Yonathan: Potret Pria Bijak

Versi printer-friendly
Oktober

Berita Telaga Edisi No. 50 /Tahun V/ Oktober 2008/


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


YONATHAN: POTRET PRIA BIJAK

Ada 4 karakter yang bisa kita pelajari dari kehidupan Yonatan sebagai pria bijak yaitu:

  1. I Samuel 18 : 1, "Ketika Daud habis berbicara dengan Saul berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud dan Yonatan mengasihi dia seperi jiwanya sendiri." Yonatan adalah sahabat Daud, jadi karakteristik pertama seorang pria bijak adalah dia bersahabat dengan sesama pria. Apalagi kita yang sudah beristri, penting sekali menjunjung tinggi prinsip ini, boleh berteman dengan wanita tapi jangan dekat. Berteman dekatlah hanya dengan sesama pria.

  2. I Samuel 16 : 4 dan 5, "Lalu Yonatan mengatakan tentang yang baik kepada Saul ayahnya, katanya: "Janganlah raja berbuat dosa pada hambanya sebab dia tidak berbuat dosa terhadapmu. Bukankah apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu, ia telah memertaruhkan nyawanya dan telah mengalahkan orang Filistin itu dan Tuhan telah memberikan kemenangan yang besar kepada seluruh Israel, engkau sudah melihatnya dan bersukacita karenanya. Mengapa engkau hendak berbuat dosa terhadap darah orang yang tidak bersalah dengan membunuh Daud tanpa alasan." Karakter kedua, Yonatan membela yang benar meskipun dalam hal ini dia harus melawan ayahnya sendiri. Dengan kata lain, kita sebagai pria Kristen, sebagai suami Kristen, kita dipanggil Tuhan untuk berdiri di atas kebenaran.

  3. I Samuel 20 : 30 dan 31, "Lalu bangkitlah amarah Saul kepada Yonatan katanya kepadanya: "Anak sundal yang kurang ajar, bukankah aku tahu bahwa engkau telah memilih anak Isai dan itu noda bagiku, kau sendiri dan bagi perut ibumu. Sebab sesungguh-nya selama anak Isai itu hidup di muka bumi, engkau dan kerajaanmu tidak akan kokoh dan sekarang suruhlah orang memanggil dan membawa dia kepadaku, sebab ia harus mati." Ciri ketiga atau karakteristik ketiga dari Yonatan adalah dia orang yang lepas dari ambisi pribadi. Bagi dia yang penting dia tahu Tuhan kehendaki apa dalam hidupnya, dia tahu Daud adalah orang yang Tuhan sudah urapi dan begitu dia tahu Daud adalah orang yang Tuhan urapi, dia tidak perlu lagi memerdebatkan hal itu untuk memertanyakan keabsahan pengurapan Tuhan. Sebagai pria Kristen kita harus belajar dari Yonatan, terimalah yang Tuhan berikan, ini porsi kita, jangan kita tidak terima dan mau memerbesar-besarkan diri. Banyak pria yang akhirnya terjerumus dalam dosa penipuan dan sebagainya, gara-gara ingin besar terlalu cepat dan tidak menerima porsi yang Tuhan tetapkan baginya.

  4. I Samuel 31 : 1 dan 2, "Sementara itu orang Filistin berperang melawan orang Israel, orang-orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin dan banyak yang mati terbunuh di pegunungan Gilboa. Orang Filistin terus mengejar Saul." Ciri terakhir atau karakteristik terakhir yang kita bisa petik dari kehidupan Yonatan adalah dia seorang yang setia, meskipun ayahnya mempunyai banyak kelemahan tapi waktu ayahnya berperang membela orang Israel, Yonatan berada di samping ayahnya. Kesetiaan merupakan sebuah pilihan, tidak muncul dengan mendadak dan tidak kita rasakan secara perasaan. Kesetiaan adalah sebuah komitmen, sebuah tekad. Dr. James Dobson dia pernah berkata, "Saya tidak akan berzinah, memang saya tidak bisa memastikan masa depan saya, tapi saya sudah membuat tekad itu, saya tidak akan dan tidak mau mengkhianati istri saya." Nah saya kira itu harus menjadi tekad kita semua sebagai seorang pria dan suami Kristen, untuk bisa setia yaitu:

    • Mempunyai tekad bahwa tidak ada kosa-kata berkhianat, tidak ada istilahnya berhubungan dengan wanita lain, tekad itu harus kita jaga.
    • Untuk bisa setia orang harus bijaksana, caranya adalah seperti yang diungkapkan di atas, bersahabat dengan sesama jenis, jangan bersahabat dengan lawan jenis. Atau kita tidak menempatkan diri kita di situasi di mana akhirnya kita mudah jatuh ke dalam pencobaan.

Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi


MENGENAL LEBIH DEKAT

Oleh karena kemurahan Tuhan, ada satu radio lagi yang Tuhan izinkan untuk bekerjasama dalam menyiarkan program Telaga. Radio KARINA FM di Pematangsiantar, Sumatera Utara menyiarkan program Telaga setiap hari pk. 11.15 WIB dan pk. 16.15 WIB. Radio ini mengudara pada frekuensi 98.7 MHz. Daerah yang bisa dijangkau meliputi Kotamadya Pematangsiantar, Tebing Tinggi, Serdang Bedagi, Indrapura, Lubuk Pakam, Perdagangan, Kisaran, Tanjung Balai, Tanah Jawa, Tiga Dolok, Parapat dan Pematangraya. Dengan jangkauan di atas, jumlah pendengar dari Radio Karina FM hari demi hari bertambah. Hal itu bisa diketahui lewat jumlah SMS dan telepon yang masuk.


KEUANGAN

Pemasukan bulan ini:
Sumbangan dari :
Ibu Listya Hidayat, Mlg Rp.2.500.000,00
Radio Suara Gratia, Cirebon Rp. 200.000,00
Hasil penjualan kaset dll. Rp.. 840.000,00
Total pemasukan: Rp. 3.540.000,00
Pengeluaran bulan ini: Rp. 5.364.061,00

DOAKANLAH

  1. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Ibu Listya Hidayat sebesar Rp. 2,5 juta dan dari Radio Suara Gratia FM sebesar Rp. 200.000,-,
  2. Bersyukur untuk Radio Sahabat Sejati FM di Ungaran, Jawa Tengah yang menjadi radio yang ke-49 yang bekerja sama dengan Telaga. Program Telaga akan mulai disiarkan bulan November 2008.
  3. Doakan agar Radio Blessing FM di Pekalongan bisa mulai "on air" bulan November 2008. Saat ini mereka sedang mengurus perijinan.
  4. Tetap doakan untuk Radio Pemulihan Kasih FM di Bajawa, Flores. Sudah 4 bulan radio ini berhenti siaran. Menurut informasi terakhir, mereka menemukan kesulitan karena oknum tertentu, termasuk Depag. Kab. Ngada.
  5. Bersyukur situs Telaga dengan sistim drupal sudah "on-line" mulai tgl. 28 Oktober 2008. Doakan agar para konselor bisa mengisi fasilitas Blog yang telah disediakan.
  6. Bersyukur untuk 3 judul artikel yang telah selesai dikerjakan oleh Bp. Andrew Setiawan. M.Min. Doakan untuk Bp. Heman Elia dan Sdri. Lortha dalam pengerjaan 10 artikel.
  7. Doakan untuk penjualan kaset & CD Telaga yang dititipkan di VISI Surabaya dan VISI Malang. Doakan juga untuk penyocokan cukup banyak stock kaset & CD yang dititipkan di 4 outlet VISI di Bandung.
  8. Doakan agar pencatatan transkrip dan ringkasan dari 24 judul rekaman terbaru bisa selesai dalam bulan November 2008.
  9. Doakan untuk Pemerintah Indonesia menjelang Pemilu tahun 2009, khususnya dampak krisis global yang masih tidak menentu.

TELAGA MENJAWAB

Tanya:

Saya seorang gadis yang masih berusia 22 tahun. Saya mempunyai pacar berbeda iman tapi terus terang saya sangat menyayanginya, bisa dibilang banyak kecocokan di antara kami berdua dan kami pun serius dalam menjalani hubungan ini namun ada saja kendalanya.

Yang paling membuat saya tertekan adalah karena dari kedua keluarga kami tidak ada yang setuju. Mereka ingin salah satu di antara kami harus ada yang mengalah. Dan yang paling mengerikan adalah kakak ipar saya, seorang hamba Tuhan, dia pasti akan sangat merasa malu jika adiknya sampai jatuh mengikuti jejak pacarnya. Kami sama-sama saling menyayangi , kami tidak mau berpisah tapi kami juga tidak ingin mengorbankan iman kami hanya demi "cinta". Saya merasa sangat bingung. Hingga saat ini kami masih berpacaran, tapi secara sembunyi-sembunyi.

Jawab:

Kecocokan memang suatu hal yang harus ada di dalam pernikahan, dan untuk mengetahui apakah kita cocok, apakah kita dapat hidup dengan pasangan kita nantinya dalam waktu lama (seumur hidup), itu dapat kita pelajari melalui hubungan berpacaran. Namun sebagai anak-anak yang dikasihi oleh Tuhan kita telah diberi rambu-rambu untuk memilih pasangan hidup yang benar-benar dikehendaki oleh Tuhan. Semuanya untuk kebaikan serta kebahagiaan kita. Firman Tuhan di dalam surat II Korintus 6:14-15 mengatakan, "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial?" itulah yang pertama dan terutama yang harus kita perhatikan dalam menentukan pilihan tentang pasangan hidup kita. Kalau pun yang lain dikatakan sangat cocok akan tetapi bagaimana tentang prinsip iman yang berbeda, apakah masih bisa dikatakan cocok?

Kita sebagai orang yang percaya, hidup kita berperan untuk menjadi garam dan terang bagi orang-orang di sekeliling kita. Usia saudari masih muda, masih banyak waktu dan kesempatan bagi saudari untuk berteman atau bergaul dengan lebih banyak orang, terutama yang seiman. Cobalah bergabung dengan persekutuan pemuda di gereja, sambil saudari terus bergumul untuk pasangan hidup saudari, karena seperti yang Tuhan telah janjikan di dalam Pengkhotbah 3:11, "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya." Dan apa yang Tuhan akan berikan pada waktuNya nanti adalah sesuatu hal terbaik buat kita, anak-anakNya. Kami memahami perasaan saudari tentang pacar saudari yang tidak seiman namun saudari sangat menyayangi dia. Namun yang juga harus dipikir ulang dengan seksama serta membutuhkan waktu untuk benar-benar bergumul, karena ini bukanlah suatu hal yang mudah. Tentu saudari pun tidak ingin menyimpang dari rencana Allah untuk kebahagiaan di masa mendatang, bukan? Kami turut merasa bahagia dengan pernyataan saudari dalam surat ,"Kami juga tidak ingin korbankan iman kami hanya demi cinta."

Kalau pun orang tua tidak menghendaki atau tidak menyetujui hubungan saudari, itu berarti orang tua menunjukkan kasih dan tanggung jawabnya kepada saudari, karena mereka menghendaki anaknya berjalan di dalam kehendak Tuhan.


BERITA DUKA

Telah pulang ke Rumah Bapa di Surga pada hari Kamis, 30 Oktober 2008, pk. 06.15 WIB di Malang, dalam usia 51 tahun Ibu Ir. Lusiana Kuswandhi Istri dari Bp. Pdt. Daniel Sutrisno, S.Th,M.A. (salah seorang konselor TELAGA)
Setelah kita mendoakan Ibu Lusiana selama hampir 22 bulan, karena penyakit kanker paru-paru yang dideritanya, beliau sempat menjalani kemoterapi di Surabaya sebanyak 41 kali. Selama sakitnya, beliau hampir tidak pernah mengeluh, bahkan selalu kelihatan tersenyum. Ibu Lusiana meninggalkan 2 orang anak, seorang putri dan seorang putra yang masih duduk di bangku SMU. Di akhir hayatnya, Tuhan berkenan memberikan yang terbaik untuk Ibu Lusiana.
"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4)