Kata kunci: Tiga tafsir utama akhir zaman yaitu Amillenialisme, Premillenialisme, Posmillenialisme, tidak ada yang mengetahui kapan akhir zaman hanya Allah Bapa saja, tugas kita fokus melakukan panggilan kita, setia dan hidup dalam pengharapan.
Saudara-saudara pendengar yang kami kasihi dimana pun Anda berada, Anda kembali bersama kami dalam acara Telaga, TEgur sapa gembaLA keluarGA. Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK bekerjasama dengan radio kesayangan Anda ini. Saya, Yosie, akan berbincang-bincang dengan Bapak Penginjil Sindunata Kurniawan, M.K., beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling keluarga. Perbincangan kami kali ini tentang "Teka Teki Akhir Zaman". Kami percaya acara ini bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Y: Pak Sindu, kalau bicara tentang akhir zaman benar-benar adalah sebuah teka-teki ya Pak, karena kita pasti tidak mengerti, tidak tahu kapan, cuma biasanya tema ini merebak kalau ada perang, musibah, wabah seperti kesulitan-kesulitan hidup, mau tidak mau orang bertanya-tanya apakah ini tanda-tanda akhir zaman. Bagaimana Pak kita memahami tentang akhir zaman ini?
SK: Saya sependapat yang disampaikan Bu Yosie, memang kalau kita menilik di Alkitab, Perjanjian baru, sesungguhnya sejak zaman para rasul, isu tentang kapan tahun atau bahkan tanggal datangnya akhir zaman atau kiamat, itu pun sudah santer, sudah heboh, di zamannya para rasul sebagaimana kalau kita melihat secara selintas misalnya kekacauan dan kebingungan jemaat Tesalonika sebagaimana yang ditegur kemudian oleh Rasul Paulus, itu muncul kekacauan. Ada orang yang tidak mau bekerja, karena menanti-nantikan memercayai akan datangnya hari Tuhan, akhir zaman atau kiamat itu segera tiba. Ada juga muncul nabi-nabi palsu yang memberitakan, "Ini lho, sudah tiba saatnya akhir zaman, kiamat, ini lho Kristus sudah mau datang kedua kalinya". Itulah yang ditegur dalam surat 2 Petrus, peringatan dan teguran atas adanya nabi-nabi palsu. Itu pun di zaman, setelah zaman bapa-bapa gereja, memang seperti kata Bu Yosie saya sepakat, di tiap masa khususnya ketika ada wabah, kematian massal, ada peperangan yang besar, orang akan muncul kembali isu, "Wah ini sudah tandanya dekat" dan yang terdekat minimal saya ingat yaitu tahun 2003 dan 2012 kalau Bu Yosie pernah menyimak di Media Indonesia sangat heboh waktu itu, di bulan November 2003 ada sekitar bahkan 300 orang berkumpul di sebuah gudang di Kabupaten Bandung dan mereka menyebut diri sebagai Kelompok Pondok Nabi. Tiga ratusan orang ini dari berbagai pulau Indonesia dan mereka telah menjual asset mereka dari daerah asal mereka dan diserahkan kepada Pendeta dari Kelompok Pondok Nabi ini untuk berkumpul dan mereka percaya bahwa kiamat akan tiba pada tanggal 10 November 2003 dan mereka sudah bersiap untuk terangkat ke surga. Untuk mengalami "rapture" pada saat itu. Juga di tahun 2012 dunia gempar dengan adanya ramalan berdasarkan kalender suku Maya kuno yang mengatakan bahwa kiamat akan tiba pada 21 Desember 2012. Sampai muncul film Hollywood yang cukup heboh "Twenty twelve" (2012) dan ternyata memang tidak terjadi. Jadi justru hal-hal inilah yang menimbulkan sensasi, tapi sekaligus meresahkan dan saya simpulkan kontraproduktif, pembahasan tentang teka-teki kapan akhir zaman itu?
Y: Kalau begitu bagaimana kita memahami hal ini dari perspektif Alkitab, tentunya Pak ?
SK: Kita perlu memahami, Bu Yosie, bahwa minimal ada 3 tafsir utama didalam memahami tentang akhir zaman atau kiamat ini, yaitu pandangan A-millinealisme, disingkat A-mil, yang kedua Pre-millinealisme disingkat Pre-mil, yang ketiga Posmillinealisme disingkat Pos-mil. Jadi kalau diperhatikan tiga istilah tersebut ada yang berulang yaitu kata millinealisme berkenaan kerajaan seribu tahun yang diambil dari Kitab Wahyu pasal 20 ayat 1 sampai 7.
Y: Maksudnya bagaimana Pak, bisa dijelaskan lagi tentang A-mil, Pre-mil dan Pos-mil, mungkin banyak yang tidak tahu termasuk saya.
SK: Kata A artinya tidak, Pre artinya sebelum, Pos artinya setelah. Jadi masing-masing pandangan ini yang satu A-millinealisme, tidak memercayai adanya kerajaan 1000 tahun. Kemudian pandangan Pre-millinealisme memercayai ada kerajaan 1000 tahun secara harfiah dan sebelum itu sudah terjadi Kristus datang yang kedua kali. Kemudian Pos-millinealisme memercayai Kerajaan 1000 tahun dan setelah itu baru ada kedatangan Yesus yang kedua kali. Yang memang populer terutama di Indonesia, Bu Yosie, dan yang banyak diajarkan dalam seminar-seminar gereja-gereja dari berbagai denominasi adalah pandangan Pre-mil.
Y: Yang memahami bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya sebelum kerajaan 1000 tahun, ya Pak ?
SK: Betul jadi Yesus sudah datang kedua kali dan Dia akan memerintah di bumi selama 1000 tahun sebelum terjadi penyempurnaan akhir karya pembebasan Allah dalam wujud langit dan bumi yang baru. Jadi disini, Bu Yosie, para pemegang pandangan Pre-mil menerapkan sistim tafsir Alkitab atau hermeneutik yang relatif harfiah. Misalnya angka 666 yang cukup santer dibahas dalam seminar-seminar akhir zaman oleh kelompok Pre-mil benar-benar ditafsirkan ya angka 666. Di dahi ya di dahi, angka 1000 ya angka benar-benar 1000. Akhirnya Alkitab menjadi seperti buku teka-teki untuk dicocok-cocokkan situasi kekinian yang berubah-ubah itu untuk kemudian bisa menebak kira-kira tahun berapa Yesus datang untuk kedua kalinya.
Y: Jadi karena itu judulnya "Teka-Teki Akhir Zaman", ya Pak!
SK: Maka tidak heran pandangan Pre-mil ini, Bu Yosie, sangat populer di hampir semua denominasi gereja bahkan ketika setiap tahun diadakan tema akhir zaman, tidak akan pernah membosankan, karena selalu para pembicara atau pengkhotbah akan membawa data-data kontemporer, data-data kekinian yang akan terus diperbarui, sehingga segar pembahasannya, membuat sensasi yang menarik untuk menyingkapkan teka-teki kapan datangnya akhir zaman atau kiamat ini. Jadi suasana sensasioner inilah yang membuat adrenalin pendengarnya atau jemaat akan naik, wah menjadi antusias sekali dan ini akan membuat orang akhirnya punya alasan yang lebih jelas untuk makin dan tetap aktif ke gereja, aktif dalam pelayanan, agar siap "rapture".
Y: Diangkat Tuhan.
SK: Ya, diangkat ke surga dan tidak ketinggalan, seperti itu, karena setelah Yesus nantinya muncul, kedatangan-Nya yang kedua kali terjadi, terjadi "rapture", mereka yang tertinggal tidak mengalami "rapture" atau pengangkatan itu akan mengalami kerajaan 1000 tahun, dimana mereka akan mengalami kesengsaraan selama 1000 tahun sebelum akhirnya kiamat benar-benar datang. Jadi rata-rata gereja suka, apalagi gereja-gereja yang ingin mengumpulkan banyak massa, banyak pengikut, jemaat, aktifis, tema ini bisa sering dibahas, maaf tanpa sadar menciptakan seperti psikologi ketakutan, psikologi teror sehingga orang takut, orang harus aktif melayani Tuhan, aku harus melakukan ini dan itu yang diperintahkan oleh gereja. Kalau tidak begitu aku akan tertinggal, tidak mengalami "rapture" tersebut.
Y: Bagaimana yang benar, Pak, sesuai dengan Alkitab ?
SK: Begini, Bu Yosie, satu poin dasar yang terang-terangan ada dalam Alkitab, ada di Matius 24:36, dikatakan oleh Tuhan Yesus sendiri, "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat disorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri", kemudian di Matius 24:42-43, "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang, tetapi ketahuilah ini jika tuan rumah tahu pada waktu mana, pada malam hari pencuri akan datang sudahlah pasti Ia berjaga-jaga dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar, sebab itu hendaklah kamu juga siap sedia karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga". Jadi dari bagian ini yang saya bacakan, Bu Yosie, sangat jelas, bahwa memang datangnya hari Tuhan atau akhir zaman atau kiamat ini, itu benar-benar sebuah hal yang diketahui hanya oleh Bapa di surga. Jadi kita tidak bisa menebak, bahkan dikatakan datangnya seperti pencuri, artinya pencuri di malam hari dimana kita tidak bisa menebak, di malam kapan pencuri datang. Justru saya simpulkan, ketika seorang yang berkharisma, seorang hamba Tuhan yang berkharisma meyakini dan mengatakan, mengajarkan, "Ini lho, tahun ini Yesus akan datang". Atau mungkin sekelompok meyakini Yesus akan datang dan kita harus siap untuk diangkat ke awan-awan pada tahun sekian atau mendekati tahun sekian, ditambah mungkin dengan bumbu informasi yang tampak ilmiah, oh ini menurut ramalan NASA, Badan Antariksa Amerika Serikat, bahwa tanggal sekian planet bumi akan ditubruk oleh sebuah benda angkasa yang besar dan akan terjadi kerusakan bumi yang luar biasa, maka pada tanggal tersebutlah Yesus akan datang kedua kalinya. Justru saya katakan ketika orang sudah menetapkan sebuah tahun atau menetapkan sebuah tanggal, justru Yesus pasti tidak akan datang yang kedua kalinya karena memang Tuhan sudah menetapkan bahwa hari Tuhan atau akhir zaman itu datang bagaikan seorang pencuri yang menghampiri sebuah rumah di malam hari. Benar-benar saat kita tidak menduga justru Yesus datang. Maka isunya yang muncul, yang diingatkan Tuhan berulang kali, "Waspadalah" dan "Berjaga-jagalah setiap saat".
Y: Tidak terlalu penting kapannya tetapi prosesnya atau sikap hati kita, ya Pak.
SK: Benar.
Y: Lantas bagaimana kita memahami kitab-kitab seperti Daniel, Wahyu yang banyak membahas tentang akhir zaman?
SK: Dalam hal ini, Bu Yosie, kita perlu memerlakukan Alkitab dengan tepat, jadi setiap kitab-kitab dalam Alkitab punya jenis kesusasteraan masing-masing dan punya konteks penulisannya masing-masing. Jadi kita perlu memahami jenis sastra dan latar belakang mengapa muncul kitab atau surat itu. Misalnya surat Wahyu memiliki jenis sastra gabungan antara surat kiriman yang bersifat seperti surat-surat Paulus, antara berjenis sastra apokaliptis artinya ada sebuah penyingkapan atau juga yang ketiga memunyai jenis sastra berbentuk sebuah nubuatan, sesuatu yang belum terjadi tetapi dinubuatkan akan terjadi. Karena itu kita perlu benar-benar paham jenis sastra ini dan jangan lupa ada satu konteks spesifik dari surat Wahyu pada saat surat Wahyu itu ditulis oleh Rasul Yohanes yang sedang menjalani pembuangan di sebuah pulau yang bernama Pulau Patmos dan di pulau itulah Rasul Yohanes yang menjadi rasul terakhir yang masih hidup, benar-benar dikucilkan oleh kekaisaran Romawi untuk tidak memengaruhi, memimpin jemaat Kristen yang tersebar di kekaisaran Romawi, tetapi Rasul Yohanes tetap ingin menguatkan jemaat yang sedang mengalami kesengsaraan besar, mengalami penganiayaannya di berbagai daerah minimal di tujuh jemaat, karena itu surat penggembalaan, surat pastoralnya Rasul Yohanes ditulis dengan kata-kata, istilah-istilah simbolik.
Y ; Supaya tidak dimengerti orang lain atau golongan lain, ya Pak.
SK: Benar, supaya surat itu lolos sensor dari kekaisaran Romawi, supaya para prajurit waktu terima surat itu, "Apa sih ada naga, ada angka 666, ada binatang besar dan apa pun itu, ya sudah tidak penting, tidak berbahaya, tidak subversif surat ini, biarkan saja", tetapi bahasa-bahasa simbolik yang dipakai oleh Rasul Yohanes adalah bahasa-bahasa yang sangat dimengerti oleh orang-orang Kristen Yahudi pada masa itu. Misalnya, angka 3, angka 7, angka 10, angka 12, itu angka yang mereka mengerti. Angka 3 itu angkanya Tuhan, Allah Tritunggal. Angka 4, angkanya manusia, maka angka 7 adalah angka sempurna, juga angka 10 melambangkan kesempurnaan. Angka 12 melambangkan 12 rasul, menggambarkan tentang umat Tuhan. Maka ketika muncul angka 666 mereka paham bahwa itu bukan angka 666 secara harfiah tetapi adalah dari angka 6 meleset dari angka 7 tapi 3 kali, jadi benar-benar menggambarkan ketidaksempurnaan yang betul-betul sempurna.
Y: Menarik ya.
SK: Enam itu tidak sempurna, meleset dari tujuh, diulangi 3x dari angkanya Allah, berarti benar-benar tidak sempurna. Itu bicara konteksnya iblis yang ingin meniru Allah namun akhirnya meleset total. Ia benar-benar meleset, kemudian juga ada pengertian tentang di dahi sebagaimana dalam Wahyu 13:16, dituliskan bahwa "semua orang kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba akan diberi tanda pada tangan kanan atau pada dahi" kalau tidak punya tanda itu tidak bisa membeli atau menjual dan angka itu adalah angka 666 dan orang akhirnya menafsirkan secara harfiah di masa sekarang, "Oh itu berarti chips, hati-hati!" Atau itu produk barang sabun tertentu ada angka 666. Oh, rumah itu ada 666, wah itu rumahnya iblis, itu miliknya gereja setan, antikris ! Maaf itu angka melambangkan tentang iblis yang mau jadi Allah tapi gagal dan kemudian di dahi itu artinya seluruh cara berpikir yang tunduk kepada antikris dan di tangan kanan artinya semua tindakan yang tunduk kepada antikris, jadi artinya begini, lebih jauh lagi bahwa apa yang ditulis dalam surat Wahyu kalau kita cermati dalam sebuah pembelanjaran yang lebih detil akan ketemu tiga kali tema yang diulangi, yaitu bahwa manusia jatuh dalam dosa dimana Kristus yang menjadi Penyelamat dan menyelamatkan manusia dan kemudian iblis ingin menggagalkan rencana penyelamatan Kristus itu tapi iblis gagal, diulangi tiga kali. Dalam hal ini surat Wahyu dimaksudkan oleh Rasul Yohanes untuk memberikan pengharapan, peneguhan, "Jangan takut saat ini kamu sedang mengalami penganiayaan, mengalami kesengsaraan besar, mengalami masa tribulasi, ingat….ingat bahwa itu hanya sementara, akhirnya iblis pasti dikalahkan dan akhirnya kamu akan disambut dalam kemuliaan Kristus. Ingat akhirnya adalah kemenangan, jangan menyerah di tengah aniaya dan penderitaan ini, jangan tinggalkan imanmu malah imanmu yang mula-mula harus kamu kobarkan sampai Kristus datang kedua kalinya. Dengan demikian antikris itu bukanlah sekelompok orang atau satu gereja, tapi sebuah sistim yang tidak men-Tuhankan Kristus dan kemudian masa dalam hal ini sesungguhnya masa 1000 tahun itu bukan kembali angka 1000 tapi melambangkan angka 10, angka sempurna, diulangi 3 kali, 10 kali 10 kali 10 jadi itu masa yang genap. Itu sudah terjadi, masa sengsara besar itu sejak Kristus datang yang pertama kali, 2000 tahun yang lalu, sampai Yesus datang yang kedua kali dan di masa itulah masa tribulasi besar, kesengsaraan besar yang dilambangkan dengan kerajaan 1000 tahun itu sudah terjadi. Jadi zaman akhir itu sudah dimulai sejak Kristus datang yang pertama kali dan diakhiri dengan akhir zaman saat Kristus datang kedua kalinya, dimana Dia akan mengangkat kita, orang-orang yang sudah dilahirbarukan untuk bangkit baik dari kubur atau pun kita yang masih hidup pada saat Kristus datang kedua kalinya, kita akan langsung terangkat ke awan-awan menyambut Yesus yang sudah ada di awan-awan itu. Jadi sesungguhnya kembali kita tidak perlu lagi menunggu kapan kerajaan 1000 tahun itu akan terjadi, tapi sudah dimulai sejak 2000 tahun yang lalu dan masih akan terjadi sampai kedatangannya yang kedua kali. Berarti kapan berakhirnya kita tidak tahu, justru karena tidak tahu itulah jangan kepo, jangan ingin tahu, membuat ‘teka-teki silang’ dari Alkitab. Malah kita keliru menjadikan Alkitab seperti kitab penujuman, ramal-meramal, itu bukan rancangan Allah, itu bukan desainnya Allah, itu desainnya iblis yang memakai nabi-nabi palsu supaya kita terombang-ambing, bingung ini bingung itu salah tafsir akhirnya salah sikap dalam menjadi umat Tuhan dikuasai kecemasan, ketakutan, bukan dikuasai oleh pengharapan.
Y: Saya juga pikir yang di dahi itu benar-benar ‘chip’ yang ditaruh di dahi seperti ajaran beberapa gereja. Saya percaya ini membukakan pemahaman kita semua. Tapi apa implikasi pemahaman tentang akhir zaman ini terhadap kehidupan kita sebagai orang percaya?
SK: Untuk itu saya bacakan, Bu Yosie, dari I Tesalonika 5:1-2, ditulis oleh Rasul Paulus oleh hikmat Roh Kudus, "Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada waktu malam". Ayat 4, "Tetapi kamu saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan". Ayat 7-10, "Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia. Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan". Jadi sebenarnya pesan itu sudah dinyatakan oleh Rasul Paulus oleh hikmat Roh Kudus, Bu Yosie, di Surat I Tesalonika pasal 5 yang saya bacakan tadi. Jadi sudah jangan pusingkan kapan, kapan? Sudah tidak usah, itu bukan urusan kita, Anak Allah pun tidak tahu, itu miliknya Bapa di Surga dan tugas kita bukanlah menebak-nebak. Tugas kita adalah fokus hidup berjaga-jaga sebagai anak-anak siang, sebagai anak-anak terang. Fokuslah, lakukan panggilan kita, baik mandat budaya, baik mandat Injil, panggilan khusus kita, kita setia dan hidup didalam pengharapan. Sekalipun kita menderita saat ini, entah karena tekanan sebagai orang beriman atau menderita secara umum karena situasi dunia yang memang mengalami banyak sakit penyakit dan kesulitan. Janganlah putus asa karena ini hanyalah masa sementara dan akan berakhir dimana kemuliaan Kristus akan datang menjemput kita pada saat Dia datang kedua kalinya dan pada detik itu pula kita akan menuai apa yang kita tabur. Kalau kita menabur dalam kebenaran, menabur dalam kekekalan untuk Allah lewat perbuatan baik, lewat pelayanan dedikasi kita, sekalipun kita mencucurkan air mata, kita pasti akan menuai dengan sorak sorai seperti kata Pemazmur dan itulah sukacita kita.
Y: Menarik sekali, ya Pak. Karena memang banyak orang yang ikut Tuhan tetapi dalam perjalanannya itu tidak kuat, tidak tekun. Seharusnya ketika kita mengenal, memahami akhir zaman semakin meneguhkan kita, bahwa ada kepastian, ada pengharapan tadi.
SK: Oleh karena itu dalam hal ini saya mendorong untuk kita berhenti melakukan seminar-seminar tentang akhir zaman berdasarkan pandangan Premil yang justru itu bertentangan dengan prinsip-prinsip utama firman Tuhan. Akhir zaman itu pasti terjadi, kiamat itu pasti dan tanggalnya kapan, tahunnya kapan, itu misteri Allah. Yang ketiga tugas kita adalah fokus untuk menjadi anak-anak siang, anak—anak terang, kapan pun Tuhan datang ya tidak apa-apa, mau datangnya waktu kita masih hidup atau kita sudah meninggal, datang saat kita masih bujangan atau sudah menikah, saat kita sedang mengasuh anak atau saat anak-anak kita sudah dewasa, itu tidak masalah karena kita menjadi seperti gambaran Tuhan Yesus, lima gadis yang bijaksana, yang dimana digambarkan oleh Tuhan Yesus dalam Injil Matius, dia membawa pelita sekaligus membawa minyak sehingga tidak pernah padam pelita itu. Jadilah seperti gambarannya lima gadis bijaksana ini, kapan pun Yesus datang kita siap.
Y: Tidak ada masalah, ya Pak.
SK: Meskipun kita mati, kita akhirnya akan mengalami "rapture" itu. Kita yang dari kubur akan dibangkitkan untuk menyambut Yesus datang kedua kalinya, jadi tidak usah tunggu kapan akhir zaman yang sesungguhnya dimana Yesus datang kedua kalinya, setiap kita akan menghadapi kematian secara fisik. Siapkah kita menghadapi kematian secara fisik yang juga datangnya tidak bisa dipastikan. Ada orang yang meninggalnya memang usia 80 tahun, tapi ada juga yang meninggal usia 8 tahun, 18 tahun, 28 tahun, 38 tahun. Apakah kita siap untuk menyambut kematian kita pribadi yang juga bisa datang seperti pencuri yang datang di malam hari? Fokuslah kesana, dengan demikian kita tidak perlu diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran yang membingungkan dan menjatuhkan situasi iman kita. Lebih baik fokus kepada kebenaran, dasar Alkitab yang tadi telah saya kupas.
Y: Menarik sekali, ya Pak. Kalau kita mengenal kebenaran itu akan menjadi jangkar yang kuat untuk kehidupan kita. Yang menarik untuk saya, tidak mudah diombang-ambingkan, tapi teguh dalam iman kita. Saya percaya ini akan memberkati setiap pendengar. Terima kasih banyak, Pak Sindu untuk penjelasan dan pencerahannya.
Para pendengar sekalian, terima kasih. Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Penginjil Sindunata Kurniawan, M.K, dalam acara Telaga, TEgur sapa gembaLA KeluarGA, kami baru saja berbincang-bincang tentang "Teka Teki Akhir Zaman". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini, silakan menghubungi kami lewat surat, alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK, Jl. Cimanuk 56 Malang atau Anda dapat mengirimkan email ke telaga@telaga.org. Kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Akhir kata dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda. Sampai jumpa dalam acara Telaga yang akan datang.