku tidak dapat mematikan alarm. Lega akhirnya ketika ada seorang gadis Belanda lewat dan mau membantu ketika melihat mukaku yang panik. Sambil mematikan bunyi alarm, dia bertanya sambil tersenyum, "Kamu sedang membakar sesuatu ya?"Aku pun menjawab sambal tersipu malu, "Ah, hanya ikan goreng"". Uff.. aku berharap hidupku yang tercium oleh orang Belanda di sekitarku, terutama oleh mereka yang tidak percaya, bukanlah bau terasi atau bau asap ikan goreng, tapi bau harum yang membawa mereka mengenal kemuliaan Tuhan ?


"Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus

di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa" (2 Korintus 2:15)